Bab 17

“Selamat pagi nona” Sapa Gery dengan membungkuk sopan

“Pagi.” jawab Emilia.

Suara langkah sepatu Verhag terdenger jelas menuruni anak tangga, setelah semalam sudah berbaikan hari ini Emilia mau tidak mau ia harus diantar oleh suaminya.

Tangannya kanannya memegang dasi yang masih belum terpasang rapih, Verhag menyodorkan dasi itu, “Hah untuk apa?” Emilia justru dengan bingung malah bertanya.

“Kau lemot sekali, tolong pasangkan dasi ini” Dengan tersadar Emilia mengambil dasi itu dari tangan verhag.

Dengan cekatan Emilia memasangkan dasi itu, karena tubuh Verhag tinggi bahkan sampai membuat Emilia berjinjit untuk memasangkan dasinya, Verhag menunduk ketika Emilia sedikit kesusah untuk memasangkan nya, tangannya yang nakal Verhag justru meremas pinggang sang istri meskipun dia sedikit memberontak dengan alasan malu dengan keberadaan Gery sang asisten suaminya.

“Sudah lepaskan, kau tidak malu dengan keberadaan Gery” Padahal sebelumnya Verhag lebih dulu tangannya mengkode asistennya untuk berbalik badan, karena sudah di pastikan istrinya ini akan malu.

“Aku sudah menyuruhnya untuk berbalik badan”, jawab Verhag, dia malah semangkin menarik pinggang itu.

“Bisakah kau lepaskan tanganmu itu dari pinggangku?”

“Aku akan lepaskan......”, Verhag menjeda ucapannya, membisikan tepat di telinga Emilia, seringai dari bibirnya kini menatap Emilia dengan dalam, “Jadi bagaimana? jika kau tidak mau kita akan seperti ini mungkin sampai siang nanti”

Emilia berdecak kesal, ia perlahan mendekatkan bibirnya pada pipi Verhag. karena tidak ingin meninggalkan kesempatan justru Verhag malah menoleh dengan otomatis bibir keduanya menyatu.

Emilia membelakakan matanya ketika bibirnya ternyata tidak tepat sasaran justru malah bibir Verhag yang ia rasa.

Verhag melepaskan tautannya, mengusap bibir gadis itu yang sedikit basah karena ulahnya, “Morning kiss”

“Bagiaman jika Gery melihatnya, kau selalu seenaknya dan tidak tau tempat” Emilia melirik sekilas ke arah Gery yang sedang membelakanginya.

Verhag terkekeh lucu sekali gadis di depannya ini, “Gery bukan pria yang polos, dan kau tidak usah khawatir untuk masalah itu”

Emilia menjauh menepis tangan verhag yang masih di pinggangnya, Emilia tidak ingin sampai terjerat suami kontrak nya, apa lagi pesona Verhag memang tidak bisa diragukan lagi.

...----------------...

Mobil yang mengantarnya sudah sampai pada gedung perusahaan Emilia, sebelum turun Verhag mencengkal tangannya, “Ada apa lagi,” Emilia sedikit waspada, tidak lucu kan jika Verhag menciumnya lagi di dalam mobil.

“Aku tidak akan menciummu lagi, ingat jangan dekat dengan Dika” Verhag memperingati Emilia dengan sungguh-sungguh.

“Kau dari kemarin menyuruhku untuk tidak dekat dengan Dika, memangnya selama ini aku dekat dengannya” sungut Emilia, bahkan seolah olah dia perempuan yang kapan saja bisa mendekati seorang pria.

“Aku hanya ingin memperingatimu, siapa tau kau tidak cukup dengan satu laki-laki” Kan mulai mulut Verhag ini jika tidak di filter ia akan seenaknya jika berbicara.

Gery yang ada di depannya menggeleng sejak kapan Tuannya sangat perduli dengan nona Emilia, karena tidak ingin mengganggu keduanya jadi ia lebih memilih diam.

“Tidak usah kau pringati juga, aku sudah tau, lagi pula aku tidak sepertimu yang....” Emilia tidak melanjutkan ucapannya, ia segera turun dari mobil itu.

Verhag yang melihat dari dalam mobil menarik sudut bibirnya, dalam pernikahannya ia tidak terpikirkan untuk lebih dekat dengan istrinya, apalagi tujuan ia menikahi Emilia.

Dan nyatanya semuanya di luar dugaannya, Verhag menggeleng, “Jalan” Ucap Verhag kembali dengan raut yang semula datar.

Happy Reading guys.

jangan lupa like and komen, jika ada kata yang typo tolong koreksinya ya, Terima Kasih.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***