Tara !
Sayup-sayup terdengar suara memanggil namanya keras. Matanya berkedip pelan. Bias mentari pagi terasa hangat menerpa tubuhnya. Tara menoleh sebentar ke arah Sania yang masih pulas tertidur pulas di sampingnya.
"Tara!"
Lagi-lagi sebuah suara terdengar jelas memanggil namanya dari luar pintu rumah. Suara pintu diketuk dari luar membuatnya segera bangkit dari tempat tidur.
Tara bergegas keluar dari kamar dan membukakan pintu.
Sosok Maya tetangganya yang baik dan ramah berdiri didepan pintu dengan wajah terlihat gembira.
"Maya, ada apa? Tumben pagi-pagi udah kesini?" Tara tersenyum melihat wajah Maya yang terlihat berseri-seri.
"Ada kabar gembira untukmu." jawabnya senang membuat Tara jadi penasaran.
"Oh ya, masuklah. Kita bercerita didalam." Tara membukakan pintu lebar-lebar, mengajak Maya masuk ke dalam rumahnya.
Maya melangkah masuk dengan sedikit ragu.
"Roy...?" tanyanya mengambang.
Tara paham dengan maksud Maya.
"Roy gak dirumah, biasa...," jawab Tara getir.
Maya mengangguk maklum. Maya sudah tahu bagaimana perlakuan Roy pada Tara setiap hari. Itu sebabnya, Maya merasa kasihan padanya. Maya bersedia membantu Tara untuk mengasuh Sania setiap kali ia bekerja.
Kebetulan, Maya adalah seorang janda yang tak memiliki anak dari pernikahannya dengan seorang pria. Maya diceraikan suaminya yang menikah dengan perempuan lain, karna Maya mandul.
Hanya saja, nasib Maya lebih baik. Karna memiliki orang tua yang cukup kaya raya. Sehingga Maya tak perlu bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri. Maya yang pendiam dan pemalu, lebih suka mengurung dirinya dirumah.
Dia tak memiliki banyak teman, itu sebabnya Maya sangat senang setiap kali Sania di titip kan padanya. Maya jadi tak kesepian, itu katanya.
Tara menatap Maya sambil tersenyum.
"Ada berita apa sih?" tanya Tara penasaran.
"Itu, katanya kamu mau cari kerja. Kebetulan, Om ku yang di Singapura, pengen bukain resto untuk ku. Tapi aku gak bisa mengelolanya. Aku kan gak bisa masak, apalagi ngerti ilmu bisnis. Aku ingat, kamu kan pintar masak. Jago bisnis dan udah pengalaman. Nah, gimana kalo kita join aja. Aku punya modal, kamu yang kelola. Mau gak...?" ujar Maya penuh harap.
Malaikat kecil bersayap putih, seolah datang menghampiri Tara ketika mendengar perkataan Maya. Tara menatap wajah polos Maya dengan mata berkaca-kaca.
Mimpi apa ia semalam. Ditawari sesuatu yang belum tentu semua orang bisa mendapatkannya. Maya, dia bagai bidadari kecil yang tiba-tiba hadir menyelamatkan hidupnya.
Dengan perasaan bahagia, Tara memeluk tubuhnya erat sambil meneteskan airmata terharu.
"Maya, terimakasih banyak. Kamu baik sekali May. Aku tak tahu harus bagaimana membalas kebaikan hatimu." ujar Tara bahagia.
Tangis mengharu biru pun pecah di ruangan itu. Maya membalas pelukan Tara erat.
Ikut meneteskan airmata.
"Iya Tara, aku tau dan mengerti bagaimana keadaan mu saat ini. Hanya ini yang bisa kulakukan untuk membantu mu dan Sania. Aku sayang pada Sania. Aku tak ingin masa depannya hancur karna keadaan mu yang seperti ini. Kamu harus bangkit. Kamu harus berjuang untuk Sania anakmu. Jangan lemah Tara." Kata-kata Maya yang penuh motivasi, membuat semangat Tara kembali hadir.
Buru-buru ia menghapus airmata di pipinya dengan telapak tangannya. Ia pun tersenyum pada Maya.
"Siap, Buk Bos. Aku akan berjuang untuk Sania!" ucap Tara tegas pada Maya seraya mengangkat lengan dan mengepalkan tinjunya.
Maya tertawa senang melihat tingkah Tara. Senyuman terukir indah di bibir nya.
"Terimakasih Tuhan, engkau telah menghadirkan sosok Maya sahabat yang baik untukku. Semoga Maya engkau berikan seorang pria yang baik untuk pendamping hidup nya. Sehingga Maya bisa bahagia selamanya." Tara berdoa semua yang terbaik untuk Maya.
Seminggu berlalu sudah.
Tara dan Maya sepakat untuk memulai bisnis resto milik Maya. Beberapa hari ini, Tara terlihat sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk pembukaan resto baru milik Maya. Sehingga ia tak punya waktu atau kesempatan untuk memikirkan Roy yang hanya pulang berganti pakaian tanpa bicara sedikitpun kepadanya.
Roy juga tak pernah menanyakan kemana Tara pergi atau menanyakan kabar Sania. Tara dan Roy makin terlihat bagaikan orang asing yang tinggal dalam rumah yang sama.
Hingga tiba saatnya hari ini adalah hari pertama Tara akan pergi membuka resto baru milik Maya. Tara memilih mengenakan blouse pink muda dengan paduan celana jeans biru muda favoritnya agar terlihat lebih energik.
Sepintas Tara melirik ke cermin. Senyuman terlukis di bibirnya yang berhias lipstik merah muda. Tara mengikat rambutnya yang panjang agar terlihat rapi. ia tersenyum puas melihat penampilannya yang terlihat lebih muda dari usianya.
Sejenak Tara terpaku memandangi sepatu kerjanya yang cuma sepasang. Warna nya yang hitam mungkin kurang cocok untuk pakaiannya. Tara terpaksa mengenakannya dengan berat hati, ia tak punya pilihan lain.
Sambil menyambar tas kecil yang biasa ia pakai, Tara buru-buru menggendong Sania yang asyik bermain boneka diatas tempat tidur.
"Sania sayang, doain Mama ya. Agar Mama berhasil dalam pekerjaan mama." ucap Tara lembut, sambil mencium kedua pipinya yang bulat dan chubby.
Sania terlihat makin gemuk dan lucu, membuatnya gemas.
"Dikasih makan apa sih, anak mama sama Tante Maya? Sampai gemuk gini." candanya.
Mata Sania berbinar-binar menatap Tara riang. Tangannya berayun-ayun.
"Mam, mamam,, mama, Aya!" Sania bicara terbata-bata. Mengulang setiap kata. Tara menatapnya bahagia.
"Wah, anak mama udah pintar ngomong ya...?" puji Tara bahagia.
Sania terlihat senang sambil memperlihatkan giginya yang belum tumbuh semua.
Tara memeluk Sania dengan erat. Anak perempuannya yang sangat imut dan lucu, kemudian Tara berjalan keluar rumah dan mengunci pintu rumahnya, menuju rumah Maya yang ada disebelah.
Di teras rumah, Maya terlihat sudah duduk menanti Tara sedari tadi. Ia bergegas membuka pagar dan langsung mengambil Sania dari tangan Tara.
"Pergilah, urus resto kita baik baik. Aku akan menjaga Sania untukmu." ucap Maya tulus.
Senyuman hangat menghias bibirnya. Tara mengangguk membalas senyuman Maya dan berlalu pergi seraya melambaikan tangan pada Sania dan Maya.
"Daa... Sania. Jangan nakal ya!" kata Tara dari kejauhan.
Sania membalas lambaian tangan Tara dengan mengayunkan tangan kecilnya berulang-ulang. Tara tersenyum senang.
Semoga hari ini adalah awal yang baik untuk masa yang akan datang. Harapnya dalam hati.
Lima belas menit kemudian.
Tara telah sampai di depan resto. Gedungnya yang berlantai dua terlihat besar dan megah. Jauh lebih bagus daripada resto milik Pak Iwan tempat ia bekerja dulu.
Tara tersenyum puas dengan dekorasi ruang yang terlihat tertata rapi dan menarik dari luar ruangan. Beberapa koki dan pelayan sudah menanti kedatangannya di pintu masuk resto yang terhalang oleh bentangan pita memanjang dihiasi balon-balon.
Mereka semua segera memberi salam hormat pada Tara sebagai Manager mereka di resto ini.
"Selamat pagi Buk!" sapa mereka beramai-ramai memberi salam.
Tara membalas sapaan mereka dengan anggukan.
"Sebelum kita mulai pembukaan, saya harap kalian bisa bekerjasama dengan baik untuk kemajuan resto. Dan kalian sudah mempersiapkan diri kalian dengan tugas dan keahlian kalian masing-masing!" ucap Tara tegas.
"Siap Buk!" jawab mereka serentak.
"Ingat, disiplin, teliti, jaga kebersihan, kerapian, keramahan dan kenyamanan para pelanggan. Berikan pelanggan kita yang terbaik!" tegas nya lagi.
"Siap Buk!" jawab mereka lagi serentak.
"Oke, mari kita mulai membuka restoran ini dengan membaca doa menurut kepercayaan kita masing masing, semoga resto ini sukses dan berkembang hingga kedepannya!" sesaat mereka bersama berdoa dalam hati.
Kemudian Tara pun memotong pita yang terbentang di pintu resto dengan gunting yang di berikan seorang pelayan padanya.
Mereka semua bersorak gembira dan bertepuk tangan saat acara pembukaan resto dengan gunting pita selesai dilaksanakan.
Tara pun melangkah masuk ke dalam pintu resto dengan anggun.
"Lihat lah Roy. Mulai detik ini, aku bukan lah Tara yang kamu kenal dulu. Tara yang miskin dan bodoh yang bisa kamu atur dan perlakukan seenaknya. Mulai saat ini, kamu tak kan bisa menatapku sebelah mata. Aku pastikan, kau akan jatuh tersungkur, berlutut, menangis dan memohon menyesali segala perbuatan mu terhadapku." ucap Tara dalam hati.
.
.
.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
TAG
tapi Maya cantik nggak Thor?/Grin/
2024-11-14
1
Elisabeth Ratna Susanti
jangan menangis dong
2024-12-05
0
Mr.Arez-Jr
semangat tara
2024-11-28
1