Cek yang Ditinggal

Alex melepaskan jas yang melekat di tubuhnya, dia segera duduk dan meminta seorang pria untuk menjelaskan sesuatu membuat pria yang biasa dipanggil Arkan segera mengeluarkan tablet dan memberikannya kepada Alex.

"Keadaan di sana sudah hampir kita kuasai," jelas Arkan mengakhiri penjelasannya.

Alex sejenak terdiam, dia tengah fokus memikirkan sesuatu sampai akhirnya suara ponsel memecahkan keheningan, pria itu mengangkat sebelah alis saat melihat nomor yang tidak dikenal menghubungi dirinya.

"Halo." Arkan bergerak cepat, setelah mendengar ucapan dari sang penelpon Arkan segera memberitahu Alex jika yang menghubungi adalah pihak hotel tempat Alex tadi malam menginap. Pihak hotel mengatakan jika menemukan sebuah cek atas nama diri Alex membuat Alex sejenak mengerutkan kening.

Sebuah cek? Dia memang memberikan sebuah cek tetapi sebagai bayaran untuk wanita itu, apa wanita itu tidak mengambilnya?

"Perintahkan William mengambil cek tersebut!" tekan Alex karena dia tidak mau mengurus hal-hal seperti itu, lagian hanya cek bernilai seratus juta.

Mendengar perintah Alex, Arkan menganggukkan kepala, dia segera memberi perintah William untuk mengambil cek tersebut walau sedetik kemudian tatapan Alex terfokus kepada Arkan membuat pria itu siaga menunggu perintah selanjutnya, apa yang perlu dia lakukan?

"Apa tadi malam kamu mengirim wanita?"

"Tidak tuan," balas Arkan dengan singkat.

Alex kembali terdiam, dia memang meminta Arkan untuk tidak mengirim wanita karena saat itu dia hanya ingin beristirahat dengan tenang, jika bukan kiriman dari Arkan, apa jangan-jangan wanita itu adalah mata-mata dari musuhnya?

"Selidiki wanita yang tidur denganku tadi malam!" perintah Alex dengan raut wajah datar.

Jika benar wanita itu adalah kiriman dari musuhnya, dia tidak akan segan-segan membunuh wanita itu. Harusnya tadi malam dia waspada tetapi entah kenapa ada sesuatu hal yang membuat Alex menjadi tertarik dengan wanita itu sampai tidak memikirkan kemungkinan risiko yang akan dia terima.

Apa lagi saat wanita itu menyebutkan nama "Dimas", raut wajah kesakitan dan kekecewaan membuat Alex menjadi tidak memikirkan hal lain.

Arkan yang diperintahkan oleh Alex segera bergerak menuju hotel tersebut, dia memerintahkan William untuk kembali ke Perusahaan karena dia sendiri yang akan mengambil cek tersebut, pasti ada sesuatu yang terjadi tadi malam sampai Alex memerintahnya mencari identitas seorang wanita.

"Permisi," sapa Arkan dengan ramah setelah berada di hotel.

Wanita itu tersenyum lebar dan segera bertanya ada yang bisa dibantu olehnya, setelah Arkan menjelaskan jika dia ingin mengambil cek dari Alex Aderson serta ingin melihat CCTV hotel mereka.

"Maaf tuan, tetapi itu privasi hotel," tolak wanita itu dengan sopan saat Arkan meminta melihat CCTV.

Bukan Arkan namanya jika kehabisan akal, bahkan hanya beberapa menit kemudian dengan tipuan Arkan sudah bisa melihat CCTV. Dia dapat melihat jika seorang wanita masuk ke dalam kamar yang dipesan oleh Alex.

"Apa kamu mengenalnya?"

Wanita yang ada di samping Arkan sejenak terdiam, dia kenal wanita itu karena hanya satu wanita mabuk yang tadi malam memesan kamar, dia juga baru tau jika wanita telah salah kamar.

"Maaf tuan, ini kelalaian kami, jika ada benda yang hilang kami siap ganti rugi!" ujar wanita itu tetapi digelengi oleh Arkan, sekarang dia hanya butuh identitas wanita itu.

Dengan cepat Arkan sudah mendapatkannya, Adelina Raiska, seorang wanita yang bekerja di Perusahaan Flowlin, perusahaan kecil yang bergerak dibidang produk makanan. Bahkan Arkan segera tau di mana wanita itu tinggal dan latar belakang Adelina juga.

Setelah mendapatkan semuanya, Arkan mengucapkan terima kasih dan pergi dari sana, dia mengirim semua data tersebut kepada Alex membuat Alex yang tengah memeriksa sebuah berkas segera mengecek informasi dari Arkan.

Awalnya dia sedikit ragu karena wanita itu hanya wanita biasa tidak seperti yang ada di pikirannya, jadi bagaimana bisa wanita itu masuk ke dalam kamarnya dan menyerahkan kehormatan dirinya kepada Alex? Bukankah sedikit aneh? Ditambah wanita itu sama sekali tidak mengambil cek darinya, apa yang diinginkan wanita itu?

"Awasi wanita itu!" Alex mengirim pesan kepada Arkan.

Arkan yang menerima pesan segera menganggukkan kepala, dia tidak pernah membantah perintah dari Alex walau perintah itu sendiri membahayakan dirinya, baginya perintah Alex mutlak untuk dilaksanakan, sedangkan Alex yang dilanda tanda tanya masih menatap foto Adelina yang sempat dikirim Arkan kepadanya.

"Apa tujuannya?"

Baru kali ini ada wanita yang menyerahkan diri tanpa dibayar, bahkan wanita itu masih segel membuat Alex berpikir yang tidak-tidak. Dia benar-benar harus waspada, ada banyak musuh yang menginginkan dirinya jatuh.

Di saat Alex tengah memikirkan apa yang diinginkan oleh Adelina, wanita itu sendiri baru saja menjatuhkan bokongnya di kursi tempatnya menghasilkan uang, dia tau dia sudah telat beberapa jam yang lalu tetapi dia tidak peduli, dia harus menyelesaikan tugasnya sekarang juga!

"Kamu ke mana aja? Kenapa baru sampai?" Fiola mendekati, dia bahkan menatap Adelina dari atas sampai bawah, sepertinya wanita itu sedang tidak mood terbukti dari raut wajah suram Adelina.

"Kamu tau? Tadi pagi Dimas dan ...."

"Jangan sebut nama sialan itu! Kamu tau? Tadi malam aku memergokinya selingkuh dengan HRD sialan kita," kesal Adelina.

Fiola yang mendengar ucapan Adelina barusan hampir saja memekik jika tidak ingat jika dia ada di tempat kerja, ini benar-benar berita panas minggu ini, pantas saja tadi pagi mereka lihat jika Dimas dan HRD itu berangkat Bersama.

"Sabar ya!" Fiola mengelus bahu Adelina tetapi hanya dibalas helaan kasar oleh wanita itu.

Bahkan Adelina sedikit melirik ke arah Dimas yang terlihat fokus bekerja seakan tidak terjadi sesuatu, hal itu yang membuat Adelina semakin menatapnya dengan penuh kebencian, bisa-bisanya dia memiliki hubungan dengan pria sialan itu!

Adelina mulai fokus dengan computer di hadapannya, dia bahkan sesekali bertanya kepada Fiola tentang gosip terbaru di kantor karena temannya ini merupakan Mak Gosip, tetapi sayang sekali jawaban Fiola membuat Adelina menatapnya dengan sinis karena gossip terbaru malah tentang dirinya.

"Habisnya kok bisa-bisanya Dimas selingkuh padahal hubungan kalian udah jalan tiga tahun? Benar-benar sulit dipercaya," bisik Fiola takut jika Dimas atau HRD Mendengar.

Adelina hanya bisa mengangkat Kedua bahunya tanda tidak tahu, jika dibandingkan dirinya HRD itu memang cantik, ditambah koneksinya di Perusahaan akan membuat siapapun naik jabatan lebih cepat, mungkin itu yang ingin dicari oleh Dimas, mana mungkin dia tau.

"Lihat saja, aku akan cari pria yang lebih tampan dan lebih kaya dari Dimas!" pekik Adelina dengan kesal, dia sebenarnya tidak mood bekerja karena tidak mau bertemu dengan Dimas atau HRD, karena mau bagaimanapun, hubungan tiga tahun mereka sudah banyak meninggalkan kenangan yang indah.

"Siapa sangka akan jadi seperti ini."

...***...

Terpopuler

Comments

Tarmi Widodo

Tarmi Widodo

seru kaya ya💪

2024-05-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!