Suasana terlihat hening mencekam.
Roy masih berdiri di ambang pintu. Wajahnya tertegun menatap Arya yang berada di hadapannya menyambut kedatangannya pulang.
"Hai, saudaraku!" sambut Arya sambil tertawa renyah.
Roy masih terpaku, saat Arya mengembangkan kedua tangannya sembari ingin memeluk Roy. Kedua alis mata Roy bertaut, curiga.
"Ada apa kamu kesini?" tanya Roy menyelidik sambil mendorong tubuh Arya, risih.
Roy heran, sejak kapan sikap Arya berubah akrab dengannya. Tak seperti biasanya.
Arya tersenyum pahit menatap Roy.
"Apa Aku tak boleh berkunjung ke rumah saudara ku?" ucap Arya cemberut.
Roy menyeringai, entah sandiwara apa yang sedang di mainkan oleh saudara angkatnya itu.
"Mana Tara?" tanya Roy pada Arya.
Matanya bergerak liar memperhatikan pintu kamar yang tertutup.
"Tara di dapur, mungkin sedang bikin minuman untuk ku!" jawab Arya santai.
Arya menghempaskan tubuhnya, berbaring di atas sofa dengan lagak seperti tuan rumah.
Roy mendengus kesal, lalu ikut duduk di sofa yang berhadapan dengan Arya.
"Apa kamu disuruh papa untuk memata-matai kehidupanku dengan Tara?" tuduh Roy pada Arya setengah berbisik.
Seketika Arya tergelak sambil memegang perutnya.
"Memata-matai mu? Hahaha... aku jadi ingat. Waktu itu, bukannya kamu sendiri yang datang meminjam mobil dan kunci rumahku? Alasanmu sudah seminggu tak pulang karna bertengkar dengan Tara. Eh, baru sehari aku nginap di rumah papa, kamu malah bawa Diana kerumah ku untuk berkencan. Kamu pikir rumah ku tempat mesum Heh...?" sindir Arya.
Suara Arya yang terdengar cukup keras, seketika membuat Tara terkejut.
Tara mendengar semua pembicaraan mereka berdua dengan jelas. Dia pun bersembunyi di balik dinding dapur mencoba mendengar dengan seksama.
"Pelan kan suaramu, Tara bisa mendengar semua nya!" Roy terlihat gusar.
Matanya mendelik tajam ke arah Arya.
Tapi sepertinya Arya tidak takut. Ia balas menantang mata Roy dengan tak kalah garangnya.
"Andai Papa hari itu tak menyuruh ku untuk menjemput laptopnya yang ku pinjam, Aku mungkin tak kan pernah tau, kalau kau masih berhubungan dengan Diana meskipun telah menikahi Tara!" Kalimat penjelasan Arya sangat mengejutkan Tara.
"Astaga! jadi selama ini Aku telah salah menuduhnya bersekongkol dengan Roy. Rupanya Arya juga baru mengetahui, jika Roy berselingkuh di hari yang sama saat Aku memergoki Roy." sesal Tara dalam hati.
Tara memukul kepalanya pelan menyesali kebodohannya selama ini yang tak mau mendengar kan penjelasan Arya sama sekali.
"Kamu sendiri yang membuka rahasia mu padaku Roy!" Nada suara Arya terdengar dingin.
Roy jadi uring-uringan menahan malu karna kalah berdebat dengan Arya.
"Ah, sudahlah! Masalah Diana, kamu harus rahasia kan dari Papa. Awas kalau papa sampai tau, aku dan kamu bisa jadi musuh seumur hidup!" gertak Roy pada Arya dengan sengit.
Arya tertawa terbahak-bahak melihat sikap Roy yang sedikit panik.
"Sedari dulu, Aku tak mau ikut campur urusan pribadi kamu dan Papa kan? Masalah Diana, itu bukan urusan ku. Tapi masalah Sania dan Tara, Aku berhak ikut campur. Karna Papa menyuruhku untuk menggantikan tugasnya, menjaga cucu dan menantunya dengan baik!" Arya menatap Roy tajam sambil tersenyum sinis penuh kemenangan.
Tenggorokan Roy seakan tercekat mendengar kalimat Arya yang terakhir kali ia ucapkan.
Apa ia tidak salah dengar? Arya menggantikan tugas Papa? Maksudnya apa? Apa Papa berniat membatalkan perjanjiannya yang dulu tercipta antara mereka berdua? Hati Roy seketika bertanya-tanya.
"Ingat Arya, kamu cuma anak angkat Papa, kamu bukan saudara kandung ku. Kamu gak berhak ikut campur dalam urusan pribadiku. Termasuk urusan ku dengan Tara dan Sania!" Roy menggertakkan giginya menahan amarah.
"Aku cuma menuruti perintah Papa." jawab Arya tegas.
"Katakan pada Papa, selagi aku dan Tara masih sah sebagai suami istri, perjanjian antara aku dan Papa masih berlaku. Papa tak berhak memutuskan perjanjian itu dengan sepihak!" ucap Roy berapi-api, mulut nya keceplosan.
Arya mengernyitkan dahinya berbentuk huruf V.
"Perjanjian? Perjanjian seperti apa yang kamu buat dengan Papa? Hingga melibatkan hidup Tara dan Sania?" tanya Arya curiga.
Roy mengibaskan tangannya.
"Alah, kamu tak perlu tau. Yang jelas aku dan Papa sudah terikat perjanjian, sebelum aku menikahi Tara!" jawab Roy jengkel.
Deg!
Jantung Tara berdebar tak beraturan. Ternyata ada rahasia lain, di balik pernikahannya dengan Roy. Dan sepertinya, Dokter Adrian Kusuma juga ikut terlibat dalam masalah ini.
Ada perjanjian apa antara Roy dan Papanya? Sangat mencurigakan.
Roy yang mulai terbakar emosi, bangkit dari duduknya meninggalkan Arya yang masih terlihat tenang berbaring santai di atas sofa.
Roy berjalan menuju dapur, membuat Tara jadi kaget.
Buru-buru Tara menjauh dari tempat ia tadi menguping pembicaraan mereka. Dia berusaha bersikap tenang seakan tak mendengar apapun.
Sambil berpura-pura sedang membuat minuman.
"Huuhh...!" Roy melihat sosok Tara sambil menggerutu.
"Aku tau, kamu sudah dengar apa yang ku bicarakan dengan Arya. Jangan pura-pura!" bentak Roy keras.
Sejenak Tara berhenti mengaduk teh manis buatan nya yang sengaja ia buat kan untuk Arya. Tara berbalik menatap ke arah Roy sambil tersenyum tipis.
Wajah Roy terlihat masam.
"Ya, aku dengar sedikit. Kamu membawa Diana tidur ke rumah Arya!" jawab Tara enteng, tanpa ada rasa cemburu atau pun sakit hati.
Roy terlihat geram melihat sikap Tara yang biasa dan tenang-tenang saja.
"Lama-lama sikapmu makin menyebalkan Tara. Kamu seakan menyepelekan ku, suatu hari nanti, kamu pasti merangkak dan bersujud padaku. Saat mengetahui siapa aku yang sebenarnya!" Roy berkata dengan angkuh.
Tara hanya tertawa kecil.
"Hahaha..."
"Kamu, selain selingkuh dengan mantan pacar mu yang pela**r itu, kamu itu hanyalah anak manja yang suka menghabiskan harta orang tua dengan berjudi dan mabuk-mabukan. Arya yang kamu kenalkan sebagai sepupumu ternyata saudara angkat mu, dan ayah yang kamu bawa ke pesta pernikahan kita bukan lah ayah kandungmu. Ayah kandungmu yang sebenarnya adalah Dokter Adrian Kusuma. Salah seorang dokter terkenal yang mempunyai klinik terbesar dan termewah serta termahal di kota ini. Rahasia apalagi yang ingin kamu sembunyikan dari ku heh?" sindir Tara dengan senyuman sinis.
Wajah Roy seketika pucat pasi. Ia tak percaya bahwa Tara telah mengetahui hampir semua rahasia yang ia sembunyikan dari istrinya selama ini.
"Apa si brengsek itu yang menceritakannya padamu?" tuding Roy kesal sambil mengarahkan jari telunjuknya ke arah Arya yang berada di ruang tamu.
Tara mengangkat bahunya seraya tersenyum tipis dan berbalik mengambil teh manis yang ia bikin tadi dan membawanya menuju ruang tamu tanpa memperdulikan sikap Roy yang uring-uringan menahan perasaan amarah di dadanya.
"Makasih kakak ipar ku yang cantik!" ucap Arya sengaja memuji Tara di depan Roy.
Arya seketika bangkit dari sofa dan duduk dengan sopan sambil melemparkan senyuman genit dan kedipan mata.
Tara mencibir, meledek sikapnya yang ke kanak-kanak kan seraya menaruh gelas teh manis di atas meja.
Roy makin panas melihat tingkah Arya dan Tara yang seakan sengaja berkomplot untuk menyudutkan nya.
"Aku akan pergi menemui Papa!" Tiba tiba Roy sudah berada di belakang Tara.
Tara tak menjawab ucapannya.
"Jika kamu tak ada keperluan lain, tinggalkan rumah ini segera. Setelah menghabiskan minumanmu!" Kata Roy menatap wajah Arya dengan kesal.
Arya tak menjawab, ia cuma menautkan ujung jempol dan telunjuknya membentuk huruf O pertanda setuju.
Tanpa bicara lagi. Roy segera keluar, dari pintu rumah dengan raut wajah teramat kesal. Roy meninggalkan Tara dan Arya kembali berduaan saja di atas rumah tanpa menaruh rasa curiga sedikit pun pada Arya dan istri nya.
Tara tak habis pikir apa yang ada dalam benak Roy. Tanpa disadari, ia telah memberi kesempatan pada Arya untuk bisa berduaan dengan istrinya.
Roy yang sombong dan sok pintar telah ditipu Arya saudara angkatnya. Roy tidak sadar, kalau Arya adalah lelaki yang setiap saat bisa saja membawa kabur istrinya.
.
.
.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
TAG
PR lagi nih. perjanjian apa coba?
2024-11-19
1
TAG
nggak usah pelan . teriak aja sekencang-kencangnya /Grin/
2024-11-19
1
Elisabeth Ratna Susanti
wah mulai menggertakkan geraham nih
2024-08-17
1