Bab 10

Verhag yang hari ini akan memasuki kantor, selama tiga hari ia meninggalkan kantornya, bahkan Gery sampai tidak pulang karena menghandle semua pekerjaannya, karena kasihan terhadap asistennya itu jadi Verhag memutuskan pagi ini untuk memasuki kantor seperti biasanya.

Semalam kedatangan kekasihnya di rumahnya membuat Emilia dan Verhag mendadak kaget, bahkan Emilia membawa barang-barang miliknya yang berada di dalam kamar Verhag selama tiga hari ini.

Posisi dia dirumah ini Emilia seperti seorang pelakor yang ketahuan oleh istri sahnya, tetapi ini terbanding terbalik dengan dirinya. Seharusnya di rumah ini Emilia yang marah ketika suaminya bersama wanita lain, tetapi posisinya hanya sebatas istri kontak, dan tidak lebih.

Emilia tidak mengambil pusing itu semua toh sebentar lagi masa kontrak pernikahannya yang sesuai perjanjian akan berakhir, dengan begitu ia akan bebas dengan kelakuan Verhag yang berubah-ubah seperti bunglon.

Lana yang melihat perubahan Verhag semalam pada dirinya merasa tidak terima bahkan sarapan pagi ini hanya terdengar sendok yang bertabrakan dengan piring, bahkan Emilia tidak menghiraukan tatapan tajam yang di layangkan Lana.

Karena bagaimana pun ia tidak ikut campur dalam pertengkaran kedua orang yang ada didepannya ini.

Setelah selesai sarapan Emilia lebih memilih pergi menuju dapur untuk membantu pelayan mencuci piring kotor bekas makan nya, hari ini Emilia masih tidak diperbolehkan bekerja oleh suaminya ini.

Padahal ia sudah memaksanya tetapi lebih baik mengalah.

.....

Di perjalan menuju kantor tidak ada obrolan di antara keduanya, bahkan Gery yang sedang menyetir di depannya tampak fokus dengan setiran mobilnya. Gery menggeleng melihat kelakuan kekasih tuannya yang ingin ke kantor bersama tuan Verhag.

Lana yang tidak tahan di cueki oleh Verhag ia mengelanyut manja menaruh kepalanya di bahu sang kekasihnya, meskipun tangannya di tepis oleh Verhag tetapi ia tidak menyerah tetap bergelanyut manja

“Honey apa aku memiliki kesalahkan” tanya Lana bergelanyut manja pada lengan Verhag

“Kau pikir saja kesalahan mu” Verhag menatap dingin ke arah Lana yang sedang memainkan kancing kemejanya

Jujur saja Verhag merasa risih dengan kelakuan kekasihnya yang tampak agresif.

Bahkan Verhag juga masih mengingat ia membatu sang kekasih dalam dunia modelnya, bahkan kekasihnya ini sudah menjadi model dengan bayaran yang fantastis, anggap saja Verhag ini sudah menjadi budak cinta selama tiga tahun, meskipun kelakuan Lana yang berulang kali melakukan kesalahan, tapi untuk kali ini ia tidak akan cepat memaafkan kekasihnya, ia ingin Gery mengumpulkan bukti yang kuat tentang kekasihnya

Mobil yang kini sudah sampai di kantornya, Gery membuka pintu tuannya, dan juga ia membuka pintu Lana kekasih tuannya ini, Gery yang tidak sengaja menyentuh tangannya Lana dengan lantang Lana menyentak Gery “Maafkan saya nona Lana saya tidak sengaja memegang tangan anda” Lana mengibaskan tangannya yang bekas Gery pegang

“Bersikap sopanlah dengan asistenku” ucap Verhag menyentak balik kekasihnya.

Dengan cemberut Lana menghampiri Verhag“Tapi honey dia kurang aja memegang tanganku.”

“Gery kan sudah meminta maaf tadi, jika kau tidak sopan kepada asisten ku, kau tunggu lah di mobil saja tidak usah masuk ke dalam”

Dengan terpaksa Lana meminta maaf balik kepada Gery

Mereka berjalan beriringan, di ikuti Gery yang ada di belakangnya, Verhag menyuruh Lana untuk menunggu di sofa ruangannya. Verhag sendiri mulai sibuk menyiapkan materi untuk meeting nanti.

Lana yang merasa bosan menghampiri Verhag yang sibuk dengan laptop di depannya, ia memeluk Verhag dari arah belakang mengalungkan kedua tangannya di leher kekasihnya itu, Lana mulai mengendus enduskan di leher Verhag “Aku sangat merindukanmu honey” Lana membisikan tepat di telinga Verhag untuk menaikan gairah kekasihnya itu.

Cup

Verhag yang mulai terpancing, memejamkan matanya untuk menikmati gairah yang di ciptakan kekasihnya ini, Lana yang lebih berani memainkan kancing itu dan membuka satu kancing itu lagi, lalu Lana membalikan kursi yang diduduki Verhag ia langsung mendudukan dirinya di pangkuan Verhag , dan mulai mencium bibir pria yang ada di depannya ini.

Gairahnya yang mulai terpancing akan sentuhan Lana, Verhag bembalas ciuman itu, terjadilah ciuman panas di antara keduanya, tetapi tidak lama kemudian Verhag melepaskan pangutan bibirnya, ia teringat dengan istrinya yang pernah ia cium, bahkan perempuan itu mengumpat dirinya dengan kata kata kasar saat ia mengambil ciuman pertamanya.

Lana protes karena pangutan di antara keduanya terlepas begitu saja, “Kemabali ketempatmu” Verhag kembali pokus lagi pada laptop nya menyala.

“Selama tiga hari kau tampak berubah sekali, apa ini gara gara istri kontrakmu itu” Lana merasa tidak terima dengan kelakuan Verhag.

“Berhentilah menyalahkan Emilia” Verhag merasa pusing kekasihnya ini terus menyalahkan Istrinya.

Lana terdiam melihat tatapan yang di layangkan kekasihnya, lebih baik dia tidak terus membahas penyebab cueknya Verhag pada dirinya, ia lebih memainkan ponselnya.

.....

Emilia yang sedang melakukan Vidio call bersama teman, “Kapan kau akan masuk kantor lagi” tanya Eva di sebrang sana.

“Entah lah, bahka Verhag hari sudah memasuki kantontornya” Emilia dengan cemberut mengatakan itu.

“Emil kau sudah lihat model yang sedang trending topik, astaga aku tidak menyangka ternya kesasih tuan Verhag” Jika sudah gosip begini Eva paling semangat di antara ke tiganya.

“Iya bahkan aku melihat sedang berciuman, bahkan sangat mesra” Maya menimpali ucapan Eva.

Emilia hanya mendengarkan kedua temannya ini yang sedang membahas kekasih suaminya itu, Emilia jadi teringat saat suaminya menciumnya tiga kali, ia jadi kepikiran tidak mungkin Verhag tidak pernah berciuman dengan kekasihnya itu, lalu ia memegang bibirnya ingatnya masih jelas saat bibi dirinya dengan bibir Verhag saling bersentuhan.

Ada rasa penyesalan dari dirinya, tetapi mau menyesal pun tida ada gunanya karena sudah kejadian, ia menggeleng pelan tangannya pun masih memegang bibirnya itu.

Kedua temannya pun di buat heran dengan tingkah Emilia. “Emilia..” sentak keduanya.

Emilia langsung tersadar, ia meringis menggaruk kepalang yang tidak gatal, kedua temannya memandang dirinya dengan aneh.

“Sudah sana kalian lanjut bekerja!” Emilia lebih mengalihkan pembicaraannya menyuruh temanya ini mengakhiri sambungan Vidiocall nya.

“Yasudah kita matikan, oh ya jangan lupa nanti malam kita sambung Vidiocall nya, kalian harus mendengarkan ceritaku” Ucap Eva

“Yah mulai lagi” Maya memutar bola matanya seperti malam ini akan ada drama percintaan yang dramastis yang di alami Eva

Emilia mengangguk membaringkan tubuhnya di kasur menatap langit-langit atap kamarnya, ia menarik napasnya panjang, ia memejamkan matanya untuk mengistirakat tubuhnya padahal ia hari ini tidak memiliki kegiatan apa-apa.

Happy reading guys

Dan jangan lupa like dan dukungannya, koreksinya jika ada kata-kata yang typo.

Terima kasih.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!