Sinar mentari perlahan masuk melalui cela tirai jendela kamar Feng Yin yang Nggak tertutup dengan sempurna, besarnya suara Tv dari ruang tamu, nyatanya belum membuat Feng Yin terusik dari tidur lelapnya.
Wanita itu masih setia dibawa selimut bergambar wajah idola kesukaannya. Sampai akhirnya, suara ponsel berdering dengan sangat nyaring tepat di sebelah telinganya.
‘’Kring, kring, kring!’’ Begitulah nada dering ponsel Feng Yin yang disetel seperti jam weker. Baru setelah beberapa saat nada dering itu mulai mengganggu, Feng Yin mulai membuka matanya, menggapai asal di sebelah tempat tidurnya, mencari letak dari sumber suara yang begitu sangat mengganggunya.
‘’Feng Yin …!’’ Suara teriakan dari luar kamar. Cepat-cepat dia bangun dan turun dari ranjang, lalu berlari masuk ke bathroom. Sebelum benar-benar masuk, terlebih dulu dia memberikan flying kiss untuk banyaknya poster yang mewarnai dinding kamarnya. Poster sang idola tercinta, Lu Yuan.
Nggak membutuhkan waktu lama, hanya sekitar 20 menit dan Feng Yin sudah kembali keluar dari bathroom. Dengan masih menggunakan bathrobe, dia melangkah mengambil ponsel, lalu memutar lagu ’Call Me Baby’ lagu dari idola tercintanya.
Setelah memutar lagu, Nggak lupa dia berselancar di instagram, mencari akun instagram Lu Yuan dan mengirimkan pesan yang berisi semangat untuk menjalani aktifitas. Setelah itu, dia tersenyum, melihat banyaknya direct message yang sudah dikirimkan, tetapi Nggak ada satupun yang dibalas. Jangankan dibalas, dibaca saja Nggak. Tetapi hal itu malah membuatnya senang dan bersemangat dipagi hari.
Lu Yuan adalah seorang penyanyi yang juga berprofesi sebagai aktor dan model. Feng Yin sudah mengidolakannya hampir selama 8 tahun lamanya. Sebagai seorang penggemar, Feng Yin selalu mengikuti semua kegiatan yang dilakukan Lu Yuan. Mulai dari membeli semua album, membeli barang yang diiklankan dan menonton semua drama yang dibintangi oleh idolanya itu. Nggak hanya itu, dia bahkan memiliki semua koleksi foto dan video milik pria tampan dengan sejuta pesona itu.
Setelah selesai dengan kegiatan mengirim pesan, Feng Yin menambah volume pada ponselnya, lalu melemparkan ponsel begitu saja diatas ranjang.
Dia melompat-lompat kecil, mengambil sisir yang ada di meja rias, lalu ikut bernyanyi, gayanya sudah seperti seorang penyanyi yang sedang mengadakan konser.
Seketika, pintu dibanting terbuka, menampilkan wanita paruh baya yang kini sedang menatapnya dengan tatapan horor.
‘’Feng Yin …!’’ teriak mamanya. Paruh baya itu kemudian melangkah maju dan mematikan musik yang ada di ponsel Feng Yin.
‘’Aish Mama, kenapa selalu meneriaki ku sih?’’ protes Feng Yin dengan wajah manyunnya.
‘’Katanya kau memiliki pertemuan penting pagi ini!’’ ucap mama Feng Yin dengan wajah setengah kesal. Karena kurang suka dengan kebiasaan Feng Yin ini.
Feng Yin pun memukul kecil keningnya, wanita itu lalu berlari menuju lemari pakaiannya. ‘’Mama ih, kenapa baru ngingetin sekarang sih!’’ protesnya pada sang mama.
‘’Lagian kamu tuh kalo pagi bisa nggak sih langsung bangun, mandi dan keluar sarapan. Nggak usah pake-pake nyanyi-nyanyi nggak jelas gitu. Usia kamu sudah Nggak muda lagi loh untuk menjadi seorang penyuka idol. Tuh liat, teman-teman kamu aja udah punya anak, terus kamu kapan?’’
‘’Mamaku sayang, cintaku, aku juga ingin menikah kali, tetapi semua itu kan tergantung pada-Nya,’’ ucapnya sambil menunjuk ke atas, mengisyaratkan Tuhan.
‘’Kalau sudah saatnya, pasti Dia akan mengirimkan seseorang padaku, kalau Nggak ya mungkin saja jodoh ku Nggak lagi bernafas,’’ sambungnya dengan begitu santai. Mamanya yang kesal, langsung melempar selimut ke arahnya.
‘’Kamu tuh kalo ngomong dipikir dulu, jangan asal ngerocos aja!’’ omel mamanya, tetapi Nggak dipedulikan. Feng Yin malah cepat-cepat memungut selimutnya dan meletakkannya lagi diatas ranjang.
‘’Ma, Lu Yuan ku jatuh,’’ protesnya lagi.
‘’Memang Mama pikirin. Kalau perlu, bakalan Mama bakar nih semua poster kamu yang ada di dinding, biar otak kamu tuh waras lagi. Dan itu …,’’ tunjuk mamanya pada lemari kaca yang berisi semua pernak pernik yang dikoleksi Feng Yin.
Pernak pernik yang pernah digunakan oleh Lu Yuan dan tentunya Nggak mudah untuknya mendapatkan semua itu, karena harus saling berebut dengan penggemar lain dan juga pastinya harus merogoh kocek yang Nggak sedikit.
‘’Ih Mama kok ngomongnya gitu sih. Nggak baik loh kejam sama anak. Mama tuh harusnya mendukung apa yang aku sukai. Kata orang, orang tua akan sangat bahagia jika melihat anaknya bahagia. Nah itu, aku senangnya sama Lu Yuan, pokoknya aku bahagia banget punya idola seperti dia. Jadi, Mama harus ikut senang dong. Lagian Mama mah enak, akunya hanya terobsesi sama Lu Yuan, kalau akunya terobsesi dengan hal Nggak menyenangkan bagaimana?’’
‘’Kamu tuh kalau dikasih tahu selalu saja membantah.’’
‘’Lah siapa dulu Mamanya. Kata kakek, Mama bahkan lebih parah dariku saat masih remaja dulu. Jadi, maklum saja Ma, buah kan jatuhnya Nggak jauh dari pohon,’’ jawabnya yang semakin membuat mamanya kesal dan memilih keluar dari kamar Jien.
‘’Ck, punya anak satu, tetapi kelakuannya bukan main bikin pusingnya,’’ gerutu mama sambil melangkah menuju dapur, untuk menyiapkan sarapan.
Sepeninggalan mamanya, Feng Yin langsung bergegas untuk merias wajahnya. Nggak sampai 20 menit, dia sudah selesai. Maklumlah dia hanya memakai riasan sederhana, jadi Nggak terlalu membutuhkan waktu lama.
Dia tersenyum sambil melihat pantulan dirinya di depan cermin. ‘’Wajahku ini benar-benar sangat cantik. Bisa kali ya aku jadi aktris,’’ ucapnya sambil cekikikan. Dia lalu mengambil ponsel dan mulai melakukan selfie.
‘’Hhmm, benar kataku, aku ini benar-benar cantik dan menggemaskan,’’ pujinya sambil melihat foto yang barusan diambil.
Panggilan telepon masuk, saat dia sedang asyik mengamati dan memuji foto cantiknya. Dengan cepat dia menekan tombol hijau, lalu menyalakan speaker.
‘’Hhmm,’’ ucapnya sambil berdiri dari duduknya, melangkah mengambil tas dan keluar dari kamar.
‘’Kamu dimana?’’
‘’Rumah, kenapa?’’
‘’Loh bukannya kamu ada pertemuan sama produser drama ya?’’
Feng Yin adalah seorang penulis novel yang lumayan terkenal. Novel buatannya terbilang cukup laris dan diminati, bahkan ada dua novelnya yang sudah diadaptasi menjadi sebuah drama. Dan sekarang, untuk ketiga kalinya, Novel buatannya kembali akan diadaptasi menjadi sebuah drama lagi. Sebagai seorang penulis novel, tentu saja hal ini adalah salah satu pencapaian besar untuk karirnya.
‘’Iya, pertemuannya sejam lagi. Kenapa?’’ tanyanya. Sekarang dia sudah duduk dimeja makan. Ponselnya diletakan begitu saja diatas meja.
Bersambung .....
Maafkan otor untuk cerita yang nggak jelas ini ya teman teman 😃😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
penikmatkopi
Semangat thor. Ceritanya menarik😀
2024-02-06
1