Bab 20

Terjerat Suami Kontrakku

Setelah mengantarkan sang mommy pulang, tampaknya Verhag masih tidak terima dengan yang tadi ia lihatnya sungguh teman dan istrinya itu sangat terlalu dekat.

Verhag meminggirkan mobilnya, ia membuka handphone mencari kontak Emilia yang sebelumnya sudah ia minta dari asistennya itu.

Dengan perasaan yang tidak menentu ia menekan nomor itu tetapi beberapa nomor itu tetapi tidak ada satu pun yang Emilia angkat.

Dengan perassan kesal Verhag mengumpat, jalan satu satunya ia adalah asisitennya.

verhag menghubungi kembali asisten nya itu untuk menghubungi Emilia, ia ingin tahu istrinya itu sudah pulang apa masih di kantor.

Tampa basa basi Verhag menancap pedal gas mobilnya, tujuannya kali ini ia menjempit Emilia.

Emilia yang baru saja akan membuka aplikasi maxim niatnya ia urungkan ketika asisten Gery lebih dulu memberitahunya jika tuan Verhag yang akan menjemputnya.

asisten Gery juga memberitahu jika beberapa kali tuan Verhag menelponnya, memang bener ada nomor baru yang beberapa kali menelponnya tetapi Emilia ragu ingin mengangkatnya, karna takut hanya orang iseng yang mengerjakannya.

jika tau itu nomor suaminya sudah pasti Emilia dengan cepat mengangkatnya, Dan mau tidak mau Emilia menunggu Verhag menjemput nya.

Selang berapa menit dari ujung sana terlihat sebuah mobil yang mirip sekali dengan milik suaminya, bahan mobil itu yang tadi pagi Verhag pakai untuk mengantarkannya.

“Maaf tadi aku tidak tau kau menghubungi ku”. lebih baik Emilia yang lebih dulu meminta maaf dari pada harus ada perdebatan yang tidak jelas.

“Lupakan....” jawab Verhag singkat

Verhag membawa Emilia pada sebuah apartemen miliknya yang sudah lama sekali ia tidak menempatinya, tidak ada satu pun wanita yang memasuki apartemen ini bahkan sekalipun itu Lana yang sudah lama menjadi kekasihnya.

“Kita mau kemana, bukannya ini bukan jalan menuju pulang”, tanya ku

“Kita akan tinggal di apartemen untuk sementara waktu” Emilia bahkan kaget kenapa Verhag membawana ke apartemen, pikiran pikiran negatif sudah bermunculan pada pikirannya. ia takut suaminya ini memaksakan untuk melakukannya, astaga jauh sekali Emilia pikirannya.

Melihat kegelisahan Emilia dari raut wajahnya membuat Verhag menyeringai, ia tau apa yang tengah Emilia pikirkan.

“Kau tidak usah takut, kita hanya ingin bersenang-senang sebentar”. Emilia melongo mendengar kata bersenang sena tubunghnya mendadak merinding dengan ucapan verhag barusan.

“Kau tidak akan macam macam kan, ingat kita hanya sebatas menikah kontrak”,

“Apasalahnya kita hanya menikah kontrak, bukankah suami juga berhak mendapatkan nafkah secara lahir batin”. Emilia mendelik, memang pernikahan sah meskipun dalam pernikahan kontrak. tapi ia tidak ingin memberikan haknya pada verhag, terserah orang lain menilanya istri durhaka.

Karna prinsip Emilia ia hanya ingin melakukanya dengan pasangan yang saling mencintainya.

Tubuh Emilia menegang melihat bangunan apartemen yang di maksud suaminya untuk bersenang senang itu, keduanya turun dari mobil.

Verhag menarik pergelangan tangan istrinya untuk berjalan beriringan di sampingnya.

"wah apakah itu tuan Verhag, lalu siapa wanita di yang berada di sampingnya itu, keduanya cukup terlihat sangat dekat"

" Apa mungkin itu simpanannya, setauku tuan Verhag masih menjalani hubungan baik dengan kekasihnya itu"

"Sudah kalian jangan terlalu ikut campur ingat dia tuan Verhag, jadi janga sampai membuat masalah dengannya"

“Bisakah kau melepaskan tanganku. aku ini sudah dewasa jadi tidak akan hilang” protes Emilia, dan bayangka bahkan sudah di dalam lift saja pergelangan tangannya masih dipegang erah oleh Verhag.

“Kau terlalu bayak bicara”

Ting

Sampai pada lantai delapan, Verhag menekan password apartemen miliknya dengan beberapa kode, matanya melirik kearah Emilia yang sedang memalingkan wajahnya.

“Ayo.....”. Emilia terpukau dengan apartemen milik suaminya dengan ruangan yang bener benar luas, dominan cat putih membuat kesan yang sangat mewah.

“Kita tidak akan lama kan di sini” bagaimana pun Emilia harus memastikan supaya ia bisa tetap aman dan utuh.

“Tergantung. aku sudah mendapatkannya atau tidak”. Verhag malah semangkin membuat Emilia ambigu denga ucapanya, Emilia menoleh melihat Verhag yang sedang melonggarka dasinya.

“Kau mandilah terlebih dulu,”

“Tapi, bagaimana dengan baj u...”.

“Kau tenang saja, aku sudah menyiapkan beberapa baju untukmu” Setelah mengatakan itu Verhag melangkah menuju balkon.

Emilia membuka lemari yang di maksud Verhag, di situ memang terdapat beberapa baju serta baju kerjanya. ia semangkin bingung alasan apa Verhag membawanya untuk tinggal sementara pada apartemen nya.

Kayanya ia harus menanyakan secara detail mengapa membawanya kesini, Emilia mengambil salah satu pakaian dari lemari itu bahkan tampak baju baju itu semuanya terlihat masih baru.

Jangan lupa like, dan komennya ya.

Terima kasih.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!