Bab 10 : Punggung yang Telah Termiliki

"Aku baru tahu kalau berdiri di sini kita memang bisa melihat sunset dengan jelas," ucap kak Evan.

Dia seakan mengetahui kehadiranku meski dengan mata terpejam. Karena sudah tak mungkin menghindar atau pun berbalik, aku lantas berjalan menghampirinya lalu berdiri bersebelahan dengannya.

"Kak Evan suka sunset?" tanyaku pelan.

Dia membuka matanya dengan perlahan lalu memandang ke depan.

"Bukan aku, tapi temanku," jawabnya, "di hari pertama Maba ngumpul di kampus, aku nungguin dia di bawah pohon itu. Tapi kamu lebih dulu datang dengan wajah bingung dan panik. Makanya aku tawarin diri buat anterin kamu. Pas aku balik lagi ke sini, aku lihat dia berdiri di balkon ini sambil mandang langit. Dia bilang, akhirnya dia nemu tempat yang tepat buat lihat sunset. Dan itu karena dia bingung nyari aku," kenang kak Evan sambil tergelitik.

"Yang kak Evan maksud itu Arai, ya?" tebakku dengan hati-hati.

"Hum ...." Dia menoleh ke arahku sambil melebarkan senyum. "Kamu satu kelas ma dia, kan?"

Aku mengangguk kecil. Ternyata benar, Kak Evan dan Arai sangat dekat. Bahkan, aku merasa kak Evan sangat menyayanginya. Sekali lagi, aku iri pada Arai yang selalu berhasil mengambil hati orang-orang.

Kami sama-sama bergeming sembari menatap langit yang berpendar keemasan. Ada beberapa detik kosong sebelum terdengar suara pelan nan berat yang memanggil namaku.

"Ita ...."

Aku menoleh ke arahnya. Sementara dia menatapku dengan lamat.

"Apa ... kamu ... suka aku?"

Mataku melebar seketika. Namun, tak sampai sedetik, bola mataku langsung bergerak tak tentu arah, berusaha untuk tak bersitatap dengannya. Di saat yang sama, kak Evan menggeser langkahnya dan mulai mendekat ke arahku.

"Kamu suka aku?" tanyanya lagi.

"Ke–kenapa .. mikir kayak gitu," ucapku dengan bibir gemetar.

"Aku cuma pengen tahu," balasnya.

Jangan-jangan ... dia sudah mengetahui perasaanku yang terpendam. Apakah Arai yang mengatakannya? Ataukah sudah terbaca olehnya sendiri?

"Jadi, kamu suka aku?" Dia mengulang pertanyaan yang sama dengan terus menyeret langkahnya.

Jantungku sungguh tak aman saat ini. Kukira dia akan mengungkapkan perasaannya semacam mengatakan 'aku suka kamu', ternyata kata itu justru yang dia tanyakan padaku. Secara spontan, kakiku bergerak mundur ke belakang di saat dia terus mendekat ke arahku. Aku sampai menjatuhkan kresek berisi minuman yang seharusnya akan kuberikan pada Arai. Minuman itu keluar dari kantong plastik dan tergelinding ke tangga.

"Aku ... kurang ... ngerti maksud kak Evan."

Setiap kata kulontarkan dengan kaku. Aku mendadak gagap, rikuh hingga tak tahu harus berbuat apa. Bahkan kini tubuhku terjebak di sudut balkon ketika dia terus mendekat ke arahku.

"Aku ulangi lagi, kamu suka aku, gak?"

Dia semakin dekat, sementara aku semakin tersudut. Ujung sepatu kami yang saling bertabrakan, menandakan seberapa dekat dirinya denganku saat ini. Aku memundurkan setengah badanku ke belakang di saat napas kami saling membaur. Pada waktu yang sama, dia memblokir pergerakanku dengan menempatkan tangannya di masing-masing sudut pembatas balkon. Membuatku tak bisa ke mana-mana.

"Pertanyaan ini, sudah lama ingin aku tanyakan sama kamu. Aku perlu mencocokkan isi hatiku dengan perempuan yang kusukai, karena aku gak bisa ajak seseorang buat menjalin hubungan kalo dia gak punya perasaan yang sama kayak aku. Jadi, aku ingin tahu perasaanmu lebih dulu," ucapnya dengan mata yang terus menancap di mataku.

Seluruh tubuhku gemetar saat kak Evan terus mengancing pandanganku dengan tatapan matanya sayu.

"A–aku ...."

Sambil mencondongkan badannya ke arahku, dia kembali berkata, "Cukup jawab Ya atau Tidak."

Sempat terdiam beberapa saat, aku pun mengangguk kaku. "Ya ...."

Senyum langsung tersemat di bibirnya.

"Mau dengar isi hati aku?" Dia melepaskan earphone yang menggantung di lehernya, kemudian memasangkan ke telingaku. Pada waktu itu juga, sebuah lagu indah menjamah lembut di pendengaranku.

Bila engkau menerima cintaku

Aku akan selalu jujur untukmu

Karena dirimu yang selama ini di hati

Bila engkau menerima cintaku

Aku akan setia kepadamu

Karena dirimu yang selama ini kucari (Flanella_bila engkau)

Lagu itu terus mengalir indah di pendengaranku. Aku hanya bisa terpaku menatap wajah kak Evan yang semakin mendekat ke arahku. Angin yang bertiup di sekitar, menerpa wajahku diiringi sinar matahari yang terbenam sepenuhnya. Mataku terkulai rapat karena tak tahan dengan pendaran cahaya itu.

Dan suasana romantis pun bergerak ke arahku, kala kurasakan sesuatu yang lembut menekan bibirku dengan halus. Hanya sebentar. Namun, mampu membuat seluruh urat syaraf melemah. Hubungan asmara kami resmi dimulai tepat saat senja terbaring di pangkuan malam. Dan balkon ini, menjadi saksi ciuman pertamaku telah dirampas olehnya.

Sore itu, Arai benar-benar tak datang ke balkon. Namun, ketika aku dan kak Evan hendak pulang dengan menuruni anak tangga, aku menemukan minuman untuknya yang sempat jatuh terguling itu, kini ada di sudut tangga dalam posisi telah terbuka dan hampir habis. Mungkinkah Arai sempat datang ke sini dan melihat kami?

Ternyata memang benar, Arai datang ke sana dan sempat melihat kami berbicara. Itu pengakuannya saat aku bertemu dengannya keesokan hari. Dia mengucapkan selamat untuk hubunganku dan Kak Evan yang baru saja terjalin.

"Kau harus traktir aku nanti buat merayakan hari jadi kau dan bang Evan!"

"Ssttt!" Aku meminta Arai menurunkan suaranya agar tak terdengar oleh teman-teman sekelas. "Gimana dengan kamu sendiri?"

"Aku? Emangnya kenapa dengan aku?" tanya Arai.

"Apa kamu gak mau cari pacar?"

"Ndaklah! Aku kan ke Jakarta buat kuliah bukan cari pacar. Aku mau fokus mengejar cita-citaku sebagai dokter agar bisa membantu orang-orang di kampungku yang masih kekurangan tenaga medis."

Aku langsung terdiam. Terasa tertohok dengan perkataannya.

Arai tampak seperti tahu aku tersinggung. Dia cepat-cepat berkata, "Ini prinsipku sendiri. Ndak perlu memaksakan diri untuk seragam dengan prinsip hidup orang lain."

Setelah mata kuliah terakhir berakhir, aku mengecek ponselku. Ternyaya terdapat satu pesan masuk dari kak Evan.

^^^Sayang^^^

^^^Sudah selesai?^^^

Aku

Sudah, barusan.

^^^Sayang^^^

^^^Oke. Siap-siap aku culik.^^^

Hah? Aku terbelalak membaca balasan pesannya. Kepalaku pun spontan menoleh ke kiri-kanan. Ada rasa khawatir dia tiba-tiba muncul di hadapanku di saat teman-temanku masih berlalu lalang. Tepat ketika aku memutuskan berjalan lurus, seseorang dengan slayer yang menutupi wajahnya tiba-tiba menarik tanganku dari arah samping, lalu menyeretku berlari dengannya. Hanya dengan melihat matanya, aku sudah bisa tahu sosok yang tengah mengajakku berlari ini.

Dia terus membawaku berlari dengan tangan yang saling bertautan erat. Kami berhenti tepat di depan motor besar yang terparkir begitu saja di depan gedung fakultas. Dia memakaikan helm berwarna hitam di kepalaku dengan hati-hati.

"Ayo naik!" ajaknya sambil menaiki motornya.

"Kita mau ke mana?" tanyaku kebingungan.

"Jalan-jalan," jawabnya sambil tersenyum.

Aku pun naik ke atas motornya.

"Pegang yang erat!"

Aku memegang ujung jaket kulitnya dengan ragu-ragu. Namun, dia justru menarik kedua tanganku agar melingkar penuh di pinggangnya. Ia pun mulai menghidupkan mesin motornya kemudian mulai melaju, melintasi beberapa ruang kelas fakultas kedokteran yang masih dipadati banyak mahasiswa.

"Itu Evan!

"Gila, Evan bareng cewek!"

Suara kakak-kakak tingkat ramai bersorak meneriakinya. Sedang aku yang berada di belakangnya, hanya bisa bersembunyi di balik punggungnya tanpa berani menunjukkan wajahku.

"Peluk aku lebih erat!" pintanya sambil menoleh ke arahku.

"Hah?"

Belum sempat kulakukan, dia sudah menambah kecepatan laju motornya sehingga membuat badanku merapat penuh di badannya, dan kepalaku tersandar di punggungnya. Sejak awal melihatnya, aku sudah menyukai punggungnya. Sebab, hanya dengan melihat punggung itu, aku bisa menatapnya tanpa perlu berhadapan dengannya. Kini, punggungnya tak hanya sekadar kutatap dari kejauhan, melainkan bisa kujadikan tempat bersandar ternyaman.

.

.

Terpopuler

Comments

✨️ɛ.

✨️ɛ.

ini yg agak susah..
maunya kita punya tujuan hidup sendiri, tapi keluarga, tetangga, lingkungan masyarakat memaksa kita utk mengikuti jalur mainstream..

2024-11-23

0

✨️ɛ.

✨️ɛ.

lagu jaman² request di radio trus kirim² salam pakek kartu.. siniin dikit salam²nya pakek sms.. oh, time flies so fast..

2024-11-23

0

Ve

Ve

ikut seneng bacanya

2025-02-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Menyusuri Lembaran Masa Lalu
2 Bab 2 : Semuanya Berawal dari Pertemuan itu ....
3 Bab 3: Seseorang yang Lain, Selain Dia
4 Bab 4 : Dua Pria yang Hadir di Hidupku
5 Bab 5: Menjadi Penguntit Dadakan
6 Bab 6 : Masa Puberku yang Tertunda
7 Bab 7 : Senja yang Mempertemukan Kita
8 Bab 8 : Sesuatu yang Tidak Kuketahui
9 Bab 9 : Pemandangan Berbeda di Balkon
10 Bab 10 : Punggung yang Telah Termiliki
11 Bab 11 : Momen Kecil Bersamanya
12 Bab 12 : Aku dan Dia adalah Persamaan
13 Bab 13 : Melepas Rindu
14 Bab 14 : Surga yang Kami Ciptakan
15 Bab 15 : Setelah Kejadian Itu
16 Bab 16 : Dia yang Memengaruhi Sistem Saraf di Otakku
17 Bab 17 : Momen Kebersamaan
18 Bab 18 : Untuk Dikenang
19 Bab 19 : Ternyata Banyak yang Belum Kuketahui Tentangnya
20 Bab 20 : Sepotong Jiwa yang Bersatu
21 Bab 21 : Keluarga yang Bukan Keluarga
22 Bab 22 : Menempati Posisi Terbaik di Hidupnya
23 Bab 23 : Bahagia Bersamanya
24 Bab 24 : Sebuah Insiden
25 Bab 25 : Dilindungi dan Terlindungi
26 Bab 26 : Kita yang Menabung Rindu
27 Bab 27 : Masa Depan yang Belum Terencana
28 Bab 28 : Mulai Berongga
29 Bab 29 : Genggaman Tangan dan Pelukan Hangat darinya
30 Bab 30 : Dia yang Penuh Tanda Tanya
31 Bab 31 : Rasa Manis yang Dia berikan
32 Bab 32 : Tatap Aku!
33 Bab 33 : Masih Tak Percaya
34 Bab 34 : Serba Terlalu
35 Bab 35 : Jiwa Baru Bersama Ragaku
36 Bab 36 : Awal Kehidupan Baru
37 Bab 37 : Dear Calon Anakku
38 Bab 38 : Kembali Berteman Kehilangan
39 Bab 39 : Dua Orang yang Tergabung Dalam Satu
40 Bab 40 : Hai, Masa Depan!
41 Bab 41 : Kelu!
42 Bab 42 : Kembali Bersitatap
43 Bab 43 : Selamat Tinggal
44 Bab 44 : Ini Aku yang Menyakitimu
45 Bab 45 : Keluarga Top 1%
46 Bab 46 : Revolusi Hidup
47 Bab 47 : Seseorang yang Didatangkan Untukku
48 Bab 48 : Kehadiranmu di Batas Senja
49 Bab 49 : Kita yang Saling Menemukan dan Ditemukan
50 Bab 50 : Aku dan Kau yang Menjadi Kita
51 Bab 51 : Rindu yang Mencekikku
52 Bab 52 : Kau Adalah Pijar Terang Bagiku
53 Bab 53 : Meski Kita Saling Menginginkan
54 Bab 54 : Kehadirannya
55 Bab 55 : Dari Sini
56 Bab 56 : Pertemuan Dua Keluarga
57 Bab 57 : Sesuatu yang Tidak Kuduga
58 Bab 58 : Aku yang Terhimpit
59 Bab 59 : Ketika Dilanda Dilema
60 Bab 60 : Ini Caraku Mencintaimu
61 Bab 61 : Jejak Lipstikmu di Bibirku
62 Bab 62 : Nol Persen
63 Bab 63 : Kehidupan Baru
64 Bab 64 : Hal yang Tertinggal
65 Bab 65 : Akulah yang Ditinggalkan
66 Bab 66 : Manusia dan Penyesalannya
67 Bab 67 : Yang Tak Lagi Sama
68 Bab 68 : Mungkin Sudah Tepat
69 Bab 69 : Lini Masa
70 Bab 70 : Kalau Saja ....
71 Bab 71 : Yang Selalu Menuju Ke arahku
72 Bab 72 : Cemburu yang Tak Semestinya
73 Bab 73 : Sudah Waktunya, kah?
74 Bab 74 : Tenanglah!
75 Bab 75 : Orang-orang yang Tahu
76 Bab 76 : Bersama tapi Tak Bersama
77 bab 77 : Senja Terindah
78 Bab 78 : Kau yang Dekat, tapi Tak bisa Kudekap
79 Bab 79 : Aku yang Tertohok
80 Bab 80 : Tuntutan Keluarga
81 Bab 81 : Dari Tempat Persembunyianku
82 Bab 82 : Setangkai Bunga Mawar
83 Bab 83 : Dari Balik Tirai
84 Bab 84 : Kepada Waktu ....
85 Bab 85 : Bodohnya Aku
86 Bab 86 : Sembunyi
87 Bab 87 : Perasaan yang Masih Berkutat
88 Bab 88 : Ke mana dia?
89 Bab 89 : Foto Bersama
90 Bab 90 : Demi Satu Hal
91 Bab 91 : Kebersamaan Kita
92 Bab 92 : Mari Jadikan Penantian
93 Bab 93 : Jaga Jarak
94 Bab 94 : Apa yang Harus Kulakukan?
95 Bab 95 : Panggil Namaku!
96 Bab 96 : Di Luar Dugaan
97 Bab 97 : Aku Memang Bukan Dia, Tidak Seperti Dia ....
98 Bab 98 : Mantan Terindah
99 Bab 99 : Seseorang yang Jadi Tujuanku
100 Bab 100 : Memulai Perang
101 Bab 101 : Yang Sengaja Kurahasiakan
102 Bab 102 : Mengatur Pertemuan
103 Bab 103 : Kuakui, Aku cemburu
104 Bab 104 : Panggilan yang Mendebarkan
105 Bab 105 : Di Tengah Rinai
106 Bab 106 : Aku Bisa Apa?
107 Bab 107 : Kita Hanyalah Sebuah Koma
108 Bab 108 : Inikah Waktunya?
109 Bab 109 : Bagaimana Mungkin ....
110 bab 110 : Kebohongan yang Terbongkar
111 Bab 111 : Harimau tidak Memakan Anaknya?
112 Bab 112 : Situasi Rumit
113 Bab 113 : Menyambung Kisah
114 Bab 114 : Lebih dari Seorang Teman
115 Bab 115 : Sang Pemilik Senyum Merenyuhkan
116 Bab 116 : Si Pemilik Pelukan Terhangat
117 Bab 117 : Yang Baru Kuketahui
118 Bab 118 : Terlalu Sulit Untuk kupahami
119 Bab 119 : Sebuah Permintaan
120 Bab 120 : Aku Tak Menyukai Perasaan Ini
121 Bab 121 : Kami Tak Mungkin Bersama
122 Bab 122 : Catatan Darinya
123 Bab 123 : Catatan Terakhir Darinya
124 Bab 124: Aku Tak Cukup Jauh Mengenalnya
125 Bab 125 : Aku Pernah Sebahagia Itu
126 Bab 126 : Reset Kehidupan
127 Bab 127 : Cinta yang Merumpun
128 Bab 128 : Alam yang Menyatukan Kebersamaan
129 Bab 129 : Sebuah Keputusan
130 Bab 130 : Pengagum Rahasia
131 Bab 131 : Selangkah Demi Selangkah
132 Bab 132 : Semoga Berjalan Mulus
133 Bab 133 : Genggam Tanganku
134 Bab 134 : Hal yang Tertunda
135 Bab 135 : Melepas Rindu yang Mendayu
136 Bab 136 : Seonggok Jiwa yang Layak Bahagia.
137 All About Novel Ini
138 Novel Baru Yu Aotian
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Bab 1 : Menyusuri Lembaran Masa Lalu
2
Bab 2 : Semuanya Berawal dari Pertemuan itu ....
3
Bab 3: Seseorang yang Lain, Selain Dia
4
Bab 4 : Dua Pria yang Hadir di Hidupku
5
Bab 5: Menjadi Penguntit Dadakan
6
Bab 6 : Masa Puberku yang Tertunda
7
Bab 7 : Senja yang Mempertemukan Kita
8
Bab 8 : Sesuatu yang Tidak Kuketahui
9
Bab 9 : Pemandangan Berbeda di Balkon
10
Bab 10 : Punggung yang Telah Termiliki
11
Bab 11 : Momen Kecil Bersamanya
12
Bab 12 : Aku dan Dia adalah Persamaan
13
Bab 13 : Melepas Rindu
14
Bab 14 : Surga yang Kami Ciptakan
15
Bab 15 : Setelah Kejadian Itu
16
Bab 16 : Dia yang Memengaruhi Sistem Saraf di Otakku
17
Bab 17 : Momen Kebersamaan
18
Bab 18 : Untuk Dikenang
19
Bab 19 : Ternyata Banyak yang Belum Kuketahui Tentangnya
20
Bab 20 : Sepotong Jiwa yang Bersatu
21
Bab 21 : Keluarga yang Bukan Keluarga
22
Bab 22 : Menempati Posisi Terbaik di Hidupnya
23
Bab 23 : Bahagia Bersamanya
24
Bab 24 : Sebuah Insiden
25
Bab 25 : Dilindungi dan Terlindungi
26
Bab 26 : Kita yang Menabung Rindu
27
Bab 27 : Masa Depan yang Belum Terencana
28
Bab 28 : Mulai Berongga
29
Bab 29 : Genggaman Tangan dan Pelukan Hangat darinya
30
Bab 30 : Dia yang Penuh Tanda Tanya
31
Bab 31 : Rasa Manis yang Dia berikan
32
Bab 32 : Tatap Aku!
33
Bab 33 : Masih Tak Percaya
34
Bab 34 : Serba Terlalu
35
Bab 35 : Jiwa Baru Bersama Ragaku
36
Bab 36 : Awal Kehidupan Baru
37
Bab 37 : Dear Calon Anakku
38
Bab 38 : Kembali Berteman Kehilangan
39
Bab 39 : Dua Orang yang Tergabung Dalam Satu
40
Bab 40 : Hai, Masa Depan!
41
Bab 41 : Kelu!
42
Bab 42 : Kembali Bersitatap
43
Bab 43 : Selamat Tinggal
44
Bab 44 : Ini Aku yang Menyakitimu
45
Bab 45 : Keluarga Top 1%
46
Bab 46 : Revolusi Hidup
47
Bab 47 : Seseorang yang Didatangkan Untukku
48
Bab 48 : Kehadiranmu di Batas Senja
49
Bab 49 : Kita yang Saling Menemukan dan Ditemukan
50
Bab 50 : Aku dan Kau yang Menjadi Kita
51
Bab 51 : Rindu yang Mencekikku
52
Bab 52 : Kau Adalah Pijar Terang Bagiku
53
Bab 53 : Meski Kita Saling Menginginkan
54
Bab 54 : Kehadirannya
55
Bab 55 : Dari Sini
56
Bab 56 : Pertemuan Dua Keluarga
57
Bab 57 : Sesuatu yang Tidak Kuduga
58
Bab 58 : Aku yang Terhimpit
59
Bab 59 : Ketika Dilanda Dilema
60
Bab 60 : Ini Caraku Mencintaimu
61
Bab 61 : Jejak Lipstikmu di Bibirku
62
Bab 62 : Nol Persen
63
Bab 63 : Kehidupan Baru
64
Bab 64 : Hal yang Tertinggal
65
Bab 65 : Akulah yang Ditinggalkan
66
Bab 66 : Manusia dan Penyesalannya
67
Bab 67 : Yang Tak Lagi Sama
68
Bab 68 : Mungkin Sudah Tepat
69
Bab 69 : Lini Masa
70
Bab 70 : Kalau Saja ....
71
Bab 71 : Yang Selalu Menuju Ke arahku
72
Bab 72 : Cemburu yang Tak Semestinya
73
Bab 73 : Sudah Waktunya, kah?
74
Bab 74 : Tenanglah!
75
Bab 75 : Orang-orang yang Tahu
76
Bab 76 : Bersama tapi Tak Bersama
77
bab 77 : Senja Terindah
78
Bab 78 : Kau yang Dekat, tapi Tak bisa Kudekap
79
Bab 79 : Aku yang Tertohok
80
Bab 80 : Tuntutan Keluarga
81
Bab 81 : Dari Tempat Persembunyianku
82
Bab 82 : Setangkai Bunga Mawar
83
Bab 83 : Dari Balik Tirai
84
Bab 84 : Kepada Waktu ....
85
Bab 85 : Bodohnya Aku
86
Bab 86 : Sembunyi
87
Bab 87 : Perasaan yang Masih Berkutat
88
Bab 88 : Ke mana dia?
89
Bab 89 : Foto Bersama
90
Bab 90 : Demi Satu Hal
91
Bab 91 : Kebersamaan Kita
92
Bab 92 : Mari Jadikan Penantian
93
Bab 93 : Jaga Jarak
94
Bab 94 : Apa yang Harus Kulakukan?
95
Bab 95 : Panggil Namaku!
96
Bab 96 : Di Luar Dugaan
97
Bab 97 : Aku Memang Bukan Dia, Tidak Seperti Dia ....
98
Bab 98 : Mantan Terindah
99
Bab 99 : Seseorang yang Jadi Tujuanku
100
Bab 100 : Memulai Perang
101
Bab 101 : Yang Sengaja Kurahasiakan
102
Bab 102 : Mengatur Pertemuan
103
Bab 103 : Kuakui, Aku cemburu
104
Bab 104 : Panggilan yang Mendebarkan
105
Bab 105 : Di Tengah Rinai
106
Bab 106 : Aku Bisa Apa?
107
Bab 107 : Kita Hanyalah Sebuah Koma
108
Bab 108 : Inikah Waktunya?
109
Bab 109 : Bagaimana Mungkin ....
110
bab 110 : Kebohongan yang Terbongkar
111
Bab 111 : Harimau tidak Memakan Anaknya?
112
Bab 112 : Situasi Rumit
113
Bab 113 : Menyambung Kisah
114
Bab 114 : Lebih dari Seorang Teman
115
Bab 115 : Sang Pemilik Senyum Merenyuhkan
116
Bab 116 : Si Pemilik Pelukan Terhangat
117
Bab 117 : Yang Baru Kuketahui
118
Bab 118 : Terlalu Sulit Untuk kupahami
119
Bab 119 : Sebuah Permintaan
120
Bab 120 : Aku Tak Menyukai Perasaan Ini
121
Bab 121 : Kami Tak Mungkin Bersama
122
Bab 122 : Catatan Darinya
123
Bab 123 : Catatan Terakhir Darinya
124
Bab 124: Aku Tak Cukup Jauh Mengenalnya
125
Bab 125 : Aku Pernah Sebahagia Itu
126
Bab 126 : Reset Kehidupan
127
Bab 127 : Cinta yang Merumpun
128
Bab 128 : Alam yang Menyatukan Kebersamaan
129
Bab 129 : Sebuah Keputusan
130
Bab 130 : Pengagum Rahasia
131
Bab 131 : Selangkah Demi Selangkah
132
Bab 132 : Semoga Berjalan Mulus
133
Bab 133 : Genggam Tanganku
134
Bab 134 : Hal yang Tertunda
135
Bab 135 : Melepas Rindu yang Mendayu
136
Bab 136 : Seonggok Jiwa yang Layak Bahagia.
137
All About Novel Ini
138
Novel Baru Yu Aotian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!