INGIN #6.

Dini Prananti yg melihat ada dua orang datang mendekati nya langsung berjalan lebih cepat dan kemudian,

" Eh,..apa apaan ini, lepaskan,..!" teriak gadis itu.

Sebab tas yg ada di tangan nya coba di rebut oleh salah seorang dari mereka.

Terjadilah tarik menarik antara Dini Prananti dengan salah seorang pemuda itu, dan yg seorang lagi malah berusaha untuk menggerayangi tubuh gadis tersebut.

" Lepaskan,.lepaskan,..!" teriak Dini Prananti semakin keras.

Dan,.

" Hiyyah,..!"

" Dhukhh,.!"

" Dhukhh,..!

" Eh, siapa kamu berani turut campur,.!" seru salah seorang pemuda yg berusaha untuk merampas tas yg ada di tangan Dini Prananti.

Kedua orang tersebut terkena tendangan dari seorang pemuda yg berwajah tampan dan berkulit putih bersih.

" Kalian lah yg tidak tahu diuntung, berani nya hanya kepada seorang perempuan,..!" balas pemuda itu.

Ia tiada lain adalah Afnan Dilfa yg sedang lewat dekat terminal tersebut dan melihat ada seorang gadis yang tengah di kerubut oleh dua orang pemuda berandalan.Langsung saja pemuda itu menghentikan mobilnya dan turun membantu Dini Prananti.

Kedua pemuda tersebut pun langsung mengeroyok Afnan Dilfa .

" He,..hiaahh,..!"

" Terima ini, pahlawan kesiangan ,.!" sahut yg seorang lagi.

Mereka berdua pun menyerang secara bersama sama ke arah Afnan Dilfa.

Yg seorang langsung memukulkan kepalan tangan nya mengarah kepala dari sang calon dokter, sedangkan yang seorang lagi memberikan tendangan ke arah perut nya.

Dengan sigap Afnan Dilfa menarik kepalanya mundur dan langsung mengangkat sebelah kaki nya untuk menangkis tendangan keras yg terarah ke perutnya itu.

Dua serangan lawan nya dapat dielakkan dan di tangkis dengan sempurna oleh Afnan Dilfa.

Kini ganti ia pula yg membalas serangan dari kedua nya.

Sebuah tendangan balasan pun di lancarkan oleh putra pengusaha kosmetika dan farmasi itu.

Satu dari dua orang itu pun harus mengerang kesakitan akibat punggung nya terkena tendangan dari Afnan Dilfa , sedangkan yg seorang lagi tampak ragu -ragu untuk maju, dan kesempatan ini tidak disia -siakan oleh Afnan Dilfa , satu jotosan tangan kanan nya masuk ke arah dada orang tersebut hingga membuat nya terjengkang jatuh.

" Hayo maju,..!" seru Afnan Dilfa dengan garangnya.

Ia berdiri dengan kedua kakinya di pentangkan siap untuk melancarkan serangan lagi.

Tetapi dua orang pemuda berandalan ini hanya diam saja , sambil menatap tajam ke arah lawannya ini.

Salah seorang pun langsung memberikan isyarat , dan mereka pun bangkit, sedangkan Afnan Dilfa sudah bersiap untuk bertarung kembali.

Tetapi tindakan nya ini urung ia lakukan karena dua orang pemuda berandalan tersebut langsung kabur meninggalkan tempat itu dengan langkah seribu.

Kini tinggallah Afnan Dilfa dan Dini Prananti di tempat itu.

Sang calon dokter pun lantas berpaling ke arah gadis itu seraya berkata,.

" Kamu tidak apa-apa,..?!" tanya Afnan Dilfa.

Sambil menggeleng Dini Prananti menjawab,.

" Alhamdulillah , aku tidak apa -apa Kak,..terima kasih atas pertolongan nya nya ,.!" jawab Dini Prananti sambil memeluk tasnya.

Afnan Dilfa pun mendekati nya sambil bertanya lagi kepada gadis itu.

" Adik mau kemana,..?!"

" Eh,.. anu,.kak,.ingin mengisi pulsa,.!" sahut Dini Prananti.

Ia teringat tadi setelah turun dari bus adalah ingin mengisi pulsa sebab tidak dapat menghubungi paman nya.

" Maksud ku, adik tujuan nya mau kemana ,.?!" tanya Afnan Dilfa lagi.

Kali ini Dini Prananti agak kebingungan untuk menjawab nya, ia pun mengeluarkan selembar kertas dan menyebutkan sebuah alamat.

" Kemana tadi,..?!" tanya Afnan Dilfa lagi sambil langsung melihat kertas yg ada di dalam genggaman Dini Prananti tersebut.

Ia pun mengangguk pelan sambil berkata,.

" Aku tahu alamat ini,..!" sebutnya kemudian.

Karena memang alamat yg ada di tangan Dini Prananti itu berada tidak jauh dari kantor papanya.

" Mau aku antar kesana,..?!" tanya Afnan Dilfa lagi.

Karena ia kasihan melihat gadis yang masih berusia muda ini yg tampak kebingungan berada di kota besar seperti Jakarta ini.

Yang jadi bingung adalah Dini Prananti, sebab ia memang belum mengenal pemuda yang ada dihadapannya ini, jika ada niatan yg tidak baik, bisa jadi ia akan di bawa ke sebuah tempat yang tidak di ketahui keberadaan nya.

" Bagaimana ,.. apakah adik mau aku antarkan ke alamat ini,..?!" tanya Afnan Dilfa lagi.

Sambil ia pun mengenalkan dirinya dengan menyebut namanya.

Dengan agak ragu, Dini Prananti pun menganggukkan kepalanya mengiyakan permintaan dari pemuda yang menolong nya itu.

Dini Prananti pun masuk ke dalam mobil Afnan Dilfa.

" Di depan saja,..!"

Terdengar seruan dari Afnan Dilfa tatkala melihat gadis remaja yang di tolong nya itulah hendak masuk ke dalam mobilnya bagian belakang.

Agak cepat pemuda itu pun membukakan pintu mobilnya , dan mempersilahkan Dini Prananti untuk masuk.

Sesaat kemudian mobil pun melaju dijalanan kota Jakarta menuju ke sebuah tempat.

Dan dalam perjalanan nya kali ini, Afnan Dilfa menanyakan kepada Dini Prananti maksud dan tujuan nya datang ke Jakarta.

" Adik ingin berkuliah disini,..?!" tanya nya kemudian.

" Eh,..ha,..tidak,.kak..!" jawab Dini Prananti agak kaget atas pertanyaan dari pemuda yang menolong nya ini.

" Jadi untuk apa datang menemui orang yg bernama Danu Swara itu,..?!" tanya Afnan Dilfa lagi.

Akhirnya mau tidak mau , Dini Prananti pun menjelaskan maksud dan tujuan nya untuk datang ke rumah paman nya tersebut dengan mengatakan ia telah kabur dari rumah sebab tidak ingin dinikahkan oleh Bapaknya.

" Oh iya,..memang nya umur adik Dini berapa,..?!" tanya Afnan Dilfa agak heran.

Padahal setahunya gadis yang ada di sebelahnya ini sudah tampak cukup dewasa jika harus berumah tangga.

Dan untuk yg kedua kalinya pemuda itu terkejut mendengar jawaban dari Dini Prananti, sebab ia menyebutkan baru saja lulus sekolah lanjutan tingkat pertama alias SMP.

Kembali keduanya terdiam sejenak, sesaat jalanan yang ada di ibukota ini tampak padat dan cukup macet.

Setelah berada di sebuah perempatan , maka mobil yg di kendarai oleh Afnan Dilfa pun membelok kekanan dan terus melaju cukup kencang menuju arah utara.

Hampir malam tiba barulah mobil itu memasuki sebuah tempat dimana banyak terdapat bangunan perumahan .

Dan itu adalah perumahan untuk para karyawan yang bekerja pada sebuah perusahaan.

Dan perusahaan itu adalah milik dari papa nya Afnan Dilfa.

Sambil menunjuk ke arah sebuah rumah yang sesuai dengan yg tertulis di dalam kertas, Afnan Dilfa pun menghentikan mobilnya.

" Sepertinya ini alamat yg adik Dini cari itu.,!" ucapnya.

Ia pun turun dari dalam mobilnya kemudian diikuti oleh Dini Prananti.

Malam sudah pun menyelubungi bumi kota Jakarta ini.

Afnan Dilfa pun mendekati pintu rumah itu dan mengetuk nya perlahan.

" Thok,.!"

" Thok,.!"

" Thok,.!"

Tiga kali ketukan dilakukan nya lalu diikuti dengan sebuah salam.

" Wa, ' Alaikum salam,..!"

Terdengar sahutan dari dalam .

Lalu sesosok tubuh lelaki yang berperawakan tinggi tegap pun keluar dari dalam dan melihat orang yang mengetuk rumahnya.

Agak terkejut lelaki itu seraya buru -buru berkata,..

" Eh,..den Afnan ,...ada apa den,..!" seru Lelaki itu.

Lelaki ini mengenali pemuda yg berada dihadapan nya ini sebagai putra pemilik perusahaan dimana ia bekerja.

" Ini ada tamu, ingin datang bertemu dengan pak Danu,..!" sahut Afnan Dilfa.

Sambil ia mengajak Dini Prananti untuk lebih mendekat ke pintu.

Dan alangkah terkejutnya lelaki pemilik rumah yg bernama Danu Swara itu setelah melihat seorang gadis remaja yang sangat ia kenal sekali.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!