‘’Ada apa?’’ Yang Kang mengikuti arah pandang Lin Qi.
‘’Kau menyesal karena lebih memilihku?’’
‘’Nggak, aku hanya sedikit kasihan melihatnya. Dia sampai harus menyewa seorang wanita hanya untuk membuatku cemburu.’’ Wanita itu masih memperhatikan Lu Yuan dan Feng Yin.
‘’Menyewa? Maksudmu itu hanya wanita sewaannya?’’
‘’Hhmm.’’ Lin Qi mengangguk dengan penuh percaya diri.
‘’Yuan bukanlah pria yang mudah dekat dengan wanita. Dan selama ini, dia selalu merasa risih terhadap wanita lain, kecuali padaku.’’ Lin Qi tersenyum, beberapa saat dia mengingat kenangannya bersama Lu Yuan, tapi ucapan Yang Kang sedikit membuatnya kesal.
‘’Tapi, apa dia bisa sedekat dan mengobrol sesantai itu dengan seorang wanita bayaran?’’
Karena kesal, Lin Qi langsung berdiri dari duduknya dan melangkah keluar meninggalkan Yang Kang.
‘’Ck dasar wanita menyebalkan, ganjen, nggak bersyukur karena sudah memiliki Lu Yuan. Lihat saja, aku akan membuatmu menyesal akan apa yang sudah kau lakukan pada Lu Yuan.’’ decak Feng Yin dalam hatinya, saat melihat Lin Qi yang sedang melangkah keluar.
‘’Oh ya, selama 5 hari ini, aku akan menemanimu bermain. Anggap saja kita berlibur bersama.’’ Lu Yuan kembali dibuat terkejut akan ucapan Feng Yin yang seenaknya. Pria itu kembali menghentikan makannya.
‘’Aku datang untuk berlibur dan bukan untuk bermain!’’
‘’Ya … ya … ya … berlibur sambil bermain akan terasa lebih menyenangkan. Lagian kau datang sendiri, aku juga datang sendiri, bukankah lebih baik kalau kita melewati 5 hari ini bersama. Kupikir pasti akan lebih menyenangkan.’’
‘’Terima kasih untuk tawarannya, tapi aku nggak membutuhkannya.’’
‘’Oh tidak, dia nggak bisa dibiarkan sendirian, kalau dia bunuh diri bagaimana? Bisa geger dong satu dunia.’’ Feng Yin berguman.
‘’Nggak, kamu nggak bisa sendirian!’’ Feng Yin nggak setuju dengan penolakan Lu Yuan.
Lu Yuan lantas menyudahi makannya. Pria itu berdiri dan melangkah meninggalkan Feng Yin. Dengan cepat Feng Yin menyusulnya.
‘’Masukan ke tagihanku,’’ ucap Lu Yuan pada salah satu pelayan, sebelum dia keluar dari restoran.
‘’Hei kau mau kemana?’’
‘’Bukan urusanmu dan jangan mengikutiku lagi. Aku berterima kasih karena kau sudah menolongku semalam dan aku janji akan membayarmu nanti. Sekarang pergilah dan jangan menggangguku!’’
‘’Tapi kau sudah berjanji untuk mengajariku bermain golf.’’
Langkah Lu Yuan terhenti, Feng Yin pun langsung menabrak punggung kekar milik pria itu.
‘’Aduh,’’ ringisnya sambil mengusap kening dan hidungnya.
‘’Aku akan menyewakan seorang pelatih untukmu. Jadi, jangan menggangguku lagi.’’
‘’Tapi aku nggak mau pelatih, aku mau kau yang mengajariku.’’
‘’Dan aku nggak mau melakukan hal itu!’’
Feng Yin sedikit kaget, karena Lu Yuan membentaknya. nggak hanya Feng Yin, Lu Yuan juga sadar akan hal itu, tapi bukannya minta maaf, dia malah memilih pergi dan meninggalkan Feng Yin.
Feng Yin berdiri diam di tempatnya sambil melihat punggung Lu Yuan yang perlahan menjauh. Setelah itu, dia memutuskan untuk membalik badannya dan mencari kegiatan lain, karena nggak mungkin untukkunya mengikuti Lu Yuan sekarang. Dia nggak ingin membuat Lu Yuan bertambah kesal.
‘’Aku harus kemana?’’ Wanita itu terus membawa langkahnya. Tanpa sadar, dia sudah berada di lantai 6, tempat mall berada. Dia lalu mendesah dan memutuskan untuk berputar balik.
‘’Jauh-jauh aku kesini, masa mainnya ke mall lagi … ke mall lagi,’’ protesnya pada diri sendiri.
Sambil melangkah, nggak sengaja dia melihat ruangan bilyar. Feng Yin pun memutuskan untuk masuk ke ruangan itu, dia ingin ikut bermain.
Ada banyak meja bilyar di ruangan itu, tetapi matanya terfokus pada meja yang hanya memiliki dua pemain.
‘’Bisakah aku ikut bermain?’’ tanyanya pada dua pria yang sedang asyik bermain.
‘’Apa kau hebat?’’ tanya salah satu pria sambil melangkah menghampiri Feng Yin.
‘’Nggak, aku bahkan belum pernah memainkannya.’’ Feng Yin menjawab dengan jujur. Kedua pria itu pun lantas tertawa. Bukan tawa meremehkan. Mereka hanya merasa gemas dengan jawaban jujur Feng Yin.
‘’Jadi kau mau bermain walaupun nggak bisa memainkannya?’’ tanya pria yang satunya lagi. Feng Yin pun dengan semangat menganggukan kepalanya.
‘’Baiklah, kami akan mengajarimu, tetapi jika 30 menit dan kamu tetap nggak bisa, maka keluarlah dari ruangan ini dan jangan mengganggu kami bermain, oke?’’ ucap pria itu lalu memberikan stik billiard pada Feng Yin.
Feng Yin pun menyetujui dan langsung mengambil stick itu. Entahlah, tetapi dia merasa sepertinya nggak akan susah baginya untuk mempelajari cara dan teknik dalam memainkan bola-bola kecil itu.
Sebelum bermain, mereka berkenalan terlebih dulu. Dua pria itu bernama Wu Qing dan Xiao Nai. Feng Yin merasa senang dengan kedua pria itu. Mereka terlihat sopan dan baik.
Benar saja, hanya dengan 2 kali percobaan, Feng Yin sudah bisa melakukannya dengan baik.
‘’Bukankah ini yang dinamakan bakat dari lahir?’’ Feng Yin sedikit sombong. kedua pria itu pun langsung tersenyum. Mereka lalu bermain bertiga.
Sedang asyik bermain, salah satu diantara mereka tiba-tiba berteriak memanggil nama Lu Yuan. Feng Yin nggak menyangka kalau Lu Yuan yang dipanggil adalah seorang Oh Lu Yuan. Pria yang tadi sempat meluapkan kekesalan padanya.
Feng Yin pun kembali memperhatikan kedua pria itu dan tak berapa lama langsung memukul pelan keningnya. ‘’Astaga, kenapa aku nggak mengenali mereka tadi?’’ gumamnya setengah tak percaya.
‘’Sedang apa kau disini?’’ tanya Lu Yuan begitu melihat Feng Yin. Feng Yin nggak menjawab, wanita itu hanya memberikan senyum kaku dan sedikit memepetkan tubuhnya di belakang Wu Qing, seperti tengah bersembunyi.
‘’Kalian saling kenal?’’ tanya Xiao Nai melihat Lu Yuan dan Feng Yin secara bergantian.
‘’Nggak, ya,’’ jawab keduanya kompak, tetapi dengan jawaban yang berbeda. Feng Yin menjawab Ya dan tentunya Lu Yuan yang menjawab nggak.
‘’Bersabarlah, dia memang seperti itu.’’ Xiao Nai mengusap singkat pundak Feng Yin. Feng Yin pun mengangguk sambil tersenyum.
‘’Kenapa kau masih disini?’’ Lu Yuan mengusir dengan menggunakan tangannya, sedangkan Feng Yin tampak nggak peduli dan malah bersikap masa bodoh. Toh dia yang duluan ada di tempat itu, lalu kenapa tiba-tiba dengan seenaknya Lu Yuan menyuruhnya pergi?
Saat ini, Feng Yin merasa sedikit kesal akan sikap Lu Yuan yang seenaknya. Dia juga baru mengetahui kalau Lu Yuan memiliki sikap menyebalkan seperti ini, baru beberapa detik yang lalu.
Setelah bermain billiard, mereka berempat memutuskan untuk bersantai di salah satu cafe yang ada di kapal itu. Sebelumnya, Lu Yuan nggak mau mengajak Feng Yin, tetapi Wu Qing dan Xiao Nai bersikeras untuk mengajaknya. Entahlah, kedua pria itu mungkin sudah terpikat pesona seorang Feng Yin.
‘’Oh ya sebentar malam, di lantai 8 akan ada party, kau mau ikut nggak?’’ Xiao Nai seolah ngin mengajak Feng Yin.
‘’Nggak bisa, dia nggak cocok untuk acara seperti itu.’’ Bukan Feng Yin yang menjawab, tapi Lu Yuan. Seperti biasa, pria itu berucap dengan wajah datarnya.
‘’Loh kenapa begitu, memang apa alasannya. Gini-gini, biar badanku kecil, tapi aku sudah berusia 25 tahun. Jadi, nggak ada alasan untukku nggak bisa menghadiri party seperti itu,’’ protes Feng Yin keberatan dengan ucapan Lu Yuan barusan.
‘’No, kamu nggak boleh ikut ke party itu, nggak bagus!’’
‘’Tapi kan ….’’
Bersambung .....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments