Megugurkan Kandungan

Pagi datang begitu cepat, Adelina yang baru saja membuka mata serasa baru tidur beberapa menit saja. Tadi malam wanita itu tidak bisa tidur, dia masih berpikir apakah akan megugurkan kandungannya atau tidak dan pagi ini dia sudah mendapatkan jawabannya.

Adelina segera mengambil ponsel yang sejak tadi malam tergeletak begitu saja, membuka sebuah aplikasi belanja online lalu memesan sebuah nanas muda, dia sengaja memesan online karena takut jika dia membeli sendiri ke luar akan ada yang berpikir yang tidak-tidak tentang dirinya, apalagi semua orang tau jika seorang wanita membeli nanas muda, kemungkinan besar wanita itu tengah hamil.

Tidak sampai setengah jam, nanas pesanan Adelina sudah sampai di depan rumahnya, setelah membayar dan mengucapkan terima kasih wanita itu kembali masuk ke dalam, dia bahkan sejenak terdiam melihat buah nanas di tangannya.

"Ayo Adelina, kamu bisa!"

Dengan pisau di tangan wanita itu dengan cepat mengupas nanas tersebut bahkan hanya sebentar setelah memotongnya air liur Adelina serasa akan keluar saat melihat nanas yang begitu menarik di matanya.

"Pasti asam banget," lirih Adelina lalu mengigit sepotong nanas.

Setelah menghabiskan sepotong nanas wanita itu berniat melanjutkan potongan kedua, saat akan memakan potongan ketiga Adelina mulai merasakan perutnya yang sedikit sakit.

"Sakit banget," lirih Adelina dengan air mata yang hampir mengalir, malahan lama kelamaan perutnya terasa ada yang melilit.

Karena tidak tahan dengan rasa sakitnya, Adelina berniat ke Rumah Sakit, saat membuka pintu seorang pria terlihat berdiri di depan berniat mengetuk pintu tetapi diurungkan karena tuan rumah telah keluar lebih dahulu.

"Kamu kenapa?" tanya Arkan dengan wajah penasaran saat melihat wajah kesakitan Adelina yang tengah memegang perutnya.

"Perut saya sakit, pak," lirih Adelina membuat Arkan menatap Adelina dengan tatapan horor karena di atas meja Adelina, ada buah nanas yang sudah dipotong-potong.

"Kamu makan buah nanas?"

Adelina hanya bisa menganggukkan kepala tanda membenarkan pertanyaan dari Arkan, melihat itu Arkan segera menarik Adelina untuk masuk ke dalam mobil, bahkan hanya sebentar saja mobil segera melaju menuju Rumah Sakit, sepanjang perjalanan Adelina terus saja merintih kesakitan sampai akhirnya suara wanita itu tidak terdengar lagi karena sudah terlebih dahulu pingsan membuat Arkan mau tidak mau hanya bisa tancap gas.

"Dia tengah hamil dan tadi makan nanas," ucap Arkan ketika seorang dokter datang untuk memeriksa Adelina.

Setelah dokter tersebut masuk ke dalam, Arkan hanya bisa menghela napas pelan, semoga Adelina dan janinnya baik-baik saja, dia tidak mau membuat Alex malah marah kepadanya karena tidak bisa menjaga Adelina, walau Arkan tidak tau maksud Alex mempertahankan janin yang dikandung Adelina tetapi dia yakin Alex mempunyai alasan tersendiri untuk itu.

Setelah satu jam menunggu, dokter mempersilakan Arkan untuk masuk ke dalam, di dalam terlihat Adelina sudah sadarkan diri, wanita itu sedikit pucat dengan mata yang sedikit berair mungkin karena baru saja menangis.

"Keadaannya sudah baik-baik saja, saya juga sudah memberikannya obat," ujar dokter membuat Arkan segera mengucapkan terima kasih dan dokter berpamitan keluar dari sana.

Sekarang hanya tinggal Adelina dan Arkan saja yang berada di ruangan tersebut, tidak ada percakapan di antara keduanya sampai akhirnya Arkan bertanya kenap Adelina malah memakan nanas pagi-pagi seperti ini.

"Aku ingin mengugurkannya," lirih Adelina dengan pelan membuat Arkan menatap Adelina dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan.

Dia tidak terlalu paham situasi ini, dia juga tidak mengerti kenapa Adelina ingin mengugurkan kandungannya, bukankah itu anaknya sendiri?

"Aku tidak tau siapa ayahnya, ditambah jika orang-orang tau aku hamil di luar nikah, pasti semua orang menatapku sebagai aib." Tangis Adelina pecah, dia benar-benar tidak menyangka jika hidupnya akan menjadi seperti ini.

Arkan hanya menatap Adelina dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan, dia harus melaporkan hal ini kepada Alex. Arkan meminta Adelina untuk istirahat terlebih dahulu dan jangan melakukan sesuatu hal yang konyol, jika butuh sesuatu ada perawat yang siap membantu Adelina.

Adelina yang masih setengah stress hanya menganggukkan kepala karena penjelasan dari dokter mengatakan jika janin di dalam kandungannya baik-baik saja, sekarang dia malah berbaring di Rumah Sakit, dia kira setelah memakan nanas maka kandungannya tidak bisa diselamatkan lagi, ternyata tidak!

Mobil Arkan melaju menuju sebuah Perusahaan, bahkan Alex yang tengah meeting terpaksa pergi menemui Arkan karena pria itu tiba-tiba masuk ke dalam ruangan meeting, pasti terjadi sesuatu yang penting sampai Arkan melakukan hal tersebut.

"Ada apa?" Suara bariton Alex terdengar, dia menatap Arkan dengan tatapan datar membuat Arkan segera menjelaskan apa yang terjadi pagi ini, dia juga memberitahu keinginan Adelina untuk mengugurkan kandungannya.

"Jaga dia dan anakku!" tekan Alex membuat Arkan hanya bisa menganggukkan kepala.

Dia yakin pasti ada sesuatu dari Adelina sampai Alex memberi perintah untuk menjaganya, walau sebenarnya dari awal Arkan sudah cukup dibuat keheranan saat Alex memberi perintah membeli perusahaan tempat Adelina bekerja, bahkan dia sendiri meminta Arkan untuk menjadi CEO di sana.

Alex bukan pria yang akan membeli sesuatu jika tidak ada keuntungan sama sekali, apalagi memberi perintah Arkan langsung terjun ke sana, berarti Adelina benar-benar berharga untuk Alex dan itu menjadi sedikit kekhawatiran dari Arkan, bagaimana jika ada yang tau akan hal ini? Nyawa Adelina bahkan Alex menjadi taruhannya.

"Kembalilah! Aku akan memerintahkan William mengambil sebagian pekerjaanmu!" Alex berdiri lalu melangkah keluar dari sana, meninggalkan Arkan yang hanya bisa menganggukkan kepala, pria itu kembali melajukan mobilnya menuju Rumah Sakit untuk melihat keadaan Adelina.

Adelina yang baru saja selesai sarapan hanya menatap Arkan dengan wajah cukup heran, dia kira Arkan tidak akan kembali tetapi malah sebaliknya karena pria itu malah sudah ada di dekatnya.

"Pak Arkan kenapa ada di sini?" tanya Adelina dengan wajah penuh tanda tanya, bukankah Arkan sibuk sekarang? Apalagi sekarang bukan hari libur.

"Bagaimana keadaanmu? Apakah sudah membaik?" Arkan malah mengabaikan pertanyaan Adelina dan duduk di dekat wanita itu.

Adelina segera mengatakan jika dia baik-baik saja dan mengucap terima kasih karena kebaikan Arkan sudah membawanya ke Rumah Sakit, bahkan Arkan juga memesan kamar VIP untuknya, bagi Adelina Arkan sudah sangat baik, pasti wanita yang mendapatkan Arkan sangat beruntung.

"Istirahatlah, setelah keadaanmu membaik baru kembali bekerja," ujar Arkan seraya mengelus rambut Adelina dengan lembut membuat tubuh wanita itu membeku, lebih tepatnya Adelina tidak tau akan bereaksi seperti apa diperlakukan begitu manis oleh Arkan.

Beberapa menit kemudian, Adelina masih membeku membuat Arkan menatap Adelina dengan tatapan keheranan, bahkan saat Adelina tersadar pipi wanita itu malah memerah seperti kepiting rebus.

"Kenapa pipimu memerah? Apa ada yang sakit?"

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!