Bab 11

Kembali ke masa sekarang

...****************...

Keesokan harinya

Oscar melakukan aktivitasnya seperti biasa. Memimpin perusahaan Gultom group sekaligus Black Mamba. Sementara Sean fokus melakukan penelitian di lab khusus yang difasilitasi oleh banyak alat-alat canggih dari Ocean.

Di salah satu cabang perusahaan Gultom di Amerika. Oscar terlihat sangat serius membaca salah satu email di komputer miliknya.

Tak beberapa lama dua orang pria berusia sekitaran 47 tahun masuk ke dalam ruangan Oscar. Mereka tersenyum tipis menatapnya.

"Bagaimana kabarmu. Uncle sudah lama tidak melihat mu." kata salah satu dari pria itu.

"Aku harus membereskan salah satu Kartel mafia yang ada di Kolombia, Uncle. Mereka terus-menerus menggagalkan pengiriman senjata Black Mamba ke Meksiko."jawab Oscar menghela napas panjang.

"Apa kau membutuhkan bantuan kami?" tanya pria itu yang tak lain dan tak bukan adalah Darren dan David. Mereka jarang berkumpul karena sibuk dengan urusan masing-masing. Hingga tak ayal mereka hanya bisa bertemu di waktu senggang saja.

"Tidak perlu Uncle. Oscar tidak ingin merepotkan kalian." jawab Oscar tersenyum sangat tipis.

"Sejak dulu kau tidak pernah berubah Nak. Kau tetap Oscar pemberani yang kami kenal."sela David tersenyum hangat menatap keponakannya.

Oscar tersenyum tipis mendengar pujian dari David.

Mereka mengobrol selama 1 jam lebih membahas mengenai perusahaan dan juga beberapa musuh yang sedang mengincar daerah kekuasaan mereka.

"Sepertinya kami harus kembali. Adik sepupu mu terus-menerus merengek minta ditemani ke taman bermain." ujar David sebelum pergi dari sana bersama Darren.

Mereka sudah menikah sepuluh tahun lalu saat usia mereka menginjak 37 tahun. Mereka menikah atas desakan dari Lina yang tidak ingin melihat kedua putranya tetap sendirian dan menjadi bujang lapuk.

Lina sampai mengancam kedua putranya agar menikah dalam waktu dekat. Kalau tidak. Lina akan minggat dari mansion dan tidak mau bertemu kedua putranya lagi. Bukan hanya kedua putranya yang kena sasaran. Gavin sebagai suami juga jadi galau karena ancaman istrinya.

Darren akhirnya menikah dengan wanita yang selama kurang lebih sepuluh tahun mengejar-ngejarnya. Sementara David menikah dengan salah satu putri tunggal dari rekan bisnis Gavin. Usia anak-anak David dan Darren masih kecil sekitaran 8 dan 9 tahun.

Tok

Tok

Tok

Mike masuk ke dalam ruangan Oscar sembari membawa buket bunga dan satu paper bag berwarna coklat.

"Tuan. Seseorang mengirimkan kedua benda ini untuk Anda." ujar Mike meletakkan paper bag dan bunga mawar itu di atas meja kerja Oscar.

Oscar langsung menghentikan pekerjaannya dan menatap datar dua barang yang dibawa Mike. "Aku merasa tidak memesan kedua benda itu dari siapapun. Kau bisa membuangnya. Bisa saja itu dari saingan bisnisku yang ingin mencari keuntungan dariku." jawab Oscar kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Tapi kurir yang mengantar barang ini bilang kalau barang ini dibuat dengan sepenuh hati oleh seorang wanita yang tulus mencintai Anda." celetuk Mike dengan wajah polos. Sebenarnya Mike juga penasaran. Kira-kira siapa wanita yang seberani ini mendekati atasannya.

Jika dilihat dari segi ketampanan dan juga kekayaan. Seandainya Mike terlahir menjadi seorang wanita. Mike juga pasti akan jatuh cinta kepada Oscar yang notabenenya orang kaya dengan ketampanan yang tidak ada tandingannya. Namun sayangnya Mike adalah seorang pria yang masih normal dan menyukai seorang wanita. Memikirkan hal tersebut membuat Mike merinding sendiri dengan pikirannya.

"Letakkan saja di meja tamu." tukas Oscar berharap Mike segera keluar dari ruangannya. Oscar tidak ingin Mike bertanya terlalu jauh mengenai orang yang memberikannya kedua benda itu.

Mike tetap berdiri di depan meja kerja Oscar sembari memperhatikan raut wajah pria itu dengan rasa penasarannya.

"Mike, keluar sekarang juga dari ruangan ku! Keberadaan mu menganggu konsentrasi ku dalam bekerja!" tegas Oscar membuat Mike kembali sadar dengan pikirannya.

Mike pada akhirnya keluar dari ruangan Oscar setelah meletakkan bunga dan paper bag di atas meja tamu. Mike juga tidak berani membaca sebuah surat yang terselip di bunga tersebut.

Setelah Mike keluar dari ruangan Oscar. Tak beberapa lama terdengar notifikasi pesan dari ponsel Oscar.

[Apa kau sudah menerima bunga dan makan siang pemberian ku? Aku menyiapkan kedua benda itu khusus untukmu sebelum berangkat bekerja hari ini. Aku harap kau juga membaca surat yang terselip di antara 99 bunga mawar merah yang kuberikan. Kau tidak perlu memikirkan satu bunga yang hilang. Karena bunga itu akan tetap mekar sampai hatimu luluh. Satu bunga itu akan datang sendiri mendatangi mu.]

Oscar memutar bola matanya malas mendapatkan pesan romantis dari nomor anonim yang tidak tersimpan di kontak ponselnya. Namun, Ia tetap melangkah menuju meja tamu dan membuka paper bag itu. Ia melihat disana terdapat 3 kotak makanan dengan menu yang berbeda-beda.

Oscar juga menghitung bunga mawar yang sudah dibungkus dengan sangat rapi. Benar saja. Bunga itu berjumlah 99 tangkai.

"Apa Nica sedang mengerjai ku agar membantunya minggat dari mansion?" gumam Oscar memikirkan ucapan adik perempuannya beberapa hari yang lalu.

Oscar kembali memasukkan makanan itu ke dalam paper bag sebelum keluar dari ruangannya. Oscar melangkah menuju parkiran setelah meminta Mike menghendel semua pekerjaannya.

Disisi lain

Kimberly tersenyum manis setelah mengirim pesan panjang kepada Oscar. Ia berharap kali ini hati pria itu akan luluh dengan sikap tulusnya. Namun, setelah dua jam menunggu balasan dari Oscar. Kimberly tidak kunjung mendapatkan notifikasi pesan dari nomor pria itu.

"Stevani!" panggil Kimberly kepada sekertaris pribadinya.

"Iya, Nona?" sahut Stevani menghentikan pekerjaannya.

"Apa nomor yang kau berikan tadi adalah nomor yang salah? Aku tidak kunjung mendapatkan balasan pesan dari nomornya setelah dua jam menunggu." ujar Kimberly dengan wajah cemberut.

"Nomor itu adalah nomor CEO dari Gultom group. Saya mendapatkannya dari asistennya secara langsung, Nona. Mike tidak mungkin memberikan nomor yang salah." jawab Stevani dengan jujur.

Memang beberapa saat lalu Stevani menghampiri Mike yang sedang antri di salah satu cafe di sekitar perusahaan. Kebetulan saat itu Stevani sedang istirahat dan makan siang disana hingga tanpa sengaja bertemu dengan Mike.

"Mungkin Tuan Oscar sedang sibuk Nona." timpal Stevani berpikir positif menenangkan perasaan gusar di hati Kimberly.

Kimberly akhirnya melanjutkan pekerjaannya setelah mendengar perkataan Stevani. Kimberly berusaha berpikir positif agar tidak terlalu memikirkan balasan pesan dari Oscar.

Kimberly tidak pernah absen mengirimkan 99 tangkai bunga mawar merah dan bekal makan siang untuk Oscar. Namun Oscar tidak pernah membalas pesan dari Kimberly ataupun membaca surat yang terselip diantara 99 tangkai bunga mawar itu.

Kimberly tidak patah semangat mencairkan hati Oscar yang membeku seperti es batu.

"Sepertinya cara ini tidak juga berhasil." gumam Kimberly sembari berpikir beberapa saat sebelum keluar dari perusahaannya.

Setelah berkendara selama 30 menit. Kimberly akhirnya tiba di salah satu gedung pencakar langit terbesar kedua di Amerika.

Dengan anggun. Kimberly turun dari mobil sembari mengenakan kaca mata hitam menutupi kedua bola matanya. Banyak pasangan mata yang memperhatikan Kimberly. Namun Kimberly tidak terlalu memusingkannya.

Kimberly melangkah masuk ke dalam lift khusus untuk CEO. Namun, seorang petugas keamanan menghentikan langkah Kimberly.

"Nona! Anda tidak diperbolehkan menggunakan lift khusus menuju lantai atas. Karena lift ini hanya bisa digunakan oleh CEO dan sekertaris CEO." ujar petugas keamanan itu membuat Kimberly terdiam beberapa saat sebelum keluar dari lift khusus. Ia tidak mau berdebat dengan karyawan perusahaan Oscar. Karena bisa saja setiap perusahaan memiliki peraturan yang berbeda-beda.

Kimberly kemudian naik lift khusus karyawan menuju lantai paling atas dari gedung pencakar langit itu. Hingga lift berhenti di lantai 100. Kimberly melihat Mike sedang duduk di meja kerjanya sembari mengatur ulang jadwal Oscar untuk seminggu ke depan.

Tak beberapa lama. Kimberly melihat Oscar terlihat keluar dari ruangannya sembari menenteng sebuah notebook. Ia mengobrol beberapa saat dengan Mike. Setelah mengobrol mereka kemudian melangkah menuju lift khusus.

Kimberly melepaskan kaca mata hitamnya dan menghampiri Oscar dengan wajah ceria.

"Oscar! Kebetulan kau disini! Aku ingin mengajakmu keluar." ujar Kimberly dengan wajah yang terlihat sangat bahagia saat melihat keberadaan Oscar.

"Maaf, Nona. Tuan muda akan kembali ke negaranya siang ini juga." jawab Mike dengan cepat berniat menutup lift. Sebenarnya Mike maupun Oscar tidak menyangka kalau Kimberly akan datang ke perusahaan menemui Oscar.

"Apa kalian akan berangkat ke bandara. Aku ingin ikut dengan kalian." kata Kimberly tidak hilang akal.

"Mobil kami sudah penuh dengan beberapa kotak hadiah lamaran. Jadi, kami tidak memiliki kursi kosong memberikan Anda tumpangan." jawab Mike lagi mencari alasan untuk menolak keinginan Kimberly.

"Kalau begitu kita akan pergi dengan mobil yang berbeda." tawar Kimberly membuat Mike pada akhirnya setuju.

"Baiklah." jawab Mike setelah mendapatkan kode dari Oscar agar secepatnya menyelesaikan perdebatan mereka.

Untuk pertama kalinya akhirnya Kimberly bisa mengantarkan Oscar kembali ke negaranya. Meskipun dua tahun lalu mereka berpisah tanpa saling memandang satu sama lain. Namun Kimberly tidak ingin mengulang hal yang sama.

Terpopuler

Comments

pengayom

pengayom

kapan luluhnya

2024-04-14

0

Sari Nu Amoorea

Sari Nu Amoorea

oscar es kutub

2024-02-12

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

ngethek yo mba e....semangat kim,

2024-02-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!