Nggak terasa hari sudah pagi, Lu Yuan pun bangun terlebih dulu. Pria itu melakukan beberapa perengana kecil, sebelum memutuskan untuk membersihkan dirinya. Setelah membersihkan diri, rencananya dia akan keluar, membelikan sarapan untuk Feng Yin. Lu Yuan nggak menggunakan layanan kamar, karena dia juga ingin menikmati segelas kopi di cafe yang ada di kapal itu.
Sebelum keluar, dia terlebih dulu memperhatikan Feng Yin yang masih nampak pulas dan sama sekali nggak terganggu akan suara-suara burung yang sejak tadi berkicau.
Tepat saat Lu Yuan keluar, tepat saat itu juga Lin Qi keluar dari kamarnya. Wanita itu memberikan senyum cerahnya, tapi Lu Yuan nggak menanggapi dan langsung melangkah pergi begitu saja. Bahkan untuk say hay saja Lu Yuan nggak.
‘’Yuan tunggu.’’ Lin Qi sedikit berlari, untuk mencegah Lu Yuan. Dia lalu menahan pergelangan tangan kanan Lu Yuan. Lu Yuan pun menghentikan langkahnya, tetapi matanya menatap tajam pada tangan Lin Qi yang dengan nggak sopan menggenggam pergelangan tangannya.
‘’Ah maaf.’’ Lin Qi langsung melepas genggaman tangannya pada Lu Yuan.
‘’Yuan ada yang ingin aku bicarakan.’’ Lin Qi mencegah, saat Lu Yuan hendak melangkah pergi lagi.
‘’Nggak ada lagi yang ingin kubicarakan denganmu!’’Lu Yuan nggak menghentikan langkahnya, sedangkan Lin Qi langsung saja mengejarnya. Wanita itu berdiri di depan Lu Yuan, untuk menghentikan pria itu.
‘’Yuan, kenapa kau berubah secepat ini?’’ Lin Qi berucap dengan nada sendu. Matanya sudah berkaca, tapi Lu Yuan sama sekali nggak peduli, pria itu hanya menampilkan wajah datarnya dan sedikit merasa kesal akan tingkah Lin Qi yang terus mengganggunya.
‘’Aku tidak ingin membahas hal ini lagi.’’
Lu Yuan kembali ingin melangkah, tapi Lin Qi sudah lebih dulu memeluknya. Mantan Lu Yuan itu memeluk Lu Yuan dengan kencang, sembari mengucapkan beberapa kata penyesalan.
‘’Aku tau aku salah, aku maaf untuk itu. Aku janji, nggak akan melakukannya lagi. Jadi, tolong maafkan aku, aku sadar kalau aku begitu menyukaimu. Yuan, aku mau kembali padamu, aku ingin hubungan kita kembali seperti dulu lagi. Aku tahu kau masih sangat mencintaiku.’’
Lu Yuan nggak berucap, pria itu hanya berdiri dalam diam. Dan tanpa sepengetahuan mereka, Feng Yin mendengar semua hal yang diucapkan Lin Qi.
Tadi, Feng Yin hendak keluar untuk mencari Lu Yuan, tapi saat dia membuka pintu kamar, dia nggak sengaja melihat pria itu sedang dipeluk oleh Lin Qi. Feng Yin pun nggak jadi keluar dan langsung kembali menutup pintu kamarnya. Dia sudah mendengar apa yang dikatakan oleh Lin Qi. Feng Yin 100% yakin, kalau Lu Yuan pasti akan kembali dengan wanita itu. Entahlah kenapa dia berpikiran seperti itu.
‘’Yuan, aku akan kembali padamu, aku akan meninggalkan Yang Kang dan kembali padamu. Aku janji.’’
Lu Yuan lantas mendorong tubuh Lin Qi, lalu melihatnya dengan tatapan nggak suka. ‘’Kami bukan barang yang bisa kau buang seenaknya! Dan ingat, aku nggak akan pernah kembali lagi padamu. Aku bukan pria bodoh yang menggadaikan hidupku untuk satu wanita nggak setia sepertimu!’’
‘’Maafkan aku, dia terus mendekat dan memberiku banyak perhatian, aku terperangkap bujuk rayunya, sampai sedikit melupakanmu.’’
Lu Yuan tersenyum smirk. ‘’Kau pikir hanya kau saja yang mengalami situasi seperti itu? Aku juga sama, banyak wanita yang datang mendekat dan menjanjikan ku banyak hal, mereka juga memberikan ku banyak perhatian, tapi apa? Aku nggak semudah itu untuk tergoda, karena aku sadar aku punya seseorang yang sedang menungguku, aku sadar aku punya seseorang yang harus ku jaga perasaannya, aku sadar aku punya seorang kekasih yang juga nggak kalah cantik dari mereka, aku sadar aku punya seseorang disisiku dan selama 10 tahun ini kau yang selalu setia berdiri di sampingku. Lalu kenapa kau bisa segampang itu tergoda?’’
‘’Aku nggak akan segampang itu tergoda, kalau saja kau memberiku lebih banyak waktu bersamamu, kalau saja kau lebih perhatian padaku, kalau saja kau lebih mengerti apa yang kuinginkan.’’
‘’Kau tahu sendiri bagaimana kesibukanku. Kita bekerja dibidang yang sama, harusnya kamu bisa mengerti. Kamu selalu memaksakan kehendakmu, tapi apa aku pernah mengeluh? Saat kamu ingin melihatku, kau nggak peduli dengan apa yang kulakukan, bahkan saat aku sedang punya pekerjaan, atau saat aku sedang berada diluar negeri sekalipun kamu nggak akan peduli dan memintaku untuk segera datang menemuimu.’’
‘’Bukankah itu bentuk dan pengorbananmu sebagai seorang kekasih? Kau sendiri yang mengatakan kalau kau akan selalu ada untukku, kau sendiri yang mengatakan kalau kau akan selalu menemaniku, tapi kenapa malah selalu mementingkan pekerjaan dibanding aku?’’
‘’Aku bukannya lebih mementingkan pekerjaan, tapi aku punya tanggung jawab sendiri. Kau sebagai kekasih dan orang terdekatku, harusnya kau mengerti itu.’’
‘’Tapi pekerjaan itu membuatmu sibuk dan nggak punya banyak waktu untukku. Kau selalu saja syuting, syuting dan syuting.’’
‘’Aku sibuk juga semuanya demi kamu! Bahkan disaat waktu tersibukku pun, aku masih sempat menghubungimu. Setiap hari aku pasti memberimu kabar, walau hanya lewat telepon. Tapi, kamu selalu susah untuk dihubungi.’’
‘’Saat aku susah untuk dihubungi, harusnya kau lebih peka dan datang menemuiku.’’
‘’Kau tau posisiku, aku nggak bisa seenaknya seperti itu. Bertemu 2 kali seminggu, tidakkah itu cukup? Kita juga bisa melakukan video call setiap hari, tapi kau selalu saja menolak, saat aku melakukan video call. Dan sekarang, aku tau alasannya.’’
‘’Kau melakukan video call disaat waktu yang nggak tepat, saat aku sedang berada di lokasi syuting.’’
‘’Kau tahu, kau sendirilah yang membatasi komunikasi diantara kita. Dalam sehari, kalau aku nggak mencari dan menelponmu, kau juga nggak akan menelponku.’’
‘’Karena menelpon duluan itu adalah tugasmu.’’
‘’Tugasku? Saat itu aku kekasihmu dan bukan seorang call center. Akhirnya sekarang aku sadar, kalau kamu nggak pernah benar-benar mencintaiku. Selama 10 tahun ini, hanya aku yang berjuang untuk hubungan kita, sedangkan kau selalu saja bertingkah seenaknya.’’
‘’Berjuang apanya, kau bahkan nggak berniat menikahiku.’’
‘’Bukannya kita sama? Bahkan kamu sendiri yang menyetujui keputusanku untuk nggak menikah. Katanya kamu nggak mau terikat dalam sebuah pernikahan, lalu kenapa sekarang menyalahkanku?’’
‘’Kenapa jadi membahas hal-hal ini sih?’’
‘’Karena kau yang memulainya!’’
‘’Sudahlah, aku nggak ingin membahas hal ini lagi, saat ini aku hanya ingin kembali padamu.’’
‘’Kau tetap saja egois!’’ Dengan perasaan kesalnya, Lu Yuan sedikit menyingkirkan tubuh Lin Qi, lalu melangkah pergi meninggalkan wanita itu. Keputusan Lu Yuan sudah bulat, benar-benar bulat, dia nggak ingin kembali dan bersama dengan Lin Qi lagi.
Bersambung .....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments