INGIN #7.

Pak Danu Swara langsung berseru,.

" Anakku Dini Prananti,..!" ucapnya sambil memeluk gadis itu.

Cukup lama mereka berpelukan dan Paman dari Dini Prananti itu langsung menanyakan keadaan dari keponakannya itu juga keluarga nya yg ada di desa.

" Kami semua baik paman,..!" jawab Dini Prananti.

Lalu Pak Danu Swara pun langsung mengajak masuk keponakannya itu ke dalam rumah dan tanpa sengaja tidak memperdulikan Afnan Dilfa yg masih tegak berdiri mematung di depan pintu.

" Jadi benar Pak Danu ini adalah paman mu dik Dini,..!" seru Afnan Dilfa.

" He,..!"

" Ha,..!"

Kedua orang yaitu paman dan keponakan itu menjadi sangat terkejut mendengar nya , sebab mereka tidak mengingat sama sekali masih ada pemuda putra dari pengusaha Halim Adan yg berdiri sedari tadi.

" Benar kak,..!" sahut Dini Prananti.

" Terima kasih Den Afnan, mari masuk, maaf Bapak tadi sempat terlupa, setelah bertemu dengan keponakan Dini,..!" ucap Pak Danu Swara polos.

" Terima kasih Pak Danu , Aku sedang buru -buru, mungkin lain kali singgah disini,.!" jawab Afnan Dilfa pamit.

Pemuda itu kembali ke mobilnya dan meninggalkan kedua orang, paman dan keponakan nya itu.

Sedangkan Pak Danu Swara dan Dini Prananti segera masuk ke dalam rumah , yg tidak terlalu besar .

Di sana telah tampak pula istri dan dua anaknya masih kecil.

" Siapa Pak,..?" tanya istri nya.

Perempuan itu tengah menyuapi salah seorang anaknya untuk makan.

" Dini , Buk,..anaknya kakakku,.!" sahut Pak Danu menjawab pertanyaan dari sang istri.

Setelah disuruh untuk mandi , baru kemudian Dini Prananti diajak makan bersama dengan keluarga paman nya ini.

Disinilah adik dari ibunya itu menanyakan perihal kedatangan dari keponakan nya disini , di kota Jakarta ini.

Semula Dini Prananti agak bingung menjawab pertanyaan dari sang paman, namun akhirnya karena di desak terus , ia pun menjelaskan bahwa dirinya memang sengaja kabur dari rumah karena akan dinikahkan oleh orang tuanya dengan putra Juragan Barkah.

" Paman, Dini masih ingin bersekolah,..bukankah paman bisa membantu,..?!" tanya Gadis remaja ini kepada pamannya.

Dan lelaki yang bertubuh besar ini saling berpandangan dengan istrinya, seolah meminta pendapat nya.

Setelah mendapatkan anggukkan kepala dari sang istri, barulah Pak Danu Swara menjawab.

" Bisa,.paman tentu akan dapat menyekolahkan mu disini,.namun masih ada satu pertanyaan yg mengganjal dalam hati pamanmu ini,.!" jawab Pak Danu Swara.

" Apa itu paman,..?" tanya Dini Prananti agak heran.

Pak Danu Swara kemudian menjelaskan ketakutan nya akan sikap dari orang tua Dini yaitu Pak Suprananto yg merupakan kakak iparnya itu.

" Kamu kan tahu anakku, paman kurang cocok dengan orang tuamu itu,..jadi apakah tidak akan menjadi masalah jika dirimu berada disini,..?!" tanya paman nya kepada Dini Prananti.

Dan terdiamlah gadis itu sambil melihat ke arah adik sepupunya yg tengah tertidur dalam gendongan bibinya.

" Akan tetapi paman, bila tidak kepadamu, kepada siapa lagi Dini harus minta tolong, bukankah keluarga kita semuanya berada di desa, kecuali paman,..!" ungkap Dini Prananti.

Ia memang sangat mengharapkan sekali paman nya itu mau membantu dan menerimanya disitu meski harus berhadapan dengan orang tuanya, Pak Suprananto.

" Baiklah,.paman akan tetap menerima mu disini meski kelak jika orang tuamu datang , biarlah akan kuhadapi,..!" sahut Pak Danu Swara mantap.

" Terima kasih,..paman ,.!" ucap Dini Prananti.

Perasaan gadis remaja yang sedang mekar-mekarnya menjadi senang sekali mendengar ucapan dari sang paman, ia pun bertekad di dalam hatinya untuk membantu keluarga paman nya itu agar ia dapat berada disana sampai tamat sekolah.

Sementara itu , Afnan Dilfa yg sedang membawa mobilnya masih teringat akan pertemuan nya dengan Dini Prananti tadi.

Ah,..mengapa diriku terus saja mengingat keponakan Pak Danu , apa yg harus kulakukan untuk menghilangkan pikiran ini, membathin Afnan Dilfa dalam hatinya.

Ia terus saja melajukan mobilnya menuju ke kafe dimana ia biasa bersama Rian temannya kumpul.

Agak cukup lama juga ia baru tiba di Kafe History.

" Ah,..mengapa lama sekali Nan,. sudah hampir satu jam aku menunggumu disini,..!" seru Rian begitu melihat Afnan Dilfa tiba.

Tanpa menjawab pertanyaan dari temannya itu, Afnan Dilfa pun memesan minuman dan makanan.

Ia terlihat banyak diam, bahkan ketika Rian berkata lagi,.

" Ada apa dengan dirimu, tidak seperti biasanya , ada masalah,.?!" tanya Rian.

Afnan Dilfa diam saja.

" Ah,. apakah kamu tadi kesambet setan, sebelum tiba disini Nan,..!" seru Rian sambil menggoyangkan tangan teman nya itu.

" He,..!"

Afnan Dilfa terkejut di buatnya, agak tergagap ia pun bertanya,.

" Apa , apa yg tadi kau tanyakan itu Yan,..?!"

" Ah,..kamu benar -benar sudah kesambet sebelum tiba disini,.!" sahut Rian sambil tersenyum.

Ia pun kembali menanyakan kepada temannya ini mengenai masalah yang sedang menimpanya sehingga berbeda dari biasanya.

Agak ragu, Afnan Dilfa kemudian menjelaskan peristiwa yang tadi siang yg telah terjadi padanya dan seorang gadis remaja yang baru datang ke kota ini.

Ia menyebutkan bahwa gadis itu sepertinya sudah sangat dewasa, sehingga ia mengira bahwa kedatangan nya ke Jakarta ini ingin melanjutkan sekolah nya dengan berkuliah disini.

" Tapi tahu tidak kamu Yan,..?!" ucapnya kemudian.

" Tidak,..!" sahut Rian sekenanya saja.

Sebab ia merasa cerita temannya ini tidak terlalu menarik hatinya, sebab banyak orang , terutama yg berasal dari pelosok yg ingin tinggal dan menjajal keberuntungan nya di sini , di ibukota Jakarta ini.

" Kamu sepertinya tidak tertarik dengan cerita ku,..!" ucap Afnan Dilfa langsung.

Sebab temannya itu tampak ogah-ogahan mendengar ceritanya.

" Tidak,... silahkan lanjutkan ceritamu itu Nan, aku siap untuk menjadi pendengar yg baik,.!" sahut Rian.

Barulah Afnan Dilfa melanjutkan kembali kisah nya mengenai pertemuan nya dengan Dini Prananti, seorang gadis remaja yang menurutnya sudah cukup dewasa, namun ternyata masih berusia sangat muda.

" Gadis itu baru tamat SMP,..Yan,..!" ungkap nya.

" Hah,..!" seru Rian kaget mendengar nya.

Ia pun seperti sedang mencocok kan cerita temannya itu dengan cita citanya yg ingin menikah dengan seorang wanita yang masih virgin.

" Nan, apakah itu bukan merupakan jawaban dari doa-doa mu,..!" kata Rian menyambung ucapannya tadi.

" Doa yg mana, Yan,..?!" tanya Afnan Dilfa tidak mengerti.

Sebab sang calon dokter ini tengah banyak memikirkan mengenai usahanya untuk menjadi seorang dokter lengkap dan bisa buka praktek.

Tetapi sejauh ini masih kesulitan untuk mendapatkan tempat yg pas buat menjalankan misi terakhir nya.

Langsung saja Rian menyebutkan mengenai keinginan temannya ini untuk menikahi seorang wanita yang masih Virgin,. seperti yang pernah ia ucapkan kepada nya sebelum nya.

" Apakah gadis itu berparas cantik,.Nan,..?!" tanya Rian kepada temannya ini.

Afnan Dilfa pun terdiam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!