Ketika Tuan Iblis Jatuh Cinta
"Saya terima nikah dan kawinnya Cahaya Bulan Purnama Binti Bara Brawijaya dengan mas kawin emas seberat satu kilogram serta uang tunai sebesar sepuluh miliyar rupiah dibayar tunai," ucap lantang seorang lelaki bernama Bintang Putra Angkasa sehingga membuat Bulan tersenyum bahagia.
Bintang yang saat ini tengah duduk berhadapan dengan Bulan merasa heran ketika melihat kekasihnya senyum-senyum sendiri.
"Sayang, kamu baik-baik saja kan?" tanya Bintang.
"Eh, jadi barusan aku cuma mimpi ya?" gumam Bulan ketika membuka kedua matanya yang sempat terpejam.
"Apa kamu mimpiin aku makanya kamu sampai tersenyum bahagia seperti itu?" goda Bintang sehingga membuat wajah Bulan merah seperti kepiting rebus.
Alex yang merasa kesal terhadap Adik dan calon Adik iparnya, langsung melontarkan sindiran kepada Bulan dan Bintang yang seakan tidak memperdulikan keberadaannya.
"Ekhem, sepertinya dunia terasa milik berdua, sedangkan yang lain hanya pada ngontrak. Ingat, kalian harus fokus supaya kita bisa segera menemukan petunjuk keberadaan Ali dan Andini."
Kekuatan cahaya pusaka berbentuk bulan dan bintang akhirnya bersatu sehingga membuat langit yang awalnya gelap menjadi terang benderang dengan kemunculan bulan purnama serta cahaya bintang yang bertaburan di angkasa.
Bagi semua orang yang melihatnya, semua itu merupakan pemandangan yang terlihat begitu indah, lain hal nya dengan Bu Narsih yang merasa ketakutan, apalagi wajahnya yang semula segar dan terlihat muda tiba-tiba berubah menjadi keriput seperti Nenek-nenek.
"Ke_kenapa bulan purnama tiba-tiba muncul?" gumam Bu Narsih.
"Bi, kenapa wajah Bibi terlihat seperti Nenek-nenek?" tanya Deni yang begitu terkejut ketika melihat perubahan wajah pada Bu Narsih.
"Semua ini terjadi karena aku belum memberikan tumbal kepada Raja iblis. Deni, cepat culik Bulan dan Bintang sekarang juga, karena jam dua belas malam nanti Raja iblis pasti akan datang untuk mengambil tumbal, dan aku sudah berjanji akan memberikan Bulan dan Bintang sebagai tumbalnya, karena kalau tidak, Raja iblis akan mengambil puteri kesayangan ku. Bibi tidak mau Andini sampai kenapa-napa, apalagi sampai saat ini kita masih belum mengetahui keberadaannya," ujar Bu Narsih dengan gemetar ketakutan.
Deni tersenyum bahagia karena sebentar lagi dia bisa segera membalas dendam kematian Anak dan Istrinya kepada Bu Narsih.
Sebentar lagi kamu akan menderita Narsih, karena kamu akan melihat kematian puteri kesayangan kamu meninggal dunia di depan mata kepala kamu sendiri, ucap Deni dalam hati.
"Bibi tenang saja, Deni pasti berhasil menculik Bulan dan Bintang sebelum jam dua belas malam. Sebaiknya Bibi segera lakukan persiapan upacara penyerahan tumbal," ujar Deni, kemudian melangkahkan kaki nya ke luar dari dalam rumah Bu Narsih.
Deni bergegas menuju kamar kos Bulan, karena sebelumnya Deni sudah meminta kunci cadangan dari Bu Narsih, kemudian Deni mengambil jaket Bulan dan Bintang yang tadi siang mereka gunakan supaya Bu Narsih yakin jika yang Deni bawa adalah Bulan dan Bintang.
"Sekarang aku akan menyuruh Ali dan Andini menggunakan jaket Bulan dan Bintang, kemudian aku akan membawa mereka ke tempat penyerahan tumbal," gumam Deni.
Deni terkejut ketika kembali ke tempat penyekapan Ali dan Andini, karena pagar gaib yang sebelumnya telah dia buat sudah menghilang.
"Sial, siapa yang bisa menembus pagar gaib ku?" gumam Deni, tapi Deni bernapas lega ketika melihat Ali dan Andini yang masih berada di ruang bawah tanah serta dalam keadaan terikat.
Semenjak Istrinya meninggal dunia, Deni diam diam belajar ilmu hitam dari banyak Guru di berbagai penjuru daerah dengan niat untuk membalas dendam, karena pada saat itu Polisi tidak menemukan pelaku tabrak lari yang menyebabkan Istri dan Anak yang berada dalam kandungannya meninggal dunia, tapi sekarang Deni sudah tau jika penyebab kematian Anak dan Istrinya karena telah ditumbalkan oleh Bu Narsih.
"Ali, Andini, sekarang cepat kalian pakai jaket ini," ujar Deni dengan melemparkan jaket Bulan dan Bintang.
"Bukannya ini jaket Bulan dan Bintang?" tanya Ali.
"Sudahlah, kamu tidak perlu banyak bicara kalau tidak ingin kekasih mu kenapa-napa," ujar Deni dengan menodongkan pisau pada leher Andini.
"Bang, tolong jangan sakiti Andini, Abang bisa melukai saya, kalau perlu Abang bisa bunuh saya, tapi saya mohon lepaskan Andini," ujar Ali dengan wajah mengiba.
"Kak Ali tidak boleh berbicara seperti itu, karena Andini tidak akan bisa hidup tanpa Kak Ali."
"Aku datang ke sini menyuruh kalian untuk memakai jaket, bukan untuk melihat drama percintaan kalian," bentak Deni.
"Tapi bagaimana caranya kami bisa memakai jaket jika tangan kami masih diikat?" tanya Ali.
Deni mengeluarkan jarum suntik yang berisi obat bius, karena jika Deni membuka tali pada tangan Ali, Deni takut Ali akan melawannya.
"Bang, saya janji tidak akan kabur dan melawan Abang, tapi tolong jangan bius saya," ujar Ali yang takut jika Andini sampai dikerjai oleh Deni ketika dirinya tidak sadarkan diri.
Deni terlihat berpikir, karena jika Deni membius Ali dan Andini, dirinya akan kesusahan ketika membawa Ali dan Andini ke tempat upacara penyerahan tumbal.
"Baiklah, aku tidak akan membius kalian, tapi jika sampai kamu macam-macam, aku tidak akan segan segan menusuk Andini," ancam Deni kepada Ali dengan sebelah tangan melepaskan tali yang mengikat tangan Ali, serta sebelah tangan lagi menodongkan pisau pada perut Andini supaya Ali tidak berani berbuat macam-macam.
Setelah Ali dan Andini memakai jaket Bulan dan Bintang, Deni menutup mulut serta kepala keduanya dan hanya melubangi bagian matanya saja supaya Bu Narsih tidak bisa melihat wajah mereka.
......................
Alex bergegas memanggil bala bantuan, karena cahaya dari pusaka milik Bulan dan Bintang sudah menunjukan arah tempat penyekapan Ali dan Andini.
"Sekarang Ali dan Andini dalam bahaya, kita harus segera menyelamatkannya, karena mereka akan dijadikan tumbal kepada Raja iblis," ujar Alex.
"Tapi tidak mungkin Bu Narsih menumbalkan Anaknya sendiri, karena Bu Narsih sangat menyayangi Andini," ujar Bulan.
"Sepertinya ada yang tidak beres. Bukannya Andini bilang Bu Narsih akan menumbalkan kita?" ujar Bintang.
"Kita tidak memiliki waktu untuk memikirkan tentang semua itu, yang penting kita harus menyelamatkan Ali dan Andini. Bulan, Bintang, kalian pegang tangan Kakak, kita akan melakukan teleportasi," ujar Alex.
......................
Bu Narsih yang saat ini sudah berada di lapangan yang berada di depan rumahnya, tersenyum bahagia ketika melihat Deni membawa tumbal untuk nya, karena Bu Narsih mengira jika yang Deni bawa adalah Bulan dan Bintang.
"Deni, kamu memang Keponakan yang selalu bisa Bibi Andalkan, tapi kenapa kamu menutup kepala Bulan dan Bintang?"
"Biarkan saja kepala mereka ditutup, supaya mereka tidak bisa melihat ritual yang akan Bibi lakukan. Sebaiknya sekarang Bibi mulai ritualnya, supaya wajah Bibi bisa kembali muda dan cantik," ujar Deni dengan membaringkan serta mengikat Ali dan Andini di meja pemujaan.
Sebentar lagi hidup kamu akan hancur Narsih, karena kamu sudah menumbalkan puteri kesayangan kamu sendiri, ucap Deni dalam hati dengan tersenyum penuh kemenangan.
*
*
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Lee
Mampir kak thor di karya barunya..
like, koment subcribe dlu ya..
semangat 💪💪
2024-03-12
1
Noor Khasanah
wow bau cerita mistis nih keren
2024-02-27
1
Mamah Kekey
ternyata bln hanya mimpi nih...😀
2024-02-23
1