INGIN #5.

"Jadi meski beribu keinginan ku untuk tetap dapat lanjut dalam hal bersekolah, akan tetapi tampaknya keadaan memaksaku untuk mengubur nya, Aku harus segera menikah pada tahun ini tepat nya setelah tamat sekolah, Ran,..!" jelas Dini Prananti kepada temannya itu.

Ranti yg mendengarnya menjadi sangat terkejut sekali , bahwa teman nya ini akan dipaksa menikah dalam usia masih muda dan juga di bawah umur.

" Apakah kita tidak bisa melaporkan hal ini ke salah satu dinas,. !?"ucap Ranti .

" Maksudnya bagaimana Ran,..?" tanya Laras pula.

Ranti pun menjelaskan bahwa sebaiknya mereka melaporkan hal itu ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia, alias KPAI, agar Dini Prananti terhindar dari nikah paksa dalam usia muda .

" Apakah hal itu akan membuahkan hasil,.Ran,..?" tanya Dini Prananti.

Nampak nya gadis remaja ini sangat tertarik dengan ucapan temanya tersebut.

" Kita belumlah dapat memastikan berhasil atau tidaknya, akan tetapi kita memang harus mencobanya,.. lalu kapan kita akan berangkat,..!?" tanya Ranti kepada teman temannya.

Mereka bertiga pun saling berpandangan seolah ingin menentukan waktunya kapan untuk pergi.

" Bagaimana kalau hari minggu saja, Ran,..!" ucap Laras.

" Baik aku setuju,.pada hari minggu kita akan ke sana,..!" kata Dini Prananti.

Dan Ranti pun setuju , setelah ketiganya selesai ujian, maka mereka pun menentukan untuk datang ke kota guna mengadukan masalah Dini Prananti kepada pihak Kpai.

Waktunya itulah adalah hari minggu.

Dasar memang ketiganya masih boleh dikatakan masih bocah, meskipun tubuh mereka sudah cukup besar bahkan sudah seperti seorang perempuan dewasa, tetapi tetap saja ketiganya salah menentukan hari untuk mendatangi tempat tersebut.

Hingga pada hari minggu ketiganya pun berangkat menuju kota kabupaten guna mencari kantor KPAI yg bergerak di bidang perlindungan anak itu.

Hampir lebih satu jam barulah mereka tiba di depan kantor tersebut.

Alangkah kecewanya ketiganya sebab kantor itu pun dalam keadaan tutup.

" O a,..la,.lha wong ini hari libur,..!" seru Ranti sambil memegang kepalanya.

Dan mereka bertiga pun serentak tertawa setelah mendapati kantor itu tutup.

Sambil kembali pulang, Ranti masih sempat menanyakan kepada Dini mengenai kapan waktunya mereka untuk datang lagi.

Oleh Dini di jawab tidak sebab ia sudah ada rencana sendiri untuk pergi mendatangi paman nya yg ada di kota besar dalam waktu dekat ini.

" Jadi kau akan meninggalkan kami berdua , Din,..!?" tanya Ranti agak sedih.

" Memangnya kenapa Ran,..toh dirimu masih memiliki Laras, sedangkan diriku pun belum jelas, apakah kelak akan dapat menemui adik dari ibuku itu atau tidak nanti di kota besar, namun yg jelas diriku harus pergi sebelum hari pernikahan itu tiba,..!" ucap Dini Prananti.

Ketiganya pun singgah di rumah Laras, sebab tempat itu lebih sesuai untuk mereka berembuk dan membicarakan masalah mereka.

Hari minggu itu dengan di bantu oleh ibunda dari Laras mereka terus saja berusaha untuk mencarikan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi oleh Tantia Dini Prananti .

Mereka memang berharap agar Dini Prananti tidak harus keluar dari desa tersebut , apalagi sampai keluar menuju kota besar, tetapi tampaknya jalan yang mereka carikan menemui jalan buntu, termasuk dengan kedatangan dari orang tua Laras yg menemui Pak Suprananto , orang tua dari Dini Prananti, tetapi tidak juga menemui hasilnya.

Sehingga akhirnya mau tidak mau Dini Prananti pun akan melanjutkan pendirian nya sendiri yg akan segera berangkat keluar dari desa tersebut sebelum tibanya waktu yang telah di siapkan oleh Juragan Barkah.

Pada hari ketiga sejak pertemuan mereka di rumah Laras, akhirnya Dini Prananti pun berangkat dari rumahnya menuju tempat Pamannya yg ada di kota.

Setelah berpamitan dengan Bagas Prananto, pada pagi itu Dini meninggalkan desa tanpa di ketahui oleh Bapaknya yg masih tidur.

Dengan diantar oleh dua orang teman nya maka Dini Prananti pun menuju tempat pemberhentian bus yg akan mengantarkan nya ke kota.

Tepat pada pukul tujuh, akhirnya bus yg di tunggu itu pun tiba, dan langsung membawa Dini Prananti menuju ke kota.

Dengan lambaian tangan nya kepada dua orang teman nya itu hingga menitik air mata buat Dini juga buat Laras dan Ranti.

Serasa ada perubahan di hati ketiganya saat mereka harus berpisah.

Setelah Laras dan Ranti melepaskan kepergian teman nya mereka pun kembali ke rumahnya.

Sementara itu Pak Suprananto yg berada di rumahnya kebingungan mendapati anak gadis nya sudah tidak ada lagi di kamarnya.

" Gas,.. apakah kamu tahu kemana kakak mu pergi,..?!" tanya Pak Suprananto kepada anaknya itu.

" Eh,.a,.a,.anu,..pak,..!" ucap Bagas Prananto gugup.

Sebab ia sudah di wanti wanti oleh kakaknya untuk menyimpan rahasia kepergian nya.

" Kemana kakak mu perginya,..?!" tanya pak Suprananto dengan nada membentak.

Lelaki paruh baya ini menjadi gusar setelah putrinya tidak ada lagi di dalam rumah nya, sehingga Bagas Prananto lah yg menjadi sasaran nya.

Anak lelaki itu pun menundukkan kepalanya setelah mendapatkan bentakan dari orang tuanya, sebab sangat jarang sekali Pak Suprananto marah kepada putra putrinya jika memang itu tidak terlalu membuat hatinya kacau.

Mau tidak mau Bagas Prananto pun mengatakan kepada bapaknya bahwa kakaknya pergi ke rumah paman nya yg berada di kota.

" Jadi kakak mu akan ke Jakarta,..ke rumah Danu,..,!?" seru Pak Suprananto dengan keras.

Seolah tidak percaya dengan apa yg di dengarnya, bahwa putri satu satunya itu berangkat ke ibukota Jakarta guna menemui paman nya yg ada disana.

" Kapan ia akan kembali,..?!" tanya Pak Suprananto kepada anaknya lagi.

" Bagas tidak tahu ,.Pak,..!" sahut Bagas Prananto.

Dan termenung lah Bapak Suprananto setelah mendapatkan jawaban putranya ini.

Bagaimana jika sampai waktu yang telah di tentukan oleh juragan Barkah , Dini tidak akan kembali, apa yg harus kulakukan dan ku katakan kepada beliau, tentu ia akan sangat marah sekali., berkata dalam hati Pak Suprananto.

Sedangkan saat itu Dini Prananti pun telah tiba di terminal di ibu kota , dengan agak ragu ragu gadis remaja ini turun dari bus nya .

Ia pun melihat ke arah alamat yg ada di tangan nya , tetapi masih kurang jelas.

Dini pun membuka HP nya dan mulai menghubungi paman nya yg bernama Danu itu.

Anda tidak bisa melakukan panggilan ini, pulsa anda tidak mencukupi,.

Demikian lah bunyi HP yg ada dalam genggeman gadis remaja itu.

Dengan agak terburu -buru Dini pun mencari sebuah warung yg menjual pulsa, setelah ia melihat arah sebelah kanan nya ada, gadis itu pun segera menuju kesana.

Namun sebelum tiba ke tempat itu , datanglah dua orang lelaki berandalan yg sengaja mengepung Dini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!