Part 17

‘’Kamu pikir aku takut? Kau lupa siapa aku? Aku Lin Qi … Lin Qi!’’ Lin Qi setengah berteriak, tapi Feng Yin membalas dengan nggak kalah keras.

‘’Memangnya kenapa kalau kau Lin Qi? Apa kau tau siapa aku? Aku Feng Yin … Feng Yin!’’

‘’Ck, aku nggak peduli siapa namamu. Yang jelas, kau harus menjauh dari priaku! Aku nggak ingin priaku bergaul dengan wanita kampungan sepertimu.’’

‘’Kampungan? Siapa yang kampungan, aku atau kamu? Tau nggak, sikapmu ini membuatmu terlihat bodoh dan kampungan. Lin Qi yang katanya adalah aktris besar, wanita yang banyak dipuji ternyata nggak ada apa-apanya. Dia hanyalah seorang wanita bodoh yang nggak tahu sopan santun dan tata krama. Jadi, apa gunanya nama besar, apa gunanya wajah cantik? Jika ternyata kepalamu nggak ada isinya. Kira-kira bagaimana jadinya ya, kalau aku membocorkan sikap kampungan dan bodohmu ini pada orang lain?’’

‘’Apa katamu, kau mengatai aku bodoh? Kau pikir kau siapa?’’

‘’Tuh kan, kau benar-benar bodoh ternyata. Baru saja beberapa menit yang lalu aku mengatakan namaku dan sekarang kau sudah menanyakannya lagi? Kapasitas otakmu kecil sekali.’’

‘’Apa kau bilang?’’

‘’Selain bodoh ternyata pendengaranmu juga bermasalah.’’ Feng Yin menggeleng kecil kepalanya, tatapan meremehkan masih setia menghiasi wajah cantiknya.

‘’Aku kasihan dengan para penggemarmu. Mereka bahkan nggak sadar sudah menyukai wanita pembohong. Katanya wanita sempurna, lantas dari mana kesempurnaan itu, dimana letaknya? Aku nggak melihat hal itu padamu! Ck wajahmu bahkan kalah cantik dari beberapa sahabatku, aktingmu juga kalah bagus dari artis lain dan kau juga nggak lebih menggemaskan dariku. Lalu apa yang harus kau banggakan, dengan segala kekurangan yang kau tipu menjadi kesempurnaan?’’

‘’Kau!’’

‘’Ya, aku, kenapa?’’ Feng Yin menantang. Wanita itu berdiri tegap dengan membusungkan dadanya yang sedikit rata itu. Nggak lupa dua tangannya diletakan di pinggang. Dia ingin mengintimidasi lawan.

‘’Kau pikir aku akan takut hanya karena kau seorang aktris? Ck itu hanya sebuah profesi jadi jangan terlalu berbesar kepala.’’

‘’Kau!’’

‘’Kamu nggak punya kata lain ya? Dari tadi hanya kau, kau dan kau? Kenapa, otak kecilmu itu nggak bisa dipakai buat mikir?’’

‘’Kau, lihat saja, aku pasti akan membalas semua ini.’’

‘’Memangnya apa yang kulakukan padamu? Bukankah kita hanya saling mengobrol, layaknya seorang teman?’’

‘’Kau pikir aku sudi menjadi temanmu?’’

Feng Yin tersenyum penuh kemenangan, saat Lin Qi berlalu pergi dengan perasaan kesalnya. ‘’Ck, makanya jangan menantangku, kau pikir aku takut?’’ teriaknya pada Lin Qi yang semakin menjauh.

‘’Kau sedang apa?’’ Suara berat yang barusan melempar pertanyaan itu mampu mengejutkan Feng Yin. Sontak saja Feng Yin melihat ke arah sumber suara.

‘’Sejak kapan kau disana? Bikin kaget saja.’’

‘’Kenapa wajahmu seperti itu?’’ Lu Yuan malah balik bertanya. Pria itu nggak menghiraukan pertanyaan Feng Yin. Toh pertanyaan itu kurang penting juga dan nggak perlu dijawab.

‘’Kebiasaan deh, menjawab pertanyaan dengan sebuah pertanyaan.’’ Sambil menggerutu, Feng Yin melewati Lu Yuan begitu saja. Wanita itu langsung melangkah masuk ke dalam bathroom, saat teringat dirinya yang belum membersihkan diri.

*****

‘’Ini untukku?’’ tanya Feng Yin begitu keluar dari bathroom. Feng Yin sudah berdiri dan mengangkat satu kotak makanan yang memang dibawakan Lu Yuan untuknya.

‘’Bukan, aku membawakannya untuk seekor babi.’’

Feng Yin pun tampak manyun, lalu meletakan kotak makanan itu lagi. ‘’Kau memelihara babi?’’ tanyanya.

‘’Hhmm.’’

‘’Kau bahkan membawakan babimu sarapan, tapi kau sama sekali nggak mengingatku. Aku kan juga lapar.’’

‘’Kalau lapar ya tinggal makan. Toh makanannya sudah tersedia.’’

‘’Tapi katamu itu untuk babimu.’’

‘’Hhmm’’ jawab Lu Yuan santai.

Feng Yin merasa sedikit aneh akan jawaban itu. Dia belum sadar kalau dirinyalah babi yang dimaksud oleh Lu Yuan. Dan baru beberapa detik kemudian dia sadar akan hal itu.

‘’Kau mengataiku babi?’’ tanyanya dengan mata yang sudah terbuka lebar. Wanita itu speechless dengan mulut yang menganga, saat mendapat anggukan kepala dari Lu Yuan.

Feng Yin sedikit keberatan akan hal itu. Menurutnya babi memang lucu, tapi bukan untuk disamakan dengannya.

‘’Ada apa dengan wajahmu? Aku sudah membawakan sarapan, tapi kau malah melihatku dengan tatapan membunuh seperti itu.’’

Decakan kesal lantas keluar dari mulut Feng Yin. Dia nggak menanggapi ucapan Lu Yuan dan langsung membuka kotak makanan yang dibawakan pria itu. Dia makan dengan begitu lahap, tanpa mengucapkan sepatah katapun.

‘’Habis ini kau mau kemana?’’

‘’Nggak kemana-mana, aku hanya ingin istirahat.’’

‘’Maksudmu kau hanya akan mengurung diri dikamar, begitu?’’

‘’Hhmm.’’

‘’Kenapa kau datang berlibur. Harusnya kau diam saja di rumahmu.’’

‘’Kalau aku nggak datang, aku nggak mungkin bertemu denganmu.’’

‘’Hubungannya?’’

‘’Kau nggak perlu menutupinya lagi. Aku tahu kalau kau adalah penggemar beratku. Kau pasti merasa sangat terhormat sekarang, karena bisa bersamaku seperti ini.’’

‘’Mengada-ngada. Siapa juga yang mau jadi penggemar dari pria menyebalkan sepertimu?’’

Lu Yuan acuh, lalu mengangkat kedua pundaknya. Sementara Feng Yin menatapnya, dengan mulut yang masih dipenuhi makanan.

*****

‘’Kenapa kesini sih?’’ Feng Yin melihat kolam renang yang ada di depannya. Entahlah, dia juga bingung kenapa Lu Yuan malah mengajaknya ke kolam renang. Untuk apa menikmati fasilitas kolam renang di atas kapal pesiar coba?

‘’Katanya kau bosan.’’

Ya, memang beberapa waktu lalu, Feng Yin terus menerus merengek ingin keluar, karena Lu Yuan yang hanya ingin berdiam di kamar saja. Feng Yin juga bingung, kenapa Lu Yuan seakan mengatur apa yang boleh dan nggak boleh dilakukannya? Tapi, walaupun bingung, dia juga merasa senang akan hal itu. Dan lucunya. Lu Yuan sangat betah di kamar Feng Yin, seolah kamar itu sudah menjadi miliknya.

‘’Ya, aku memang ingin keluar, tapi nggak untuk berenang juga kali.’’ Feng Yin masih saja keberatan. Lagian dari sekian banyaknya fasilitas di kapal itu, kenapa harus kolam renang, kenapa?

Ditambah lagi, dia baru saja mandi, nggak mungkin dia menyelam lagi ‘kan?

‘’Lu Yuan, ayolah … aku nggak ingin berenang. Aku baru selesai mandi. Daripada berenang bukankah lebih baik kita ke pertunjukan hiburan atau mungkin kau bisa menemaniku ke tempat belanja souvenir.’’ Feng Yin berusaha mengubah pikiran Lu Yuan. Siapa tahu saja pria itu berubah pikiran.

‘’Kolam renang, olahraga air atau kelas bahasa? Selain itu nggak!’’

‘’Astaga Lu Yuan, pilihanmu ….’’ Feng Yin sampai nggak bisa berkata-kata. Dia nggak bisa memilih. Bukan nggak bisa, tapi nggak ingin memilih. Pilihannya terlalu menyebalkan dan Feng Yin sangat nggak menyukai semua kegiatan itu. Kolam renang, olahraga air, kelas bahasa? Feng Yin benar-benar nggak ingin melakukan ketiga itu.

Feng Yin pun hendak melangkah pergi, tapi, begitu dia membalik badannya, disaat yang sama dia melihat Lin Qi dengan wajah nggak tahu malunya, sedang melangkah ke arah mereka, mungkin lebih tepatnya ke arah Lu Yuan.

Feng Yin menggerutu dan langsung memasang ekspresi nggak sukanya pada Lin Qi. ‘’Ck pantas saja, ternyata dia ingin bertemu kekasihnya disini.’’ Feng Yin melihat Lu Yuan dengan ujung matanya dan kembali meneruskan langkahnya. Toh sudah ada Lin Qi, pasti Lu Yuan nggak akan membutuhkannya lagi.

Tanpa diduga, Lu Yuan malah menahan tangannya, pria itu bahkan sama sekali nggak melihat Lin Qi yang sudah tersenyum lebar dan berdiri di depannya.

‘’Mau kemana?’’ tanya Lu Yuan dengan suara yang lembut, perhatian dan seakan penuh kasih sayang. Nada bicaranya sangat berbeda dan itu sukses membuat Feng Yin mengerut kening, karena bingung, dengan perubahan tiba-tiba yang dilakukan pria itu.

Bersambung .....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!