Di sebuah tempat nun jauh disana. Di sudut kota, tepatnya berada di sebuah kafe yang cukup mewah , nampak dua orang pemuda tengah asyik duduk dan sedang mengobrol sembari menikmati secangkir kopi .
Keduanya terlibat pembicaraan yg lumayan serius.
Salah seorang yg berperawakan sedang dengan kulit putih bersih , dari penampilannya ia adalah orang yg cukup berada, sedangkan yg seorang lagi lumayan besar badannya dan cukup lumayan tampan dengan penampilan nya yg sangat rapi.
" Nan,. bagaimana kelanjutan hubungan mu dengan Lisa,.?!" tanya pemuda yang berbadan tegap itu kepada temannya.
" Ah,..entahlah Yan,.. seperti nya diriku sudah harus mengakhiri hubungan dengan nya,.!" sahut pemuda yang berbadan sedang sambil ia menatap ke arah ruangan yg terdapat beberapa orang yg tengah bernyanyi.
" Bukankah setelah lulus kuliah ini dirimu akan segera melamar Lisa,..?!" tanya pemuda yang berbadan besar yg bernama Rian .
" Tampaknya tidak demikian , Yan,. diriku memang sudah harus berpikir untuk meninggalkan Lisa,.!" sahut temannya itu yg bernama Afnan Dilfa.
" Aneh,..!" seru Rian lagi.
" Apanya yg aneh,.?!" tanya Afnan,
Rian pun menjelaskan maksudnya menyebutkan kata aneh dengan memberitahukan kepada temannya ini, bukan kah sedari dulu , ia telah mengejar dan berusaha untuk mendapatkan cinta Lisandra Indri , tetapi begitu gadis kembang kampus itu berhasil ia dapatkan malah akan meninggalkan nya.
Afnan Dilfa pun menyahutinya dengan mengatakan bahwa sepertinya dirinya memang tidak cocok dengan Lisandra Indri, sudah dua kali ia memergoki pacarnya itu berjalan dengan lelaki lain.
Sehingga menurut nya lebih ia untuk mengakhiri hubungan nya dengan gadis itu.
" Jadi rencana mu yg akan menikah setelah lulus kuliah bagaimana,.?!" tanya Rian kepada temannya ini.
" Yeahh,..masih tetap akan berjalan dan mudah mudahan diriku dapat menemukan pengganti yang lebih dari Lisa,.entahlah ,..meski berat tetapi aku tetap akan berusaha,.!" ungkap Afnan Dilfa .
Lebih lanjut ia kali ini pun memprioritaskan mengenai kuliah dan kerjanya.
Pemuda itu termasuk yg berbakat dalam pendidikan, ia berhasil masuk dalam salah satu kampus terbaik yg ada di negeri ini dengan nilai yang cukup baik pula.
Bahkan jurusan yang diambilnya tidak tanggung tanggung, ia adalah salah seorang calon dokter yg sebentar lagi akan dikukuhkan sebagai seorang dokter.
Memang usianya terbilang masih sangat muda , mungkin hanya dua puluh tahunan saja, tetapi kalau ditanya mengenai oraknya, Afnan Dilfa terbilang sangat encer, sehingga ia menyandang predikat mahasiswa yang berprestasi di dalam kampusnya.
Sehingga dengan cukup mudah ia mendapatkan hati kembang kampus yg bernama Lisandra Indri itu.
Namun sepertinya, gadis yang menjadi incaran banyak lelaki dalam kampusnya ini termasuk dalam kategori yang seorang playgirl, sehingga menurut Afnan Dilfa tidak pantas untuk menjadi pendamping hidupnya.
" Nan,.mengapa dirimu tampak terburu -buru ingin menikah, bukankah seusia kita ini masih terbilang cukup muda, masih banyak waktu untuk menikmatinya tanpa harus berpikir mengenai tetek bengek kehidupan ini,.?!" tanya Rian kepada Afnan Dilfa.
Sambil mendesah, Afnan Dilfa pun menjelaskan kepada temannya itu mengenai akan hal nya kedua orang tuanya yg sudah sangat ingin sekali menimang cucu dari nya.
" Kedua orang tua ku, sudah cukup tua , Yan,.mereka sudah sangat lama menikah baru mendapatkan diriku , sehingga kini mereka memaksa agar secepatnya aku menikah dan memiliki seorang anak,.!" jelas Afnan Dilfa.
" Ah,.itukan alasan klise, Nan, karena jodohkan bukan kita menentukan, juga seperti kedua orang tua mu, jika kelak dirimu akan lama baru mendapatkan anak tentu mereka pun tidak akan sempat untuk menimang nya,.!" terang Rian.
Afnan Dilfa pun terdiam, memang benar apa yg di katakan oleh teman nya itu, bahwa memang kita boleh berencana , akan tetapi semua ketetapan itu sepenuhnya hak yg maha kuasa.
" Setidaknya kita telah mencoba dan berusaha,..!" ucapnya mengakhiri pembicaraan itu.
Keduanya pun larut dengan tembang tembang nostalgia yg dibawakan oleh penyanyi kafe yang bersuara merdu itu.
Baru kemudian dua orang anak muda itu meninggalkan kafe yang sering mereka jadikan tempat kongkow.
Dalam perjalanan kembali, Afnan Dilfa yg menyetir mobil nampak menjalankan kendaraan nya dengan perlahan saja.
Sesekali keduanya masih sempat bercanda di dalam kendaraan roda empat itu.
Baru sekira hampir tiga puluh menit, Afnan Dilfa memberhentikan mobilnya dan menurunkan Rian di depan rumahnya.
" Tidak mampir dulu, Nan,.?!" tanya Rian.
Sambil melihat ke arah jam tangan nya Afnan Dilfa menyahuti,.
" Tidakkah Yann, sudah terlalu malam nih,.!"
Terdengar ucapannya sambil menyalakan klakson nya.
Ia pun bergerak meninggalkan teman nya itu kembali ke rumah.
Begitu setibanya di sebuah perumahan yang cukup elit mobil yang di kendarai oleh pemuda ini pun berhenti pada sebuah rumah yang cukup mewah dan megah.
Begitu mobil masuk garasi, Afnan Dilfa pun masuk ke dalam rumahnya.
Lampu ruangan tengah masih terlihat menyala terang pertanda orang tuanya masih belum tidur.
" Assalamualaikum,..!" ucap Afnan Dilfa menyapa.
" Wa ' Alaikum salam,.!" terdengar jawaban.
Pemuda itu menghampiri dua orang tuanya yg masih terlihat duduk bersama dalam sebuah sofa.
" Nih mah,..anakmu,..baru pulang cepat tanyakan kepadanya,.!" ucap lelaki paruh baya yang terlihat masih cukup gagah.
" Sabar pah,.anak kita kan baru saja masuk,.!" sahut perempuan yang juga berusia paruh baya .
Akan tetapi garis garis kecantikan masih terlihat di wajah perempuan itu.
" Eh,.mah,.pah,.tumben malam-malam begini belum tidur, ?!" tanya Afnan Dilfa kepada kedua orang tuanya.
Dan langsung disahuti oleh ibunya,.
" Kami memang sedang menunggumu,..!"
" Memang nya ada apa,.?!" tanya Afnan Dilfa heran.
Lantas ayahnya lah yg menjelaskan kepada sang anak mengenai kuliahnya, apakah sudah selesai atau belum.
" Sebentar lagi Pah.ini Afnan sedang mencari tempat untuk melakukan intenship,.!" jawabnya.
Sang papa pun kembali menjelaskan kalau sesungguhnya ia sangat berharap sekali putranya ini menjadi pengganti nya di perusahaan yang ia pimpin sebagai CEO nya sehingga perusahaan yang bergerak di farmasi dan kosmetika itu tidak akan di pimpin oleh orang lain.
" Akan tetapi pah,.diriku memang tidak berbakat dalam bidang marketing, sehingga akan sulit memenuhi keinginan papah itu,.!" ungkap pemuda tersebut menjelaskan.
" Ah,..tidak ada yg sulit selama kita mau berusaha, apalagi dirimu memiliki IQ, yg lumayan encer,.kuliah di bidang management itu akan jauh lebih mudah dibandingkan dengan kuliahmu sekarang ini,., terbukti sudah hampir lima tahun dirimu belum mampu menyelesaikan nya,.!" sahut orang tuanya.
Namun sebelum perdebatan kedua anak dan ayah ini berlanjut lebih jauh , sang mama pun segera mengalihkan pembicaraan.
" Sudah,.. sudah,..saat ini yg paling penting adalah membahas hubungan mu dengan nak Lisa,.. apakah memang dirimu akan meninggalkan nya,..?!" tanya sang bunda kepada putranya ini.
" Heh,..!"
Sungguh terkejut pemuda itu mendengar ucapan dari sang ibu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments