Bab 4

Oscar terlihat mengikuti langkah Ruby menuju sebuah mobil yang terparkir di parkiran khusus kampusnya. Disana Oscar melihat beberapa polisi terlihat sedang mengobrol serius dengan beberapa dosen dan pegawai kampus.

Oscar diminta mengikuti mereka menuju kantor polisi untuk diinterogasi. Disana Oscar melihat Kimberly dengan wajah pucat dan mata sembab. Tatapannya terlihat kosong seperti orang linglung.

Oscar dipersilahkan duduk di salah satu kursi yang ada disana.

"Selamat pagi, Tuan Oscar. Mohon maaf menganggu waktu Anda. Kami hanya ingin menanyakan beberapa hal kepada Anda mengenai kematian Arion Gomez dan beberapa maid, tukang kebun dan petugas keamanan yang tewas secara mengenaskan di kediaman tuan Gomez." kata seorang petugas polisi berusia kira-kira 30 tahun duduk di seberang Oscar.

Oscar menganggukkan kepalanya mendengar penuturan polisi itu. "Setelah mengintrogasi nona Kimberly. Nona Kimberly berkata jika kalian berada di perpustakaan hingga menjelang malam mengerjakan tugas kuliah kalian. Apakah benar Anda berada disana bersama nona Kimberly hingga menjelang jam 8 malam?" tanya polisi itu memastikan kebenaran dari keterangan Kimberly.

"Ya. Kami memang mengerjakan tugas karya ilmiah yang diberikan dosen manajemen dihari yang sama. Kami di kampus, lebih tepatnya di perpustakaan setelah berakhirnya mata kuliah yang kami ikuti hingga menjelang malam hari sekitar pukul 8 malam. Saudari kembarku juga datang menjemput ku ke kampus." jelas Oscar dengan wajah tenang.

"Apa Anda mengenal nona Kimberly dengan sangat baik? Mungkin kesehariannya dan bagaimana hubungannya dengan ayahnya?" tanya polisi membuat Oscar menghela nafas berat.

"Saya tidak terlalu dekat dengannya. Jadi bukan ranah saya menjawab pertanyaan yang Anda ajukan." jawab Oscar dengan singkat hingga membuat polisi itu melirik sekilas kearah rekannya yang sedang berdiri di depan pintu.

"Baiklah. Hanya hal itu yang ingin kami gali dari Anda. Terima kasih untuk waktunya." kata polisi itu membuat Oscar langsung berdiri dari duduknya.

Saat sudah keluar dari ruangan itu. Oscar melihat Rihanna dan Sora sudah berada disana memenangkan Kimberly yang terlihat masih syok dan menatap kosong ke depan. Namun, air matanya terlihat tak berhenti mengalir dari sudut matanya.

Oscar berlalu begitu saja tanpa menyapa ketiganya. Ia juga tidak ingin terlibat dengan masalah orang lain.

Saat Oscar sedang menunggu taksi di depan kantor polisi. Dari sudut matanya. Oscar melihat seorang wanita berjalan dengan tatapan kosong kearah jalan raya.

Teriakkan kencang dari Sora membuat Oscar terkejut. "Kimberly! stop!"

Oscar dengan cepat mengalihkan atensinya kearah wanita yang masih berjalan lurus kearah jalan raya. Oscar dengan cepat berlari menuju Kimberly dan menarik tubuh Kimberly hingga membuat tubuh mereka berguling-guling di atas aspal.

"Lepaskan aku! Aku ingin mengikuti Daddy menemui Mommy! Lepaskan!" teriak Kimberly memukul-mukul dada Oscar yang terasa sangat keras.

"Apa dengan menyusul mereka dan mati bersama akan membuatmu bahagia?" tanya Oscar dengan wajah datar hingga membuat Kimberly menghentikan tangisannya dan mengangkat pandangannya kearah wajah Oscar. Ia terkejut saat melihat ada beberapa luka lecet akibat goresan di wajah pria itu.

Tanpa sadar kaca mata yang membingkai kedua mata Oscar terlepas. Hingga membuat tangan Kimberly terulur menyentuh beberapa luka goresan di wajah Oscar.

"Wajahmu..." lirih Kimberly dengan mata berkaca-kaca.

Oscar dengan cepat menghentikan gerakan tangan Kimberly yang ingin menyentuh wajahnya. Oscar menggenggam sebelah tangan wanita itu membantunya berdiri. "Jangan pedulikan keadaan ku. Aku baik-baik saja!" tegas Oscar sebelum berlalu dari sana.

Kimberly menatap kepergian Oscar dengan tatapan sendu. Hingga suara Rihanna dan Sora mengalihkan atensi Kimberly dari arah kepergian Oscar.

"Cie-cie. Ternyata si culun bisa juga diandalkannya menyelamatkan mu." goda Sora membuat Kimberly tersenyum tipis.

"Harusnya kau bertanya. Apakah Kimberly baik-baik saja. Bukan malah menggodanya." tegur Rihanna menatap gemas dengan sikap centil Sora.

"Ah. Aku sampai lupa dengan kejadian barusan." celetuk Sora menepuk jidatnya seakan merasa tidak enak dengan sikapnya barusan.

"Sora. Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja. Untung saja Oscar datang dengan cepat menyelamatkan ku." kata Kimberly tersenyum tipis menepuk bahu sahabatnya agar tidak terlalu memikirkan omongan Rihanna.

"Adegan barusan terlihat sangat amazing." bisik Sora membuat Kimberly tersenyum terpaksa. Ia merasa sedikit tidak nyaman dengan ucapan Sora barusan. Karena obrolan itu tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

Setelah kejadian itu. Kimberly mulai bangkit kembali. Ia juga tidak mau berlarut-larut dalam kesedihan atas meninggalnya ayahnya.

Sikap Kimberly juga berubah 180 derajat. Hingga membuat semua orang terkejut melihat perubahannya.

Kimberly menyelesaikan pendidikannya dalam jangka waktu yang sangat singkat. Semua itu berkat bantuan Oscar yang dengan perlahan mulai akrab dengan Kimberly. Hingga hari kelulusan pun tiba. Oscar memilih kembali ke Italia dan melanjutkan tugas tanggung jawabnya sebagai pemimpin Black Mamba dan Gultom group tanpa sepengetahuan Kimberly. Karena setelah hari itu mereka sudah putus kontak.

Sementara disisi Kimberly. Diusianya yang sudah menginjak 23 tahun. Kimberly akhirnya mengambil alih perusahaan ayahnya. Ia menikmati hari-harinya sebagai wanita karir. Meskipun setahun terakhir sebelumnya perusahaan ayahnya hampir saja mengalami kebangkrutan karena Kimberly terlalu muda mengelola perusahaan sebesar itu. Ia tidak menyangka jika banyak karyawan perusahaan yang melakukan korupsi selama beberapa tahun terakhir ini.

Hingga tak terasa 2 tahun telah berlalu. Kimberly tersenyum tipis menatap sepasang remaja terlihat duduk di satu meja yang sama. Mereka berdua terlihat sangat asik dengan dunia mereka. Hingga tak beberapa lama. Pria itu terdengar berucap dengan nada tegas agar wanita itu lebih fokus dengan tugas mereka.

Hal itu mengingatkan Kimberly dengan kejadian 3 tahun yang lalu. Dimana Oscar membentaknya dan memintanya agar fokus dengan tugas jurnal ilmiah yang diberikan dosen mereka ketimbang bertanya apakah pria itu sudah punya pacar atau belum.

Kimberly menghela napas panjang sembari mengamati perpustakaan kampusnya dengan hati-hati kembali mengenang kenangan 3 tahun lalu. Niat hati ingin berkunjung sebagai donatur tetap di kampusnya dulu. Kaki Kimberly malah membawanya ke arah perpustakaan kampus. Hingga membuat Kimberly harus berakhir disana.

Tak beberapa lama. Terdengar suara nada dering dari ponsel Kimberly. Kimberly yang tidak ingin suara ponselnya mengganggu konsentrasi para mahasiswa dan mahasiswi yang sedang asik membaca buku yang mereka baca. Kimberly memutuskan langsung keluar dari perpustakaan dan melangkah menuju parkiran sembari mengangkat panggilan dari orang tersebut.

[Nona. Sejam lagi akan ada rapat tahunan bersama seluruh pemegang saham. Saya harap Anda tidak akan melewatkan rapat penting ini. Karena salah satu pemegang saham mayoritas yang selama ini identitasnya dirahasiakan akan hadir dalam rapat kali ini.] ujar seorang wanita yang berprofesi sebagai asisten sekaligus sekertaris Kimberly.

"Aku sudah dalam perjalanan kembali ke perusahaan. Tolong persiapkan semua dokumen dan materi rapat yang kemungkinan akan ku butuhkan." jawab Kimberly sebelum memutuskan panggilan tersebut.

Beberapa menit kemudian. Kimberly tiba di sebuah gedung pencakar langit. Kimberly memeriksa penampilannya terlebih dahulu sebelum turun dari mobil.

Sepanjang perjalanan. Banyak pasangan mata yang menyapanya dengan sopan dan ramah.

Tak beberapa lama. Kimberly tiba di ruangan meeting. Disana Kimberly melihat sudah ada beberapa pemegang saham yang duduk di kursi mereka masing-masing.

"Selamat pagi." sapa Kimberly dengan sangat ramah hingga membuat semua orang tersenyum tipis dan kembali menyapa Kimberly. Kimberly yang dulu pembangkang dan suka menindas teman-teman kampusnya sudah tidak ada lagi. Sekarang hanya ada Kimberly yang ramah, sopan dan baik kepada semua orang.

Kimberly memberikan kode kepada asistennya agar segera memulai rapat tahunan. Namun sekretarisnya yang bernama Stevani malah berkata kalau mereka masih harus menunggu salah satu pemegang saham yang lainnya.

"Nona. Kita masih menunggu perwakilan dari Gultom group. Karena Gultom group merupakan salah satu pemegang saham yang dulu membantu perusahaan kita tetap berdiri saat hampir bangkrut dulu." bisik Stevani hingga membuat Kimberly terdiam beberapa saat. Hingga terdengar suara pintu sepertinya dibuka dari luar oleh seseorang.

Beberapa detik kemudian. Mereka melihat dua orang pemuda masuk ke dalam ruangan meeting menggunakan kemeja putih berkerah dibalut jas hitam yang membuat penampilan mereka terlihat sangat berwibawa.

Bukan hanya itu. Gaya berpakaian mereka juga terlihat begitu berkelas dan mahal hingga membuat beberapa dari wanita yang ada disana kagum dengan kedua pemuda itu. Termasuk Stevani. Wanita itu juga tertegun beberapa saat menatap kedua pemuda itu. Namun instruksi dari suara berat salah satu dari pemuda itu membuyarkan lamunan mereka.

"Rapatnya sudah bisa dimulai!" tegas salah satu dari kedua pemuda itu dengan wajah tanpa ekspresi saat sudah duduk disalah satu kursi kosong yang ada di pojok.

Terpopuler

Comments

pengayom

pengayom

salah satunya oscar dengan penampilan berbeda mungkin

2024-04-14

0

Sari Nu Amoorea

Sari Nu Amoorea

oscar kah

2024-02-12

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

kim meet her boyfriend

2024-02-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!