Part 19

Feng Yin mengala, dia nggak sanggup lagi menghadapi sikap menyebalkan Lu Yuan. Wanita itu memilih melangkah dan menenangkan diri di balkon, dengan membawa serta ponselnya.

‘’Aku nggak pernah menyangka, kalau Lu Yuan punya sikap menyebalkan seperti ini,’’ decaknya sambil menekan kasar layar ponselnya. Niatnya dia ingin menonton drama, karena nggak tahu lagi harus melakukan apa.

‘’Duh, ada yang ditinggal sendiri nih. Kenapa? Yuan keluar dan nggak mengajakmu ya? Aduh kasihan banget sih, makanya jangan terlalu berharap, Yuan itu masih mencintaiku, dia hanya sedang marah saja padaku. Kau jangan terlalu berbesar hati, dia dekat denganmu, karena ingin membuatku cemburu, hanya itu.’’

Feng Yin nggak menanggapi dan hanya fokus pada layar ponselnya. Drama yang ditontonnya terlalu bagus untuk dilewatkan.

‘’Dasar kampungan, menonton drama saja sampai setegang itu,’’

Feng Yin kembali nggak menghiraukan, dia menganggap Lin Qi seperti angin lalu.

‘’Hei wanita kampungan, kau tuli atau takut padaku?’’

‘’Woi.’’

‘’Hei aku tuh lagi ngomong, dasar kampungan.’’

Lin Qi terus berteriak dan Feng Yin tetap nggak menanggapi. Feng Yin memang sengaja ingin membuat Lin Qi kesal, dengan cara mengabaikannya. Feng Yin tahu pasti, kalau wanita seperti Lin Qi akan berkoar-koar saat nggak ditanggapi, dan itu sangat terbukti. Lin Qi terus berteriak dan memberikan beberapa kalimat penuh cibiran.

‘’Apa aku harus membuangmu ke laut, agar kau berhenti membuat keributan?’’ Suara bass itu, barulah menghentikan aksi Lin Qi, tapi Feng Yin masih dalam posisi yang sama, wanita itu seolah acuh pada apa yang terjadi.

‘’Yuan ….’’ Lin Qi sumringah, melihat kehadiran pria tampan yang sudah sangat disia-siakan olehnya itu.

Berbeda dengan Lin Qi, Lu Yuan malah melirik wanita itu dengan mata tajamnya dan sama sekali nggak mengatakan apa-apa lagi. Dia hanya melangkah mendekat pada Feng Yin, dan dengan santainya duduk di samping wanita mungil itu.

‘’Kau sedang apa?’’ tanyanya dengan nada lembut dan itu sukses membuat Feng Yin kesal. Feng Yin sadar, kalau Lu Yuan hanya akan berbicara lembut ketika ada Lin Qi di tengah-tengah mereka. Apa Lu Yuan sedang memanfaatkannya? Pikirnya.

‘’Yuan -’’

‘’Berhentilah menggangguku!’’ bentak Lu Yuan memotong ucapan Lin Qi.

Bukannya pergi, Lin Qi malah melakukan keahliannya. Yaitu akting pura-pura menangis.

‘’Yuan kenapa kau jadi begini, kenapa kau jadi berubah seperti ini. Dulu kamu nggak pernah membentakku, dulu kamu selalu perhatian dan mengutamakanku, dulu aku adalah hal paling penting dalam hidupmu, tapi kenapa sekarang jadi seperti ini?’’

‘’Siapa suruh kau menyia-nyiakannya. Makanya, lain kali jangan jelalatan, kalau sudah punya pacar itu ya disyukuri, jangan malah kegenitan dan berlaku seolah nggak punya kekasih.’’ Bukan Lu Yuan yang menjawab, tapi Feng Yin.

Wanita itu sangat kesal akan ucapan Lin Qi tadi. Jelas-jelas Lin Qi yang sudah menyia-nyiakan Lu Yuan, lalu kenapa bertindak seolah dialah yang korban dan Lu Yuan yang sudah menyakitinya?

‘’Yuan, aku menyesali semuanya, aku minta maaf karena sudah menyakitimu seperti itu, aku sadar kalau aku begitu mencintaimu. Yuan, bisakah kau memberiku kesempatan, aku tau kamu marah, tapi kumohon kembalilah padaku, kita mulai semuanya dari awal dan lupakan semua hal nggak menyenangkan yang pernah terjadi di antara kita. Aku akan memaafkanmu yang sudah berlaku kasar padaku, tapi kau juga harus memaafkan kesalahan yang sudah kubuat dengan nggak sengaja.’’

Feng Yin lantas berdiri dan menepuk tangannya. ‘’Hebat sekali, kau benar-benar wanita yang luar biasa,’’ ucapnya dengan nada mencibir. Setelah itu dia memandang pada Lu Yuan.

‘’Kau benar-benar memilih wanita yang hebat, hebat bersandiwara.’’ Dia memberi dua jempolnya kepada Lu Yuan sambil tertawa kecil.

‘’Hei apa maksudmu, kenapa kau terus menyela ucapanku? Ini urusanku dan Yuan, kenapa kau ikut campur di dalamnya, dasar wanita kampungan.’’

‘’Mana ada ikut campur, orang aku hanya menanggapi. Kan aku netizen disini, salah sendiri kamu mengatakan hal itu saat aku berada disini.’’

‘’Kalau tahu orang luar, kenapa kau masih berdiri disitu, harusnya kau lebih pengertian dan meninggalkan kami berdua.’’

‘’Bukankah ini kamarku?’’

Lin Qi mengeraskan rahangnya. Wanita itu melihat Feng Yin dengan penuh rasa kesal. ‘’Yuan, bisakah kau keluar dari kamar wanita kampungan ini?’’

Saat Lin Qi dan Feng Yin berdebat. Lu Yuan, pria itu malah duduk santai sambil menikmati birunya air laut. Dia nggak peduli pada apa yang sedang diperdebatkan oleh kedua wanita itu.

‘’Yuan apa kamu nggak mendengar ucapanku?’’ Lin Qi setengah merengek. Feng Yin lantas menertawakan rengekan Lin Qi itu.

‘’Percuma merengek, kau lihat saja ….’’ Feng Yin menunjuk ke arah Lu Yuan yang nampak cuek. Lin Qi langsung mendengus kesal dan malah kembali merengek.

‘’Yuan, aku sedang berbicara, bisakah kau mendengarkan aku?’’

‘’Lu Yuan, kekasihmu merengek dan ingin berbicara denganmu, kenapa kau malah cuek seperti itu?’’ Setelah Feng Yin berucap, barulah Lu Yuan memandang ke arah mereka.

‘’Apa kau lapar?’’ Feng Yin kembali tertawa, saat Lu Yuan malah menanyakan hal diluar jalur perdebatan mereka. Pria itu memang luar biasa menyebalkannya, pikir Feng Yin sambil tertawa dan melihat Lin Qi dengan tatapan penuh kemenangan.

‘’Lu Yuan, kekasihmu itu sedang merengek.’’

Lu Yuan kembali nggak mempedulikan, pria ini malah berdiri dari duduknya dan melangkah untuk membawa Feng Yin pergi dari tempat itu.

‘’Ini sudah hampir jam makan malam,’’ ucapnya sambil menggerutu. Dia bahkan nggak mempedulikan teriakan Lin Qi yang terus memanggil namanya.

‘’Kau benar-benar nggak ingin berbicara dengannya lagi?’’ Feng Yin bertanya, setelah mereka berada di kamar.

‘’Aku nggak ingin membicarakan hal ini lagi,’’ jawab Lu Yuan datar dan langsung melepaskan genggaman tangannya pada Feng Yin. Dia lalu melangkah ke bathroom, untuk mencuci wajahnya.

Feng Yin pun langsung mendudukan dirinya di sofa, dan diam dengan pikiran kosong. Dia terperanjat kaget, saat Lu Yuan keluar dari bathroom dan langsung mengajaknya keluar.

‘’Kenapa masih duduk disitu? Kamu nggak lapar?’’

Feng Yin refleks berdiri dan menyusul Lu Yuan yang sudah hampir keluar dari pintu kamar.

Saat keluar dari kamar, Feng Yin saling bertabrakan tubuh dengan seorang wanita. ‘’Ah ma -maaf aku nggak sengaja,’’ ucapnya sambil membungkukan badannya.

'’Kau nggak pa-pa ‘kan?’’ tanyanya lagi, untuk memastikan keadaan wanita itu.

‘’Maaf aku yang nggak hati-hati dan menabrakmu.’’ Wanita itu turut meminta maaf pada Feng Yin.

Ya, sesungguhnya bukan sepenuhnya salah Feng Yin, karena wanita itulah yang berjalan terburu-buru dan tanpa sengaja menabrak Feng Yin.

‘’Nggak masalah, aku baik-baik saja.’’ Feng Yin tersenyum dengan ramah.

‘’Kau sedang apa, cepatlah,’’ teriak Lu Yuan dari jarak yang nggak terlalu jauh, kira-kira 3 meter jauhnya.

‘’Maaf, aku sedang buru-buru,’’ pamit Feng Yin pada wanita itu dan segera berlari ke arah Lu Yuan.

‘’Bukankah itu Lu Yuan?’’ gumam wanita itu memperhatikan Lu Yuan dan Feng Yin,

‘’Kupikir dia bersama Lin Qi, apa gosip itu nggak benar?’’ gumam wanita itu lagi, sambil tersenyum penuh arti. Entah untuk tujuan apa, dia memutuskan untuk mengikuti Feng Yin dan Lu Yuan. Wanita itu merasa ada sesuatu diantara keduanya dan ini akan sangat menguntungkan baginya.

‘’Oh astaga, sepertinya aku akan mendapatkan berita eksklusif. Liburan yang menyenangkan,’’ ucap wanita yang ternyata adalah seorang reporter itu. Dia terus memperhatikan Feng Yin dan Lu Yuan yang kini sedang menikmati makan malam mereka.

‘’Pacarnya sangat menggemaskan, sayangnya aku nggak bisa mengambil gambar mereka.’’

Lu Yuan dan Feng Yin makan dengan santai, tanpa tahu seorang reporter sedang mengintai mereka.

Bersambung .....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!