Bab 13

Huammppp Emilia menutup mulutnya dengan menguap yang cukup keras, situasinya sepertinya akan tidak akan aman apalagi Verhag menyeringai kecil dari sudut bibirnya.

Tindakan Verhag kadang membuatnya bingung yang tiba-tiba menciumnya, “Seperti aku sudah merasa ngantuk.”

“Bagaimana mau lanjut menonton apa tidak, aku akan mematikannya?” tanya Emilia

“Silahkan kau matikan televisi nya.”

“Oh baiklah,” saat Emilia hendak menaruh remot ketempat semula badanya terhuyung lantaran Verhag menarik tubuhnya sampai duduk di atas pangkuannya, Emilia membrontak ia tidak nyaman dengan posisinya.

“Berhentilah memberontak, kau akan terkejut jika salah satu dalam tubuhku di bawah sana akan terbangun, jadi berhentilah bergerak.”

“Heiii lepaskan aku, kau tidak malu jika ada pelayan yang akan melihat kita seperti ini” Emilia masih membrontak pelan, posisinya benar membuat dirinya tidak nyaman astaga.

“Tidak akan ada yang melihatnya, semua pelayan sudah memasuki kamarnya masing-masih, jadi sekali lagi kau membrontak aku akan melakukannya di sini.” ancam Verhag, dan terbukti sekarang Emilia sudah tidak memberontak yang kini dalam pangkuannya.

“Kau gila!, bagaimana jika kekasihmu itu melihat kita yang seperti ini”, sebisa mungkin Emilia membuat alasan supaya Verhag mbebaskannya.

“Ck! Kau terlalu banyak beralasan,”

Verhag mengukirkan anak rambut yang menutupi wajahnya ia juga menyelipkan rambut itu di belakang telinganya, pandanganya tertuju pada bibir pink Emilia ia mengusap bibir lembab itu dengan jemarinya bahkan belahan bibir itu terlihat jelas saat Verhag mengelusnya.

Emilia langsung mengantupkan kedua bibirnya, “Ck percuma kau menutup bibirmu itu, aku bisa saja dengan gampang membukanya” bisik Verhag

Verhag mengelus punggung permukaan kulit Emilia yang terbalut dengan piyama, sesekali mengusapnya lembuat membuat sensasi yang luar biasa yang ia ciptakan untuk Emilia, sensai itu mampu membuat Emilia membuka mulutnya bahkan Verhag terkekeh di buatnya.

Keduanya saling pandang dengan napas yang saling bersautan Verhag tidak mau menyia-nyiakan waktunya ia dengan cepat mencium bibir itu yang masih terbengong.

Cup

Mata Emilia terbelalak saat Verhag sudah berhasil mencumnya dengan posisi ini, tangan Verhag meremat pelan bokongnya, Emila tertahan. Ia bingung apakah ia harus membalasnya.

Jantungnya Emilia seakan ingin keluar dari posisinya, suaminya ini yang pertama kali memberinya rasa pada bibirnya, ia memejamkan matanya perlahan membalas kecupan sang suami meskipun balasannya sangat buruk.

Tangan verhag terangkat mengelus perut itu ketika sudah masuk kedalam piyamanya, karena tersadar dengan apa yang di lakukan suaminya, melepaskan pangutan itu dengan terpaksa bahkan suaminya menggeram kesal.

Masih dengan posisinya kedua sampai tida sadar seorang perempuan yang tidak jauh dari keduanya membelakakan matanya.

“Kalian.” ucap Lana marah, perempuan yang melihat kejadian memang Lana, setelah ia menemui manajemen untuk mengurus masalahnya ia memilih pulang ke rumah kekasihnya, ia membuka pintu itu tampak sepi karena, saat ia ingin mengambil minum untuk menghilangkan rasa hausanya ia tidak sengaja melihat keduanya yang posisinya kini sangat intim berada dalam pangkuan Verhag.

Emilia melepaskan diri dari pangkuan verhag saat mendengar teriakan dari seorang perempuan.

Rasa marah Lana karena tidak terima dengan apa yang ia lihatnya, menghampiri emilia menampar pipinya.

“Kalian kurang ajar sekali bisa-bisanya bermain api di belakang ku” Lana berteriak menggema di ruangan itu.

Emilia memegang pipinya yang terkena tamparan Lana, ia menampar balik Lana, meskipun sedikit panas di area pipinya, Lana mengangkat tangannya yang akan melayangkan tamparan kembali di pipinya, Verhag lebih dulu memegang tangan Lana

“Kau datang-datang menampar istriku” Verhag marah menatap tajam Lana

“Seharusnya aku yang marah dengan kelakuanmu itu, sudah berapa banyak laki-laki yang sudah mencicipimu” verhag tidak bisa membendung rasa marahnya kepada kekasinya ini.

“Apa perempuan itu yang menghasutmu, iya? Supaya kau percaya dengan berita itu” tunjuknya pada Emilia.

“Berhentilah menyalahka Emilia, aku bukan anak kecil yang harus kau bohongi dengan tingkahmu itu”

“Dan kau!, seharusnya kau tau posisimu sebagai apa hanya sebatas istri kontrak Verhag” rupanya Lana masih tidak terima dengan terus menyalahkan Emilia yang masih berdiri di tempat.

“Aku tau posisiku di rumah ini sebagai istri sah Verhag, jadi aku bebas melakukan apa saja yang seharusnya di lakukan suami istri” Emilia yang tidak terima harus di salahkan oleh perempuan di depannya ini, memang sebelum dirinya masuk dalam kehidupan Verhag, hungungan antara Lana dengan Verhag masih terikat.

Verha menarik tangan kekasihnya menuntunya menaiki anak tangga, meskipun Lana masih memberontak supaya melepaskan tangannya yang di genggam kuat oleh Verhag.

Emilia menghela napasnya panjang, kenapa ia harus ada dalam situasi seperti ini yang menurutnya sangat konyol, melawan orang seperti Lana tidak ada dalam pikirannya, ia juga jadi teringat saat menginjakan kakinya di rumah ini, Lana memberi poin dalam surat perjanjian pernikahannya dengan Verhag.

Di atas, Lana membuang tasnya ke sembarang arah, “Kau jahat sekali, seharusnya aku tadi menjambak rambutnya” amarah Lana sudah menggebu gebu.

“Aku bahkan dengan suka rela merelakanmu menikah dengan wanita itu, apa aku rela saat kau menikah dengan wanita sialan dari anak pelakor itu”

“Cukup Lana, kau keterlaluan tidak bercermin dari kelakuanmu, kau bahkan yang menyuruhku untuk menikahi Emilia” Verhag pergi dari kamar Lana setelah ia mengatakan itu.

Lana mengacak rambutnya, ia mulai memikirkan cara bagaimana supaya Verhag tidak memiliki ketertarikan dengan istrinya itu, dia takut posisinya di hati Verhag akan tergeser.

Apa lagi dalam dunia modeling nya ia terkenal sebagai kekasih Verhag orang yang berpengaruh di kota Madrid, bahkan dengan statusnya ini ia jadi lebih mudah di kenal banyak orang, ia memukul kepalanya pelan Lana mengutuk dirinya sendiri yang ceroboh dengan kejadian beberapa waktu dengan rekan kerjanya yang sesama model, seharusnya ia sedikit berhati hati karena pasti media akan terus menyoroti kesehariannya.

Happy reading guys

Jangan lupa like and dukungannya.

Terima kasih.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!