Malam itu tidak seperti biasanya, Dini kelihatan nya sangat bersusah hati.
Beberapa kali ia melirik Bapak dan adiknya.
Sebenarnya ingin rasanya menanyakan hal yg tadi siang ia dengar dari Putra juragan Barkah itu, tetapi ia merasa adiknya Bagas belum tidur, jika nanti terjadi pertengkaran dengan bapaknya.Maka adiknya tentu akan mendengar nya.
Akan tetapi hatinya yang sudah terasa panas segera mendekati orang tuanya itu.
" Pak,. sebenarnya ada yg ingin Dini tanyakan,.!" ucap nya .
" He, apa itu, tumben pakai tanya tanya segala, biasanya kan langsung ngomong,.!" sahut Bapaknya yg terlihat duduk sambil menonton TV.
Dini melihat ke arah Bagas yg sibuk dengan bukunya.
" Gas, sana masuk ke dalam,.!" ucap Dini kepada adiknya.
" Ada apa sih kak, kok nyuruh Bagas masuk ke dalam , ini kan malam minggu,.Bagas mau main,..!" sahut adiknya Bagas.
" Sudah sana pergi keluar,.main sama teman teman mu,.!" suruh Dini kepada adiknya.
Bocah lelaki itu pun bangkit dari duduk nya dan langsung meninggalkan tempat itu.
Sedangkan Dini langsung bertanya kepada Bapaknya mengenai hal hutang piutang dengan Juragan Barkah , dan sebagai pembayarannya adalah dirinya.
"Benarkah hal tersebut, Pak,..!?" tanya Dini bersungguh sungguh.
Pak Suprananto terdiam, lama ia menatap wajah putrinya ini, ada rasa sedih tergambar dalam raut wajah nya.
" Pak , katakan lah yg sesungguhnya , ..Dini tidak ingin menikah dengan kak Bari,..Dini masih pengen sekolah seperti kata bapak dulu,. Dini kan masih kecil,..!" ucap Dini sambil menyeka matanya.
Terlihat dari kedua sudut mata gadis remaja itu telah mengembun air mata yg kemudian keluar mengalir di kedua belah pipinya.
Hati Pak Suprananto terenyuh melihat putrinya ini, jauh di dalam hatinya pun tidak menginginkan putri satu satunya ini menikah dengan seorang pemuda yang berandalan serta telah beristri pula seperti Bardan , putra Juragan Barkah itu.
" Hahh,..!"
Terlihat Ayah Dini itu menghela nafasnya, terasa ada beban berat yg kini ia pikul diatas pundaknya.
" Maafkan Bapak , anakku,..,!" serunya.
Ia pun memeluk putri nya itu dengan eratnya.
" Bukan maksud Bapak,..!" kata nya lagi.
" Jadi benar apa yg telah dikatakan kak Bari bahwa bapak telah berhutang kepada juragan Barkah , dan agunan nya adalah diriku,..sungguh tega bapak ,.hu, hu, hu,..huk,.!" ucap Dini sambil menangis keras.
Hatinya hancur setelah mendengar pengakuan dari orang tuanya itu, bahwa dirinya lah yg akan menjadi pembayar semua hutang bapak nya dengan jalan menikah dengan seorang lelaki yang amat sangat ia tidak sukai.
" Tidaaakk,......aku tidak mau,..,!" teriak Dini dengan menjerit keras sekali.
Ia sudah tidak dapat berpikir jernih lagi , setelah mengetahui hal tersebut, dirinya merasa sudah tidak ada gunanya lagi hidup di dunia ini.
" Maafkan Bapak,..!" kata Bapaknya dengan pelan sekali.
Ia membiarkan saja tangis dan jerit putrinya itu, sebab ini memang semua adalah salahnya sendiri.
" Kalau kau ingin menghukum bapak, hukumlah,..memang Bapak telah bersalah dengan berhutang kepada juragan Barkah dan sebagai tanggung nya adalah dirimu jika bapak tidak mampu untuk menyelesaikan nya,..!" kata Pak Suprananto lagi.
Dan ucapan nya ini membuat Dini semakin histeris, dengan menjerit keras ia pun meninggalkan bapaknya dan masuk ke dalam bilik kamar nya.
Disinilah ia tumpahkan habis semua kekesalan dan kebencian nya terhadap orang tuanya.
Bun,.. alangkah malang nasib putri mu, sejak kepergian mu , Dini merasakan kepahitan yg teramat sangat, mungkin sebaiknya diriku ikut menyusul mu,..Bun,.berkata dalam hati gadis remaja yang berparas cantik ini.
Di dalam hatinya ia telah membulatkan tekad untuk mengakhiri hidupnya daripada harus menikah dengan seorang lelaki yg bernama Bardan Subarkah itu.
Hingga larut malam ia tidak dapat memejamkan matanya, setelah kelelahan saat hampir pagi barulah Dini bisa tertidur.
Dan dalam tidur nya ini ia pun bermimpi,.
Duhai anakku Dini,. janganlah berputus asa, jangan mudah menyerah,.bunda tidak akan rela jika dirimu sampai membunuh diri,.itu sangat dilarang anakku, neraka adalah balasannya,..jadi pesan bunda tetap lah berjuang, selama dirimu masih mau berjuang tentu akan ada jalan keluar nya,..
Terdengarlah suara ibunya yang sedang menasehati nya, sedangkan Dini hanya menundukkan wajahnya tidak mampu menjawab, ketika ia mengangkat wajahnya, tiba tiba saja sosok sang ibu telah tiada lagi.
" Bun.., Bun, ..bunda,..,jangan tinggalkan Dini,..!" seru Dini memanggil manggil ibunya.
" Thok,.!"
" Thok,.!"
" Thok,..!"
" Kak,..bangun ,..sudah siang,..!"
Kembali terdengar suara memanggil manggil dari luar kamarnya sambil mengetok pintunya.
Tiba tiba saja Dini pun terbangun akibat dari teriakan seseorang yang ada di luar kamarnya.
" Hahh,..!"
Dini pun bangkit dari pembaringannya sambil melihat ke arah jam di dinding kamarnya.
Sudah hampir jam sembilan ,..berkata dalam hati Tantia Dini Prananti.
Ia buru buru membereskan kamar nya, setelah selesai Dini pun keluar kamar.
" Ada apa,..!?" tanya Dini.
Ketika matanya masih melihat Bagas adiknya berdiri di depan kamarnya.
" Tumben kakak siang begini baru bangun,..!" sahut Bagas
" Inikan hari minggu ,..biar saja ,.memang nya kenapa,..,!?" balas Dini Prananti kepada adiknya sambil melotot kan matanya.
" Aneh,..!"
Ucap Bagas sambil meninggalkan kakaknya itu, ia pun keluar dari rumahnya dan bermain bersama teman temannya yg lain.
Sedangkan Dini hanya berdiri mematung. matanya terlihat sembab sebab tadi malam ia banyak menangis.
Gadis itu tidak melakukan apa apa, ia hanya mengingat -ingat apa yg telah di ucapkan oleh ibunda nya dalam mimpinya tadi.
Heh, apa yg harus kulakukan selanjutnya,.bukankah sebentar lagi akan ujian akhir,.dan itu sama artinya diriku akan tamat sekolah,.berkata dalam hati nya, Dini Prananti.
Sebenarnya hari itu ia bertugas untuk menyiapkan makanan bapaknya ,tetapi hari ini ia merasa kesal sekali terhadap bapaknya itu, sehingga malas untuk melakukan nya.
Saat mendekati tengah hari, akhirnya Dini pun berubah pikiran, ia segera menyiapkan makanan untuk Bapaknya.
" Gas,.Bagas,..!" seru Dini memanggil adiknya.
Cukup lama adiknya itu baru datang, oleh Dini ia di perintahkan untuk mengantarkan makanan itu kepada bapaknya.
Sedangkan Dini pun segera mengambil sepeda nya.
Ia kemudian pergi meninggalkan rumah nya menuju rumah Laras.
Aku harus meminta pendapat dari Laras akan hal ini, membathin Dini dalam hatinya.
Dengan semangat gadis itu mengayuh sepeda nya.
Hampir lima belas menit tibalah ia di rumah Laras.
Terlihat temannya itu tengah sibuk membereskan pekarangan rumah nya bersama dengan ibunya.
" Hei,. BESTie,..ada apa ,..?!" tanya Laras gembira.
Ketika ia melihat Dini datang ke rumahnya.Langsung saja gadis itu meninggalkan ibunya .
" Ajak masuk temannya,,.Ras,...!"
" Baik,..Bu,..!"
Sahut Laras sambil mengajak Dini untuk masuk ke dalam rumahnya. Sungguh ia cukup terkejut dengan kedatangan temannya ini.
" Tentu kini dirimu akan membanggakan diri karena telah dapat berpacaran dengan Rendi,..!" kata Laras kepada Dini.
" He,..apa -apaan,.siapa yang pacaran dengan Rendi,..?" tanya Dini kaget.
Wajahnya langsung bersemu merah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments