Malas #4

Memang saat saat seusia Dini ini, telah mulai tumbuh rasa senang dan suka terhadap lawan jenis, tidak terkecuali dengan Tantia Dini Prananti sendiri.

Hatinya berbunga-bunga ketika Rendi , sang ketua OSIS menghampirinya seraya memberikan ucapan berbela sungkawa atas meninggalnya orang tuanya.

Dengan semangat gadis remaja ini terus menggenjot dan mengayuh sepeda nya menuju jalan pulang.

Ketika jarak dengan rumahnya sudah tidak terlalu jauh lagi.

Terdengar beberapa kali suara klakson asal nya dari belakang.

Dalam hati Dini menggerutu setengah mati.

Hehh, adeuh, siapakah orang ini , kalau mau jalan duluan , yeah udah , jalan saja , jangan membuat telinga orang menjadi sakit, membathin gadis ini dalam harinya.

Ia pun menoleh ke arah belakang , dilihatnya lah sesosok pemuda yang sudah tidak asing lagi dengan mengendarai sepeda motor sport dengan knalpot brong.

Orang ini ,.ih amit amit,..ucap Dini dalam hatinya lagi sambil berusaha untuk memperlambat jalan sepeda nya.

Dengan demikian , pemuda yang mengendarai sepeda motor itu pun langsung mengambil jalan bersebelahan dengan Dini.

" Hi, Din,..baru pulang,..!?" tanya pemuda tersebut.

Dini tidak menjawab hanya mengganggukkan kepalanya saja.

" Lha, ngapain susah susah sekolah mending kita kawin aja, Din,.!" seru pemuda itu lagi.

Gadis remaja ini langsung memelototkan matanya seraya berseru,.

" Ah,.. kakak kan sudah nikah ,..!" jawabnya.

" Tapi kan , diriku hanya ingin menikah denganmu Din,.!" balas pemuda tersebut.

Dini tidak menjawab perkataan nya, ia malah melajukan sepedanya berusaha menjauhi pemuda yang sangat tidak disukai nya ini.

Akan tetapi usahanya ini sia -sia saja, sebab pemuda itu dengan mudahnya menyusulnya sebab ia menggunakan sepeda motor, terlebih motor sport lagi.

" Sudahlah Din , kamu tidak bisa lari dariku, setelah kamu nanti selesai sekolah , aku akan segera menikahi mu,.!" ucap Pemuda itu sambil tertawa.

Tidak lupa ia mengatakan bahwa hal tersebut telah dikatakan nya kepada bapaknya Dini.

Sambil menggerakkan sepeda motornya dengan keras serta mengeluarkan bunyi suara yg membuat orang mendengarkan nya jadi sakit telinganya, pemuda tersebut meninggalkan Dini seorang diri.

Putri dari Suprananto ini memang menghentikan sepedanya, dia berhenti dan ingin mempertanyakan ucapan pemuda tadi, tetapi orang tersebut telah ngeloyor pergi.

Memang jarak rumah Dini sudah tidak jauh lagi ,mungkin kurang dari dua ratus meter lagi.

Apa benar yg dikatakannya itu, tanya Dini dalam hatinya.

Ia pun melanjutkan perjalanan dan tidak terlalu lama dirinya sudah tiba di rumahnya.

Gadis ini buru -buru masuk dan ingin menanyakan hal yg telah diucapkan pemuda tadi.

Namun ia tidak menemukan orang tua laki-laki nya itu di rumah.

" Gas,..apa bapak belum kembali,..?!" tanya Dini kepada adiknya Bagas.

" Belum, Kak,.!" sahut Bagas yg sedang duduk menonton televisi.

Dini segera ke kamarnya dan berganti pakaian.

Ia pun menunggu kepulangan dari orang tuanya.

Hingga menjelang sore barulah Dini mendapati orang tuanya itu kembali pulang.

Tak sabar ia pun langsung menyambutnya dengan sebuah pertanyaan yg sedari tadi menjadi ganjalan dalam hatinya.

" Pak, apa benar yg dikatakan dari anak juragan Barkah tadi bahwa setelah tamat sekolah ini Dini akan menikah dengan nya,.?!" tanya Dini dengan serius.

Sang Bapak hanya menoleh heran kepada putrinya ini seolah tidak mengerti arah pembicaraan nya.

" Pak, tadi kak Bari mengatakan hal itu, bahwa bapak sudah mengizinkan nya untuk menikahiku setelah tamat sekolah ini, bukankah Bapak yg selama ini mengatakan kepada Dini untuk terus belajar hingga pintar , bila perlu sampai kuliah,..!" ungkap Dini lagi.

Bapaknya langsung mengambil tempat duduk di teras rumahnya.

" Bukannya nyiapin kopi Bapak , malah nanya yg bukan bukan,.sana siapin kopi Bapak,.!" sahut Bapaknya.

Dini pun buru -buru masuk kedalam, dengan cepat ia membuatkan kopi untuk Bapaknya, biasanya hal ini disediakan oleh ibunya, berhubung ibundanya telah wafat maka Dini lah yg melakukan nya.

" Ini Pak,..!" kata Dini sambil menyerahkan segelas kopi panas.

" Terima kasih , duduklah dahulu disini,. anakku,.!" sahut Bapaknya.

Dini pun mengambil sebuah kursi plastik dan duduk disebelah bapaknya.

Selanjutnya orang tua itu menjelaskan kepada Dini tentang pertanyaan tadi, bahwa ucapan dari Bari , putranya juragan Barkah itu tidak benar, ia tidak sekali pun pernah mengatakan kepadanya untuk menikahkan Dini.

Terlebih Dini pun masih dalam kategori anak di bawah umur, tentu tidak akan mendapat persetujuan dari pemerintah untuk menikah.

" Sekarang ini, hanya umur sembilan belas tahun baru dapat menikah anakku, kamu baru lima belas tahun,..mana mungkin Bapak akan menikahkan mu , apalagi dengan seorang Bardan , mau jadi apa dirimu kelak,.!" pungkas Bapaknya.

Ia pun kemudian masuk ke dalam setelah menghabiskan kopinya.

Dini yg mendengar penjelasan dari orang tuanya ini menjadi senang hatinya.

Sebab ia merasa muak akan sikap dari pemuda yang bernama Bardan Subarkah itu.

Seorang pemuda yang menurutnya adalah lelaki yang tidak bertanggung jawab, bisanya hanya menghabiskan harta orang tuanya.

Begitulah yg ada di pikiran Dini.

Memang malam itu , hati Dini menjadi sangat risau sekali akibat dari ulah anak Juragan Barkah tadi siang.

Hingga larut barulah dirinya dapat memejamkan matanya.

Esok paginya Dini nampak terlambat bangun.

Padahal Bagas sudah berkali-kali membangunkannya.

Membuat dirinya terlambat berangkat sekolah, ia pun mendapatkan hukuman dari pihak sekolah, karena datang setelah jam pelajaran di mulai.

" Din , mengapa hari ini kamu datang terlambat,.?!" tanya Laras kepada Dini heran.

" Apa karena dirimu mimpi indah bersama Rendi,..!?" seru Ranti menggoda.

Raut wajah Dini tiba tiba saja memerah mendengar ucapan dari BESTie nya, memang kemarin ia merasa senang sekali setelah bertemu dengan Rendi sang ketua OSIS.

" Tuh kan , benar kataku, kamu lagi bertemu dengan Rendi kan , sehingga terlambat datang ke sekolah,.!" seru Ranti lagi.

Karena rona pipi dari Dini bersemu merah sekali , seolah tengah menahan malu.

" Ah, kamu Ran,..bisa nya hanya menggoda Dini saja, !" tukas Laras.

Ia merasa kasihan melihat temannya ini , yg tampaknya masih ada yg dipikirkannya sehingga terlambat datang ke sekolah.

Sebagai seorang teman yang baik, tentu mereka akan langsung berbagi dengan masalahnya.

Tidak terkecuali hari ini, Dini menjelaskan kepada keduanya mengenai hal keterlambatan nya disebabkan ia tengah memikirkan sesuatu yang sepatutnya ia pikirkan.

" Masalah apa Din, apakah bapak mu memarahimu,..?!" tanya Ranti yg nampak mulai serius.

Padahal tadi ia sudah menggoda dengan menyebutkan nama Rendi.

" Tidak Ran,.ini masalah yang cukup serius kalau menurutku,..!" ucap Dini.

Ia tidak melanjutkan perkataannya hingga membuat kedua BESTie nya ini semakin penasaran.

" Jadi masalah apa , Din, jangan buat kami penasaran donk,.!" seru Laras.

Dini lantas menceritakan perihal ucapan dari pemuda yang bernama Bari itu kepada kedua nya, dari awal hingga akhir.

Dan membuat keduanya pun jadi terkejut mendengar nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!