Bab 8 ( Kekecewaan Yusuf )

Bisma terus menatap lekat wajah cantik Zahra yang saat ini tengah tertidur, Bisma bahkan tidak menyadari jika saat ini wajahnya dengan wajah Zahra hanya berjarak beberapa centi saja.

"Ternyata gadis kecil ini terlihat sangat cantik ketika sedang tertidur," gumam Bisma.

Cup

Tanpa sadar Bisma mengecup pipi Zahra sehingga membuat Zahra terbangun, dan Zahra yang terkejut melihat Bisma yang tertidur di sampingnya, langsung mendorong kuat tubuh Bisma hingga terjungkal di atas lantai.

Brugh

"Aduh sakitnya," pekik Bisma.

"Tuan Iblis, kamu baik-baik saja kan?" tanya Zahra.

"Kenapa kamu tega sekali mendorong ku?" ujar Bisma dengan berpura-pura kesakitan.

"Lagian salah sendiri, ngapain kamu tidur di sebelah ku? Aku sudah bilang kalau kamu harus tidur di bawah. Apa yang tadi sudah kamu lakukan kepadaku saat aku tertidur? Jangan-jangan kamu sudah melakukan sesuatu kepada ku? Bagimana ini? Kamu pasti sudah menodaiku?" cerocos Zahra sehingga membuat Bisma menutup mulut Zahra dengan bibirnya.

Zahra membulatkan matanya, dan sesaat kemudian Zahra kembali mendorong tubuh Bisma.

Plak

Tamparan keras mendarat pada pipi Bisma, dan Bisma terkejut karena tadi dirinya berniat menutup mulut Zahra menggunakan tangannya.

"Apa kamu pikir aku perempuan murahan? Kenapa lagi-lagi kamu mencuri ciuman ku?" ujar Zahra dengan mata yang berkaca-kaca.

"Zahra, aku benar-benar minta maaf. Tadi aku berniat menutup mulut kamu dengan tangan, tapi entah kenapa aku merasakan sebuah magnet yang menarikku untuk mencium bibir kamu," ucap Bisma yang merasa bersalah.

"Halah alasan, bilang saja kalau aku ini cantik sehingga membuat kamu begitu terpesona dan tidak bisa menahan diri," ujar Zahra dengan percaya dirinya.

"Kamu itu terlalu memandang tinggi diri sendiri. Mana mungkin aku terpesona dengan gadis kecil sepertimu, lihat saja wajahmu di cermin, kamu gak ada cantik-cantiknya sama sekali, bahkan dada dan pan*tat kamu juga rata," ejek Bisma.

Zahra turun dari atas ranjang, kemudian dia melihat tubuh dan wajahnya di depan cermin dengan seksama.

"Kamu benar juga sih, wajah ku gak cantik-cantik amat, apalagi selama ini aku tidak pernah memakai skincare. Aku juga tidak memiliki dada dan pan*tat yang besar. Bagaimana caranya ya supaya dada sama pan*tat ku membesar? Oh iya, kata orang harus dipijit biar bertambah besar. Apa kamu mau membantu aku memijitnya?" ujar Zahra sehingga membuat mata Bisma membulat sempurna dengan pipi yang merah seperti kepiting rebus.

"Dasar perempuan gila, bisa-bisanya kamu berbicara seperti itu pada seorang pria. Kamu itu perempuan, jadi jangan bicara sembarangan," ujar Bisma dengan menyentil dahi Zahra.

Zahra tertawa sehingga membuat Bisma merasa kebingungan.

"Kamu tuh yang baperan, aku cuma bercanda, tapi kamu menganggapnya serius. Kamu lihat sendiri wajah kamu di cermin, pipi kamu sekarang merah seperti kepiting rebus," sindir Zahra.

"Ma_mana ada seperti itu," ujar Bisma yang terlihat salah tingkah.

Zahra duduk di tepi ranjang, kemudian dia menghela nafas panjang, karena selama ini Zahra ingin menjadi dirinya sendiri.

"Tuan iblis, aku juga tidak mungkin segila itu, meski pun aku selalu membuat Keluargaku kecewa, tapi aku selalu berusaha menjaga diri supaya tidak melewati batas. Apa aku salah jika aku ingin menjadi diri sendiri? Aku juga ingin menjadi lebih baik dalam segala hal, tapi kenyataannya apa yang aku lakukan tidak pernah berhasil," ujar Zahra yang terlihat begitu sedih.

Ternyata di balik wajah ceria Zahra, dia menyimpan kesedihan dan beban yang begitu berat, ucap Bisma dalam hati.

"Kamu tidak salah apabila ingin menjadi diri sendiri, tapi kamu juga tidak bisa menyalahkan kedua orangtua kamu yang ingin melihat kamu berubah menjadi lebih baik. Meski pun aku adalah keturunan iblis, tapi aku tau jika hukum memakai jilbab untuk seorang perempuan itu wajib, dan orangtua kamu ingin melihat kamu menjadi perempuan saleha yang berusaha menutupi aurat."

Beberapa saat kemudian, terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar Zahra.

Tok tok tok.

Bu Maesaroh mengetuk pintu untuk memberitahukan kepada Zahra jika Kedua orangtuanya dan saudara kembarnya sudah datang.

"Tuan iblis, sebaiknya kamu jangan ke luar dulu, aku takut kalau keberadaanmu diketahui oleh Ayah dan Abimana," ujar Zahra.

"Apa kamu mengkhawatirkan ku?" tanya Bisma dengan mencondongkan wajahnya pada Zahra.

"Kamu gak usah ke GR an. Kalau begitu aku ke luar dulu," ujar Zahra yang terlihat salah tingkah, bahkan Zahra sampai salah membuka pintu ke luar dan malah membuka pintu lemari.

"Apa kamu berniat masuk ke dalam lemari?" tanya Bisma.

"A_aku mau mengambil handuk," ujar Zahra yang sengaja mencari alasan untuk menutupi rasa malunya.

"Zahra, kamu tenang saja, aku tidak akan memperlihatkan diri kepada keluargamu, lagi pula aku memiliki sedikit urusan, jadi aku akan pergi dulu sebentar," ujar Bisma sehingga menghentikan langkah Zahra yang sudah memegang gagang pintu.

Entah kenapa hati Zahra merasa tidak enak ketika melihat kepergian Bisma, ada terselip rasa takut jika Bisma tidak kembali lagi.

"Kenapa dengan ku? Kenapa aku takut jika Tuan iblis tidak kembali lagi?" gumam Zahra.

Zahra menghampiri Yusuf dan yang lainnya yang saat ini tengah menunggu di ruang keluarga, kemudian Zahra menyalami Yusuf dan Aisyah.

"Apa kamu pikir handuk itu adalah jilbab yang bisa menutupi rambut kamu?" sindir Yusuf ketika melihat Zahra memakai handuk untuk menutupi kepalanya.

Aisyah memegang tangan Yusuf supaya merasa lebih tenang, karena Aisyah takut jika Zahra akan semakin berbuat nekad apabila Yusuf terus mengekangnya.

"Zahrana, apa kamu merasa hebat karena sudah bisa kabur dari rumah? Sampai kapan kamu akan terus berbuat sesuka hati kamu?" ujar Yusuf dengan nada tinggi.

"Istighfar Yah, Ayah harus sabar," ujar Aisyah.

Zahra menghela nafas panjang mendengar perkataan Yusuf, tapi Zahra sudah memutuskan tidak akan pernah kembali ke rumah Orangtuanya lagi.

"Zahra tau jika selama ini Zahra sudah banyak mengecewakan semuanya, Zahra sudah membuat Ayah merasa malu karena memiliki Anak yang tidak berguna seperti Zahra, dan Zahra meminta maaf yang sebesar-besarnya atas semua itu. Mulai sekarang Ayah tidak perlu khawatir, karena Zahra tidak akan pernah kembali lagi ke Pesantren supaya tidak terus terusan membuat Ayah malu."

"Zahrana_" teriak Yusuf yang begitu emosi mendengar perkataan Putrinya.

"Yah, tolong biarkan Zahra hidup bebas. Selama ini Zahra sudah berusaha melakukan semua yang kalian mau, tapi hasilnya Zahra selalu mengecewakan kalian."

Seketika suasana berubah menjadi hening, tidak ada yang berani menengahi perdebatan anatara Yusuf dan Zahrana.

"Baiklah kalau semua itu sudah menjadi keputusan kamu, mulai sekarang kami tidak akan pernah ikut campur urusan kamu lagi," ujar Yusuf yang sudah benar-benar kecewa terhadap Zahra.

*

*

Bersambung

Terpopuler

Comments

Lee

Lee

Sabar Yusuf Zahrana sdang dlm masa pubertas, jiwa mudanya sdag brgejolak

2024-03-20

1

Lee

Lee

Halah..modus..🤭

2024-03-20

1

Sunshine

Sunshine

Aku kasih ☕ biar othor tambah semangat

2024-02-08

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!