Minggu yang sedikit mendung.
Arya sedari tadi berdiri dengan gelisah di pelataran parkir resto milik Maya tempat Tara bekerja. Sesekali Arya melirik Arloji yang melingkar ditangan kirinya. Titik-titik air hujan perlahan mulai berjatuhan.
Arya mendongak menatap langit. Gumpalan-gumpalan awan hitam kian bergerak merapat membuat hati nya kian resah. Sekali lagi ia melirik arlojinya.
"Ah, kenapa dia lama sekali?" gumamnya pelan.
Sepertinya Arya sedang menanti seseorang. Lima belas menit telah berlalu.
Sebuah mobil mewah berwarna merah tua terlihat berhenti dan memarkir mobilnya di hadapan Arya.
Arya mengintip si pengendara mobil yang perlahan membuka kaca mobilnya perlahan.
Seraut wajah cantik dan ayu muncul dari balik kaca mobil sambil tersenyum manis padanya.
"Maaf, Aku sedikit terlambat." ucap wanita itu dengan lembut.
Arya membalas senyuman wanita itu dengan hangat.
"Tak perlu minta maaf, Aku ikhlas meski kau membuatku menunggu sekian jam." ucap Arya bergurau.
"Hahaha..." Tawa wanita itu berderai saat ia beranjak turun dari mobil.
Langkahnya terlihat anggun dan gemulai menghampiri Arya, sambil menggamit tangan Arya mesra.
"Tunggu apalagi, Aku sudah tak sabar menikmati hidangan resto ini." ucap wanita itu menarik tangan Arya.
Arya menarik tangannya risih.
Wanita cantik itu mendelik.
"Jangan menggandeng ku, Tara bisa cemburu padamu." ucap Arya khawatir.
Raut wajah Arya berubah jadi takut dan cemas.
Lagi-lagi wanita itu tertawa renyah.
"Hahaha... aku memang sengaja membuatnya cemburu. Lagian, Aku juga penasaran. Perempuan seperti apa yang membuatmu tergila-gila selama ini." sahut wanita itu gemas dengan kelakuan Arya.
Ia seolah tak peduli dengan rasa cemas dan was-was yang mulai mendera hati Arya.
"Ayo lah, turuti kataku. Apa kamu tak penasaran bagaimana sikap Tara padamu?" ajaknya lagi sambil menarik tangan Arya.
Arya hanya bisa pasrah. Jujur, ia memang penasaran. Bagaimana dengan reaksi Tara saat ia melihat nya bergandengan dengan perempuan lain.
Suasana resto yang terang benderang dengan cahaya lampu di setiap sudut ruangan terlihat ramai dengan pengunjung.
Tara menatap satu persatu meja yang hampir terlihat penuh dengan para pelanggan yang sedang menikmati hidangan. Sejenak matanya terpaku saat melihat sepasang pengunjung yang baru memasuki pintu resto.
Deg!
Darah Tara berdesir.
Awalnya rasa kagum menyelimutinya melihat penampilan anggun dan kecantikan wanita itu. Namun rasa cemburu mulai menyeruak seketika saat sosok Arya terlihat bergandengan tangan dengannya.
Apa-apaan ini? Apa maksud Arya dengan semua ini? Batin Tara seakan berperang dengan otak kecilnya.
Namun ia mencoba untuk menguasai dirinya, ditengah rasa cemburu dan emosi yang bergelut menjadi satu. Perlahan Tara berjalan menghampiri mereka yang terlihat bingung menatap ke kiri dan ke kanan.
"Maaf, apa tuan dan nyonya sudah memesan tempat?" tanya Tara sambil menatap Arya dengan mata penuh tanda tanya.
"Tara, aku...," ucap Arya mengambang.
"Oh, kamu Tara ya? Kenalkan, aku Karla!" ucap perempuan cantik itu memperkenalkan diri.
Arya seolah ingin menjelaskan namun lengannya keburu disikut oleh Karla.
Sedikit canggung Tara menyambut uluran tangan perempuan yang terlihat berkelas itu. Tangannya begitu halus dan lembut.
Karla tersenyum manis pada Tara. Ia begitu cantik dan ayu. Suaranya pun terdengar lembut mempesona. Sungguh, Karla nyaris sempurna.
Sejenak rasa rendah diri merasuki Tara.
Tara memandang Arya yang berdiri disamping Karla dengan sorot mata tajam.
Mereka terlihat serasi, gumam Tara dalam hati.
"Apa masih ada tempat untuk kami Tara? Aku ingin sekali menikmati makan siang disini bersama Arya." suara Karla yang lembut dan merdu membuatnya tersentak.
"Oh, eh, ada. Mari ku antar!" Tara jadi gugup saat mendengar nya bicara.
Karla tertawa kecil melihat sikap Tara.
"Oke!" kata Karla sambil mengedipkan matanya, sembari mencubit lengan Arya.
Seketika Arya memekik tertahan.
"Waduh!" Arya mengelus lengannya yang terasa perih sambil meniupnya.
Arya melirik Tara seolah ingin mengadu.
Tara menarik sudut bibirnya ke atas, merungut sebal. Rasain ! Umpat Tara dalam hati seraya mencibir ke arah Arya.
Wajah Arya terlihat memelas.
Tara langsung berpaling dan berjalan dihadapan mereka berdua yang mengikutinya dari belakang.
Disalah satu meja, Karla dan Arya duduk berhadapan.
Tara berdiri disamping meja sambil menunggu Karla yang asyik membaca daftar menu makanan.
"Kamu pesan apa beb?" Tanya Karla pada Arya yang di balas dengan mata melotot.
"Ting!"
Tak sadar, pulpen yang Tara pegang terlepas dari tangannya dan jatuh mengenai kaca meja.
Karla dan Arya menatap Tara secara bersamaan.
"Maaf, pulpenku jatuh!" Tara meraih pulpen itu dengan cepat dan menunjukan pada mereka berdua.
Karla tersenyum sambil menutup mulutnya, seakan mentertawakan sikap Tara yang terlihat gugup dan kikuk.
Perasaan Tara mulai tak nyaman dengan suasana yang ada di depan matanya saat ini. Apalagi ketika Karla memanggil Arya dengan sebutan beb. Rasanya suhu ruangan resto yang ber AC mendadak berubah panas.
"Aku mau ayam bakar saos pedas, sama lemon tea nya deh!" ucap Karla sambil meletakkan daftar menu ke atas meja.
Tara mencatat pesanan Karla sambil menatap ke arah Arya.
Arya mengambil tisu di atas meja dan menutupi hampir seluruh wajah tampannya dengan lembaran tisu. Lalu membersihkan wajahnya sejenak dengan tisu.
Tara memandangnya dengan wajah dongkol.
"Aku gak mau pesan makanan sama kamu. Suruh pelayan yang kesini. Kamu itu bos, bukan pelayan!" Nada Arya terdengar agak marah dan jengkel.
Tara terkejut melihat reaksi Arya yang berubah marah.
"Aku bukan bos, Aku juga pekerja disini!" jawab Tara dengan nada kesal.
Arya menekan meja dengan tinju nya pelan. Rahangnya terlihat tegang.
"Tara, aku kesini ingin makan bersamamu. Aku sengaja mengajak Karla agar tak ada yang curiga sama hubungan kita. Harusnya kamu itu tanya sama aku, siapa Karla? Ngapain datang berdua? Kamu malah tenang saja ngeliat aku di gandeng Karla, apa kamu gak cemburu?" ucap Arya berang.
Tara terdiam terpaku mendengar ucapan Arya. Hampir saja dia salah pengertian. Andai Arya tidak menjelaskan mungkin ada perang besar antara dirinya dan Arya.
Tara melirik Karla sejenak, sedari tadi Karla hanya senyum-senyum penuh arti.
Ada sedikit rasa kesal dalam hati Tara karna merasa di tipu oleh sikap Karla yang sok mesra pada Arya. Hanya saja, Arya terlihat tidak merespon sikap Karla. Itulah sebabnya, Tara merasa tak terlalu cemburu.
"Duduk lah di sampingku seperti biasa. Aku ingin kamu menemaniku makan." suara Arya terdengar lembut menyuruh Tara duduk disampingnya.
Tara pun dengan patuh duduk di samping Arya seraya menjentikkan jarinya pada salah seorang pelayan untuk mendekat.
Beberapa saat kemudian.
Sedari tadi Karla menatap wajah Tara dan Arya bergantian dengan senyum di bibir nya.
"Pantas saja, Arya tergila-gila padamu." ujar Karla tiba-tiba mengejutkan Tara.
"Kamu cantik, tegas dan berkharisma. Aura mu menantang para pria untuk menaklukkan mu!" Mata Karla tak berkedip memandangi setiap lekuk wajahnya membuat Tara sedikit risih.
"Selama bertahun-tahun, Arya menolak banyak wanita hanya demi kamu, membuat Aku penasaran akan rupa dan tubuhmu!" ucap Karla terdengar cemburu.
"Huk!" Arya tersedak mendengar ucapan Karla.
Tara bergegas menyodorkan segelas air putih padanya.
Wajah Arya seketika bersemu merah setelah menghabiskan segelas air ke tenggorokan nya.
"Tuh kan, dia gak bisa bohong. Dia cinta mati sama kamu Tara!" Karla tertawa terkekeh-kekeh melihat ekspresi Arya ketika tersedak.
"Sebenarnya, kamu siapa nya Arya?" sedari tadi Tara ingin menanyakan hal ini, tapi tak ada kesempatan.
Karla terdiam lalu menopang dagunya dengan sebelah lengannya yang di taruh di atas meja.
"Aku, Aku sahabat Arya sejak duduk di bangku sekolah SMP!" jawab nya tersenyum tipis.
Plong!
Jawaban Karla membuat dada Tara terasa lega.
"Aku meminta nya untuk menemaniku. Sekalian ingin mengenalkannya padamu." Arya ikut menimpali.
"Awalnya aku ingin memeluknya di depan mu. Agar kamu cemburu dan menjambak rambutku. Eh, dia malah takut. Dia takut kehilangan kamu. Hahaha...!" kata Karla sambil tertawa senang.
Karla mencibir mengejek Arya yang terlihat mendelikkan matanya.
Tara pun tersenyum. Sepertinya hubungan mereka begitu dekat dan akrab. Andai saja, saat ini ia tidak berstatus istri Roy. Mungkin saja, ia dan Arya bisa bebas bercanda dan tertawa seperti itu.
Tak terasa, waktu terus bergulir. Mereka bertiga asyik bercanda dan tertawa tanpa disadari ada sepasang mata yang memperhatikan gerak gerik mereka dari salah satu sudut ruangan.
Mata itu adalah milik seorang perempuan yang memandang dengan penuh kebencian.
Perempuan itu sudah sering kali memata matai Tara. Sejak Tara, Sania dan Maya pergi nonton atraksi permainan hingga ia di antar pulang oleh Arya dan juga hingga hari ini. Dan semua itu terjadi tanpa sepengetahuan Tara.
.
.
.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
TAG
Jangan tenang dulu, siapa tahu dia mantannya arya/Facepalm/
2024-11-20
1
TAG
Bunda Karla kah?/Smile/
2024-11-20
1
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
2024-08-18
1