Bab 12

Emilia yang melihat Verhag menatap dirinya tidak berkedip melangkah mundur kala tatapanan itu akan menerkamnya, “Kalo begitu akuu...” Emilia yang bersiap akan pergi niatnya diketahui Verhag, dan terbukti Verhag malah menutup pintu itu membiarkan keduanya berada dalam satu kamar.

Verhag mendekatkan bibirnya dapat Emilia rasakan hembusan napas Verhag yang memburu, dering ponsel Verhag yang berada di sakunya berbunyi, Verhag menjauh ketika dering ponselnya yang terus berbunyi padahal hanya beberapa senti lagi bibir itu sudah mendarat sempura, ia kemudian mengumpat dalam hati, melihat ternyata Gery yang memberinya satu foto lagi, Emilia yang ada kesempatan ia memilih kabur meninggalkan Verhag yang masih mematung.

Verhag keluar dari kamar emilia, bergantian memasuki kamarnya ia duduk di sofa membuka fotonya, dalam foto itu Lana sedang berpelukan dengan seorang pria, karena fotonya dari arah belakang jadi Verhag tidak tau siapa laki-laki yang bersama Lana itu.

Perawan laki-laki itu berbeda tinggi badannya sama dengan tinggi Lana, jika bersama Lana itu halski, Verhag masih bisa mengenalinya meskipun dari arah belakang, “Rupannya kau ingin bermain main denganku Lana”

“Lihat sampai kapan kau akan bersandiwara dengan kelakuanmu itu” Verhag melempar handphone itu di atas kasur.

Ia lebih memilih membersihkan tubuhnya yang terasa lengket, Verhag mengguyur tubuhnya dengan air hangat dan menyabuni seluruh tubuhnya.

.....

Bi Suroh beejingkat kaget karena pundaknya di pegang “Eh astaga Non” bi Suroh memegang dadanya yang dagdikdug ser tidak karuan, pasalnya bi Suroh sedang menatap serius ponselnya yang menampilka vidio hebohnya seorang model yang sedang trending topik, Ya. Meskipun bi Suroh keringgalan juh tentang beritanya.

“Astaga bi seperti melihat hantu saja” Emilia terkekeh merasa lucu melihat raut bi Suroh.

“Non bibi pikir tadi tuan Verhag”

“Memangnya apa yang bibi tonton?” tanya Emilia berjalan mengambil satu buah mangga yang akan ia buat jus.

Bi Suroh menatap sekeliling memastikan jika tidak ada tuan Verhag “Itu loh non, Tadi bibi melihat berita nona Lana, yang sedang trending, Bahkan bukan hanya bibi saja yang di buat kaget, ternyata semua ora juga di buat kaget dengan beritanya” Jelas Bi suroh nadanya yang pelan untuk memastikan untuk tidak terdengar jika sedang membicarakan kekasih majikannya ini.

Emilia menuang jus itu ke dalam gelas ketika sudah ia blender, “Jadi bibi sudah tau?” tanya balik Emilia, Bi Suroh menjawabnya denga anggukan.

Mungkin orang yang menjalani sebuah hubungan, yang namanya berciuman itu bukan hal yang istimewa bagi orang di luaran sana, tetapi ini situasinya berbeda yang di mana Lana ini menjalani hubungan dengan tuan verhag incaran perempuan di luaran sana.

“Astaga kasihan sekali tuan Verhag jika mendapatkan gadis seperti nona Lana” Bi Suroh sudah lebih tau jika pernikahan Verhag dan Emilia hanya sebatas di atas kontrak.

“Biarkan saja Bi..” ucap Emilia yang kini sedang membuat cemilan.

“Mending Nona Emilia buat tuan Verhag jatuh cinta saja” usul Bi Suroh

“Caranya ....? Tanya Emilia

“Ehmm mungkin merayu tuan, trus apa lagi yaa” Emilia tertawa kecil dengan kebingungan yang di ciptakan bi Suroh.

“Bi Suroh ada ada saja”

“Tuan Verhag aneh sih non, sudah memilik istri yang cantik seperti non Emilia malah pilih modelan perempuan seperti nona Lana”

“Mungkin memang sudah takdir Emilia Bi”, Emilia mulai menggulung adonan croissant itu, “Bi maaf, tolong ambilkan mentega.” Emilia menerima mentega itu mengoles di atas croissant itu yang sudah ia bentuk.

Sambil menunggu croissant jadi, Emilia jadi kepikiran dengan ide yang di lontarkan oleh BI Suroh.

Emilia tidak terbayang jika ia benar mengikuti saran bi Suroh untuk membuat suaminya jatuh cinta padanya, apa lagi sudah ada kekasihnya yang sudah lama menjalani hubungannya.

Jika membuat tuan Verhag jatuh cinta itu sama saja membuat Emilia memasuki kandang singa yang mencari mangsanya, apa lagi orang tua Verhag yang belum tau jika dirinya dengan anaknya sudah menjalani sebuah pernikahan.

Harum mentega tercium arah dapur, Verhag menghampiri suara istrinya yang sedang mengobrol dengan bi Suroh.

“Ekhm...” Dehem Verhag saat keduanya yang tengah asik mencicipi roti croissant

Memang dari semua pelayan di rumahnya ini hanya Bi Suroh yang paling dekat dengan istrinya, jadi tidak heran Emilia bebas bercerita dengan bi suroh termasuk yang hari ini ia lihat.

Bi Suroh menegakan semula tubuhnya, “Untung ceritanya sudah habis.” batin Bi Suroh

Verhag mengisyaratkan tangannya untuk meninggalkan dirinya berdua, “Kau sudah makan,” tanya Emilia yang mengunyah roti buatanya.

“Belum....” jawab Verhag singkat.

“Cepatlah makan, hari aku sedikit tidak bernapsu makan,” memang benar yang di katakan Emilia hari ini ia sangat tidak bernafsu makan, jadi ia lebih memilih mengganjal perutnya dengan croissant buatannya.

“Aku tidak mau jika harus makan sendirian.”

“Lalu aku harus apa?, menyuap mu begitu?,” tanya Emilia

“Untuk apa aku memiliki tangan jika harus menyuruhmu untuk menyuapi ku.” Verhag menyentil kening Emilia dengan pelan

Emilia mengaduh mengusap keningnya yang mendapat sentilan pelan, “Maksudmu kau memintaku untuk menemani begitu.”

“Benar”

“Kenapa harus aku...” Emilia menujukan dirinya.

“Memang siapa lagi yang harus menemaniku, tidak mungkin kan para pelayan yang menemani, jangan yang aneh-aneh” Verhag menarik tangan istrinya yang kebanyakan berbicara.

Tujuan Emilia memang begitu membuat Verhag jengkel dengan kelakuannya, jika Verhag bisa saja seenaknya pada dirinya, ia juga bisa membuatnya pria yang menarinya ini jengkel.

Sebenarnya Emilia bukan salah satu wanita yang seperti itu, tetapi semenjak menikah dengan Verhag keberaniannya muncul begitu saja apa lagi ketika awal pernikahannya yang di mana Verhag seenaknya memperlakukan dirinya.

Dulu awal pernikahannya ia hanya bisa mengangguk tanpa membantah perintah suaminya yang menyuruhnya seenaknya.

.......

Verhag mengajak Emilia menonton tv yang berada di ruang keluarga, Emilia sebenarnya ingin menolak karena ia memiliki janji dengan kedua temannya untuk melakukan Vidiocall, berita seorang model yang kini masih hangat menjadi trending topik lagi ketika nama Lana di sebut oleh presenter Emilia yang akan mengganti channel tv ia urungkan.

Bahkan komentar dari berbagai negara yang melihat berita itu sangat menjadi perdebatan, ada yang mengomentari jika Lana adalah wanita bodoh yang bisa berpaling dengan pengusaha kelas atas yaitu tuan Verhag, bahkan juga ada yang mengatakan itu berciuman dengan lawan jenis yang tidak memiliki hubungan itu hal yang wajar, Emilia menggeleng melihat komentar terakhir ia pikir apa sebebas itu negaranya.

Emilia sesekali menoleh ke arah Verhag yang menatap layar depannya dengan datar, Emilia juga berfikir seorang Verhag tidak mungkin tidak mencari tau tentang kekasihnya.

Happy reading

Jika ada kata typo mohon koreksinya ya.

Terima kasih.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!