Part 11

‘’Nggak ada tapi-tapian.’’ Lu Yuan kembali berucap seenaknya. Feng Yin langsung mengarahkan tatapan tajam, menusuk dan mematikannya, tapi sama sekali nggak berpengaruh pada Lu Yuan. Pria itu malah balik menatap datar pada Feng Yin.

‘’Ada apa nih, ada hubungan apa kalian?’’ tXiao Nai sedikit menggoda. Hal yang sama juga dilakukan Wu Qing.

‘’Aku hanya nggak ingin kalian menyesatkan anak kecil sepertinya!’’

‘’Anak kecil? Hellow … aku udah 25 tahun, anak kecil dari segi mananya coba?’’ Feng Yin kembali keberatan dengan ucapan Lu Yuan.

‘’Sudahlah, biarkan dia ikut. Toh ada kita bertiga yang akan menjaganya.’’ Wu Qing menimpali. Feng Yin pun langsung mengangguk menyetujui, sambil memberikan senyum lebarnya.

‘’Nggak!’’

‘’Ck, kenapa jadi kau yang memutuskan sih?’’ kesal Feng Yin. Wanita itu kembali memandang nggak suka pada Lu Yuan.

‘’Sepertinya kita ketinggalan berita nih,’’ bisik Xiao Nai pada Wu Qing. Wu Qing pun langsung mengangguk menyetujui. Setahu mereka, Lu Yuan nggak pernah dekat dengan seorang wanita, kecuali dengan Lin Qi kekasihnya.

Keduanya pun langsung membuang tatapan penuh selidik, pada Lu Yuan dan juga Feng Yin.

‘’Aku yakin ada sesuatu diantara mereka,’’ bisik Xiao Nai lagi.

‘’Lalu bagaimana dengan Lin Qi? Lu Yuan nggak mungkin menghianati Lin Qi ‘kan?’’

Xiao Nai pun mengangguk. Sebagai sahabat Lu Yuan, mereka cukup tahu bagaimana bucin nya Lu Yuan pada seorang Lin Qi. Semakin bingung saja kedua pria kepo itu.

‘’Kalian disini juga?’’ Lin Qi yang tiba-tiba menghampiri.

Xiao Nai dan Wu Qing menyambut wanita itu dengan senyum, berbeda dengan Lu Yuan yang malah melihat tidak suka pada wanita itu. Xiao Nai dan Wu Qing belum mengetahui kandasnya hubungan 10 tahun Lu Yuan dan Lin Qi.

Lin Qi hendak duduk dan ikut bergabung, tapi Lu Yuan langsung bangun dari duduknya.

‘’Kenapa masih duduk?’’ ucapnya pada Feng Yin yang masih duduk santai, tepat di samping tempat duduk yang baru saja Lin Qi duduki.

‘’Hhmm, kenapa?’’ Feng Yin kembali memperlihatkan wajah kesal. Sumpah, ternyata Lu Yuan sangat menyebalkan.

‘’Kalau kau masih duduk manis disitu, lalu bagaimana aku bisa masuk ke kamar?’’

‘’Ha!.’’ Respon kompak Wu Qing dan Xiao Nai. Mulut keduanya terbuka lebar, memandang Lu Yuan dan Feng Yin bergantian.

‘’Kalian satu kamar?’’ tanya Xiao Nai dengan jiwa keponya. Wu Qing juga nggak kalah keponya. Berbeda dari kedua pria itu, Lin Qi masih tampak tenang, walau jari-jari tangannya sudah terkepal erat.

‘’Tidak … tidak.’’ Feng Yin langsung menyangkal. Tangannya bergerak ke kanan dan kiri tanda membantah praduga dua pria tersebut.

Berbeda dengan Feng Yin, Lu Yuan malah tersenyum senang. Rasanya sedikit menyenangkan saat menggoda Feng Yin.

‘’Kenapa kau malah tersenyum?’’ Feng Yin menggerutu dengan wajah kesalnya, sedangkan Lu Yuan malah semakin melebarkan senyumnya.

‘’Ini kalian beneran apa bercanda sih?’’ tanya Xiao Nai lagi. Pria itu masih penasaran, karena belum juga mendapatkan jawaban yang pasti.

‘’Mana kunci kamarnya, aku ingin mengambil pakaian renang.’’ Lu Yuan kembali meminta kunci kamar Feng Yin, tanpa peduli dengan pertanyaan yang baru diajukan oleh Xiao Nai.

Sambil berdecak, Feng Yin mengeluarkan kunci kamar dari tas selempangnya, lalu memberikan kunci itu pada Lu Yuan. Feng Yin memang masih memegang kunci kamar Lu Yuan, karena tadi dia lupa mengembalikannya.

‘’Jadi kalian?’’ ucap Xiao Nai dan Wu Qing bersamaan, karena secara nggak langsung Feng Yin mengiyakan pertanyaan Xiao Nai, dengan memberikan kunci kamar pada Lu Yuan.

‘’Kalau kalian bersama, lalu bagaimana dengan ….’’ Xiao Nai dan Wu Qing refleks menatap Lin Qi yang sejak tadi hanya duduk diam. Wanita itu langsung memberikan senyumnya, dia berusaha bersikap biasa saja.

‘’Ya mantan pacarnya, memangnya apa lagi!?’’ Bukan Lu Yuan yang menjawab, tetapi Feng Yin. Wanita itu sudah melayangkan tatapan nggak sukanya pada Lin Qi.

Sementara Lu Yuan hanya melihat datar pada Feng Yin, dia nggak pernah menyangka kalau Feng Yin mengetahui tentang hubungannya dan Lin Qi, Feng Yin bahkan tahu perihal kandasnya hubungan mereka.

‘’Kalian putus?’’ tanya Wu Qing sambil menatap Lu Yuan dan Lin Qi bergantian. Hal yang sama juga dilakukan Xiao Nai.

‘’Tentu saja putus, lagian untuk ap -’’ Feng Yin nggak lagi meneruskan ucapannya, karena Lu Yuan sudah menariknya.

*****

‘’Dari mana kau tahu?’’ tanya Lu Yuan begitu mereka tiba di kamar Feng Yin.

Sambil menunduk. ‘’Maaf, semalam aku nggak sengaja melihat kejadian itu.''

Lu Yuan lantas melotot. Seingatnya, nggak ada siapapun di ruangan tersebut, selain dirinya, Lin Qi dan Yang Kang. Lalu bagaimana caranya Feng Yin tahu?

‘’Jelaskan padaku!’’ Dia lalu mendudukan dirinya di ranjang, sedangkan Feng Yin sudah duduk di sofa panjang yang ada di kamar itu.

‘’Jadi …’’

Lu Yuan dibuat menganga, setelah mendengarkan penjelasan Feng Yin. Pria itu semakin menganga, saat Feng Yin mengatakan kalau kamar Yang Kang dan Lin Qi berada tepat di samping kiri kamar yang sekarang ditempati Feng Yin.

Feng Yin mengangguk, mengiyakan apa yang ingin dikatakan Lu Yuan. ‘’Karena itu aku tau kejadiannya,’’ ucap Feng Yin lagi.

‘’Lalu, bagaimana dengan penghuni kamar lainnya?’’ Tiba-tiba saja Lu Yuan kepikiran akan hal itu.

‘’Tenang saja, kamar mereka adalah kamar paling ujung dan seingatku semalam aku nggak liat ada orang lain di balkon. pokoknya cuman aku doang yang nyaksiin pertengkaran kalian.''

‘’Benarkah?'' Lu Yuan sedikit bernafas legah.

‘’Kenapa, takut ya?’’ Feng Yin sedikit meledek, Lu Yuan yang sadar pun langsung merubah tatapannya menjadi datar.

‘’Kalau sampai ada orang lain yang mengetahui hal ini, berarti itu ulahmu.’’ Lu Yuan menekan setiap katanya, langsung saja Feng Yin melakukan protes.

‘’Loh kenapa begitu?’’

‘’Karena kau sendiri yang mengatakan, bahwa semalam, nggak ada siapapun di balkon selain kamu dan kami bertiga.’’

‘’Ck, tenang saja, aku nggak akan memberitahu siapapun. Lagian apa untungnya bagiku? Aku nggak mungkin melakukan sesuatu yang akan membuatmu rugi.’’ Feng Yin mengecilkan suaranya, saat mengucapkan beberapa kata terakhir.

‘’Oh ya katanya kau mau berenang?’’ Dia mengalihkan pembicaraan.

Bukannya berdiri mengambil pakaian renang, Lu Yuan malah merebahkan dirinya diatas kasur Feng Yin.

‘’Nggak jadi, keburu malas.'’ Lu Yuan mulai menutup matanya. Feng Yin pun langsung berdiri dari duduknya dan membiarkan Lu Yuan beristirahat.

Hampir jam 7 malam, tapi Lu Yuan masih belum bangun juga, pria itu masih setia menutup rapat kedua matanya, tidur di ranjang Feng Yin dengan begitu tenang, sedangkan Feng Yin harus mengalah dan hanya duduk di sofa sejak tadi, sambil memperhatikan wajah tenang dan tampan idola tercintanya yang ternyata memiliki sikap menyebalkan.

‘’Melihatmu seperti ini, aku seperti sedang bermimpi. Rasanya sangat menyenangkan. Pria yang sejak dulu ku idolakan berada di depanku. Aku bisa melihatmu dengan jelas, langsung dengan kedua mataku. Sebenarnya aku nggak memiliki banyak keinginan, tapi salah satu keinginan terbesarku sudah terwujud sekarang. Setelah ini, sepulang dari liburan ini, aku berharap semoga kau semakin bahagia dan karirmu semakin bagus. Lupakan apa yang telah menyakitimu dan bangkitlah dari rasa sakit itu. Dan juga, untuk lima hari ini, lima hari ini, tolong izinkan aku untuk selalu menemanimu seperti ini. Aku nggak bisa punya maksud lain, karena kuyakin itu adalah hal yang nggak mungkin terjadi,’’ gumam Feng Yin dalam hatinya, wanita itu masih menatap lekat Lu Yuan.

Bersambung.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!