Bab 8

Saat Kimberly terbangun dari pengaruh obat bius di tubuhnya. Ia kembali mengingat-ingat kejadian kemaren dan memijit pelipisnya. Ia merasa kepalanya sedikit pusing setelah tertidur berjam-jam.

Saat Kimberly mengedarkan pandangannya ke sembarang arah. Ia tidak menemukan siapapun disana. Hingga Kimberly memutuskan beranjak dari atas kasur.

"Dimana aku?" gumam Kimberly sembari membuka pintu kamar.

Kimberly kemudian melangkah kearah dapur untuk mengambil air putih. Namun setibanya di dapur Kimberly tanpa sengaja melihat sudah ada sarapan pagi di atas meja. Kimberly yakin kalau sarapan itu disiapkan oleh Oscar. Disana juga terdapat sebuah kertas yang bertuliskan.

"Jangan kemana-mana. Aku sedang memiliki urusan penting. Jika kau lapar. Kau bisa memakan sarapan yang sudah kusiapkan di atas meja."

Kimberly tersenyum tipis membaca pesan panjang yang ditulis Oscar. Kimberly kemudian duduk di kursi meja makan dan menghabisi sarapan buatan Oscar.

"Ternyata Oscar bisa masak juga." gumam Kimberly disela-sela sarapannya.

Seharian Kimberly mengitari seluruh apartemen yang ditinggali Oscar. Meskipun apartemen itu tidak terlalu mewah. Namun entah mengapa. Kimberly merasa tinggal disana terasa lebih aman ketimbang tinggal sendiri di kediamannya.

Kebetulan hari ini weekend. Jadi, Kimberly tidak memiliki agenda apapun. Ia hanya diam di apartemen Oscar sembari menunggu kedatangan pria itu.

Hingga menjelang malam. Oscar tak kunjung pulang. Perut Kimberly juga mulai bersuara meminta makan. Namun, Kimberly malas beranjak dari sofa menunggu kedatangan Oscar.

Sementara disisi lain

Di kediaman Clarence. Semua orang masih berduka atas meninggalnya Jhonson. Namun, mereka berusaha tegar mengikhlaskan kepergian pria setengah baya itu kecuali Ocean.

Semua orang terlihat mulai menyantap makan malam mereka. Termasuk Oscar yang sedari tadi terlihat termenung memikirkan sesuatu.

"Apa yang sedang kamu pikirkan, Sayang?" tanya Karina berbisik pelan di dekat telinga putranya.

"Tidak ada Madre. Oscar hanya sedang memikirkan keadaan Padre yang masih sedih setelah ditinggal oleh Nonno." jawab Oscar tersenyum tipis menatap wajah ibunya yang masih cantik diusianya yang tidak lagi muda.

"Bagaimana dengan wanita kemaren? Apa dia baik-baik saja?" tanya Karina membuat semua orang tiba-tiba terdiam dan menguping pembicaraan mereka.

Oscar menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan ibunya.

"Apa Madre juga sudah bertemu dengan wanita itu?" celetuk Nica tersenyum simpul bertanya kepada ibunya saat menatap gelagat aneh saudaranya.

Karina tentu saja terkejut mendengar pertanyaan putrinya. "Apa kamu mengenal wanita itu Sayang?" tanya Karina menatap Nica dengan wajah penasaran.

"Tentu saja, Madre. Kami pernah bertemu saat Nica menjemput kakak di kampus sekitar sepuluh hari yang lalu." jawab Nica tersenyum tipis mengingat bagaimana wajah terkejut sekaligus gelagat cemburu Kimberly saat Nica memeluk Oscar dengan hangat.

"Sepertinya wanita itu menyukai kakak." lanjut Nica menggoda Oscar. Oscar terlihat biasa saja mendengar guyonan adiknya. Meskipun Oscar merasa ada yang berbeda dengan perasaannya.

"Jika wanita itu menyukai Oscar. Mengapa Oscar tidak membawanya kesini dan berkenalan dengan kami semua. Bukankah wanita itu yang akan menjadi cucu menantu Nonno dan Nonna." celetuk Lina terlihat duduk di kursi roda. Usianya tidak lagi muda. Sehingga terkadang Lina merasa tubuhnya cepat lelah saat berdiri ataupun duduk terlalu lama.

Sementara Gavin menatap cucunya dengan tersenyum puas. Ia senang pada akhirnya cucunya mulai membuka diri dengan orang baru. Ia yakin Oscar juga akan membutuhkan pendamping yang bisa mencintainya dengan tulus.

"Apa wanita itu cantik?" tanya Gavin membuat semua orang terkejut. Mereka takut jika Lina berpikir yang tidak-tidak mengenai pertanyaan yang diajukan Gavin.

"Jangan salah paham. Nonno hanya ingin tahu wanita seperti apa yang akan menjadi cucu menantu Nonno." lanjut Gavin dengan cepat agar keluarganya tidak salah paham.

Nica tersenyum lebar sembari membayangkan bagaimana wajah cantik Kimberly. "Dia sangat cantik. Nica yakin wanita itu merupakan salah satu primadona yang paling populer di kampus kakak." jawab Nica membuat semua orang tersenyum senang mendengar kabar itu.

"Menurut Nica wajahnya secantik Madre dan Nonna saat masih muda dulu." lanjut Nica tersenyum menyeringai melihat Oscar semakin tidak nyaman dengan topik pembicaraan keluarganya.

"Madre! Terima kasih untuk makan malamnya. Malam ini Oscar akan menginap di apartemen dekat kampus." sela Oscar dengan cepat mengecup kening ibunya sebelum berlalu dari sana.

Sementara Ocean masih di kamar mengurung diri mengenang kepergian ayahnya. Ia masih belum siap melepas kepergian Jhonson. Apa lagi moment beberapa tahun ini bersama Jhonson cukup melekat di ingatannya.

Terpopuler

Comments

pengayom

pengayom

gituu

2024-04-14

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

masih ada 1.musuh kalian, yg dibiarkan idup....sama oscar

2024-02-03

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

opo iki f.back thor,/Slight/

2024-02-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!