Bab 19

Kini Verhag sudah sampai pada salah satu restoran yang di maksud mommy nya, sebuah restoran yang terletak tidak jauh dari airport.

pada saat bersamaan, matanya tidak sengaja melihat perempuan yang dengan laki-laki. dengan rasa penasaran ia menggeser posisi duduknya.

Dan benar saja yang ia lihat adalah istrinya yang sedang duduk berhadapan dengan Dika, ya. laki laki yang bersama istrinya ini adalah temannya sekaligus atasan istrinya ini.

“Untuk apa dia ada di sini”. Verhag mengepal kedua tangannya, matanya tampak panas melihat pemandangan yang ada di depannya ini, bahkan keduanya tampak tertawa bersama.

Karena sudah tidak tahan dengan pemandangan di depannya ini, Verhag mulai mencari kontak nama Dika di ponselnya.

Verhag mulai menghubungi, tetapi tidak ada satu pun panggilannya yang terjawab, karena sudah bener-benar di buat gerah oleh pemandangan yang tidak jauh dari penglihatan, ia langsung berdiri dari posisi duduknya untuk menghampiri keduanya.

Baru akan melangkah tetapi suara perempuan yang memanggilnya, membuat ia mengurungkan niatnya, mommy sedikit berlarian menghampirinya dengan memeluk dirinya dengan erat.

“Astaga Mommy kangen sekali denganmu”. Verhag membalas pelukan mommy dengan tidak kalah erah, karena jujur saja ia juga cukup merindukan pelukan mommynya yang sudah beberapa bulan tidak pernah ia temui.

Mommy Sena melepaskan pelukannya, memberikan ciuman di pelipis anaknya, mom Sena mengedarkan pandangannya, ia tidak melihat calon menantunya di sini.

“Ada apa mom”. Tanya Verhag dengan menatap mommy nya.

“Lana di mana, kenapa dia tidak ada di sini?,” Tanya mommy Sena, karena di sini hanya ada Verhag sendiri.

“Verhag lupa”. Verhag dengan malas menjawab nya.

Mommy Sena menggeleng kecewa, karena bagaimana pun ia juga sangat merindukan calon menantunya itu.

Keduanya melanjutkan obrolan nya, sembari menunggu pesanan yang sudah mommynya ini pesan, Mommy Sena melihat tingkah anaknya mengerutkan dahinya karena sudah beberapa kali anaknya ini ketahuan mengedarka pandangannya ke arah lain.

“Kenapa, apa terjadi sesuatu?.” Tanya mommy Sena.

Verhag tersadar dengan kelakuannya, ia berdehem untuk menetralka tubuhnya.

“Tidak” Jawabnya datar, padahal ia sudah beberapa kali menghela napasnya dengan kasar. hatinya membucah ingin menerobos keduanya yang tengah asik mengobrol.

Verhag jadi berfikir yang tidak-tidak, karena keduanya tidak seperti asisten dengan atasan, dengan sedikit kasar sendok yang ia pegang memantul dengan suara yang cukup keras.

........................

Dika membuka ponselnya. ada beberapa panggilan masuk yang ia tidak sempat di angkat salah satunya temannya ini, ia mengerutkan dahinya karena tumben sekali Verhag menyepam telpon beberapa kali.

Karena takut terjadi sesuatu ia menelpon balik.

drt drt

Dering ponsel Verhag berbunyi, dengan malas Verhag melihat tertera nama Dika di layarnya.

“Ada apa bro, tumben sekali?” tanya Dika di balik telepon tersebut.

“Kau di mana?” Padahal Verhag bukanlah orang yang terlalu ikut campur urusan orang, termasuk pada temannya ini.

“Apaakah ada sesuatu bung”. Demi apapun Verhag ingin sekali memaki temannya ini.

“Ck! kau tinggal jawab kau di mana, kenapa harus berbelit belit”. Rupanya suasana hati Verhag benar benar di liputi api kecemburuan, padahal ia sering menyangkal perasaannya tetapi kali ini ia di buat kelimpungan melihat interkasi keduanya.

“Wah sabar bung. kebetulan hari ini salah satu Kline perusahaan yang bekerjasama dengan perusahaan kita ingin mengajak pertemuan di luar,” Verhag mendengar penjelas dari temannya terdiam.

Baru saja Dika ingin menanyakan lagi tetapi sambungan teleponnya di matikan secara sepihak, Dika menggeleng melihat layar ponselnya.

“Maaf, ada sedikit kendala” Dika kembali fokus pada sekertarisn nya yang berada di depannya ini.

“Tidak apa-apa Tuan”.

“Bagaimana kau sudah menulisnya poin yang tadi di sampaikan” Tanya Dika berbasa basi.

“Sudah Tuan, mungkin bisa tuan lihat” Emilia menyodorkan sebuah buku hitam hasil catatannya yang tadi ia catat.

Dika mengambil buku yang di sodorkan sekertarisnya ini, ia mulai mengamati satu persatu, sebenarnya kinerji asistennya ini tidak usah di ragukan lagi jika sudah bekerja pasti hasilnya selalu kompeten.

Di sebrang sana setelah verhag dan mommynya selesai dengan hidangan di depannya, tidak henti-henti Verhag mencuri pandang pada kedua anak manusia yang sedang asik bercengkrama ria.

Mommy Sena menatap sekeliling orang yang sedang berlalu lalang berjalan dengan santainya, padahal hatinya masih saja menyimpan memori yang pernah terjadi dalam hidupnya.

Tetapi mom Sena memilih berdamai dengan keadaan yang sudah ia alami, apa lagi sekarang ia juga sudah bertemu anaknya sekian lama sudah tidak bertemu karena keadaanya dirinya.

“Aku senang jika mommy sudah berdamai dengan masalalu”. Verhag beralih menatap pada mom Sena.

“Mommy sekarang sudah bahagia, oh ya mom hari ini ingin sekali bertemu Lana apa bisa?,”

“Mom. Lana itu seorang model, tidak mungkin dia harus menunda waktunya di jam seperti ini” Mom Sena menghela napas dalam, benar yang di katakan putranya dunia model tidak bisa sembarang orang yang bisa menghentikannya, meskipun orang itu yang berkuasa.

Happy Reading guys

Jangan lupa like, and komennya ya buat dukung karya pertama ku ini.

Jika ada kata typo atau semacamnya tolong koreksinya ya, Terima kasih.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!