Bab 11 : Momen Kecil Bersamanya

Aku terbangun saat alarm ponselku terus berbunyi. Waktu sudah menunjukkan pukul lima pagi, aku bergegas mempersiapkan diri ke kampus. Kutatap bayang wajahku di depan cermin kecil yang ujungnya telah retak seperti sebuah sambaran petir.

Ingatan akan hubunganku dan kak Evan yang baru saja terjalin, langsung terlintas di benakku. Apakah aku hanya bermimpi? Aku buru-buru mengecek ponsel dan melihat riwayat panggilan masuk semalam selama dua jam.

Kemarin sore, dia mengajakku berkeliling pusat Jakarta. Senang rasanya bisa sedekat itu dengannya, memeluk pinggangnya dan merasakan kehangatan punggungnya. Puas berboncengan keliling kota sambil singgah makan, dia lalu mengantarku ke kos jam sembilan malam, kemudian kami lanjut mengobrol di telepon selama dua jam. Waktu sepanjang itu dia gunakan untuk menjelaskan padaku sekilas tentang anatomi, salah satu mata kuliah rumit yang ada di kedokteran.

Ya, hari ini di kelasku ada jadwal praktikum anatomi untuk pertama kalinya setelah dua bulan perkuliahan berjalan. Ini adalah momen paling menegangkan bagi mahasiswa kedokteran baru karena kami akan dihadapkan dengan kadaver¹.

(1. Kadaver: mayat/jenazah yang sudah diawetkan dengan formalin)

Setelah menyelesaikan dua mata kuliah, aku dan teman-teman sekelas langsung menuju ruang anatomi yang berada paling belakang fakultas. Jujur, ini pertama kalinya kami ke sana. Lokasi tempat itu dibuat tersendiri dari ruangan-ruangan yang lain. Kesan mistis sudah terasa ketika kami harus memasuki lorong yang gelap dan sepi untuk sampai di ruangan itu. Aroma formalin yang menyengat sudah tercium. Beberapa dari kami ada yang sudah tegang dan takut, bahkan saling berpegangan tangan karena bergidik ngeri.

"Apa yang mereka takutkan. Padahal setiap mayat itu kan pernah jadi manusia sama seperti kita-kita ini. Mereka alumnus kehidupan di bumi," ketus Arai sambil berjalan melenggang dengan sebungkus kuaci di tangannya.

Aku segera menyusul Arai. "Emang kamu gak takut?" tanyaku.

"Dibanding takut, aku malah merasa kasihan. Kadaver-kadaver yang menjadi bahan praktek kedokteran adalah jenazah terlantar tanpa keluarga. Mereka adalah pahlawan utama dunia kedokteran," ucapnya kembali.

Aku mengecek kembali ponselku, tak ada pesan yang masuk sejak pagi ini. Kelihatannya kak Evan sedang sibuk. Aku pun mematikan ponsel dan lanjut berjalan. Saat hampir memasuki ruangan itu, aku mendengar suara beberapa teman perempuan yang menyebut nama kak Evan. Kakiku lantas buru-buru masuk ke gedung itu.

Aku terkesiap melihat kehadiran kak Evan dengan memakai jas putih lengkap. Ternyata, dia hadir sebagai asisten dosen yang akan memandu kami selama praktik. Lelaki itu dikelilingi teman-temanku yang bertanya-tanya tentang praktik nanti. Dalam kerumunan kawan-kawanku, dia memandang ke arahku sambil melempar senyum. Ini membuatku semakin bersemangat.

Kami disuruh meletakkan barang bawaan di loker, lalu ke ruang transisi untuk memasang jas laboratorium. Saat sedang memakai jas, seseorang mendadak menarik diriku masuk ke ruang ganti yang hanya memakai tirai pembatas. Aku terkejut karena yang menarik tanganku adalah kak Evan.

Dia meminggirkan poni rambutku dengan lembut lalu mengeluarkan sesuatu dari saku jas putihnya. Ternyata itu adalah sebuah jepitan rambut model kupu-kupu yang dipenuhi permata berwarna silver.

"Pas mau ke kampus, aku kepikiran buat beli jepitan rambut ini buat kamu. Harganya murah karena cuma aku beli di toko pinggir jalan. Pakai aja ini buat sementara, entar aku ganti yang lebih bagus," ucapnya sambil menjepitkan ke poniku yang sedikit menghalau pandangan.

Dia juga memasangkan masker dengan mengaitkan talinya ke telingaku.

"Dosen yang ngajarin kalian nanti agak galak. Tapi gak usah takut, beliau galak supaya kalian bersungguh-sungguh. Profesi kita akan sering berhadapan dengan nyawa, jadi kita tidak diizinkan melakukan kesalahan sedikit pun," ucapnya kembali.

Aku mengangguk paham sambil memandang wajahnya dengan penuh cinta.

Di waktu yang sama, kami mendengar suara dehaman Arai dari balik tirai. "Ehem ... mau sampai kapan kalian di situ? Jangan sampai ada yang sangka kalian nak berbuat mesum."

Aku dan kak Evan saling memandang dalam diam karena persembunyian kami diketahui Arai. Hanya beberapa detik, kami sama-sama tertawa tanpa suara melihat bayangan Arai yang berdiri di depan tirai seakan hendak menjaga kami agar tak ketahuan. Aku lantas lebih dulu keluar dari sana dan langsung masuk ke ruang utama laboratorium.

Sebelum masuk, kami hanya dibolehkan membawa alat tulis dan buku penunjang. Ruangan yang begitu dingin, menambah kekentalan suasana horor dengan aroma khas yang tak pernah tercium olehku sebelumnya. Di atas meja praktek telah ada kadaver yang akan kami gunakan sebagai bahan praktikum. Untungnya, kadaver yang tersedia kali ini bukan yang utuh, melainkan beberapa bagian sesuai post-post yang ingin diidentifikasi. Sepertinya semua ini dipersiapkan oleh kak Evan seorang diri selaku asisten dosen.

Kak Evan mulai membagi kami ke dalam beberapa kelompok. Aku dan Arai disatukan dalam kelompok yang sama dan mendapat bagian kepala. Warnanya kecokelatan dengan jaringan kulit yang sudah terangkat. Baunya menusuk dan sangat mengganggu penciuman. Penggunaan formalin yang tinggi, membuat mata kami mengalami perih yang amat dahsyat saat berhadapan langsung dengan organ tersebut. Bahkan ada yang sampai mengeluarkan air mata.

"Untuk semua, dengarkan! Saat ini kita berhadapan dengan guru besar kita! Kita harus bersikap sopan dan memperlakukan organ guru besar kita dengan baik. Jangan ada yang memasang wajah takut apalagi jijik. Kita harus menunjukkan rasa hormat!" tegas kak Evan memperingati kami semua.

Sebelum memulai, kami melakukan penghormatan lebih dulu sebelum memulai identifikasi organ dan jaringan syaraf. Aku lantas teringat kembali dengan ucapan Arai sambil memandang tengkorak kepala kadaver.

Dosen pun masuk dan mulai menerangkan pada kami. Kami juga disuruh berotasi dari meja ke meja untuk melihat sejumlah organ lainnya. Ternyata betul yang dikatakan kak Evan, dosen yang merupakan dokter senior di salah satu rumah sakit Jakarta itu sungguh galak. Bahkan dia memarahi dan membentak beberapa mahasiswa yang tidak serius. Bisa dikatakan dia lebih menakutkan dari kadaver yang ada di hadapan kami.

Pantas saja semalam kak Evan meneleponku begitu lama hanya untuk menjelaskan tentang anatomi. Rupanya, dia bermaksud membekaliku terlebih dahulu agar tidak melakukan kesalahan saat praktik. Dengan semua sikap manisnya seperti ini, mana mungkin aku tak tergila-gila padanya. Meski sejujurnya, aku masih tak percaya jika kami telah menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih.

Untungnya, dosen itu tak berlama-lama di ruangan. Dia mempercayakan kak Evan untuk menjaga kami. Kak Evan lalu berjalan sembari membagikan kertas tes yang akan kami jawab setelah praktik. Saat kertas itu dia berikan padaku, aku menemukan secarik kertas kecil yang ikut terselip. Kertas kecil yang berukuran sejari itu bertuliskan "semangat!" lengkap dengan gambar hati.

Aku langsung melarikan pandangan ke arahnya. Ternyata dia juga sedang memandangku sambil terus membagikan lembaran tes pada yang lainnya.

Kelompok yang berada di belakangku memanggilnya untuk bertanya. Dia lantas menghampiri meja tersebut dan berdiri tepat di belakangku sambil menerangkan kembali jaringan syaraf yang tak dimengerti kelompok tersebut. Sementara aku, mulai bersiap mengerjakan tes yang baru saja dibagikan, tentunya dengan mengidentifikasi terlebih dahulu pada organ yang ada di hadapanku.

Tiba-tiba, kurasakan sesuatu menyentuh tangan kiriku yang menganggur. Aku lantas berbalik dengan cepat, ternyata tangan kak Evan yang sedang merambat di sana. Walaupun sebelah tangannya berada pada tanganku, lelaki itu tetap aktif menerangkan ke depan. Aku lantas kembali menghadap ke mejaku dan membiarkan tangan itu terus memegang tanganku. Meski posisi kami sama-sama saling membelakangi, tapi tangan kami justru saling bertautan erat.

Aku menyukai setiap momen kecil yang terkesan mencuri kesempatan seperti ini. Jika penelitian mengatakan batang otak adalah pusat kehidupan manusia, maka dia telah menjadi pusat kebahagiaanku saat ini.

.

.

.

Perhatikan time line novel ini ya. Cerita ke depan akan banyak lompatan waktu yang mungkin tidak tertulis secara jelas.

Terpopuler

Comments

༎ຶ⁠‿⁠༎ຶBENERAN ☞JOMBLO

༎ຶ⁠‿⁠༎ຶBENERAN ☞JOMBLO

plak plak plak
Ojo gremet to Yo
sekolah Ben pinter
piye carane arep mikir rodok serius eh tanganne Evan met gremet wkwkwkw

2024-02-11

48

𒁍⃝🦊𝑛𝑜𝑣𝑖𝑡𝑎 ➳ᴹᴿˢ᭄

𒁍⃝🦊𝑛𝑜𝑣𝑖𝑡𝑎 ➳ᴹᴿˢ᭄

ℎ𝑒𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑔𝑎𝑘 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑏𝑒𝑟 𝑤𝑜𝑟𝑑 𝑤𝑜𝑟𝑑 𝑙𝑎ℎ

2024-05-09

0

𒁍⃝🦊𝑛𝑜𝑣𝑖𝑡𝑎 ➳ᴹᴿˢ᭄

𒁍⃝🦊𝑛𝑜𝑣𝑖𝑡𝑎 ➳ᴹᴿˢ᭄

𝑑𝑖 𝑘𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑛𝑦𝑢𝑚 𝑑𝑜𝑛𝑔😍

2024-05-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Menyusuri Lembaran Masa Lalu
2 Bab 2 : Semuanya Berawal dari Pertemuan itu ....
3 Bab 3: Seseorang yang Lain, Selain Dia
4 Bab 4 : Dua Pria yang Hadir di Hidupku
5 Bab 5: Menjadi Penguntit Dadakan
6 Bab 6 : Masa Puberku yang Tertunda
7 Bab 7 : Senja yang Mempertemukan Kita
8 Bab 8 : Sesuatu yang Tidak Kuketahui
9 Bab 9 : Pemandangan Berbeda di Balkon
10 Bab 10 : Punggung yang Telah Termiliki
11 Bab 11 : Momen Kecil Bersamanya
12 Bab 12 : Aku dan Dia adalah Persamaan
13 Bab 13 : Melepas Rindu
14 Bab 14 : Surga yang Kami Ciptakan
15 Bab 15 : Setelah Kejadian Itu
16 Bab 16 : Dia yang Memengaruhi Sistem Saraf di Otakku
17 Bab 17 : Momen Kebersamaan
18 Bab 18 : Untuk Dikenang
19 Bab 19 : Ternyata Banyak yang Belum Kuketahui Tentangnya
20 Bab 20 : Sepotong Jiwa yang Bersatu
21 Bab 21 : Keluarga yang Bukan Keluarga
22 Bab 22 : Menempati Posisi Terbaik di Hidupnya
23 Bab 23 : Bahagia Bersamanya
24 Bab 24 : Sebuah Insiden
25 Bab 25 : Dilindungi dan Terlindungi
26 Bab 26 : Kita yang Menabung Rindu
27 Bab 27 : Masa Depan yang Belum Terencana
28 Bab 28 : Mulai Berongga
29 Bab 29 : Genggaman Tangan dan Pelukan Hangat darinya
30 Bab 30 : Dia yang Penuh Tanda Tanya
31 Bab 31 : Rasa Manis yang Dia berikan
32 Bab 32 : Tatap Aku!
33 Bab 33 : Masih Tak Percaya
34 Bab 34 : Serba Terlalu
35 Bab 35 : Jiwa Baru Bersama Ragaku
36 Bab 36 : Awal Kehidupan Baru
37 Bab 37 : Dear Calon Anakku
38 Bab 38 : Kembali Berteman Kehilangan
39 Bab 39 : Dua Orang yang Tergabung Dalam Satu
40 Bab 40 : Hai, Masa Depan!
41 Bab 41 : Kelu!
42 Bab 42 : Kembali Bersitatap
43 Bab 43 : Selamat Tinggal
44 Bab 44 : Ini Aku
45 Bab 45 : Keluarga Top 1%
46 Bab 46 : Revolusi Hidup
47 Bab 47 : Seseorang yang Didatangkan Untukku
48 Bab 48 : Kehadiranmu di Batas Senja
49 Bab 49 : Kita yang Saling Menemukan dan Ditemukan
50 Bab 50 : Aku dan Kau yang Menjadi Kita
51 Bab 51 : Rindu yang Mencekikku
52 Bab 52 : Kau Adalah Pijar Terang Bagiku
53 Bab 53 : Meski Kita Saling Menginginkan
54 Bab 54 : Kehadirannya
55 Bab 55 : Dari Sini
56 Bab 56 : Pertemuan Dua Keluarga
57 Bab 57 : Sesuatu yang Tidak Kuduga
58 Bab 58 : Aku yang Terhimpit
59 Bab 59 : Ketika Dilanda Dilema
60 Bab 60 : Caraku Mencintaimu
61 Bab 61 : Jejak Lipstikmu di Bibirku
62 Bab 62 : Nol Persen
63 Bab 63 : Kehidupan Baru
64 Bab 64 : Hal yang Tertinggal
65 Bab 65 : Akulah yang Ditinggalkan
66 Bab 66 : Manusia dan Penyesalannya
67 Bab 67 : Yang Tak Lagi Sama
68 Bab 68 : Mungkin Sudah Tepat
69 Bab 69 : Lini Masa
70 Bab 70 : Kalau Saja ....
71 Bab 71 : Yang Selalu Menuju Ke arahku
72 Bab 72 : Cemburu yang Tak Semestinya
73 Bab 73 : Sudah Waktunya, kah?
74 Bab 74 : Tenanglah!
75 Bab 75 : Orang-orang yang Tahu
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 1 : Menyusuri Lembaran Masa Lalu
2
Bab 2 : Semuanya Berawal dari Pertemuan itu ....
3
Bab 3: Seseorang yang Lain, Selain Dia
4
Bab 4 : Dua Pria yang Hadir di Hidupku
5
Bab 5: Menjadi Penguntit Dadakan
6
Bab 6 : Masa Puberku yang Tertunda
7
Bab 7 : Senja yang Mempertemukan Kita
8
Bab 8 : Sesuatu yang Tidak Kuketahui
9
Bab 9 : Pemandangan Berbeda di Balkon
10
Bab 10 : Punggung yang Telah Termiliki
11
Bab 11 : Momen Kecil Bersamanya
12
Bab 12 : Aku dan Dia adalah Persamaan
13
Bab 13 : Melepas Rindu
14
Bab 14 : Surga yang Kami Ciptakan
15
Bab 15 : Setelah Kejadian Itu
16
Bab 16 : Dia yang Memengaruhi Sistem Saraf di Otakku
17
Bab 17 : Momen Kebersamaan
18
Bab 18 : Untuk Dikenang
19
Bab 19 : Ternyata Banyak yang Belum Kuketahui Tentangnya
20
Bab 20 : Sepotong Jiwa yang Bersatu
21
Bab 21 : Keluarga yang Bukan Keluarga
22
Bab 22 : Menempati Posisi Terbaik di Hidupnya
23
Bab 23 : Bahagia Bersamanya
24
Bab 24 : Sebuah Insiden
25
Bab 25 : Dilindungi dan Terlindungi
26
Bab 26 : Kita yang Menabung Rindu
27
Bab 27 : Masa Depan yang Belum Terencana
28
Bab 28 : Mulai Berongga
29
Bab 29 : Genggaman Tangan dan Pelukan Hangat darinya
30
Bab 30 : Dia yang Penuh Tanda Tanya
31
Bab 31 : Rasa Manis yang Dia berikan
32
Bab 32 : Tatap Aku!
33
Bab 33 : Masih Tak Percaya
34
Bab 34 : Serba Terlalu
35
Bab 35 : Jiwa Baru Bersama Ragaku
36
Bab 36 : Awal Kehidupan Baru
37
Bab 37 : Dear Calon Anakku
38
Bab 38 : Kembali Berteman Kehilangan
39
Bab 39 : Dua Orang yang Tergabung Dalam Satu
40
Bab 40 : Hai, Masa Depan!
41
Bab 41 : Kelu!
42
Bab 42 : Kembali Bersitatap
43
Bab 43 : Selamat Tinggal
44
Bab 44 : Ini Aku
45
Bab 45 : Keluarga Top 1%
46
Bab 46 : Revolusi Hidup
47
Bab 47 : Seseorang yang Didatangkan Untukku
48
Bab 48 : Kehadiranmu di Batas Senja
49
Bab 49 : Kita yang Saling Menemukan dan Ditemukan
50
Bab 50 : Aku dan Kau yang Menjadi Kita
51
Bab 51 : Rindu yang Mencekikku
52
Bab 52 : Kau Adalah Pijar Terang Bagiku
53
Bab 53 : Meski Kita Saling Menginginkan
54
Bab 54 : Kehadirannya
55
Bab 55 : Dari Sini
56
Bab 56 : Pertemuan Dua Keluarga
57
Bab 57 : Sesuatu yang Tidak Kuduga
58
Bab 58 : Aku yang Terhimpit
59
Bab 59 : Ketika Dilanda Dilema
60
Bab 60 : Caraku Mencintaimu
61
Bab 61 : Jejak Lipstikmu di Bibirku
62
Bab 62 : Nol Persen
63
Bab 63 : Kehidupan Baru
64
Bab 64 : Hal yang Tertinggal
65
Bab 65 : Akulah yang Ditinggalkan
66
Bab 66 : Manusia dan Penyesalannya
67
Bab 67 : Yang Tak Lagi Sama
68
Bab 68 : Mungkin Sudah Tepat
69
Bab 69 : Lini Masa
70
Bab 70 : Kalau Saja ....
71
Bab 71 : Yang Selalu Menuju Ke arahku
72
Bab 72 : Cemburu yang Tak Semestinya
73
Bab 73 : Sudah Waktunya, kah?
74
Bab 74 : Tenanglah!
75
Bab 75 : Orang-orang yang Tahu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!