Permohonan Dimas

Arkan meminta semua orang untuk tidak pulang dulu dan berkumpul di Perusahaan, walau pesan itu cukup mendadak karena hari juga sudah malam tetapi semua orang tetap menunggu sesuai perintah Arkan, tidak ada yang berani membantah walau beberapa orang tetap lanjut berbisik menanyakan kenapa mereka disuruh menunggu malam begini? Tidak biasanya Arkan seperti ini.

Setelah Arkan turun dari mobil, semua orang segera berkumpul, tidak terkecuali Bayu yang sudah sejak tadi sedikit tegang, semoga saja Arkan datang bukan karena masalah Adelina karena dia tidak mau dipecat hanya karena masalah itu.

"Ceritakan apa saja yang terjadi saat aku tidak ada!" pinta Arkan seraya melirik Bayu membuat pria itu sedikit gelagapan sendiri, dia tersenyum dengan kaku lalu mengatakan jika semuanya baik-baik saja.

"Apakah benar? Aku mendengar ada gosip yang menceritakanku dan Adelina," lanjut Arkan kali ini benar-benar membuat Bayu dan banyak karyawan menegang, apalagi mereka yang ikut menyebarkan gosip tersebut.

Tidak ada yang membuka suara, Arkan mengangkat sebelah alis dengan pandangan beredar ke segala penjuru, tatapan matanya lalu berhenti di Bayu membuat pria itu segera berlutut, tentu saja tidak ada yang bisa disembunyikan dari Arkan, apalagi cuma karena gosip murahan itu dia harus dipanggil kembali hanya untuk mengurus ini!

Di saat dia tengah bersenang-senang dia malah disuruh kembali? Dia bahkan sudah menunggu lama supaya Alex melepaskannya untuk pergi ke Swiss dan semuanya berantakan karena mereka semua!

"Maafkan saya pak, Riska yang menyebarkan gosip tersebut!" Bayu menunjuk seorang wanita yang melototkan matanya, tentu saja dia tidak terima ditunjuk seperti itu, bisa dipecat saat ini juga dirinya.

"Bapak sendiri yang menyuruh saya menyebarkan gosip itu!" teriak Riska tidak terima Bayu menjadikannya kambing hitam.

Bayu yang Mendengar teriakan Riska melototkan mata mengisyaratkan untuk wanita itu menutup mulut, tetapi Bukannya takut Riska semakin membeberkan kejadian sebenarnya, dimulai dari kebencian Bayu kepada Adelina karena wanita itu bisa menjadi sekretaris sampai karena Arkan lebih membela Adelina yang hanya wanita biasa saja.

"Tutup mulutmu, Riska!" Bayu berdiri, dia tidak mau Riska mengatakan omong kosong lebih jauh, apalagi jika sampai Arkan mempercayai ucapan Riska dan malah memecat dirinya.

"Bukannya kamu yang membenci Adelina karena dia mantan Dimas? Kamu sendiri yang ingin menjelekkan Adelina, jangan malah membawaku!"

"SUDAH DIAM!"

Semua orang dengan cepat menutup mulut saat Mendengar suara Arkan yang terdengar cukup marah, dia melirik semua orang lalu menatap Fiola yang sejak tadi hanya menundukkan kepala, dengan isyarat jari Fiola melangkah mendekati Arkan.

"Bagaimana keadaan Adelina?" tanya Arkan dengan nada yang sedikit lembut membuat Fiola sedikit tertegun lalu segera menceritakan jika Adelina sudah baik-baik saja, wanita itu sekarang tengah beristirahat di rumah jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Mendengar jawaban Fiola, Arkan menganggukkan kepala, bahkan semua orang yang melihat itu sama sekali tidak tau harus bereaksi seperti apa, di sini mereka dapat melihat betapa perhatiannya Arkan kepada Adelina, atau malahan Arkan yang menyukai Adelina?

"Bayu, Riska serta semua karyawan yang menggosipkan Adelina akan saya pecat, terutama Bayu dan Riska, kalian akan diblacklist dari semua perusahaan!"

"TIDAK!"

"Pak Arkan, tolong jangan lakukan itu!"

"Maafkan kami!"

Arkan tidak peduli, dia melangkahkan kaki pergi dari sana, sebenarnya emosi Arkan belum tersampaikan secara seluruhnya tetapi tidak mungkin dia melampiaskannya di sini, dia harus pergi ke suatu tempat.

Setelah kepergian Arkan, semua orang masih berdiri dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan, bahkan Bayu benar-benar tidak menyangka hanya masalah sepele ini Arkan akan memblacklist dari semua Perusahaan, apa yang bisa dia lakukan? Dia memang tau perusahaan ini masih berkembang tetapi melihat cara Arkan berbicara Sepertinya tidak main-main.

Dimas melangkahkan kaki pergi dari sana, dia melajukan motornya menuju suatu tempat, tidak butuh waktu lama motornya berhenti di sebuah rumah yang beberapa waktu lalu sudah tidak pernah lagi dia kunjungi, apakah boleh dia mengatakan rindu?

Dengan perasaan yang tidak menentu. Dimas mengambil ponselnya, menghubungi nomor seseorang yang Dimas tidak tau apakah orang itu masih mau mengangkat panggilannya atau tidak. Dua panggilan sama sekali tidak diangkat, saat panggilan ketiga, terdengar suara seorang wanita dari ponselnya.

"Aku di depan rumahmu, keluarlah!" pinta Dimas.

Hanya itu, panggilan lalu terputus begitu saja, entah kenapa dia berharap wanita itu mau keluar untuk menemuinya karena memang kenyataannya wanita itu keluar.

Adelina yang baru saja membuka pintu sejenak terdiam melihat pria yang selama lebih tiga tahun berada di hatinya, pria yang membuat harinya begitu berwarna.

"Apa aku menganggumu?" tanya Dimas dengan pelan ketika berada di hadapan Adelina.

Wanita itu menggelengkan kepala, dia penasaran ada gerangan apakah pria itu datang ke sini.

"Pak Arkan tadi ke kantor, dia memecat semua orang yang menyebarkan gosip tentangmu."

Adelina sedikit mengangkat kepala saat mendengar jika Arkan ke kantor, kenapa dia tidak tau jika pria itu datang? Lalu apa yang terjadi?

"Kamu tau? Riska yang menyebarkan gosip itu," lanjut Dimas membuat Adelina hanya diam membeku, dia sama sekali tidak terpikirkan jika pelaku sebenarnya adalah Riska.

Saat Adelina tengah melamun, tiba-tiba saja Dimas berlutut di hadapannya, tentu saja membuat Adelina sedikit terkejut, apa ini? Kenapa Dimas malah melakukan ini?

"Adelina, aku minta maaf kepadamu atas perlakuan Riska dan tolong minta kepada pak Arkan untuk tidak memecat Riska, aku mohon!"

DEG!!

Sakit? Kecewa? Tidak menyangka? Atau sedih?

Adelina tidak tau bagaimana cara mendeskripsikan sakit hatinya saat ini, kenapa? Kenapa Dimas melakukan ini? Bahkan saat pria itu ketahuan selingkuh dengan Riska, dia sama sekali tidak meminta maaf, malahan dia hanya diam dan menatap Adelina dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan. Kenapa sekarang saat Riska dipecat dari pekerjaannya Dimas malah datang berlutut dan meminta maaf? Apakah secinta itu dirinya kepada Riska?

"Maaf Dimas, itu bukan urusanku," lirih Adelina seraya mengalihkan pandangannya, dia menghapus air mata yang sempat jatuh.

Jujur dia tidak menyangka jika hal ini akan terjadi, walau Dimas sudah selingkuh tetapi Adelina tidak bisa berbohong jika dia masih mempunyai perasaan kepada pria itu.

"Aku mohon Adelina, aku yakin pak Arkan mau mendengarkanmu!" pinta Dimas sekali lagi membuat Adelina menatap wajah Dimas dengan tatapan menyakitkan.

"Kenapa? Kenapa aku harus melakukannya? Kenapa aku harus berbaik hati kepada orang yang telah menyakitiku?"

"Adelina, aku minta maaf soal hubungan kita, tetapi pekerjaan itu penting untuk Riska. Selama ini aku tidak pernah meminta apapun kepadamu, sekali ini saja demi perlakuan baikku kepadamu selama ini, tolong kabulkan!"

Adelina membeku, bibirnya benar-benar kelu dan suaranya seakan hilang ditelan kekecewaan, apakah sepenting itu Riska untuknya?

"Apakah sebesar itu rasa cintamu kepadanya?"

...****...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!