Ulah Bryant

Selesai isya, mereka semua tertidur pulas. Membiarkan rumah mereka sedikit kebanjiran karena hujan yang terlalu deras sampai pagi. Dan itu membuat mereka kewalahan di kala subuh. Dapur mereka kebanjiran sedikit, membuat Shein harus menguras dan membersihkan dapur mereka.

Sarapan hanya menggunakan dua butir telur dan sebungkus mie instan. Membuat Zenitha merasa kaget dengan menunya. Terbiasa makan dengan makanan yang lebih sehat dan bergizi.

"Beginilah makanan anak kos, Zent. Harap maklum ya." Ucap Aisyah terkekeh

Shein hanya makan dengan sedikit mie instan. Membiarkan sang adik yang memakan lebih banyak. Mereka memberikan dua butir telur untuk Zenitha. Zenitha menelan ludah melihat mereka yang makan dengan lahapnya.

"Aku cukup satu." Ucap Zenitha yang meletakkan satu butir telur untuk Aisyah

"Kamu, tidak makan nasi terlalu banyak. Makan aja keduanya. Nanti siang Abang mau belanja juga kok. Memang udah pada habis persediaan di dapur." Jelas Aisyah terkekeh

Zenitha memandang Shein di depan sana, dengan lahapnya pria tampan itu makan dengan apa adanya. Zenitha merasa jika dirinya terlalu berlebih-lebihan dalam kata kemewahan. Melupakan jika banyak orang yang terlalu bersyukur dengan hidup yang sederhana.

"Kenapa bengong? Ayo habiskan." Ucap Aisyah

"Iya." Sahutnya tersenyum

Selesai sarapan pagi, Zenitha membantu Aisyah membersihkan piring kotor dan rumah mereka. Walau pun Aisyah melarangnya, Zenitha tetap membantu walau pun hanya membuat rusuh.

"Ternyata seru ya, Ai." Ucapnya terkekeh

"Karena tidak terbiasa. Kalau sudah terbiasa, nanti bakal bosan sendiri." Sahutnya 

"Handphone aku gak bisa hidup lagi." Ucapnya

"Abang, coba benerin deh." Aisyah memberikan handphone milik Zenitha

Shein mencoba memerhatikan handphone yang terkena hujan terlalu lama tadi malamnya. "Mungkin aja rusak, bawa ke konter aja." Ucap Shein

"Pasti Daddy aku nyariin aku deh, gimana mau menghubungi Daddy." Ucapnya lirih

"Ingat nomornya?" Tanya Aisyah

Zenitha menggelengkan kepalanya. "Gak ingat dan gak pernah menghapal pula." Sahutnya menggaruk kepala

"Sebentar." Ucap Shein yang meraih handphonenya di atas kasur tempat mereka bersantai

Shein mencoba menghubungi seseorang dari handphonenya. Mereka tidak bertanya siapa, namun menunggu Shein sampai selesai mengobrol dengan seseorang di handphonenya.

"Nanti mereka menjemputmu di sini." Ucap Shein yang meletakkan lagi handphone miliknya di atas kasur itu

"Abang, gak kerja hari ini?" Tanya Aisyah

"Mau nganterin bapak ke dokter." Sahutnya tanpa melihat Aisyah dan Zenitha

"Yaudah, jangan lupa ke market."

"Iya." Sahut Shein dengan santai

Zenitha tersenyum memandang Shein yang sedang asik menggambar di kertas. Mengingat sebulan yang lalu, disaat mereka membahas soal pekerjaan di rumahnya.

...

"Kenapa wajahmu memar begini, Shein?" Demi memerhatikan wajah itu dengan mata sipitnya

"Karena nolongin anak pak Liand, pak. Gak tau kalau kami di ikutin, jadi ya ... Begitulah." Jelasnya

"Jadi, sampai adu skil?" Tanya Demi lagi

Shein terkekeh kecil. "Gimana lagi, kalau tidak Queen bakal di culik mereka." Jelasnya

"Kamu, cukup berjas antuk ini. Mungkin, mereka akan memberikan suatu imbalan untuk, kamu." Ucap Demi

Shein menggandeng pria tua itu untuk masuk kedalam mobil mewahnya. "Saya tidak suka begitu, pak." Sahut Shein

"Lihat aja nanti." Ucap demi penuh keyakinan

Shein hanya tersenyum, melajukan mobil mewah milik Demi. Sebenarnya bulan jadwal pemeriksaan, hanya saja Demi sedang merasakan sakit di tubuhnya. 

Demi menonton lewat handphonenya, mencoba melupakan rasa sakit yang luar biasa itu. Shein pun faham dengan kondisi dan tingkah ayah angkatnya. Bercerita dan mencoba menghiburnya pun percuma. Shein sudah memahami watak dan sifat ayah angkatnya itu.

"Mengerikan sekali, perang dinegara vilestiene belum selesai juga. Menurut, kamu, apakah doa saya di terima? Lantaran saya selalu mendoakan mereka di setiap sujud." Ucap demi

"Insya Allah, pak. Doa yang baik, akan di balas kebaikan pula. Mudah-mudahan perang akan berkahir, sudah terlalu banyak korban." Shein menjawab dengan pandangan tetap fokus di kemudinya.

"Kamu, masih boikot?" Tanya Demi dengan serius

"Insya Allah, pak. Cuman itu yang bisa saya lakukan selain berdoa sama Allah." Sahutnya

"Bagus, pertahankan sampai mereka jera mengusik negara lain." Ucap Demi dengan semangat

Demi kembali menonton video lainnya. Terlihat keluarga Sham di layar handphonenya.

"Oweh. Kenapa pula mereka ini." Demi berucap sendiri melihat video itu. "Apa-apaan, mereka punya kasus." Ucapnya lagi

"Ya Allah ... Bryant biang keroknya. Berarti ide penculikan itu juga dari Bryant." Tegasnya

Shein menoleh sejenak, memperhatikan Demi yang serius menonton di handphonenya. "Kenapa, pak?"

"Kasus percobaan untuk menculik sang Queen keluarga Liand. Wah, jadi mereka penyebab ini semua. Sampai, kamu, babak belur begini. Tidak bisa dibiarkan." Tegasnya

"Loh? Bukannya mereka mau tunangan? Kenapa harus menculik sekarang, tidak sabar atau bagaimana?" Sahut Shein yang merasa aneh dengan kasus baru di kota mereka

"Tidak-tidak, bukan seperti itu, nak." Sahut Demi yang terlihat geram itu

"Hallo." Demi menelpon seseorang yang Shein  sendiri tidak tahu siapa

"Jam satu siang kita ketemu, kamu, harus menjadi kuasa hukum anak saya." Tegasnya

Shein masih mendengarkan obrolan pria tua yang merupakan ayah angkatnya. Terlihat Demi sangat geram, sesekali memandang wajah Shein yang masih terlihat luka dan memar itu.

"Anak saya babak belur di hajar orang suruhan Bryant."

" .... "

"Tidak bisa di biarkan! Anak saya yang menyelamatkan Queen Liand. Mereka bisa menuntut, saya juga bisa. Kenakan sanksi pidana kepada Bryan. Saya tidak terima anak saya jadi begini." Tegasnya lagi

" .... "

"Jangan biarkan saya menunggu!" Tegasnya lagi

Shein terbengong mendengar suara Demi, terlihat cukup mengancam dan mengerikan pikirnya. "Saya tidak apa-apa, pak." Sahut Shein

"Biarkan saja, sejak awal saya memang tidak suka dengan keluarga Sham. Kakek, kamu, pernah berseteru dengan mereka. Dan saat ini baru terlihat belangnya." Jelas demi

Sehein tidak bisa mengatakan hal lain, sebab dirinya tidak mengerti hukum. Shein pasrah jika orang-orang yang menghajarnya di hukum. 

Episodes
1 terpesona
2 Tentang Shein
3 memiliki teman baru
4 mencari Shein
5 kuli meresahkan
6 mengetahui sesuatu
7 Modus sang Queen
8 modus
9 siapa dia
10 rencana baru
11 di culik?
12 tenaga Kuli
13 Ulah Bryant
14 bukti kuat
15 Pesona Shein
16 terpuruk
17 Di paksa nikah terus
18 next
19 ketemuan
20 menikah
21 akhirnya sah
22 nten bayu
23 Shein pria belok
24 belajar masak
25 romantis
26 ldr
27 veltian
28 zenitha bocil
29 usaha penculikan
30 Ehemz
31 penculikan
32 Shein marah
33 Ke Desa Chuan
34 Jahilnya Abang Shein
35 Kejahilan Shein
36 ngambekan
37 Bucin
38 Liburan
39 honeymoon kacau
40 LDR
41 melepas rindu
42 kejutan untuk Zenitha
43 kembali pulang
44 Aisyah
45 Aldo tercengang
46 veera modus
47 Litha
48 ketemu Litha Lagi
49 jebakan Litha
50 lahiran
51 Bayi kembar
52 Aisyah dan Lulu
53 niat lamaran Lulu
54 mengurus bayi kembar
55 pernikahan Aisyah dan Lulu
56 Kado aneh dari Shein dan Zenitha
57 pesona
58 suami idaman
59 Alfa dan Alfi
60 Alfi di bully
61 Adik manja
62 ada Zidan
63 keberanian Alfi
64 ikatan batin si kembar
65 skakmat pedas!
66 terpesona oleh Juna
67 Belajar bareng Juna
68 selalu sigap
69 Gendongan pertama
70 tragedi Alfi
71 Alaska?
72 Alfi menghilang
73 di hutan
74 di gendong Juna lagi
75 belanja bareng
76 Alfa hampir diculik
77 Nikah
78 Dikira cupu ternyata?
79 Alfa keren
80 Nyaris diculik
81 Dikejar mafia lagi
82 Juna tertembak
83 Zeezi dan Qaseem
84 Sekolah baru
85 bukan pistol biasa
86 guru Oppa BTS
87 kesabaran Alfi sudah habis
88 Alfi jatuh cinta
89 Perkara sambal di wajah Alfa
90 keraguan Juna
91 ternyata Alfa
92 melepas rindu
93 ketahuan
94 Alfa cemburu dengan Juna
95 cemburu
96 keributan di sekolah
97 Austine
98 markas Austine
99 kegilaan Juna
100 aksi
101 tertembak lagi
102 Draft
103 ketemu kembali
104 kebingungan Alfi
105 ultah
106 Kuli
107 alfa
108 gombalan alfa
Episodes

Updated 108 Episodes

1
terpesona
2
Tentang Shein
3
memiliki teman baru
4
mencari Shein
5
kuli meresahkan
6
mengetahui sesuatu
7
Modus sang Queen
8
modus
9
siapa dia
10
rencana baru
11
di culik?
12
tenaga Kuli
13
Ulah Bryant
14
bukti kuat
15
Pesona Shein
16
terpuruk
17
Di paksa nikah terus
18
next
19
ketemuan
20
menikah
21
akhirnya sah
22
nten bayu
23
Shein pria belok
24
belajar masak
25
romantis
26
ldr
27
veltian
28
zenitha bocil
29
usaha penculikan
30
Ehemz
31
penculikan
32
Shein marah
33
Ke Desa Chuan
34
Jahilnya Abang Shein
35
Kejahilan Shein
36
ngambekan
37
Bucin
38
Liburan
39
honeymoon kacau
40
LDR
41
melepas rindu
42
kejutan untuk Zenitha
43
kembali pulang
44
Aisyah
45
Aldo tercengang
46
veera modus
47
Litha
48
ketemu Litha Lagi
49
jebakan Litha
50
lahiran
51
Bayi kembar
52
Aisyah dan Lulu
53
niat lamaran Lulu
54
mengurus bayi kembar
55
pernikahan Aisyah dan Lulu
56
Kado aneh dari Shein dan Zenitha
57
pesona
58
suami idaman
59
Alfa dan Alfi
60
Alfi di bully
61
Adik manja
62
ada Zidan
63
keberanian Alfi
64
ikatan batin si kembar
65
skakmat pedas!
66
terpesona oleh Juna
67
Belajar bareng Juna
68
selalu sigap
69
Gendongan pertama
70
tragedi Alfi
71
Alaska?
72
Alfi menghilang
73
di hutan
74
di gendong Juna lagi
75
belanja bareng
76
Alfa hampir diculik
77
Nikah
78
Dikira cupu ternyata?
79
Alfa keren
80
Nyaris diculik
81
Dikejar mafia lagi
82
Juna tertembak
83
Zeezi dan Qaseem
84
Sekolah baru
85
bukan pistol biasa
86
guru Oppa BTS
87
kesabaran Alfi sudah habis
88
Alfi jatuh cinta
89
Perkara sambal di wajah Alfa
90
keraguan Juna
91
ternyata Alfa
92
melepas rindu
93
ketahuan
94
Alfa cemburu dengan Juna
95
cemburu
96
keributan di sekolah
97
Austine
98
markas Austine
99
kegilaan Juna
100
aksi
101
tertembak lagi
102
Draft
103
ketemu kembali
104
kebingungan Alfi
105
ultah
106
Kuli
107
alfa
108
gombalan alfa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!