Kabar Mengejutkan

Karena Adelina yang tidak kunjung sadarkan diri, Arkan segera membawa tubuh wanita itu ke Rumah Sakit, dia bahkan memesan kamar VIP agar Adelina segera ditangani oleh dokter. Beberapa menit berlalu begitu saja, Adelina yang baru saja sadar perlahan membuka mata, dia mengedarkan pandangannya ke segala arah, hal yang pertama kali dia lihat adalah ruangan putih dan seorang pria yang tengah membelakangi dirinya.

"Pak Arkan?" lirih Adelina membuat Arkan segera membalikkan badan, dia menutup panggilan dari ponsel dan melangkah mendekati Adelina yang berniat duduk.

"Hati-hati."

Setelah Adelina duduk, Arkan memberikan segelas air lalu memanggil dokter, dia juga meminta Adelina untuk tidak banyak bergerak, jujur saja pingsannya Adelina sedikit membuat Arkan panik, bagaimana jika Alex murka kepadanya?

Hanya beberapa menit menunggu, seorang dokter wanita melangkah masuk, dia tersenyum lebar menatap Adelina dan Arkan membuat Adelina menatapnya penuh keheranan, apakah ada yang aneh? Kenapa dokter ini malah tersenyum lebar, apa jangan-jangan tersenyum kepada Arkan karena pria itu tampan, bisa jadi saja.

"Selamat bapak dan ibu, kalian akan jadi orang tua!"

"HAH?"

Adelina melongo, dia mengerjapkan kedua mata agar tidak salah dengar, mereka akan jadi orang tua? Apa-apaan ini!

"Iya, ibu tengah hamil, terhitung usia kehamilan dua minggu, saya sarankan untuk perbanyak istirahat dan tidak banyak pikiran. Saya akan memberikan beberapa vitamin dan penguat kandungan, jika begitu saya permisi," ucap dokter tersebut seraya pamit undur diri.

Adelina masih mencerna ucapan dokter tersebut, hamil? Kandungan? Dia hamil? Otak Adelina masih belum bisa mencerna apa maksud dari dokter tersebut, sedangkan Arkan yang Mendengar penjelasan tersebut sedikit tersentak kaget lalu segera menguasai diri supaya terlihat biasa-biasa saja, dia harus melaporkan hal ini kepada Alex.

"Selamat Adelina," ujar Arkan.

Adelina mengalihkan pandangan menatap Arkan, kali ini tersadar apa yang terjadi, secara tiba-tiba saja air mata Adelina mengalir, wanita itu menangis! Dengan cepat Arkan menenangkan Adelina dan meminta Adelina untuk menceritakan apa yang terjadi walau sebenarnya Arkan tau yang sebenarnya.

"Saya belum menikah, bagaimana bisa saya hamil? Bahkan berhubungan badan saja tidak pernah! Dua minggu? Saat itu saya bahkan belum putus dengan Dimas, apa jangan-jangan anak yang kukandung ini anak Dimas?"

"Enggak mungkin! Lalu anak siapa?" Adelina mengacak rambutnya, dia benar-benar frustasi dan tidak bisa berpikir siapa yang tega melakukan hal ini kepadanya.

Arkan yang melihat Adelina hanya sedikit menghela napas, di sedikit keheranan saat Adelina mengatakan jika belum pernah berhubungan badan, apakah Adelina tidak ingat jika wanita itu pernah melakukannya Bersama Alex?

"Kamu belum pernah berhubungan badan?"

Adelina menganggukkan kepala walau masih dengan air mata yang mengalir, di sini Arkan benar-benar dibuat bingung, apa jangan-jangan saat itu Alex memberi Adelina obat bius sehingga wanita ini tidak sadarkan diri? Tetapi dia yakin Alex bukan pria seperti itu.

"Coba kamu ingat-ingat lagi, atau kamu pernah, maaf dilecehkan?"

Adelina menatap Arkan dengan tatapan tajam, kenapa pria ini sama sekali tidak percaya kepadanya? Memang agak aneh sih, dia hamil tanpa pernah berhubungan badan, sesuatu hal yang mustahil sekali terjadi. Kali ini Adelina tidak berpikir siapa ayah dari anaknya ini, tetapi kali ini pikirannya, apa dia gugurkan saja? Tidak mungkin dia menjalani hidup seperti itu, hamil di luar nikah bahkan tidak tau siapa yang menghamilinya.

Tepat, itu pilihan yang sangat tepat!

"Pak Arkan, saya mohon jangan beritahukan hal ini kepada siapapun dan tolong jangan pecat saya!" Adelina menautkan kedua tangannya seperti memohon kepada Arkan.

Arkan hanya menganggukkan kepala tanda menyetujui permintaan Adelina, lagian dia juga tidak ada niat untuk memecat Adelina.

"Aku akan mengantarkanmu pulang!"

Setelah mengatakan itu Arkan melangkah keluar, dia meminta seorang perawat untuk membantu Adelina sedangkan dia sendiri mengambil obat untuk Adelina. Setelah mengurus semuanya dan mengantar Adelina pulang Arkan menuju Apartemen untuk bertemu Alex, dia sudah mengabarkan jika akan melaporkan sesuatu kepada Alex.

"HAMIL?"

Tatapan tajam Alex dibalas anggukan oleh Arkan, ini benar-benar di luar dugaan Alex, dia tidak menyangka jika Adelina akan hamil. Saat Alex tengah terdiam, Arkan kembali menjelaskan keheranan Adelina dia hamil padahal tidak pernah berhubungan badan.

"Mungkin dia lupa," lirih Alex dengan pelan membuat Arkan tersadar akan sesuatu hal.

Benar, saat itu Adelina tengah mabuk karena kebanyakan minum alkohol jadi bisa saja Adelina lupa, wajar saat itu dia sedikit frustasi.

"Apa perintah selanjutnya?" tanya Arkan karena baru kali ini dia berada di situasi ini, lebih tepatnya mereka berdua.

Jika masalah pengkhianat, musuh, atau masalah soal perdagangan tanpa diperintahkan oleh Alex, Arkan bisa menyelesaikan semuanya dengan baik, tetapi kali ini Arkan butuh perintah dari Alex, apa dia harus menghabisi Adelina dan janinnya? Karena mereka termasuk masalah untuk Alex.

Jika musuh tau seorang wanita tengah hamil anak Alex, bisa saja banyak musuh memanfaatkan hal tersebut untuk menghancurkan Alex.

"Awasi dia!"

Arkan menganggukkan kepala walau sempat terheran dengan keputusan Alex, tetapi Arkan tidak berhak untuk memprotes perintah pria itu, semua yang diperintahkan Alex mutlak untuk dilaksanakan oleh Arkan.

Setelah melaporkan semuanya, Arkan segera keluar, dia menemui William dan bertanya apa saja yang akan dia selesaikan malam ini.

Di lain tempat, seorang wanita tengah frustasi memikirkan apa yang terjadi, sudah sejak tadi dia berusaha untuk tidur tapi mata Adelina tidak bisa diajak bekerja sama, dia masih saja memikirkan nasibnya ini, kenapa bisa terjadi begini?

Dia masih tidak yakin untuk megugurkan kandungannya ini, mau bagaimanapun dia tidak sejahat itu untuk membunuh anaknya sendiri. Kenapa dia bisa jadi dilema seperti ini?

"Apa yang harus aku lakukan?" Adelina mengacak rambutnya lalu melangkah menuju dapur, dia mengambil air putih lalu sejenak terdiam melihat beberapa bahan makanan serta vitamin dan susu yang sengaja dibelikan oleh Arkan untuknya.

Dia jadi ingat seseorang yang biasanya juga membelikan bahan makanan untuknya, biasanya Dimas akan memasak untuknya, tetapi mungkin itu tidak akan pernah terjadi lagi, ditambah sepertinya mereka juga tidak akan pernah kembali bersama, Adelina merasa tidak pantas untuk pria itu.

Setelah memasukkan bahan makanan dan susu ke dalam kulkas, wanita itu mengambil ponsel, dia mencari cara untuk megugurkan kandungan ini, setelah melihat beberapa artikel Adelina menghela napas pelan, kenapa hidupnya malah menjadi seperti ini?

Perlahan tanpa dia sadar, tangannya bergerak mengelus perutnya sendiri, untuk megugurkannya memang saat ini yang tepat, saat kandungannya masih lemah dan saat tidak ada yang tau perihal ini, dia tidak mungkin menyembunyikan hal ini selamannya, cepat atau lambat akan ketahuan.

"Apa yang harus aku lakukan?"

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!