‘’Ma, Papa mana?’’ Feng Yin mencari keberadaan papanya yang tak terlihat sama sekali.
‘’Keluar sebentar, katanya ada urusan, kenapa?’’
Feng Yin hanya mengangguk, lalu mengeluarkan tiket liburan dan memberikannya pada mama.
‘’Nih tiket liburan,’’ ucapnya.
‘’Liburan?’’ tanya mama.
Tangannya sudah mengambil tiket dari tangan Feng Yin. ‘’Kapan perginya?’’
Mendapatkan pertanyaan seperti itu, cepat-cepat Feng Yin berdiri. Dia mundur beberapa langkah, sebelum menjawab. ‘’Berangkatnya besok Ma,’’ jawabnya lalu berlari masuk ke kamar, sebelum mendapatkan amukan dari mamanya.
‘’Feng Yin …!’’ teriakan mama menggema di seluruh ruangan, untung saja dia bertindak cepat tadi, pikirnya.
Wanita itu mengusap dadanya, saat menutup pintu kamarnya. ‘’Selamat … selamat … selamat.’’ Melangkah dan menjatuhkan dirinya diatas ranjang.
Dia lalu mengeluarkan ponselnya dari dalam tas, membuka instagram dan melihat akun instagram Lu Yuan yang sudah beberapa hari ini Nggak pernah lagi dibuka olehnya. Bukannya apa, Feng Yin hanya ingin sedikit mengurangi kebiasaannya itu dan berharap bisa melupakan perasaan menyimpangnya.
‘’Pasti kau sangat bahagia sekarang.’’ Mengelus foto Lu Yuan. Dia ingin mencium foto itu, tetapi langsung diurungkan. Sambil mendesah, dia meletakan ponsel itu di samping tubuhnya, matanya menatap lurus pada langit-langit kamar.
‘’Dia terlalu susah untuk digapai. Bahkan jika dia hanyalah seorang pria biasa dan bukanlah seorang penyanyi dan aktor besar.’’
Suara dering ponsel membuyarkan lamunannya. Wanita itu tersenyum, saat melihat nama kontak yang sekarang sedang menghubunginya, cepat-cepat dia menekan tombol hijau.
‘’Hallo, kau kapan pulang sih, kenapa lama sekali, sudah betah ya disana? Bahkan sudah hampir satu bulan sejak kau pergi dan baru sekarang memberi kabar, aku telepon nggak aktif, di chat nggak dibalas. Menyebalkan sekali!’’ Langsung saja Feng Yin mengutarakan kekesalannya, pada sahabat yang sudah hampir melupakannya itu.
‘’Ya maaf, aku sedikit sibuk, banyak urusan soalnya,’’ jawabnya dan diakhiri dengan tawa kecil. Feng Yin pun langsung mendengus kesal.
‘’Kalo sibuk, ngapain nelponin aku?’’
‘’Sengaja biar nggak lupa. Kalo kelamaan, takutnya nanti namamu aja aku nggak inget lagi.’’
‘’Ck itu karena ingatanmu yang memang lemah aja.’’
Suara tawa kembali menggema di indera pendengaran Feng Yin. Wanita itu sampai harus menjauhkan ponsel dari telinganya. ‘’Bisa nggak, ketawanya dikecilin? Ini telinga bukan ember!’’
‘’Elah galak banget bu, aku nelpon karena kangen loh sama kamu. Soalnya disini nggak ada cewek yang tukang ngomel, kecil dan galak sepertimu.’’
‘’Aish kau benar-benar menyebalkan. Kau sedang kekurangan pekerjaan ya?’’
‘’Disaat banyak pekerjaan, aku Nggak mungkin menghubungimu, karena itu akan membuang banyak waktuku.’’
‘’Sudahlah, aku Nggak mau mengobrol denganmu lagi.’’
Feng Yin kembali dibuat kesal, saat Yue Bin kembali tertawa dengan begitu kencangnya. Sepertinya pria itu sangat menikmati kekesalannya.
‘’Aku pasti akan menendangmu, saat kau pulang nanti!’’
‘’Hhmm dan aku Nggak akan membiarkan hal itu.’’
‘’Ck, sudahlah, aku Nggak ingin mengobrol lagi. Aku ingin tidur.’’ Feng Yin pun langsung mengakhiri panggilan telepon. Dia menutup matanya selama beberapa menit, sebelum bangun dari rebahannya dan mengganti pakaiannya dengan pakaian rumah.
‘’Kenapa Ma?’’ tanyanya, saat melihat sang mama masuk ke kamarnya. Feng Yin terdiam, saat mamanya memberitahu kalau mama dan papanya Nggak bisa ikut berlibur dengannya, karena sudah memiliki rencana lain.
‘’Loh kenapa?’’
‘’Mama baru ingat, besok tuh hari ulang tahun teman Mama. Nggak enak kalo nggak datang, itu teman dekat Mama, pas sekolah dulu.’’
‘’Elah Ma, cuma ulang tahun ini. Nggak usah pergi aja kali.’’
‘’Ya nggak bisa dong, nggak enak Mama sama Papa kalau nolak undangannya. Apalagi dulu dia sering sekali membantu kami.’’
‘’Ish Mama ih … nggak asik banget. Masa aku liburannya sendiri.’’ Feng Yin mulai merengek.
‘’Ya mau gimana lagi, orang keadaannya nggak memungkinkan. Nggak pa-palah kamu liburan sendirian, nggak pernah juga ‘kan? Biasa kamu kalau liburan pasti sama sahabat-sahabatmu atau Nggak sama Mama-Papa. Nah, sekarang coba berlibur sendiri dulu, cari pengalaman baru, oke?’’
‘’Is Mama ….’’
Mamanya Nggak mempedulikan, paruh baya itu malah berdiri dan melangkah keluar dari kamar Feng Yin. Feng Yin masih saja merengek memprotes mama dan papanya yang lebih memilih menghadiri acara ulang tahun teman lama mereka, dibanding berlibur bersamanya.
‘’Aish kenapa semuanya berhalangan sih?’’ kesalnya. Mau Nggak mau, dia harus pergi sendirian, karena sayang jika harus membuang voucher liburan mahal dan mewah itu.
Belum juga pergi, tetapi dia sudah memikirkan kalau liburan kali ini pasti Nggak akan seseru liburan saat bersama keluarga atau para sahabatnya.
‘’Ah sudahlah, memang apa salahnya liburan sendirian?’’ ucapnya lagi, seperti ingin menyemangati diri sendiri.
******
Hari itu, sebelum tidur Feng Yin kembali memeriksa isi kopernya, memastikan Nggak ada barang penting yang dilupakan olehnya. Barang penting yang dimaksud adalah beberapa barang keperluan wanita seperti, makeup, skincare, pewarna kuku, dan beberapa aksesoris.
‘’Lengkap sudah, sekarang nyalakan alarmnya dan tidur deh.’’ Melangkah mengambil ponsel yang ada di meja kecil kamarnya, lalu mengaktifkan alarm. Setelah itu dia kembali melangkah dan bersiap untuk tidur.
*****
Feng Yin yang tadinya nggak bersemangat, menjadi sangat bersemangat, saat melihat interior kapal pesiar yang terlihat mewah. Dipenuhi lampu-lampu kristal dan beberapa pajangan unik, dia juga memperhatikan beberapa orang yang berlalu lalang. Tiba tiba, dia merasa beruntung karena bisa menikmati perjalanan mewah ini. Sedang asyik dengan kekagumannya, tak sengaja ….
Feng Yin mengusap keningnya yang sakit karena baru menabrak seseorang.
‘’Kalau jalan hati-hati.’’ Feng Yin mengangkat kepalanya, ingin mengomel. Tapi, bukannya mengomel, wanita itu malah terpaku di tempatnya.
Feng Yin masih terpaku, memperhatikan pria ditabraknya tadi perlahan menjauh dari pandangannya.
‘’Lu Yuan … Akhirnya aku bisa bertemu dengannya.’’ Feng Yin masih setengah tak percaya.
*****
Sekarang Feng Yin sudah berbaring di ranjang, sambil menatap langit-langit kamar yang akan menjadi tempat tinggalnya untuk sementara, selama 5 hari kedepan.
‘’Aku, benar-benar bertemu dengannya, dia terlihat bahagia, mungkin karena sedang jatuh cinta.’’ Feng Yin kembali mengingat pertemuannya dan Lu Yuan tadi. Dan menurutnya pria itu terlihat sedang bahagia.
Dia lalu terdiam beberapa menit, dengan matanya yang sudah dipejamkan. Feng Yin mendesah, sesaat setelah membuka kedua matanya lagi.
‘’Kuharap aku bertemu seorang pria disini, agar aku bisa segera kembali padamu, dan benar-benar hanya sebagai penggemarmu.’’
Setelah itu, dia bangun dari rebahannya, membawa langkahnya menuju balkon kamar, menarik nafas, sambil merentangkan kedua tangannya, menghirup segarnya udara laut. Bibirnya perlahan melengkung, melihat indahnya lautan luas dan biru.
Di sebelah kamarnya, Feng Yin melihat beberapa orang sedang sibuk menyiapkan sesuatu, sepertinya akan ada surprise di kamar itu. Karena jiwa keponya, Feng Yin mendekat dan bertanya. Wanita itu berdiri tepat di railing pembatas kamarnya dan kamar sebelah.
‘’Ada yang berulang tahun ya?’’ tanyanya pada beberapa orang yang tengah sibuk itu. Satu wanita berhenti dan melihat ke arahnya sambil tersenyum. ‘
’Akan ada lamaran, mungkin kau bisa menyaksikannya nanti,’’ jawab wanita itu dan kembali meneruskan kegiatannya.
‘’Wah benarkah? Siapakah wanita beruntung itu? Hhmm aku juga ingin dilamar dengan cara yang romantis seperti ini.’’
‘’Kau akan kaget saat tahu siapa mereka,’’ jawab satu diantara mereka.
‘’Ah benarkah? Aku jadi penasaran. Oh ya, bisakah aku membantu kalian? Sepertinya aku ingin terlibat langsung dalam kebahagiaan mereka.’’
‘’Nggak perlu, kami Nggak ingin merepotkan para tamu.’’
‘’Oke baiklah, tapi apa bisa aku mengambil fotonya nanti?’’
‘’Nggak bisa, karena ini adalah privasi tamu.’’
‘’Oh baiklah,’’ jawab Feng Yin lagi. Wanita itu masih setia memperhatikan. Dia bahkan terus memperhatikan sampai proses dekorasi selesai.
‘’Will you marry me?’’ Feng Yin tersenyum, saat membaca tulisan yang terbuat dari ratusan bunga mawar merah itu.
‘’Sungguh pria yang romantis,’’ pujinya pada sosok pria yang akan melamar kekasih hatinya.
Bersambung .....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments