Bab 2

Kini ketiga gadis cantik tersebut lebih melanjutkan mengelilingi mall.

“Sebentar...” ucap Emilia menghentikan langkah kakinya.

Pada saat bersamaan Emilia melihat suaminya memasuki salah satu tokoh tas brandad dengan menggandeng mesra sang kekasihnya.

“Kau melihat apa” Dengan rasa penasaran Eva dan Maya, mengikuti arah pandangan temannya ini.

Dan kagetnya keduanya melihat lagi tuan Verhag dengan kekasihnya yang begitu mesra menggandeng perempuan yang ada di sampingnya.

Eva menoleh melihat temannya yang masih tidak bergeming “Jika dia bukan tuan Verhag sudah aku hajar dia dengan heels ku ini, berani sekali dia mempermainkan penikahan dengan membawa sang kekasih bersamanya” gerutu Eva ia meremat tangannya yang sudah gatal rasanya ia ingin menghajar pria yang kini sudah menjadi suami temannya ini.

“Betul itu..” sambung Maya menyetujui ucapan Eva.

Dengan seringai di wajahnya, Verhag memilih acuh “Biarkan saja, aku bahkan tidak perduli yang dia lakukan” ucap Emilia datar

“Kau ehm... Apa tidak cemburu sedikit pun” tanya Maya dengan ragu.

“Untuk apa aku cemburu dengan orang yang sepeetinya” tegas Emilia

Meskipun ia tidak bisa di pungkiri selama satu bulan pernikahannya, ia tidak menyangkal pesona tuan Verhag mampu membuatnya getaran getaran di hatinya, tapi sebisa mungkin dia menyangkalnya dia tidak ingin menganggap prasaannya di anggap murahan oleh suaminya.

Untuk ukuran wanita normal seperti Emilia wajar saja jika ia tertarik dengan lawan jenisnya apa lagi setiap hari harus tinggal bareng dengan tuan Verhag.

Maya menelusuri ucapanya yang terdengar biasa saja, dan benar Maya melihat temannya ini tidak ada ketertarikan dengan tuan Verhag. “Hebat sekali kau tidak merasakan cemburu, aku saja rasanya ingin memukul nya, lalu memeluknya dari samping....ups” dengan cepat Maya menutup mulutnya dengan kedua tangannya

Emilia dan Eva. Dengan kompak keduanya menoleh ke arah maya yang sedang menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan membuang pandangannya ke arah lain.

“Jangan terlalu tinggi bermimpi” cetus Eva

”Bercanda, yahh hanya bercanda ” kekeh Maya ke arah keduanya dengan mengangkat tangan peace.

Emilia yang masih menatap ke arah sepasang kekasih itu sudah tidak terlihat dari pandangannya, seringai ide terlintas di pikirannya, dengan pelahan ia melangkah meninggalkann kedua temannya yang masih saja berdebat seperti Tom and Jerry.

Ia melangkah memasuki tokoh yang suaminya ini singgah dengan kekasihnya, dengan anggun ia  berjalan memasuki tokoh tersebut dan di ikuti denga dua temannya di belakang.

“Selamat datang nona” sambut pegawai dengan ramah.

“Iya ...” jawab Emilia dengan data lantang di iringi senyuman manis di bibirnya.

Kedua temannya yang ada di belakang mengernyitkan dahinya merasa bingung dengan kelakua Emilia.

Suara lantang Emilia mampu menyita sepasang kedua kekasih itu, ia berjalan di sampingnya dengan acuh tanpa mengabaikan orang yang ada di sampingnya.

“Saya mau yang ini” tunjuk Emilia melihat tas berwarna merah yang ada di atas dengan kelipan diamond.

“Mohon maaf nona, tas yang anda tunjukan sudah di beli oleh tuan Verhag ” ucap pegawai tersebut dengan membungku merasa tidak enak hati dengan pembelian “sekali lagi saya minta maaf nona” lanjutnya

“Oh tidak apa-apa, memang tasnya sangat cocok di pakai oleh seorang prempuan sepertinya ehm yang mungkin sedikit gatal, oh maksudnya secantiknya, biar saya cari tas yang lain” ucapnya dengan tenang tanpa menghiraukan tatapan tajam dari suaminya

Sedangkan teman Emilia yang sedang duduk di sofa tersenyum puas dengan sindiran Hana.

“Kau...—” ucap Lana tertahan.

Lana yang merasa di sindir dengan perempuan yang ada di sampingnya mengepalkan tangannya kesal, ia hendak melangkah tetapi Verhag dengan sigap menahan tangannya.

Akhirnya dengan senyum mengembang Emilia bergantian melangkah di sudut pojok kanan. “Em permisi saya ingin ke belakang sebentar” ucap Emilia

Verhag mendengar Emilia berpamitan ke belakang. “Sebentar honey, aku ingin buang air kecil” ucap Verhag dengan mengelus pipi sang kekasih.

Lana mengangguk, ia sibuk memilih beberapa tas brandad yang incar.

Di kamar mandi Emilia menatap dirinya di cermin yang besar lalu ia menegakan tubuhnya dengan perasaan kaget  dengan cepat ia menoleh melihat sang suami yang sudah menatapnya tajam.

Ia mundur dengan perlahan saat suaminya ini mulai melangkah kearahnya.

“Kau sepertinya ingin bermain main denganku” ucap Verhag dengan sorot matanya yang tajam

“Kau....”

“Apa?....” dengan lantang Verhag semangkin memojokinya “Kau sekali lagi mengusik kekasihku, kau akan tau akibatnya”

Dengan sekuat tenaga Emilia mendorong tubuh kekar suaminya, tetapi tenaga yang di miliki suaminya ini tidak sebanding dengannya.

Hembusan napas sang suami sangat terasa di pipinya, ia memejamkan matanya merasa kalah telak apa yang sudah di lakukan suaminya ini.

Verhag menyeringai melihat gadis yang di depannya ini memejamkan mata. “Ingat saya tidak tertarik dengan tubuhmu” bisik Verhag dengan sengaja meniup cuping sang istri.

Lalu ia melangkah meninggalkan istrinya yang masih memejamkan mata dengan mematung di tempat. “Sial di pikir aku tertarik dengan nya, big now”  kesal Emilia pada dirinya yang hanya diam saat Verhag meremehkan tubuhnya.

Emilia membasuhi mukanya dengan perasaan kesal, ia memoles ulang lipstik di bibirnya yang sedikit memudar, ia juga merapihkan kembali rambutnya yang sedikit berantakan.

Setelah memilim beberapa tas ketiganya keluar membawa paper bag di tangannya masing-masing.

“Kau hebat milia bisa membuat kekasih tuan Verhag kesal” ucap Eva

“Iya, kau tau bahkan muknya terlihag sekali sangat kesal” timpal Maya

“Oh ya tadi kita liat saat kau ke belakang taun Dante juga berpamitan ke belakang, apa terjadi sesuatu?” tanya Eva dengan serius.

“Ehm ntah lah aku tidak tau” Emilia mengangkat bahunya acuh.

“Aku pikir akan ada drama ekem-ekhem seperi di dunia pernovelan”

“Dasar gila, mangkanya Jagan terlalu terbawa suasana ketika membaca novel” sembur Maya

Lagi lagi Emilia hanya menggeleng dengan perdebatan Eva dan Maya.

“Kau tau Emilia, temanmu ini mulutnya sangat berbahaya, dia mendekatkan ku dengan laki-laki yang sudah beristri, hampir saja aku menjadi pelakor” ucap Maya dengan rasa kesalnya, ia tidak habis pikir dengan kelakuan Eva yang mencombalkan dirinya dengan pria yang beristri.

“Ya mana aku tau jika dia beristri” jawabnya merasa tidak bersalah.

Emilia tertawa mendengar penuturan Maya, ia merasa sangat terhibur dengan kelakuan teman temannya ini.

“Tidak terbayangkan gadis cantik seperti ku harus di cap sebagai pelakor”

Sesampainya di basemant, ketiganya menaiki mobil masing-masing.

Di perjalanan menuju pulang Emilia tidak sengaja melihat orang yang sangat ia kenal, dengan harapan ia bisa melihat orang yang di kenalnya tersebut, tapi sayang sekali orang tersebut mengarah kebelakang.

“Dia seperti...—Emilia menjeda ucapannya, ia tidak ingin berharap dengan orang yang barusan ia lihat.

Dengan cepat ia menginjak pedal gas mobil dengan menambah sedikit kecepatannya.

Happy reading

Jangan lupa like dan dukungannya ya, Jika ada kata typo tolong koreksinya.

Terima kasih.

Terpopuler

Comments

Amai Kizoku

Amai Kizoku

Jleb banget ceritanya!

2024-01-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!