Nyai Sekar Kemuning sebenarnya merasa berat mengatakan kepada Bulan dan Bintang tentang jerat iblis yang masih mengikat Risma, tapi bagaimanapun juga Nyai Sekar Kemuning harus memberitahu semuanya supaya Ali tidak menjadi tumbal Raja iblis.
"Sebenarnya Risma tidak bisa lepas dari jerat iblis yang mengikatnya, kecuali Risma menikah sebanyak tujuh kali."
"Kenapa harus tujuh kali Nyi?" tanya Bulan yang merasa heran, begitu juga dengan Bintang.
"Selama ini Risma sudah menjadi Istri dari Raja iblis. Jadi, apabila Risma menikah dengan manusia, Suami Risma akan meninggal dunia karena menjadi tumbal Raja iblis."
"Jadi Raja iblis akan mengambil Suami Kak Risma sebagai tumbal? Dan Kak Risma baru bisa terlepas dari jerat iblis setelah menumbalkan tujuh Suaminya?" tanya Bulan.
"Benar sekali, makanya aku tidak setuju jika Ali menikah dengan Risma," ujar Nyai Sekar Kemuning.
Bulan terlihat berpikir, karena Bulan ingin sekali membantu Risma supaya bisa secepatnya terlepas dari jerat iblis.
"Nyi, apa ada cara lain supaya Kak Risma bisa terlepas dari jerat iblis tanpa menumbalkan Suaminya?" tanya Bulan.
"Tidak ada Bulan, semua itu sudah menjadi takdir Risma, dan kita tidak bisa membantunya, kecuali Risma menikah dengan lelaki yang memiliki ilmu Agama yang tinggi, tapi aku rasa semua itu sulit dilakukan, karena yang akan menjadi lawan Suami Risma adalah Raja iblis. Sekarang yang bisa kita lakukan hanyalah membantu Risma dengan do'a, karena tidak ada sesuatu yang tidak mungkin apabila Tuhan sudah berkehendak," ujar Nyai Sekar Kemuning.
Bulan menghela nafas panjang, karena persyaratan Risma supaya bisa terbebas dari jerat iblis ternyata sangat sulit.
"Nyai, sepertinya ada yang masih nyai sembunyikan dari kami?" tanya Bulan yang melihat raut wajah khawatir pada Nyai Sekar kemuning.
Nyai Sekar Kemuning terkejut karena Bulan begitu peka, jadi Nyai Sekar Kemuning tidak bisa menyembunyikan apa pun dari Bulan.
"Aku memang tidak bisa menyembunyikan apa pun dari kamu Bulan. Tadinya aku tidak mau membuat kamu khawatir, makanya aku ingin mencoba merahasiakannya dari kalian."
Bulan mencoba membaca pikiran Nyai Sekar Kemuning, dan Bulan akhirnya mengetahui rahasia yang masih belum dikatakan oleh Nyai Sekar kemuning.
"Nyai tidak mengatakannya pun aku sudah tau, kalau sebenarnya Kak Risma memiliki daya tarik yang sangat kuat setelah berhubungan badan dengan Raja iblis, dan dia bisa membuat lelaki jatuh cinta terhadap dirinya nya kan?" ujar Bulan, sontak saja Nyai Sekar Kemuning semakin terkejut karena sekarang kekuatan Bulan sudah semakin hebat.
"Ternyata kekuatan kamu sudah semakin hebat, bahkan kamu bisa membaca pikiran ku juga. Apa kamu memiliki rencana supaya Ali tidak terpikat kembali oleh Risma? Apalagi aku lihat Risma masih mencintai Ali," ujar Nyai Sekar Kemuning.
Bulan, Bintang dan Nyai Sekar Kemuning terlihat berpikir, kemudian ketiganya terbesit sebuah ide supaya Ali segera menikah dengan Andini.
"Bagaimana kalau kita meminta Ali dan Andini supaya segera menikah?" ujar Bulan.
"Aku juga memiliki pemikiran yang sama, tapi apa Ali dan Andini akan setuju jika mereka menikah dalam waktu yang dekat? Apalagi Bu Narsih baru saja meninggal dunia," ujar Bintang.
"Kita bisa membuat alasan supaya Ali bisa melindungi Andini, tapi sebenarnya aku juga takut kalau kamu akan terpikat oleh Kak Risma," ujar Bulan dengan cemberut.
"Sayang, aku tidak mungkin terpikat oleh perempuan lain, karena aku sudah memiliki calon Istri yang sempurna. Bagaimana kalau kita menikah juga?" ujar Bintang.
Sebenarnya Bulan merasa bahagia jika dirinya dan Bintang bisa segera menikah, tapi ada sesuatu yang masih mengganjal pada hati Bulan, yaitu tentang keberadaan ruh pemilik tubuh yang saat ini ditempati oleh Pangeran Sabda Alam.
Di satu sisi aku merasa bahagia apabila bisa secepatnya menikah dengan lelaki yang aku cintai, tapi di sisi lain aku takut Pangeran Sabda Alam kembali menjadi makhluk halus jika suatu saat nanti ruh pemilik tubuh yang asli akan mengambil alih tubuhnya, karena aku yakin kalau dia masih hidup, ucap Bulan dalam hati.
"Sayang, kamu baik-baik saja kan?" tanya Bintang ketika melihat Bulan yang terus melamun.
"Bulan, kamu tenang saja, aku yakin kalau Bintang tidak akan tergoda oleh pesona Risma, karena yang akan tergoda oleh Risma hanyalah lelaki yang kurang iman dan dalam kondisi pikiran yang sedang kacau saja," ujar Nyai Sekar Kemuning.
Bulan tiba-tiba berlari menuju rumah Bu Narsih, karena Bulan memiliki sebuah firasat buruk.
"Sayang tunggu, kenapa kamu berlari?" tanya Bintang, tapi Bulan tidak menghentikan langkahnya sebelum sampai rumah Bu Narsih.
Setelah sampai rumah Bu Narsih, Bulan celingukan mencari keberadaan Dewa, Dokter Zacky, dan Risma, karena yang terlihat di sana hanya ada Sandi, Alexa, Ali dan Andini.
"Kemana Dokter Zacky, Dewa, dan Kak Risma?" tanya Bulan.
"Mereka baru saja pergi. Dewa masih ada urusan di kantor, sedangkan Dokter Zacky membawa Risma ke Rumah Sakit untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut," jawab Alexa.
"Bulan, kenapa sih kamu terlihat cemas seperti itu? Awas lho nanti ada yang cemburu," ujar Sandi dengan melirik ke arah Bintang yang baru tiba di sana.
Bulan berbisik pada Bintang, karena dia takut kalau Dokter Zacky akan terpikat oleh Risma.
"Kenapa sih kamu harus cemas seperti itu sama Zacky?" gerutu Bintang yang tidak terima karena Bulan memperdulikan lelaki lain.
"Bintang, sekarang bukan waktunya kamu cemburu, karena ini menyangkut nyawa seseorang," bisik Bulan supaya Sandi dan yang lainnya tidak mendengar percakapan mereka.
"Bagus juga kalau si Zacky terpikat sama Risma, jadi aku tidak memiliki saingan cinta lagi," gumam Bintang, tapi Bulan masih bisa mendengarnya, dan Bulan yang merasa gemas pun langsung mencubit pinggang Bintang.
Sandi dan yang lainnya terlihat heran karena Bulan dan Bintang masih saling berbisik, dan Sandi yang kepo pun langsung bertanya.
"Kalian kenapa sih bisik-bisik tetangga terus? Kami kan jadi kepo."
"Bukan kami, tapi Papa yang selalu kepo dengan urusan orang lain," sindir Alexa, dan Sandi hanya nyengir kuda menanggapinya.
"Kami sedang berdiskusi, kita akan mengadakan acara tahlilan jam berapa," ujar Bulan yang terpaksa berbohong supaya tidak membuat Alexa dan yang lainnya merasa cemas.
Andini terlihat sedih, karena dia yakin tidak akan ada tetangga yang bersedia hadir pada acara tahlil.
"Bulan, aku rasa tidak akan ada tetangga yang bersedia hadir pada acara tahlil Mama dan Bang Deni," ujar Andini dengan tertunduk sedih.
"Andini, kamu jangan sedih ya, meski pun nanti tidak ada tetangga yang bersedia hadir, tapi kita masih bisa mengirim do'a kepada mendiang Bu Narsih dan Bang Deni," ujar Bulan dengan memeluk tubuh Andini.
"Andini sayang juga jangan merasa sendirian, karena Andini masih memiliki kami. Biar Ali yang nanti memimpin do'anya," tambah Alexa kemudian ikut memeluk tubuh Andini.
"Iya, nanti biar aku saja yang memimpin do'anya," ujar Ali.
Andini merasa begitu terharu, karena Bulan dan keluarga begitu baik terhadap dirinya.
"Terimakasih banyak semuanya," ucap Andini dengan tersenyum.
Bulan akhirnya memberanikan diri untuk menyampaikan pendapatnya supaya Ali dan Andini segera menikah.
"Kak, apa tidak sebaiknya kalau Ali dan Andini segera menikah?"
*
*
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Lee
Kira-kira Andini sma Ali kau gk ya? daripda balik sma Risma trus jdi tumbal
2024-03-20
1
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Makin Seru Kk
DinDut Itu Pacarku Mampir
2024-02-16
1
Sunshine
iya mending cepetan dinikahin, jangan sampai Ali terjerat ke dalam pesona Rism
2024-02-10
1