menikah

Hari pernikahan tiba, semua masih terlihat rahasia. Tidak ada yang menyebutkan siapa calon mempelai pria untuk sang Queen Liand.

Semua tamu bertanya-tanya akan itu, mencoba sabar menanti siapa yang akan duduk mengucapkan ijab Qabul di hadapan mereka. Dan tentu itu mendoakan respon prondan kontra di masyarakat.

Terutama, soal isu jika mereka takut terjadi kegagalan seperti mitos di kota Chand. Tidak sedikit dari mereka yang menahami semua maksud dan tujuan keluarga Liand untuk tidak mempublikasikan siapa yang menjadi mantunya.

Zenitha sudah berdandan dengan cantik selayaknya seorang Queen sungguhan. Aisyah sendiri menemaninya sampai selesai make up. Membantu keriwehan yang ada, menyemangati dan memberikan support untuk sahabatnya itu.

Ting!

Aisyah memandang pesan singkat di handphone Zenitha yang dia pegang. Tanpa nama, namun sebuah pesan dan juga foto yang meresahkan.

"Allah ya Robb. Apa memang ini sebuah kutukan." Ucap Aisyah lirih

Aisyah langsung berlari mendekati Zenitha yang sudah duduk manis di pelaminan, mencoba memberikan handphone itu. Tetapi, sejenak Aisyah menyadari jika itu bukan urusannya. Aisyah pergi dari ruangan make up, tanpa sepengetahuan Zenitha tentunya.

Aisyah berlari untuk menemui keluarga Liand. Yang sedang menunggu kedua mempelai itu. Aisyah sendiri menyadari jika Veltian masih belum datang. Walau pun beberapa keluarga mereka sudah terlihat di gedung itu.

"Maaf, permisi." 

Aisyah menyelinap di bagian kumpulan keluarga Liand. Mendekati Mommy-nya Zenitha terlebih dulu.

"Tante, saya mau bicara penting." Bisiknya

"Oh, oke." 

Mereka berdua pergi menjauhi keramaian itu. Tidak lupa Mommy-nya Zenitha membawa suaminya juga. Mereka merasa heran dengan tingkah Aisyah. Namun, mereka juga menghargai karena Aisyah sahabat putri mereka.

"Kenapa, ai?" Tanya Mommy-nya Zenitha

"Maaf sebelumnya. Tapi ini sepertinya penting." Aisyah memberikan handphone mahal milik Zenitha

Mereka berdua memandang isi pesan itu, spontan Mommy-nya Zenitha menjadi lemas dan hampir terjatuh.

"Ya Allah, tante." 

"Sayang." Liand langsung membopong tubuh istrinya ke ruang make up.

Mereka begitu kaget dengan pesan itu. Sebuah pesan ancaman dari seorang wanita. Sebuah foto Veltian bersama wanita lain saat ini. 

"Tidak bisa dibiarkan!" Tegas Liand

Beberapa suster keluarga mereka merawat Mommy-nya Zenitha. Zenitha sendiri tidak mengetahui pesan itu, dan dia sudah menunggu di pelaminan.

Liand memerintahkan bodyguard mereka untuk membawa keluarga Magara bertemu dengan mereka. Liand melangkah dengan gagahnya, wajah marah terlihat jelas di wajah tuanya itu.

Aisyah masih menemani Mommy-nya Zenitha. Sampai Mommy-nya Zenitha tersadar dari pingsannya.

"Ya Allah. Kenapa ada masalah lagi. Dimana suami saya?"

"Di luar, Tante." Ucap Aisyah

"Bantu Tante, ai. Kita harus melerai mereka, sebelum ada adu skil diantara mereka." 

Aisyah menuntunnya berjalan, menyusul sang suami yang terlihat sangat marah itu.  Mereka sangat kecewa dengan Veltian. Pria tampan itu ternyata bukan pria baik-baik untuk putri mereka. 

Bisa-bisanya Veltian bersenang-senang dengan wanita lain sebelum hari pernikahan mereka. Apa lagi sampai bermalam menunggu hari H. Hingga saat ini, Veltian masih di tahan oleh wanita itu. Dan membuat mereka menunggu terlalu lama.

"Keterlaluan! Kalian membuat malu semuanya, lihat betapa joroknya putra kalian!" Tegas Liand

"Tenang." Demi menarik tubuh Liand menjauh dari Maga

"Maaf, pak Liand. Kami tidak tahu jika ini akan terjadi, maaf sekali. Tolong jangan menjadikan ini masalah besar." Ucap Maga

"Bagaimana mungkin, kalian lihat putri saya sudah menunggu disana? Bagaimana dengan mentalnya, menunggu suaminya yang tak kunjung datang." Tegas Liand 

"Tolong, pikirkan mental putri saya. Dia putri saya satu-satunya, kenapa kalian tega melakukan ini? Jika dendam dengan saya, cukup saya yang kalian hancurkan. Tapi jangan anak saya." Liand terlihat frustasi dengan semua ini

Tamu semakin ramai, pernikahan tidak akan terjadi. Apakah ini tidak cukup untuk membuat Zenitha frustasi? Setahun yang lalu gagal bertunangan, dan kali ini gagal untuk menikah.

"Kalau sudah begini, apa ada lagi pria yang mau menjadi suami putri kami? Apakah ini semua tidak cukup untuk menjadikan dirinya sebagai cemoohan masyarakat?" Mommy-nya Zenitha menangis dan menggenggam erat jemari Aisyah

Mereka semua bertengkar dan adu argumen, sampai semuanya menjadi semakin rumit. Waktu semakin berjalan, para saksi dan penghulu sudah bosan menunggu. Mereka semua kebingungan harus melakukan apa lagi untuk masalah ini.

"Papi."

Mereka semua menoleh ke sumber suara. Ternyata Veltian datang dengan nafas ngos-ngosan.

Liand merasa geram dengan semuanya, mendekati Veltian degan tatapan marah.

Bugh!

"Aaa!" Teriak para wanita yang menyaksikan itu

"Pak, kenapa memukul saya." Veltian mengusap wajahnya yang terkena pukulan dari Liand

"Sudah, jangan main kekerasan." Teriak demi

"Anak biadab! Bikin malu!" Maga ikut memarahi putranya itu

Siapa sangka, jika putra sendiri membuat hal menjijikan tanpa sepengatahuan dirinya sendiri. Sampai di titik mereka di katakan keluarga yang buruk untuk saat ini. Bersyukur tidak ada yang mengetahui jika mereka yang menjadi calon besan untuk keluarga Liand.

Semua bukti mereka tunjukkan kepada Veltian. Membuatnya merasa kaget dan tidak percaya. Pernikahan yang dia impikan justru dibatalkan seketika itu pula. Liand tidak mau menanggung resiko lagi. Tidak ingin putrinya mendapatkan masalah setelah menikah dengan Veltian.

"Saya minta maaf, pak. Saya dijebak, itu semua tidak benar. Bagaimana dengan Zenitha? Dia sudah menunggu saya di sana, pak." Ucap Veltian

"Kamu, memikirkan dia? Lalu, tadi malam apa yang, kamu, pikirkan baj Ingan!" Teriak Liand

Veltian tidak bisa melawan lagi, sekali pukulan cukup membuatnya menyerah. Bukan tidak bisa melawan, tapi dia faham siapa yang dia hadapi saat ini.

"Pernikahan batal, kita harus mengumumkan ini." Ucap Liand dengan tatapan frustasi

"Apa tidak bisa di lanjutkan, apakah tidak ada pengantin pengganti? Setidaknya tolong pikirkan soal mental putri saya. Setidaknya, dia aman untuk sementara ini." Ucap Mommy-nya Zenitha 

Mereka semua saling tatap, apa ada pengantin pengganti di waktu yang mendadak ini? Mereka semua saling tatap, sampai akhirnya tatapan mereka tertuju pada Shein yang hanya terdiam sejak tadi.

Shein yang menyadari tatapan mereka menjadi gelisah. Apakah maksud mereka Shein yang menjadi pengganti Veltian saat ini?

"Maaf, kenapa pada lihatin saya?" Ucap Shein yang menggaruk tengkuknya

"Abang, bantu Zenitha. Setidaknya membalas perasaan dia, walau pun sesaat." Ucap Aisyah yang masih menggandeng Mommy-nya Zenitha

Mommy-nya Zenitha menatap serius Aisyah. "Apa Zenitha menyukainya?"

Aisyah mengangguk, kembali menatap abangnya yang terlihat bingung itu. Berlari ke ruang make up, Mengambil jas pengantin yang sudah disediakan sejak awal.

"Mana jasnya." Teriak Aisyah

"Ini, mbak." 

"Gak ada yang lain kah? Ini gak akan muat sama Abang." Ucap Aisyah yang melempar lagi jas itu

Mereka membongkar tas yang berisi gaun pernikahan. Mencoba mencari jas yang bisa digunakan. "Bagaimana dengan ini?" 

"Mungkin bisa." Ucapnya

"Untuk apa, mbak?" Teriak mereka

"Bukan urusan kalian!" Sahut Aisyah yang langsung berlari keluar dari ruangan make up

Mereka semua memandang Aisyah yang berlari. Tanpa bertanya, langsung memaksa abangnya memakai jas yang belum tentu muat. Karena memang itu sudah di ukur untuk digunakan oleh Veltian.

"Aisyah." Ucpanya 

"Abang, buruan." Tegasnya

Shein terpaksa memakai jas itu, menerima tatapan dari Demi. "Lakukan." Ucap Demi

Shein menghela nafasnya, mencoba mengancing jas yang tidak bisa terkancing itu. "Halah, tidak perlu di pasang juga." Tegas Aisyah yang terlihat lebih memaksa itu

Aisyah berjinjit, menarik kaus abangnya agar lebih sejajar olehnya. Membuat Shein seperti anak kecil karena ulahnya. Memasangkan peci di kepala sang Abang dengan benar. "Udah cakep. Buruan sana!" Tegasnya mendorong tubuh Shein

"Ya Allah, gimana ijabnya." Ucap Shein yang masih kebingungan itu

Mereka ikut mengejar Shein dan Aisyah. "Saya akan menuliskan namanya." Ucap Liand yang ikut berjalan dengan cepat bersama Shein 

"Alhamdulillah, setidaknya Zenitha tidak menanggung malu lagi." Ucap Mommy-nya lirih

Episodes
1 terpesona
2 Tentang Shein
3 memiliki teman baru
4 mencari Shein
5 kuli meresahkan
6 mengetahui sesuatu
7 Modus sang Queen
8 modus
9 siapa dia
10 rencana baru
11 di culik?
12 tenaga Kuli
13 Ulah Bryant
14 bukti kuat
15 Pesona Shein
16 terpuruk
17 Di paksa nikah terus
18 next
19 ketemuan
20 menikah
21 akhirnya sah
22 nten bayu
23 Shein pria belok
24 belajar masak
25 romantis
26 ldr
27 veltian
28 zenitha bocil
29 usaha penculikan
30 Ehemz
31 penculikan
32 Shein marah
33 Ke Desa Chuan
34 Jahilnya Abang Shein
35 Kejahilan Shein
36 ngambekan
37 Bucin
38 Liburan
39 honeymoon kacau
40 LDR
41 melepas rindu
42 kejutan untuk Zenitha
43 kembali pulang
44 Aisyah
45 Aldo tercengang
46 veera modus
47 Litha
48 ketemu Litha Lagi
49 jebakan Litha
50 lahiran
51 Bayi kembar
52 Aisyah dan Lulu
53 niat lamaran Lulu
54 mengurus bayi kembar
55 pernikahan Aisyah dan Lulu
56 Kado aneh dari Shein dan Zenitha
57 pesona
58 suami idaman
59 Alfa dan Alfi
60 Alfi di bully
61 Adik manja
62 ada Zidan
63 keberanian Alfi
64 ikatan batin si kembar
65 skakmat pedas!
66 terpesona oleh Juna
67 Belajar bareng Juna
68 selalu sigap
69 Gendongan pertama
70 tragedi Alfi
71 Alaska?
72 Alfi menghilang
73 di hutan
74 di gendong Juna lagi
75 belanja bareng
76 Alfa hampir diculik
77 Nikah
78 Dikira cupu ternyata?
79 Alfa keren
80 Nyaris diculik
81 Dikejar mafia lagi
82 Juna tertembak
83 Zeezi dan Qaseem
84 Sekolah baru
85 bukan pistol biasa
86 guru Oppa BTS
87 kesabaran Alfi sudah habis
88 Alfi jatuh cinta
89 Perkara sambal di wajah Alfa
90 keraguan Juna
91 ternyata Alfa
92 melepas rindu
93 ketahuan
94 Alfa cemburu dengan Juna
95 cemburu
96 keributan di sekolah
97 Austine
98 markas Austine
99 kegilaan Juna
100 aksi
101 tertembak lagi
102 Draft
103 ketemu kembali
104 kebingungan Alfi
105 ultah
106 Kuli
107 alfa
108 gombalan alfa
Episodes

Updated 108 Episodes

1
terpesona
2
Tentang Shein
3
memiliki teman baru
4
mencari Shein
5
kuli meresahkan
6
mengetahui sesuatu
7
Modus sang Queen
8
modus
9
siapa dia
10
rencana baru
11
di culik?
12
tenaga Kuli
13
Ulah Bryant
14
bukti kuat
15
Pesona Shein
16
terpuruk
17
Di paksa nikah terus
18
next
19
ketemuan
20
menikah
21
akhirnya sah
22
nten bayu
23
Shein pria belok
24
belajar masak
25
romantis
26
ldr
27
veltian
28
zenitha bocil
29
usaha penculikan
30
Ehemz
31
penculikan
32
Shein marah
33
Ke Desa Chuan
34
Jahilnya Abang Shein
35
Kejahilan Shein
36
ngambekan
37
Bucin
38
Liburan
39
honeymoon kacau
40
LDR
41
melepas rindu
42
kejutan untuk Zenitha
43
kembali pulang
44
Aisyah
45
Aldo tercengang
46
veera modus
47
Litha
48
ketemu Litha Lagi
49
jebakan Litha
50
lahiran
51
Bayi kembar
52
Aisyah dan Lulu
53
niat lamaran Lulu
54
mengurus bayi kembar
55
pernikahan Aisyah dan Lulu
56
Kado aneh dari Shein dan Zenitha
57
pesona
58
suami idaman
59
Alfa dan Alfi
60
Alfi di bully
61
Adik manja
62
ada Zidan
63
keberanian Alfi
64
ikatan batin si kembar
65
skakmat pedas!
66
terpesona oleh Juna
67
Belajar bareng Juna
68
selalu sigap
69
Gendongan pertama
70
tragedi Alfi
71
Alaska?
72
Alfi menghilang
73
di hutan
74
di gendong Juna lagi
75
belanja bareng
76
Alfa hampir diculik
77
Nikah
78
Dikira cupu ternyata?
79
Alfa keren
80
Nyaris diculik
81
Dikejar mafia lagi
82
Juna tertembak
83
Zeezi dan Qaseem
84
Sekolah baru
85
bukan pistol biasa
86
guru Oppa BTS
87
kesabaran Alfi sudah habis
88
Alfi jatuh cinta
89
Perkara sambal di wajah Alfa
90
keraguan Juna
91
ternyata Alfa
92
melepas rindu
93
ketahuan
94
Alfa cemburu dengan Juna
95
cemburu
96
keributan di sekolah
97
Austine
98
markas Austine
99
kegilaan Juna
100
aksi
101
tertembak lagi
102
Draft
103
ketemu kembali
104
kebingungan Alfi
105
ultah
106
Kuli
107
alfa
108
gombalan alfa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!