Bab 16

Malam hari

Kimberly keluar dari kamar setelah mengurung diri seharian. Ia masih kesal saat Oscar berkata kalau dia akan kembali ke Italia tanpa membawanya. Bahkan di malam pertama mereka sebagai suami istri. Oscar begitu tega meninggalkannya sendirian di apartemen pria itu.

Saat Kimberly keluar dari kamar. Ia melihat Oscar sudah rapi dengan pakaian kantornya dan sedang duduk di meja makan sembari sarapan.

"Apa kamu tidak jadi berangkat ke Italia tadi malam?" tanya Kimberly dengan wajah bingung. Namun terbesit rasa bahagia di dalam hatinya.

Alih-alih menjawab pertanyaan Kimberly. Oscar malah meminta Kimberly duduk dan sarapan bersamanya.

"Duduklah. Ayo sarapan bersama. Aku akan mengantarmu ke kantor." ujar Oscar dengan wajah datar.

"Bukankah kamu ingin kita menyembunyikan pernikahan kita. Mengapa kamu malah mau mengantarku secara terang-terangan?" tanya Kimberly menyuapkan nasi goreng buatan suaminya.

"Apa salah seorang suami ingin mengantarkan istrinya berangkat bekerja?" tanya Oscar melirik tajam kearah Kimberly.

Kimberly tidak berani lagi berbicara setelah mendengar perkataan suaminya.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih selama 30 menit. Mobil yang ditumpangi Kimberly akhirnya tiba di perusahaan Gomez.

"Apa kamu ke kantor juga?" tanya Kimberly sebelum turun dari mobil.

"Iya."

Oscar menjawab pertanyaan istrinya dengan jawaban yang sangat singkat. Tak ada ucapan romantis yang terucap dari bibir pria itu.

"Baiklah. Terima kasih sudah mengantarku." ujar Kimberly mengecup pipi Oscar sekilas sebelum turun dari mobil.

Oscar menatap punggung Kimberly yang semakin menghilang dari pasangannya. Ia masih terkejut dengan tindakan berani Kimberly.

"Mengapa dia bertingkah sangat agresif." gumam Oscar sebelum menjalankan mobilnya meninggalkan perusahaan Gomez.

Sementara di perusahaan Gomez. Kimberly melangkah dengan kebahagiaan yang berkali lipat dari sebelumnya. Ia tidak berhenti tersenyum hingga membuat semua karyawan ikut tersenyum ramah kepadanya.

"Apa kalian melihat berita skandal nona Kimberly tadi malam?" bisik salah satu karyawan Kimberly bernama Celine.

Beberapa rekannya menggeleng mendengar pertanyaan Celine. Namun terbesit rasa penasaran di raut wajah mereka.

Celine tiba-tiba tersenyum menyeringai dan memperlihatkan beberapa foto-foto skandal Kimberly yang tersebar di internet. Kebetulan wanita itu melakukan screenshot sebelum berita itu di hapus oleh Oscar.

"Apa ini asli? Aku tidak menyangka kalau nona Kimberly yang sempurna akan bertingkah seperti jalan9."kata salah satu rekan Celine bernama Leo.

"Tapi dia memiliki tubuh yang indah. Aku jadi ingin merasakannya." lanjut Leo dengan tatapan mesum.

"Kau bisa menggodanya." saran Celine sebelum kembali ke tempat kerjanya saat melihat Stevani melangkah kearah mereka.

Disisi lain

Kimberly mencari-cari ponselnya di dalam tasnya. Namun Ia tidak kunjung menemukan ponselnya. Hingga tak beberapa lama terdengar suara panggilan masuk ke telepon kantornya.

[Halo Kimberly! mengapa ponselmu tidak aktif! Dari kemaren kami sangat khawatir dengan keadaanmu. Apa kamu baik-baik saja?] ujar Sora dari seberang sana dengan wajah cemas.

"Hey! Mengapa suaramu terdengar begitu khawatir? Aku baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir dengan keadaanku. Kalian nikmati saja liburan kalian di Italia. "jawab Kimberly membuat Sora dan Rihanna saling pandang satu sama lain.

[Kimberly, Apa kau yakin baik-baik saja?] tanya Sora kembali memastikan keadaan Kimberly.

"Beneran. Aku baik-baik saja. Kalian tidak usah memikirkan keadaanku. Aku malah merasa lebih baik setelah mabuk--"

"Tunggu!"

"Mabuk?"

"Apa dua hari yang lalu aku mabuk?" gumam Kimberly berusaha mengingat kejadian dua hari yang lalu.

Kimberly memijit kepalanya sembari berusaha mengembalikan memory yang hilang dari otak kecilnya.

[Kimberly, kau tidak perlu memikirkan kejadian dua hari yang lalu. Kami harap kau tidak akan membuka media sosial mu selama beberapa hari ke depan. Semua itu demi kebaikanmu.] nasehat Sora membuat Kimberly semakin kepo dengan maksud perkataan sahabatnya.

Saat Kimberly mencari ponselnya di dalam tas. Ia tidak menemukan keberadaan ponselnya disana.

"Dimana ponselku?" gumam Kimberly berusaha mengingat-ingat sesuatu.

Saat sedang sibuk mencari ponselnya. Kimberly mendengar suara pintu dibuka dari luar oleh seseorang. Ia terkejut saat melihat Oscar sudah berdiri di depan ruangannya.

"Baiklah. Nikmati liburan kalian disana. Aku akan menghubungi kalian nanti malam." ujar Kimberly mengakhiri panggilan telepon dari sahabatnya.

"Bukankah kamu akan berangkat ke kantor. Mengapa kamu datang kesini? Bukankah kedatangan kamu akan mengundang kecurigaan karyawan perusahaan." ujar Kimberly tersenyum lembut menatap wajah datar Oscar.

"Aku hanya ingin mengantar ponselmu yang tertinggi di mobil." jawab Oscar melangkah mendekati meja kerja Kimberly dan memberikan ponsel istrinya.

"Ah! Syukurlah. Padahal aku berniat mencari ponselku. Ternyata ponselku memang tertinggal di mobil kamu."celetuk Kimberly tersenyum tipis mengambil ponselnya.

"Apa kamu berniat langsung kembali ke kantor?" tanya Kimberly berusaha mencari topik pembicaraan. Ia sebenarnya ingin menahan Oscar agar tetap menemaninya disana.

Alih-alih menjawab pertanyaan Kimberly. Oscar malah mengatakan perkataan yang tak terduga. "Apa kau sedang berusaha menahan ku agar tetap tinggal disini bersamamu?" tanya Oscar membuat Kimberly tersipu malu.

"Aku--"

"Baiklah. Berhubung kau sangat ingin ditemani bekerja. Maka aku akan bekerja dari sini." sela Oscar dengan cepat duduk di sofa yang ada di ruangan Oscar.

Kimberly tersenyum tipis mendengar penuturan Oscar. Pria pertama yang sangat dicintainya. Kimberly akhirnya melanjutkan pekerjaannya dan berusaha fokus menatap layar komputernya.

Bukannya bekerja. Oscar malah memperhatikan raut wajah Kimberly dengan sangat intens hingga membuat jantung Kimberly berdetak kencang.

"Mengapa dia malah memperhatikan ku! tatapannya benar-benar sangat tajam dan menakutkan" gumam Kimberly dengan suara sangat pelan berusaha fokus dengan pekerjaannya.

"Apa kau sedang menggerutu?" tanya Oscar dengan nada tegas.

"Tidak. Aku hanya sedang membaca beberapa dokumen yang dikirim oleh sekertaris ku." jawab Kimberly dengan tenang.

"Bisakah kau berhenti memerhatikan ku! Aku sangat tidak nyaman." celetuk Kimberly memberanikan diri.

"Aku sedang tidak memperhatikan mu. Aku hanya sedang menilai bagaimana desain interior ruangan mu." jawab Oscar melipat kedua tangannya di depan dada.

Kimberly langsung terdiam dan tidak bisa lagi melanjutkan ucapannya.

Mereka kemudian kembali melanjutkan pekerjaan mereka. Hingga tak terasa jam makan siang telah tiba. Kimberly melihat Oscar sedang sibuk dengan ponsel genggamnya.

"Apa kamu tidak lapar?" tanya Kimberly menghentikan pekerjaannya yang sudah mulai selesai.

Kimberly menatap Oscar dengan tatapan yang sangat lembut hingga membuat Oscar merasa nyaman saat melihat tatapan istrinya.

"Bagaimana denganmu?" ujar Oscar bertanya kembali kepada istrinya.

"Aku akan meminta Stevani membeli makan siang untuk kita." tawar Kimberly tersenyum tipis.

"Tidak perlu. Aku sudah meminta asistenku membeli makan siang untuk kita."

"Apa pekerjaan mu sudah selesai?" tanya Oscar bersandar di bahu sofa.

"Tinggal beberapa dokumen lagi yang perlu di tanda tangan. Bagiamana denganmu?"

"Aku sudah menyelesaikan pekerjaanku dari beberapa jam lalu." jawab Oscar dengan wajah datar.

Kadang Kimberly geregetan melihat ekspresi Oscar. Meskipun penampilan pria itu sudah sangat berubah. Namun sikap Oscar masih tetap sama seperti 3 tahun yang lalu.

Kimberly akhirnya melangkah menuju kearah sofa dan berdiri di depan Oscar. Kimberly mensejajarkan tubuhnya di hadapan suaminya dan menarik kedua pipi Oscar dengan wajah gemas.

"Mengapa kau sangat jarang tersenyum. Bukankah aura ketampananmu akan semakin bertambah saat kau tersenyum ramah menatap lawan bicaramu." ujar Kimberly dengan wajah polos.

Oscar menatap wajah istrinya beberapa saat sebelum berucap. "Terkadang seseorang bisa saja lupa diri melihat perubahan sikapku. Bukankah sikap seperti ini akan membuat orang-orang merasa segan atau takut bermain-main denganku." jawab Oscar menjentikkan jarinya di dahi Kimberly hingga membuat wanita itu meringis.

"Aw! Ini sakit!" ujar Kimberly menyentuh keningnya dengan wajah meringis.

"Kau harus belajar merasakan sakit yang belum pernah kau rasakan mulai dari sekarang. Dan juga berdirilah di posisi yang sedikit berjarak. Aku takut kalau karyawanmu akan bergosip yang tidak-tidak saat melihat adegan seperti ini." celetuk Oscar.

Sebenarnya Kimberly merasa ambigu dengan kalimat pertama Oscar. Namun kalimat terakhir pria itu kembali menyadarkannya dari kebingungannya.

Tak beberapa lama terdengar suara ketukan dari luar pintu ruangan Kimberly.

Tok

Tok

Tok

"Permisi, Nona. Asisten Tuan Gultom sudah datang." ujar Stevani tersenyum segan melihat posisi Kimberly dan Oscar yang begitu dekat. Stevani tahunya hubungan keduanya hanya sebatas rekan kerja tidak lebih.

Sementara Mike langsung melangkah masuk ke dalam ruangan Kimberly sembari membawa 3 paper bag berwarna coklat.

"Tuan. Semua pesanan Anda sudah saya beli." ujar Mike meletakkan tiga paper bag di atas meja.

"Kalian bisa ikut makan siang bersama kami. Kami hanya sedang membahas masalah bisnis secara pribadi." kata Kimberly meluruskan kejadian barusan agar Stevani tidak salah paham. Ia takut wanita itu akan menciptakan gosip baru di grup karyawan perusahannya.

"Hanya membahas masalah pekerjaan dengan posisi yang sangat dekat seperti tadi?" gumam Stevani menatap wajah malu-malu Kimberly dengan intens. Wanita itu benar-benar curiga dengan gelagat keduanya.

Oscar melirik tajam kearah Mike. Lirikan tajam itu seakan meminta Mike agar menolak tawaran Kimberly.

"Tidak perlu Nona. Saya sudah makan tadi di restoran langganan Tuan muda. Kalau begitu saya permisi." ujar Mike dengan cepat berlalu dari sana.

Stevani pada akhirnya juga ikut berpamitan kepada mereka. Ia tidak mau menjadi obat nyamuk disana. Karena Stevani bisa mencium aroma-aroma percintaan disekitar keduanya.

"Saya juga permisi, Nona. Karyawan yang lain sedang menunggu saya di lobi untuk makan siang bareng." ujar Stevani ikut keluar dari ruangan Kimberly.

"Padahal makan sebanyak ini tidak akan habis. Mengapa mereka malah menolak ajakan ku." omel Kimberly sembari menyajikan semua makanan di atas meja.

Kimberly memindahkan makan siang yang dibeli Mike ke atas piring lalu meletakkannya di depan Oscar. "Makanlah selagi hangat. Kamu bisa memilih lauk mana yang ingin kamu makan." ujar Kimberly berniat menyuapkan sesendok makanan ke dalam mulutnya.

"Berhenti!" tegas Oscar membuat tangan Kimberly terhenti di udara.

"Letakkan sendok mu!" lanjut Oscar membuat Kimberly menurut.

Oscar kemudian menarik tangan istrinya dan menggenggam tangan kanan Kimberly sembari memejamkan kedua matanya.

Kimberly yang mengerti dengan maksud suaminya ikut memejamkan kedua matanya. Ia lupa meskipun mereka tinggal di negara bebas. Namun mereka juga tidak lupa dengan kewajiban mereka sebagai umat beragama.

Saat Oscar ingin makan. Tiba-tiba ponselnya berdering. Saat melihat nomor si penelpon. Ia melihat nama ayahnya yang muncul di layar ponselnya.

Oscar dengan cepat mengangkat panggilan masuk dari ayahnya. "Halo, Padre. Ada apa?" tanya Oscar dengan suara datar.

"Apa Nica ada di Amerika bersamamu, Son?" tanya Ocean dengan suara khawatir dari seberang sana.

"Tidak, Padre. Apa dia kabur lagi?" tanya Oscar ikut khawatir dengan keberadaan saudari perempuannya.

"Padre sedang melacak keberadaan saudari kembarmu. Namun lokasi Nica sudah tidak terdeteksi. Lokasi terakhir yang dikunjungi Nica adalah bandara. Namun saat Padre mencari data-data para penumpang pada hari yang sama. Nama Nica tidak terdaftar di semua penerbangan." ujar Ocean membuat Oscar berpikir keras kira-kira kemana saudari perempuannya pergi.

"Jangan khawatir, Padre. Oscar akan mencari keberadaannya. Oscar akan kembali malam ini juga ke Italia."ujar Oscar sebelum mengakhiri panggilannya.

Meskipun tidak paham dengan obrolan mereka. Nica merasa tidak semangat saat mendengar Oscar akan kembali ke Italia.

"Apa kau akan pergi lagi?" tanya Kimberly dengan wajah cemberut.

"Ya. Aku harus kembali ke Italia." ujar Oscar menatap wajah cemberut Kimberly beberapa saat sebelum menarik kedua pipi Kimberly dengan wajah canggung.

"Kau akan terlihat sangat manis saat tersenyum hangat menatap lawan bicaramu. Tidak bisakah kau tersenyum ramah seperti biasanya menatapku." ujar Oscar membuat Kimberly tersenyum lebar.

"Kau meniru perkataan ku." jawab Kimberly dengan mata berbinar membuat Oscar bernapas lega.

"Tetaplah tersenyum dalam keadaan apapun." ujar Oscar mengelus lembut pipi cabi Kimberly.

Kimberly merasa tersentuh dengan perkataan suaminya. Untuk pertama kalinya Oscar berani melakukan physical touch kepada Kimberly secara langsung.

Terpopuler

Comments

pengayom

pengayom

ada karyawan Kim yang nglunjak tuh

2024-04-16

0

Sari Nu Amoorea

Sari Nu Amoorea

oscar jangan kaku sama istrimu🤣🤭

2024-02-13

0

Erni Handayani

Erni Handayani

Suami klo kaku sekali ny romantis bikin melehoy😍

2024-02-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!