Perjanjian Rahasia

Waktu merambat pelan.

Suasana hening sejenak tercipta antara Tara dan Arya yang tinggal berduaan di dalam rumah.

Sementara itu, bayangan Roy tak lagi terlihat semenjak ia pergi dengan membawa rasa jengkel di hatinya, karna merasa terpojok oleh omongan Tara dan Arya.

Pandangan Tara terus memandangi tirai yang berkibar karna tertiup angin dari luar jendela. Ia tak sanggup menatap wajah Arya yang ia tau sedari tadi, duduk sambil memandangi wajahnya.

"Obatmu sudah di minum belum?" tanya Arya.

Deg!

Jantung Tara bagai di pompa, saat sudut matanya menangkap pandangan mata Arya yang tajam menatapnya.

Tubuhnya bergetar, grogi dan risih. Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, Tara hanya mengangguk dan merunduk malu. Ia coba untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah seperti kepiting rebus. Tara tak ingin di ledek Arya.

Mendadak Arya bangkit dari duduknya, Tara pikir mau pergi kemana. Tiba-tiba Arya malah berdiri dibelakang sofa tempat ia duduk. Tara terperangah, saat telapak tangan kanan Arya meraba keningnya lembut.

"Ah, gak terlalu panas lagi. Kamu mungkin kecapean." ucapnya dengan bibir yang berbisik pelan di belakang telinga Tara.

Seketika hawa tubuhnya yang hanya terbalut dress pendek berbahan tipis mulai terasa panas. Bulu kuduk Tara seakan berdiri saat hembusan nafas Arya terasa hangat menyentuh tengkuknya.

Perlahan, Arya melingkarkan kedua tangannya di leher Tara. Matanya sejenak terpejam. Mencoba merasakan sentuhan bibir Arya yang mengecup bagian leher dan kuduk Tara dengan lembut,

membuat perempuan itu menggelinjang geli.

Sesaat Arya menghentikan aksinya yang nyaris membuat Tara panas dingin. Arya membelai rambut Tara yang panjang dan menata rambutnya dengan jari jemari nya. Kemudian Arya menggenggam gumpalan rambut Tara dengan tangan kanannya. Arya menjulurkan tangannya yang sebelah kiri dari belakang Tara.

"Kemari kan ikat rambut yang kamu jadikan gelang itu!" Ucap Arya.

Tara melirik ikat rambut karet yang dipakai di tangannya dan meletakkan ke tangan kirinya.

Arya pun mengikat rambut Tara dengan hati-hati. Setelah itu Arya berjalan memutari sofa dan duduk bersimpuh di hadapan perempuan itu.

"Aku merindukan mu Tara!" ucap Arya lembut.

Tara menatap wajah Arya yang tampan dengan hati tak menentu. Lelaki itu benar-benar telah mencuri hatinya yang sekian lama tertutup rapi ia sembunyikan semenjak suaminya Roy tak lagi memperlakukannya sebagai istri.

Arya mengambil kedua tangan Tara dan menciumnya dengan lembut.

"Aku tau, kamu tidak bersalah atas semua kejadian kemarin!" ucap Tara pelan.

Arya tersenyum simpul.

"Kamu pasti sudah mendengar semua yang aku dan Roy bicarakan tadi." tebak Arya.

Tara mengangguk mengiyakan.

"Apa kamu masih marah padaku, Tara?" tanya Arya.

Tara menggeleng pelan. Arya tersenyum lega mendengarnya.

"Aku mencintai mu Tara, aku tak kan pernah mengkhianati mu!" Arya menarik tubuh Tara dalam pelukannya.

Tara pun balas memeluk nya erat.

"Ku mohon, tinggalkan Roy. Hidup lah bersama ku, Tara!" bisik Arya pada Tara.

Tara mendorong bahu Arya pelan dan menggelengkan kepalanya sambil menatap wajah pria itu sendu.

"Aku belum bisa Arya. Roy mengancam ku akan membawa Sania kabur, jika aku bercerai dengannya." Raut wajah Tara berubah sedih.

Arya seketika menjadi geram dan marah.

"Dasar Roy, bren***k! Berani nya cuma sama perempuan lemah!" Arya mengepalkan tangannya.

"Apa kamu tau? Perjanjian apa yang dibuat Roy dengan Papanya?" selidik Tara curiga.

Sejenak Arya tercenung, coba mengingat kata-kata Roy yang sempat di ucapkannya tadi.

"Aku tidak tau, aku akan coba menanyakan sama Paman Adrian. Jujur, aku juga heran kenapa hari itu aku disuruh menjemput laptop dan bertepatan bisa bertemu kamu di rumahku. Bagaimana kamu bisa tau alamat rumahku?" tanya Arya heran.

Arya menatap Tara sambil menautkan alis matanya.

"Aku di beri tahu oleh dokter Adrian." jawab Tara bingung.

Tara dan Arya sama-sama tercenung memikirkan.

"Hari itu, aku datang ke klinik. Bermaksud mengembalikan ATM milik mu. Lalu dokter Adrian, memberikan alamat mu. Beliau bercerita banyak tentangmu. Kata nya hidupmu banyak menderita karna dirinya. Ia ingin kita berdua hidup bahagia dan kamu kembali mengakuinya sebagai ayah." Tara menjelaskan pada Arya apa yang dikatakan Dokter Adrian, sebelum ia pergi ke rumah Arya waktu itu.

Arya terlihat muram. Ia menarik nafas panjang lalu duduk di samping Tara seraya mengambil kepala perempuan itu agar bersandar ke bahunya.

"Dulu, 4 tahun yang lalu. Sebelum kamu dan Roy akan menikah. Aku memohon pada Papa untuk membatalkan pernikahan kalian. Karna aku tau, Roy tak mencintai mu." Arya memulai bercerita.

"Roy mendekatimu karna ia terlilit hutang pada Angga yang dulu pernah kamu tolak cintanya. Lalu papa memarahi ku. Beliau bilang, aku tak berhak ikut campur. Beliau menyuruhku untuk melupakanmu. Kami berdua bertengkar hebat." ujar Arya terdiam sejenak.

"Lalu, Aku memutuskan pergi dari rumah itu. Itu lah sebabnya, aku tak mau lagi memanggil nya papa. Sejak saat itu, hubungan kami ayah dan anak jadi kurang baik. Hingga akhirnya ku dengar kalian berdua telah menikah." lanjut Arya lagi bercerita.

"Aku juga mendengar kabar, bahwa kamu sudah melahirkan Sania dan hidup menderita di rumah yang sederhana. Setelah mendengar kabar buruk tentang kehidupan rumah tangga mu, Aku pun memberanikan diri untuk pulang lagi ke kota ini."

"Aku yang sekarang, bukan lah Arya yang dulu. Aku tak kan mundur lagi, walau selangkah pun !" ucap Arya terdengar serius.

Kepala Tara terangkat menengadah menatap mata Arya yang berkilat-kilat memercikan api amarah.

Arya memandang wajah Tara dengan penuh perasaan.

"Aku akan merebut mu dari Roy!" ucap nya tegas.

Dada Tara bergemuruh kencang.

Laksana deru ombak yang menghempas kuat menerpa. Tubuhnya tak sanggup bertahan dari kuatnya gelombang yang mendera.

Tara tak ingin mempercayai kata-kata Arya dengan begitu mudah nya. Namun sorot matanya yang hampa terlihat jujur tanpa ada kebohongan yang tersirat kan.

Ada luka di senyuman yang terukir di wajahnya. Ada kekosongan jiwa yang Tara rasakan di hati Arya.

"Beri aku kekuatan Tara, cintai aku. Buka hati mu untuk ku!" pinta Arya.

Tara terenyuh, permintaan Arya yang penuh perasaan seolah memohon padanya membuatnya tak berdaya.

Tara terpuruk sudah. Tiada jawaban yang mampu ia ucapkan. Hanya sebuah ciuman lembut yang dapat ia berikan di bibir Arya.

Tara pikir itu bisa menjawab apa yang Arya inginkan.

Arya yang sekian lama menahan hasrat, tak sanggup lagi menahan gejolak hatinya. Arya membalas ciuman Tara dengan lembut, seraya mendekap tubuh perempuan yang ia cintai itu dengan erat dalam pelukannya. Seolah tak ingin melepaskan.

Sementara ditempat lain.

Roy dan Dokter Adrian Kusuma sedang duduk berhadapan di sebuah ruangan tertutup dalam rumah berlantai dua yang terlihat bagus dan mewah.

Di sekeliling ruangan, terlihat rak buku yang berisikan buku-buku tersusun rapi. Sedangkan di sudut ruangan, terlihat sebuah meja kerja dan beberapa peralatan medis.

Dokter Adrian Kusuma terlihat beberapa kali menarik nafas berat, sambil memandang putra kesayangan nya itu dengan emosi.

Roy terlihat cemas dan gelisah, sambil meremas jemari tangannya. Roy menunduk kan kepalanya, sesekali matanya melirik takut ke arah Papanya yang terlihat tegang dan marah.

"Pergilah, aku tak ingin bicara dengan mu!" suara Dokter Adrian terdengar keras berwibawa mengusir Roy pergi.

Nyali Roy ciut seketika.

"Tapi Pa, Papa udah janji sama Roy!" jawab Roy rada takut.

Prang...!

"Dasar anak kurang ajar, tak tau diri!" bentak Dokter Adrian marah.

Suara Vas bunga pecah terdengar di banting didekat nya, membuat tenggorokan Roy tercekat.

Tubuh Roy menggigil seketika. Lutut nya terasa gemetar. Belum pernah Roy melihat papanya semarah ini.

Dokter Adrian yang selalu tenang dan berwibawa adalah seorang bapak yang penyabar dan penyayang. Tapi kali ini, Roy melihat sisi yang berbeda dari ayah kandung nya itu.

Dokter Adrian menatap Roy dengan sorot mata nyalang. Kemarahannya benar-benar sudah di ubun-ubun, melihat kelakuan putra nya itu.

"Janji yang mana yang kamu maksud heh?" Dokter Adrian mendelikkan matanya pada Roy, sambil menunjuk muka Roy dengan telunjuk nya.

Sorot matanya sangat tajam berkilat-kilat menunjukan api amarah yang teramat besar.

Wajah Roy terlihat sangat pucat dan takut.

"Janji bahwa Aku tidak menceraikan Tara, selama hidup." jawab Roy dengan hati-hati.

Dokter Adrian langsung naik pitam. Beberapa buah buku yang ada di atas meja di hadapannya pun beterbangan ke arah tubuh Roy yang tak siap siaga.

Sehingga Roy tak sempat mengelak rentetan buku-buku yang melayang mengenai anggota tubuhnya.

"Pa, udah pa. Sakit!" teriakan Roy yang menjerit kesakitan, tak membuat Dokter Adrian menghentikan aksi lemparannya.

Tak cukup sampai disitu, Dokter Adrian memburu Roy yang mengeluh dengan sakit di sekujur tubuhnya.

Plak! Plak! Plak !

Dokter Ardyan pun memberikan tamparan keras berulang kali di pipi putra nya itu.

Roy meringis, airmata nya keluar karna tak tahan menahan sakit. Roy pun duduk meringkuk di atas sofa, meraba kedua pipinya yang memerah karna tamparan keras.

Nafas Dokter Adrian Kusuma terdengar mulai tersengal-sengal. Setelah puas mengamuk memukuli putra nya, Beliau pun menghempaskan tubuhnya keatas sofa sambil mengusap peluhnya yang jatuh bercucuran di wajah tuanya.

"Pernikahan mu dengan Tara adalah kesalahan ku yang paling fatal. Harusnya dari awal, aku tak membiarkan kau dan Tara menikah. Sebab Aku tau, kau mau menikahi nya hanya karna kalah taruhan dengan Angga temanmu. Angga sengaja memanfaatkan mu untuk membalas sakit hatinya pada Tara."

"Kupikir, Tara bisa merubah kelakuan mu yang bejat itu. Itu maka nya ku suruh Tomo untuk menikahkan mu. Aku sengaja mengusir mu dan memberi rumah sederhana beserta sedikit uang agar kau sadar diri, dan berubah menjadi suami yang bertanggung jawab untuk Tara."

"Tapi Aku salah, lama-lama kelakuan mu makin parah. Kau malah diam-diam berhubungan lagi dengan Diana, perempuan yang murahan itu. Aku menyesal, aku malu Roy. Sebagai seorang Bapak, Aku telah gagal mendidik mu sebagai putraku!" bentak Dokter Adrian.

Roy menunduk mendengar kata-kata Dokter Adrian.

"Maafkan Roy, Papa. Mulai hari ini, Roy janji akan menjadi ayah dan suami yang baik!" Roy berusaha melunakkan hati Papanya.

Dokter Adrian menghembuskan nafas berat. Wajahnya menyiratkan rasa kekecewaan yang mendalam.

"Aku masih menepati janjiku padamu, Kau bisa mewarisi sebagian harta ku asalkan kau bisa menjadi ayah yang bertanggung jawab untuk Sania. Dan suami yang baik untuk Tara. Tapi ingat! jika kau ketahuan berjudi, mabuk-mabukan dan main perempuan lagi, maka semua hak warismu akan ku berikan pada Tara dan Sania cucuku!" ancam Dokter Adrian pada Roy dengan sorot mata tajam.

Roy mengangguk cepat, mengiyakan tanpa pikir panjang. Ia terpaksa mengikuti kemauan Papanya. Ia tak ingin hak warisan yang seharusnya menjadi miliknya jatuh ke tangan orang lain. Termasuk Tara istrinya dan anaknya Sania.

Dokter Adrian pun menarik nafas berat. Beliau sangat tahu, Roy takkan pernah bisa berubah. Dalam otak putera nya itu hanya uang, uang dan uang. Kelakuan Roy selalu bikin masalah dan membuat hidupnya tak tenang.

Apalagi kehadiran Arya saat ini dalam kehidupan Tara dan Roy pasti akan membuat semua menjadi rumit.

.

.

.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

TAG

TAG

Nggak percaya ciuman doang/Facepalm/

2024-11-19

1

TAG

TAG

Hei itu istri orang /Hey/

2024-11-19

1

TAG

TAG

Halah /Smug/

2024-11-19

0

lihat semua
Episodes
1 Cincin pernikahan yang dirampas paksa
2 Pria misterius
3 Sania demam tinggi
4 Kepergian Roy keluar kota
5 Mulai Jatuh Cinta
6 Rahasia Roy dan Arya
7 Awal pembalasan
8 Kecemburuan Arya.
9 Pekerjaan baru untuk Tara
10 Siapa ayah kandung anak itu ?
11 Pengunjung tak disangka
12 Kisah masa lalu Arya
13 Mendadak sakit
14 Rahasia Roy yang lain
15 Perjanjian Rahasia
16 Sahabat Arya
17 Perempuan Misterius
18 Mabuk berat
19 Pertemuan dengan Mertua
20 Pindah Rumah
21 Permintaan Roy
22 Tinggal serumah.
23 Hati yang terluka
24 Pengakuan Karla
25 Penolakan Tara terhadap Roy
26 Perkelahian Roy dan Arya.
27 Cemburu Tara pada Karla
28 Kepergok Mbok Sri.
29 Pengakuan Dokter Adrian.
30 Kemunculan Karla di rumah Dokter Adrian.
31 Rencana jahat Karla.
32 Kehilangan Marvel.
33 Hasrat terpendam
34 Pelampiasan hasrat 100 jt
35 kecurigaan Roy.
36 Pria ber topi hitam.
37 Karla di jebak Dika
38 Rahasia Dokter Adrian.
39 Permintaan Maaf Roy
40 Karla kehilangan Kehormatan.
41 Mengantar Karla Pulang.
42 Terperangkap jebakan Karla.
43 Keputusan yang berat.
44 Diana dan pria ber topi hitam.
45 Bukti penting dari Diana
46 Pernikahan Arya dan Karla.
47 Malam Pengantin Arya dan Karla.
48 Dika gagal membunuh Tara.
49 Pengakuan Diana.
50 Diana ditusuk Dika.
51 Hasrat Karla yang terpendam.
52 Arya melarikan diri.
53 Kedatangan menantu baru.
54 Roy bertemu Karla.
55 Mereka semua benci Karla.
56 Arya Pulang.
57 Makan malam bersama.
58 Konflik dua perempuan.
59 Karla muntah-muntah.
60 Membezuk Diana.
61 Hamil yang ditakutkan Karla.
62 Tempat persembunyian Dika.
63 Dika melarikan diri.
64 Kebenaran yang baru diketahui.
65 Test pack dari Mbok Sri
66 Jaga Jarak.
67 Pengajuan Cerai dari Tara.
68 Pemberian sang mertua.
69 Perpisahan.
70 Awal yang berbeda.
71 Pelanggan VIP tak terduga.
72 Big Boss vs mantan suami
73 Pertengkaran Arya dan Karla.
74 Pesona Janda Muda.
75 Bertemu Diana.
76 Menuruti permintaan ibu hamil.
77 Cinta yang di tolak mentah-mentah.
78 Perselingkuhan Karla dan Roy.
79 Masuk Perangkap Karla.
80 Salah paham.
81 Hubungan yang mencurigakan.
82 Rahasia yang terbongkar
83 Dika menculik Tara
84 Warisan jadi petaka
85 Arya terluka parah
86 Harapan tak jadi kenyataan
87 Kematian Arya.
88 BAB PENGUMUMAN
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Cincin pernikahan yang dirampas paksa
2
Pria misterius
3
Sania demam tinggi
4
Kepergian Roy keluar kota
5
Mulai Jatuh Cinta
6
Rahasia Roy dan Arya
7
Awal pembalasan
8
Kecemburuan Arya.
9
Pekerjaan baru untuk Tara
10
Siapa ayah kandung anak itu ?
11
Pengunjung tak disangka
12
Kisah masa lalu Arya
13
Mendadak sakit
14
Rahasia Roy yang lain
15
Perjanjian Rahasia
16
Sahabat Arya
17
Perempuan Misterius
18
Mabuk berat
19
Pertemuan dengan Mertua
20
Pindah Rumah
21
Permintaan Roy
22
Tinggal serumah.
23
Hati yang terluka
24
Pengakuan Karla
25
Penolakan Tara terhadap Roy
26
Perkelahian Roy dan Arya.
27
Cemburu Tara pada Karla
28
Kepergok Mbok Sri.
29
Pengakuan Dokter Adrian.
30
Kemunculan Karla di rumah Dokter Adrian.
31
Rencana jahat Karla.
32
Kehilangan Marvel.
33
Hasrat terpendam
34
Pelampiasan hasrat 100 jt
35
kecurigaan Roy.
36
Pria ber topi hitam.
37
Karla di jebak Dika
38
Rahasia Dokter Adrian.
39
Permintaan Maaf Roy
40
Karla kehilangan Kehormatan.
41
Mengantar Karla Pulang.
42
Terperangkap jebakan Karla.
43
Keputusan yang berat.
44
Diana dan pria ber topi hitam.
45
Bukti penting dari Diana
46
Pernikahan Arya dan Karla.
47
Malam Pengantin Arya dan Karla.
48
Dika gagal membunuh Tara.
49
Pengakuan Diana.
50
Diana ditusuk Dika.
51
Hasrat Karla yang terpendam.
52
Arya melarikan diri.
53
Kedatangan menantu baru.
54
Roy bertemu Karla.
55
Mereka semua benci Karla.
56
Arya Pulang.
57
Makan malam bersama.
58
Konflik dua perempuan.
59
Karla muntah-muntah.
60
Membezuk Diana.
61
Hamil yang ditakutkan Karla.
62
Tempat persembunyian Dika.
63
Dika melarikan diri.
64
Kebenaran yang baru diketahui.
65
Test pack dari Mbok Sri
66
Jaga Jarak.
67
Pengajuan Cerai dari Tara.
68
Pemberian sang mertua.
69
Perpisahan.
70
Awal yang berbeda.
71
Pelanggan VIP tak terduga.
72
Big Boss vs mantan suami
73
Pertengkaran Arya dan Karla.
74
Pesona Janda Muda.
75
Bertemu Diana.
76
Menuruti permintaan ibu hamil.
77
Cinta yang di tolak mentah-mentah.
78
Perselingkuhan Karla dan Roy.
79
Masuk Perangkap Karla.
80
Salah paham.
81
Hubungan yang mencurigakan.
82
Rahasia yang terbongkar
83
Dika menculik Tara
84
Warisan jadi petaka
85
Arya terluka parah
86
Harapan tak jadi kenyataan
87
Kematian Arya.
88
BAB PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!