‘’Yuan.’’ Lin Qi ingin meraih tangan Lu Yuan, tapi Lu Yuan sudah lebih dulu menghindar.
‘’Mau kemana?’’ tanya Lu Yuan lagi, karena Feng Yin yang belum juga menjawab pertanyaannya. Pria itu bahkan dengan santainya dan tanpa segan, menyingkirkan beberapa helai rambut yang nangkring diwajah cantik Feng Yin.
‘’Hhmm.’’ Feng Yin seakan bertanya balik. Bukannya apa, wanita itu masih bingung akan sikap Lu Yuan. Beberapa kali, dia melihat Lu Yuan dan Lin Qi secara bergantian. Lu Yuan mulai mengeraskan rahangnya, Feng Yin pun dengan cepat bertindak, karena tahu Lu Yuan yang mulai kesal padanya.
‘’Oh itu, aku ingin ke tempat belanja souvenir, aku ingin mencari oleh-oleh untuk sahabatku.’’
Lu Yuan pun nggak mengatakan apa-apa lagi dan langsung menggenggam tangan Feng Yin, membawa Feng Yin pergi dari tempat itu, tapi Lin Qi dengan cepat menghentikan langkah keduanya.
‘’Yuan, bisakah aku ikut dengan kalian? Aku juga ingin membelikan beberapa barang untuk teman-temanku.’’
Lu Yuan hanya mendengar dan nggak memberi respon sama sekali lalu kembali meneruskan langkahnya, tentunya dengan membawa serta Feng Yin bersamanya.
‘’Nggak diajak?’’ tanya Feng Yin memperhatikan wajah Lu Yuan. Feng Yin masih berpikir kalau Lu Yuan sudah kembali bersama Lin Qi, tapi kenapa pria itu masih bersikap dingin? Apa Lin Qi melakukan kesalahan lagi? Pikir Feng Yin menduga apa yang terjadi pada dua anak manusia itu.
Lin Qi menggeram, dengan rahang yang mengeras. Dia merasa malu dan kesal akan perlakuan Lu Yuan padanya. Dulu, Lu Yuan selalu memperlakukannya dengan lembut, lalu kenapa sekarang begitu cepat berubah?
‘’Semua ini pasti karena wanita kampungan itu. Lihat saja, aku pasti akan membalasmu!’’ Wanita itu melimpahkan semua kesalahan pada Feng Yin. Menurutnya, Lu Yuan berubah pasti karena hasutan dari Feng Yin, karena nggak mungkin Lu Yuan bisa berubah secepat itu. Tatapan Lu Yuan juga berubah, tatapan pria itu nggak lagi sama.
‘’Aku akan membawamu kembali, aku akan melepaskanmu dari pengaruh wanita kampungan itu.’’ Lin Qi masih berdiri dengan perasaan kesalnya. Wanita itu sampai nggak menyadari kedatangan Yang Kang yang sudah beberapa detik berdiri di sampingnya.
‘’Kamu melihat apa?’’ Pertanyaan itu barulah membuat Lin Qi sadar akan kehadiran Yang Kang. Dengan cepat, wanita itu langsung merubah ekspresi wajahnya dan memberikan senyum lebarnya pada Yang Kang.
‘’Nggak, aku hanya sedang memikirkan makanan yang ingin aku makan malam ini,’’ ucapnya sembari melingkarkan tangannya, ke lengan Yang Kang. Yang Kang lantas mencubit kecil hidung wanita itu, sambil tersenyum tipis.
‘’Ini bahkan, belum masuk jam makan siang dan kau sudah memikirkan menu makan malam?’’ Yang Kang merasa gemas akan pada Lin Qi. Pria itu nggak tahu saja kalau Lin Qi sedang gencar mengejar Lu Yuan lagi.
Lu Yuan dan Feng Yin baru saja sampai di tempat belanja yang menyiapkan banyak souvenir. Lu Yuan hanya mengikuti Feng Yin, tanpa sama sekali melihat barang-barang yang dijual di tempat itu.
‘’Kamu nggak ingin membelikan oleh-oleh untuk teman atau sahabatmu?’’ Wanita itu sudah memegang beberapa gelang warna warni di tangannya.
Lu Yuan hanya melirik sekilas tanpa menanggapi. Nggak mendapat tanggapan, Feng Yin pun kembali melihat barang-barang itu lagi. Dia sibuk memilih beberapa barang yang ingin dibelinya.
Hampir sepuluh menit kemudian, Feng Yin kembali memanggil Lu Yuan. Wanita itu mengangkat satu jepit rambut berwarna pink. Niatnya, dia ingin meminta Lu Yuan yang membelikan jepit rambut itu untuknya, sebagai kenang-kenangan dari liburan yang mereka habiskan bersama.
Belum juga sempat mengutarakan niatnya, Lu Yuan sudah lebih dulu membuka suara dan mengejek jepit rambut yang sedang dipegang Feng Yin. Dengan wajah cemberutnya, Feng Yin meletakan kembali jepitan itu dan langsung melangkah pergi, untuk melihat barang lain.
Lu Yuan lantas melihat kembali jepitan rambut yang barusan diletakan Feng Yin.
‘’Kalian disini juga?’’ tanya Feng Yin heboh saat melihat Wu Qing dan Xiao Nai.
‘’Kelinci kecil,’’ ucap Xiao Nai nggak kalah heboh. Feng Yin lantas mengerucutkan bibir, saat mendengar panggilan dari Xiao Nai untuknya.
‘’Kau disini juga?’’ ucap Xaio Nai saat melihat Lu Yuan yang melangkah mendekat ke arah mereka. Wu Qing dan Xiao Nai saling memandang satu sama lain, sambil tersenyum penuh arti.
‘’Tumben-tumbennya seorang Lu Yuan mau diajak ke tempat ini,’’ Xiao Nai mulai menggoda. Wu Qing pun sama, pria itu memberikan tatapan menggodanya pada Lu Yuan yang hanya menampilkan wajah datarnya, seakan nggak peduli dengan apa yang diucapkan dua pria di depannya.
Lu Yuan lantas menarik Feng Yin, ingin membawa wanita itu keluar dari tempat belanja souvenir. ‘’Kau sudah selesai bukan?’’ tanyanya sambil terus menarik Feng Yin.
Setelah selesai berbelanja, Lu Yuan langsung mengajak Feng Yin kembali ke kamar. Entahlah, katanya di sangat lelah dan ingin segera beristirahat.
‘’Lu Yuan, sampai kapan kau akan berada di kamarku?’’ tanya Feng Yin pada Lu Yuan yang sudah berbaring diatas ranjang.
‘’Sampai liburan selesai dan sampai kita turun dari kapal ini.’’
Mata Feng Yin membulat sempurna, mendengar jawaban santai dari pria yang menjadi idolanya itu. ‘’Mak - maksudnya kamu akan terus berada di kamarku, begitu?’’
‘’Hhmm.’’
‘’Tap - tapi bagaimana dengan kamarmu?’’
‘’Aku sudah menyewakannya pada orang lain.’’
Mata Feng Yin kembali melotot mendengar jawaban nggak masuk akal dari Lu Yuan. Menyewakan? Memangnya bisa?
‘’Lu Yuan kau jangan membohongiku.’’
‘’Itu kamarku, aku sudah membayar penuh untuk kamar itu. Jadi, mau ku sewakan atau nggak, itu adalah hakku.’’
Feng Yin berpikir sejenak, lalu berdiri dari duduknya dan melangkah mendekat pada Lu Yuan. ‘’Lu Yuan, lebih baik kau menyewa kamar lagi, atau kau bisa membatalkan orang yang sudah menyewa kamarmu.’’
‘’Nggak, aku malas melakukannya.’’ Tiba-tiba Lu Yuan bangun dari rebahannya, dia melihat Feng Yin dengan tatapan penuh selidik.
‘’Atau, apa kau keberatan kalau aku berada di sini?’’
Feng Yin lantas menggeleng, tetapi berucap dalam hatinya. ‘’Kalau kau terus berada disini, lantas aku harus selalu tidur di sofa dong?’’
Berada di dekat Lu Yuan tentu membuat Feng Yin senang, tapi dia juga ingin merasakan empuknya ranjang di kapal pesiar itu.
Lu Yuan hanya diam dan ingin kembali berbaring, tapi Feng Yin mencegahnya. ‘’Lu Yuan, aku nggak keberatan kamu ada di kamarku, tapi kalau muncul gosip yang nggak-nggak bagaimana? Aku takut hal ini akan mempengaruhi karirmu.’’
‘’Makanya, mulai sekarang kau jangan lagi keluar-keluar kamar.’’
Untuk kesekian kalinya, mata Feng Yin membola dengan sempurna. Kenapa Lu Yuan selalu bersikap seenaknya sih? Diakuinya, dia memang sangat senang bisa sedekat ini dengan Lu Yuan, tapi nggak dengan menghabiskan 24 jam dengan pria itu juga ‘kan?
‘’Kalau kau ingin mengurung diri, kenapa harus melibatkanku? Aku datang untuk liburan, bukan untuk berdiam diri di kamar seperti ini.’’
‘’Kamu nggak harus berdiam diri, kau bisa melakukan apapun yang kau inginkan disini, mungkin kau bisa berlari di balkon atau kau bisa menonton tv. Begitu banyak kegiatan yang bisa kau lakukan.’’
Feng Yin lantas menutup matanya, sembari membuang nafas kasar. ‘’Lu Yuanie, liburan tinggal 3 hari lagi dan aku nggak ingin terkurung di ruangan kecil ini.’’
‘’Kau menginginkan kamar yang lebih besar?’’
Bersambung .....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments