Makan Malam Bersama Alex

Adelina terpaku saat melihat Arkan yang ada di hadapannya, bahkan Jantung Adelina tiba-tiba berdetak cukup kencang melihat Arkan yang tampan memakai jas serta gaya rambut yang sedikit berbeda, Arkan benar-benar sangat tampan!

" Sudah siap? Ayo!" ajak Arkan memecahkan lamunan Adelina.

Dengan cepat Adelina tersadar dan mengerjapkan Kedua matanya, dia menganggukkan kepala dan melangkah mengikuti kaki Arkan, bahkan wanita itu sejak tadi tidak bisa menyembunyikan senyum serta pipinya yang sudah memerah, bahkan jantung Adelina rasanya berdetak lumayan kencang.

Mobil melaju, Adelina yang duduk di samping Arkan sesekali melirik pria yang fokus menyetir tersebut, dia benar-benar mengagumi pahatan sempurna pria tersebut sampai akhirnya percakapannya dengan sekretaris tadi kembali hadir di pikirannya membuat Adelina menghela napas pelan lalu fokus melihat keluar, dia benar-benar tidak tau akan melakukan apa, benar-benar membuatnya frustasi.

Saat mobil berhenti, Adelina dan Arkan segera turun, bahkan saat mereka turun banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka, apalagi ke arah Arkan, tidak sedikit wanita yang membicarakan ketampanan Arkan membuat Adelina hanya bisa memaksakan senyumnya, sudah bisa ditebak apa yang terjadi.

Kaki mereka melangkah mendekati seorang pria, bahkan Arkan menjabat tangan pria itu yang diikuti oleh Adelina.

"Ini sekretaris saya, Adelina Raisha," ucap Arkan memperkenalkan Adelina.

Pria itu tersenyum lebar, hanya sebentar saja percakapan antara mereka karena ada beberapa tamu yang lain menyalami pria itu. Setelah duduk di tempat yang sudah disediakan, Arkan mengatakan kepada Adelina jika dia akan mengambil air minum untuk Adelina karena wanita itu tidak boleh meminum minuman beralkohol. Adelina yang mendengar itu tersenyum senang, dia senang karena Arkan perhatian kepadanya.

Saat Arkan tengah mengambil air minum, sebuah mobil tiba-tiba berhenti membuat pandangan semuanya beralih ke arah sana, hanya sebentar terdengar jeritan beberapa perempuan membuat Adelina mengerutkan keningnya, ada apa di sana?

"Tampan banget!"

"Apa dia benar-benar manusia?"

"Siapa dia? Wajahnya itu adalah pahatan sempurna!"

Adelina yang masih menatap ke arah keributan seketika dibuat terpana saat seorang pria melangkah, wajah tegas serta tatapan datar itu, belum lagi wajahnya yang terpahat sempurna dengan mata biru, bahkan badannya yang kekar membuat dia menjadi pria idaman. Jika boleh Adelina akui dia sangat tampan, bahkan lebih tampan dari Arkan.

Saat Adelina masih terpaku melihatnya, tiba-tiba saja mata pria itu mengarah kepadanya membuat Jantung Adelina Seketika berdetak cukup kencang, saat menyadari apa yang terjadi terlihat Arkan melangkah mendekati pria itu membuat Adelina juga ikut menyusul Arkan.

"Selamat datang tuan Alex!" ujar Arkan seraya menjabat tangan Alex.

Yap benar, pria tampan itu adalah Alex, kenapa dia bisa ada di sana? Karena dia juga mempunyai sebuah perusahaan yang lumayan terkenal karena itu dia juga diundang di sana walau alasan sebenarnya bukan karena itu, melainkan wanita yang telah berdiri di hadapannya.

"Selamat malam tuan Alex!" Adelina mengulurkan tangannya membuat Alex segera menerima uluran tangan tersebut membuat Adelia sejenak terdiam saat merasakan genggaman tersebut.

Dia mengangkat kepala, menatap wajah Alex yang juga tengah menatapnya, sorot mata serta rahang Alex membuat Adelina seperti pernah bertemu dengan pria itu, tetapi di mana? Jika dari wajahnya Adelina rasa jika dia baru pertama kali bertemu dengan Alex, tetapi tatapan Alex sangat berbeda kepadanya, apa maksud tatapan itu?

Jabat tangan mereka harus terlepas karena beberapa orang mendekati Alex membuat Adelina seera menyingkir dan kembali ke tempatnya duduk tadi, Arkan juga tadi sempat memberikan segelas air dan beberapa cemilan kepada Adelina membuat wanita itu tersenyum.

"Selamat malam untuk semuanya!" Suara seorang pria dan wanita terdengar dari sebuah panggung membuat pandangan semuanya segera teralih ke arah depan, bahkan semua orang segera duduk di tempat yang sudah disediakan, Adelina bahkan lumayan terkejut saat melihat Alex duduk di hadapannya.

Acara segera dimulai, satu persatu berlalu, mulai dari kata sambutan bahkan ucapan terima kasih, sekarang beberapa chef terlihat meletakkan sepiring steak di hadapan semua orang, Adelina yang melihat itu segera mengambil pisau.

Adelina mengigit bibir bawahnya dengan pelan karena dia sama sekali belum terbiasa memakai garpu dan pisau, dia sesekali melirik ke sekeliling di mana semua orang terlihat begitu elegan memakan steak tersebut sedangkan dia lumayan kesulitan.

"Ini untukmu!" Alex menyodorkan piringnya dengan tatapan datar membuat Adelina sedikit terkejut.

"Tidak usah pak Alex, terima kasih---"

Arkan bahkan menukar piring mereka membuat Adelina sedikit melototkan matanya ke arah Arkan, kenapa pria ini sama sekali tidak paham? Dia merasa malu dengan Alex karena terlihat jelas jika dia bukan wanita kalangan atas.

Tidak ada percakapan lagi, Arkan bahkan sudah berpindah meja dan berbicara dengan beberapa kolega bisnis yang tidak Adelina kenali, sekarang hanya tinggal dia dan Alex saja di sana dan itu membuat Adelina sedikit canggung.

Jika boleh Adelina bertanya dia akan bertanya kepada penyelenggara acara ini, kenapa hanya mejanya saja yang berdiri tiga orang? Sedangkan meja lain berisi lima atau enam orang, ditambah Arkan pergi begitu saja membuat Adelina dibuat mati kutu, apalagi saat menyadari jika Alex tengah menatapnya.

"Ehem, apa aku boleh bertanya pak Alex?" Adelina membuka suara, dia benar-benar tidak nyaman hanya diam-diam saja ditambah sepertinya hanya mejanya saja yang sepi tidak ada suara.

"Sialan!" ucap Alex membuat Adelina sedikit kikuk mendengar suara bass Alex, memang boleh secandu itu?

"Apa kita pernah bertemu? Aku rasa wajahmu cukup familiar," ujar Adelina seraya memasukkan sepotong daging ke dalam mulutnya.

Alex tidak langsung menjawab pertanyaan Adelina, dia malah meminta seorang chef untuk membawakan minuman tanpa alkohol membuat Adelina sedikit mengerutkan keningnya, untuk siapa minuman itu? Bukankah di gelas Alex tengah ada wine? Tidak mungkin untuknya?

Saat chef datang, Alex langsung memintanya mengisi gelas Adelina membuat wanita itu sedikit tersentak kaget, bagaimana Alex tahu jika dia tidak minum minuman beralkohol?

"Kita pernah bertemu," jawab Alex akhirnya.

"Di mana?"

Alex menatap Adelina membuat wanita itu sejenak terpaku, tatapan Alex ini benar-benar familiar bahkan Adelina rasa pernah melihatnya dan sangat membekas di hatinya, masalahnya Adelina tidak ingat di mana.

Sebenarnya Arkan menolak saat Alex mengatakan ingin makan bersama Adelina karena itu sangat mustahil tetapi karena perintah Alex mutlak harus dilaksanakan ditambah Alex juga tidak menerima penolakan, sekarang di sinilah mereka! Arkan sengaja membawa Adelina untuk memberi peringatan kepada orang-orang agar tidak menganggu Adelina.

Alex lumayan khawatir akan banyak musuh yang mencelakai Adelina walau dari keterangan William tidak ada yang tau informasi jika Adelina tengah mengandung anak Alex, jadi alasan apa sehingga Adelina diincar?

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!