" Oh iya , Din, setelah tamat akan melanjutkan kemana,..?!" tanya Rendi Syahputra sambil tetap konsentrasi menjalankan motor maticnya.
" He,..apa,..?!" balik Dini Prananti yg bertanya.
Memang pada saat itu ada angin yang cukup keras menerpa keduanya.
Rendi pun mengucapkan lagi pertanyaan dengan lebih keras lagi, dan untuk selanjutnya di jawab oleh Dini belum tahu.
Putri Suprananto itu memang belum memiliki tujuan akan kelanjutan pendidikan nya sebab saat ini ibundanya pun sudah tiada.Meskipun bapaknya telah berjanji untuk tetap mendukung nya meraih mimpi nya dengan bersekolah lebih tinggi lagi, namun semuanya itu belum dapat dipastikan dengan keadaan dan kondisi saat ini, dahulu ibunya ikut menopang ekonomi keluarganya dengan bekerja , kini ia sudah tiada, sangat sulit sekali rasanya bila hanya mengandalkan ayahnya saja.
Ketika mereka masih asyik mengobrol, tiba tiba saja terdengar suara motor yg sangat keras di belakang dan selanjutnya menghalangi jalan mereka.
" Berhenti kalian,..!"
Terdengar ucapan dari seorang pemuda yang terlihat sangat slengek an , dengan anting dan rambut awut awutan.
Ia adalah Bari, putra Juragan Barkah.
" Ada apa sih kak,.Bari,.?!" tanya Dini geram.
Setelah motor matic yg dikendarai oleh Rendi berhenti mendadak akibat di cegat pemuda yg bernama Bari ini
Ia sangat tidak menyukai pemuda yg ada di hadapan nya.
" Siapa dia Din,.!?" tanya Rendi Syahputra kepada Dini.
" Dia adalah putra juragan Barkah , dimana Bapak ku bekerja,.!" jawab Dini Prananti.
Sambil menunjuk ke arah Rendi Syahputra, Bari mendekatinya seraya berkata,.
" Kau jangan coba -coba membonceng calon istri ku,.!" seru Bari kepada Rendi.
" Apa - apa an ini kak,.. siapa yang mengatakan hal itu, dirimu bukanlah siapa siapa ku,.!" balas Dini Prananti dengan marah sekali.
Ia memang amat jijik sekali setiap mendengar ucapan mengenai diri nya yg akan menikah dengan orang yg bernama Bardan Subarkah itu.
" Kau tidak bisa ngeles Din, karena bapak mu sendiri sudah berjanji terhadap bapakku , apabila ingin hutang hutang nya semua lunas maka dia harus menikahkan ku dengan dirimu,.jika tidak,..!" seru Bari dengan keras sambil matanya menatap tajam ke arah Rendi.
" Ya, tidak bisa begitu donk kak,.jika memang bapak ku berhutang dengan bapak mu, tentu itu adalah tanggung jawabnya untuk membayarnya, bukan diriku , apalagi sampai harus menikah dengan mu, aku tidak sudi ,.!" ucap Dini membalas perkataan dari Bari.
" Apa,..! Kau berani menolaknya,..!?" teriak Bari sambil memegangi leher Dini.
" He,.apa-apa an ini,..om,.!" seru Rendi.
Ia berusaha untuk melepaskan cengkeraman tangan pemuda yang bernama Bari tersebut.
Akan tetapi,.
" Kamu mau sok jadi pahlawan , terima ini,..!"
" Bughh,..!"
Sebuah hantaman keras ke arah perut Rendi yg dilakukan oleh Bari dengan melayangkan kepalan tangan kanannya.
Kemudian disusuli dengan tamparan keras mengarah wajah Rendi hingga membuat tubuhnya terhuyung huyung dan hampir jatuh jika Dini tidak segera menolongnya.
" Kakak sudah gila,..!" ucap Dini dengan marahnya.
Hatinya menjadi tidak karuan padahal sebelumnya ia sudah amat merasa senang ketika diantar pulang oleh Rendi namun semuanya itu buyar akibat kehadiran sosok orang yang bernama Bari ini.
" Sekali lagi ku peringatkan kepadamu, bila berani untuk mendekati Dini, maka ini lah yg akan terjadi padamu,.!" seru Bari sambil menggerakkan jari telunjuknya pada lehernya.
Sebuah ancaman yang membuat siapa saja akan bergidik melihatnya terlebih buat seorang anak seusia Rendi yg masih sangat hijau, usia nya baru lima belas tahun.
Bardan Subarkah pun segera meninggalkan tempat itu tanpa berkata kata lagi, dengan beberapa kali ia membunyikan motornya yg bising itu baru selanjutnya ia pergi.
" Kamu tidak apa apa Rendi,.?!" tanya Dini sambil memapah Rendi untuk bangkit.
" Tidak apa apa,.Din,..!" jawab Rendi Syahputra.
" Kamu terluka, Ren,..!" seru Dini.
Ia melihat di sudut bibir anak itu terdapat darah yg meleleh.
" Ah, tidak apa apa , hanya luka kecil,.!" ucap Rendi.
Ia pun terus menyeka nya , akan tetapi masih tersisa.
" Sini ku bersihkan,..!" kata Dini Prananti.
Gadis remaja ini pun mengambil salah satu kain yg tadi ia bawa saat akan menari.
Dengan kain tersebut lah dirinya membersihkan luka yang terdapat di sudut bibir Rendi.
Hati gadis itu terlihat sedih melihat apa yg telah di alami oleh teman nya ini.
" Maafkan aku,.Ren,..!" ucap Dini lirih.
" Ah,..tidak apa apa,..!" balas Rendi.
Sambil memegangi tangan gadis remaja itu, Rendi mengatakan untuk sebaiknya tidak terlalu memikirkan akan hal tersebut.
" Sudah lah, tidak apa apa,..!" ucap Rendi Syahputra.
" Semuanya ini memang salahku,.Ren,.gegara diriku dirimu menjadi terluka ,..!" kata Dini lagi.
Untuk selanjutnya ia mengajak Rendi agar ke rumah nya, sebab selain sudah tidak terlalu jauh lagi, ia ingin membuatkan sekedar minuman kepada Rendi.
Dengan pelan , Rendi mengatakan kepada Dini bahwa sebaiknya ia segera kembali .
" Sudahlah, diriku harus segera kembali Din,.bukankah rumah mu tidak jauh lagi,.!?" kata Rendi Syahputra.
Sambil menggelengkan kepalanya,.
" Tidak, sudah tidak jauh lagi , setelah tikungan itu, mungkin hanya dua ratus meter lagi,.jadi dirimu tidak akan singgah terlebih dahulu,.?!" tanya Dini.
Ia tampak sedih , setelah apa yg terjadi, padahal dirinya sangat berharap agar Rendi Syahputra mau singgah di rumah nya, akan tetapi tampaknya ia menolak nya .
" Tidaklah Din,. Aku memang harus segera kembali,.!" ucap Rendi Syahputra.
" Kamu takut,..!?" tanya Dini penasaran.
Karena ancaman dari Bari tadi , kemungkinan nya Rendi memang menjadi takut sehingga tidak mau untuk singgah ke rumahnya.
Anak lelaki remaja ini hanya diam saja , ia pun segera memutar motor maticnya dan menatap Dini tidak berkedip, ada semacam perasaan aneh di dalam hatinya, akan tetapi ia tidak menyangka tahu itu apa.
Namun yg jelas, peristiwa hari ini membuat dirinya harus berpikir ulang untuk PDKT dengan Dini.
" Selamat jalan, Ren,..!" ucap Dini sambil melambaikan tangannya.
Sedangkan Rendi tidak menjawab , ia hanya membalas lambaian tangan dari Dini itu, baru kemudian ia bergerak pergi meninggalkan Dini seorang diri.
Dini Prananti hanya berdiri termangu menatap kepergian Rendi , hingga hilang di sebuah tikungan.
Baru kemudian ia pun meninggalkan tempat tersebut dan kembali pulang ke rumah.
Di dalam hatinya ia ingin menanyakan apa yg telah di ucapkan oleh Bari tadi, benarkah dirinya akan menikah dengan pemuda itu gegara hutang ayahnya.
Meski jarak dari tempat itu ke rumah nya sudah banyak tidak jauh , tetapi buat Dini terasa lambat, akibat perasaan nya yg jelas tidak menentu, hatinya yang mula mula amat bergembira dengan diantar oleh Rendi kini terasa hancur, terlebih ia melihat Rendi tidak berani lagi mengantarkannya hingga sampai ke rumah.
Dalam setiap langkah kaki yg ia ayunkan hati Dini terus bertanya tanya.
Benar atau tidak ucapan Bari, si anak juragan Barkah tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments