"Mas udah pulang?" ucap Aletha yang baru saja membuka pintu untuk suaminya itu.
"Hmmm." sahut Bilson cuek.
"Dari mana kamu, mas?" tanya Aletha.
Bilson tak menjawab dan berlalu begitu saja.
'Mas, jawab aku dong." ucap Aletha sudah nggak sabar.
Aletha mengikuti langkah Bilson, lalu menarik tangan Bilson mencoba menghentikan langkah suaminya itu.
"Mas, kamu dari mana?" tanya Aletha lagi tak mau menyerah.
"Apaan sih kamu? Nggak usah kepo deh." bentak Bilson.
Bilson menepis tangan Aletha sangat kuat, hingga Aletha merasa kaget.
"Tapi kan aku ingin tau, mas. Uda seminggu lebih mas nggak pulang. Apa mas nggak kangen sama anak kita?" tanya Aletha.
Matanya mulai berkaca-kaca.
"Bukan urusan kamu, aku mau pergi ke mana, mau berapa lama, terserah aku dong." ucap Bilson dengan entengnya.
"Mas, kamu itu tak ada pedulinya sedikit pun sama anak kita. Tiap hari kamu keluyuran melulu, nggak pernah ada waktu buat kami." ucap Aletha.
Air matanya ingin keluar, tapi ia tahan.
Plakk.
"Apa kamu bilang? Keluyuran?"
Bilson mendaratkan tangan kanannya di pipi kiri Aletha sangat kuat. Butiran darah menetes dari hidung Aletha.
"Aku itu bekerja untuk kamu. Untuk menafkahi kamu. Dan dengan mudahnya kamu bilang aku keluyuran. Dasar wanita sinting!" ucap Bislon membentak Aletha.
Nada suaranya semakin meninggi.
"Tapi kan senggaknya kamu pulang tidur, mas." ucap Aletha dengan tangis yang ditahan.
Ia masih berusaha untuk tetap menarik tangan suaminya itu. Bahkan ia sendiri mengabaikan darah yang mengalir di hidungnya yang kini telah mendarat ke baju yang dipakainya.
"Aku lembur. Nggak bisa pulang." jawab Bilson singkat.
Ia tak ingin menatap istrinya itu. Entah apa yang merasuki Bilson hingga selalu tega menyakiti istrinya itu.
Bahkan ia tak perduli dengan darah segar yang sudah mengalir dari hidung Aletha. Ia tetap berusaha menghindari Aletha.
"Kamu kan bisa beri kabar, mas." sahut Aletha lagi.
Aletha masih memegang lengan Bilson.
"Aku nggak sempat. Aku sibuk." ucapnya singkat.
Lagi-lagi ia melemparkan tangan Aletha dengan kuat ke udara.
"Tapi, mas. Aku juga menghubungi kantor kamu nggak ada di sana." ucap Aletha mencari tau.
Aletha mendekati suaminya itu. Ia bisa merasakan nafas Bilson yang penuh dengan emosi itu. Selain itu, Aletha mencium aroma yang janggal di tubuh Bilson.
Bau apa ini? Sepertinya aku pernah mencium bau ini. Tapi bau apa ya? batin Aletha.
"Aku pergi keluar kota untuk mengurus cabang perusahaan lainnya." ucap Bilson masih tak mau menatap Aletha.
Lagi-lagi ia berbohong. Entah sudah berapa kali Bilson membohongi Aletha. Dan bukan hanya berbohong, ia juga menghianati istri sahnya itu dan juga menyakiti fisik dan hatinya. Tapi Aletha tetap bertahan.
Aletha mencoba menebak-nebak.
Ia. Ini seperti bau parfum seorang wanita. Tapi kenapa bisa? Parfum aku nggak begini aromanya. Apa kamu selingkuh mas? batin Aletha.
"Oh gitu ya, mas. Maaf aku sudah membuatmu marah...." ucap Aletha lirih.
Aletha menghentikan perdebatan pagi hari ini akhirnya. Ia mengalah. Tak ingin lama-lama berdebat dengan Bilson yang nggak kan pernah ada penyelesaiannya.
Kalau bukan Bilson selalu menghindar, biasanya ia tak kan menghentikan kekerasannya pada Aletha. Namun sekarang Aletha menghentikan perdebatan karena baby Eril memanggil dengan suara tangisnya. Ia berlari menghampiri baby Eril.
"Cup cup cup, sayang. Ini mama, nak." sapa Aletha pada baby Eril.
Ia langsung menggendong baby Eril dengan hati-hati dan penuh kasih sayang.
"Udah bangun anak mama?" tanya Aletha.
Ia mengajak baby Eril bicara meskipun baby Eril belum busa berbucara.
"Kenapa kamu menangis sayang, apa kamu buang air?" tanya Aletha lagi.
Ia memeriksa popok baby Eril. Dan benar, baby Eril pup.
Dengan lihai Aletha membersihkan tubuh baby Eril yang berlumur pup nya itu. Bahkan sampai ke punggungnya.
"Nah, selesai." ucap Aletha tersenyum bahagia.
Ia meletakkan kembali baby Eril di dalam box-nya. Dan berlalu ke kamar mandi.
Darah yang menempel di hidung dan bajunya kini telah membeku. Aletha melihat dirinya di cermin. Ia pun mandi untuk menghilangkan darah tersebut. Sementara baby Eril mengoceh sendiri di dalam box-nya sambil memeluk bola berbahan kain yang diberikan Aletha tadi.
"Sayang, ikut mama yuk. Mama mau masak." ucap Aletha setelah selesai dengan ritual mandinya dan kini ia sudah memakai baju rumahnya tapi ia masih tetap cantik meski tak dipoles apa pun.
Untuk sekarang ini Aletha menghindari pemakaian kosmetik karena ia masih menyusui. Aletha nggak ingin baby Eril tersentuh oleh kosmetik-kosmetik apa pun. Bedak baby saja tak pernah ia taburkan ke tubuh mungil baby Eril sampai sekarang. Dokter yang menganjurkannya ke Aletha.
"Mas, kok udah rapi lagi pada hal ini hari sabtu loh." ucap Aletha saat ia melihat Bilson sudah rapi dengan setelan jas nya.
Ia sambil mendorong stoller baby Eril.
Bilson tak merespon apa pun. Bahkan ia tak mau melirik Aletha dan baby Eril sedikit pun.
Sungguh Bilson berhati batu. Sebegitu bencinya kah dia dengan anak dan istrinya itu?
"Mas, kamu mau kemana?" tanya Aletha tak peduli bila Bilson mengabaikannya.
Ia tetap berusaha mengajar Bilson agar mau bicara dengannya, meskipun nanti hasilnya sangat menyakitkan baginya.
"Bukan urusan kamu. Masa suami mau pergi saja selalu kamu pertanyakan. Apa aku nggak boleh pergi?" Bilson malah nanya balik.
"Bukan begitu, mas. Hanya kan ini hari sabtu, mas kan nggak ngantor setiap sabtu, tapi kok mas malah pergi dengan setelan begitu?" ujar Aletha.
Ia masih penasaran.
"Aku mau menghadiri pernikahan klien hari ini. Aku diundang jadi aku mau ke sana." ucap Bilson.
"Klien siapa mas?" tanya Aletha.
"Ihhh, kamu tuh ya. Semua ditanyain. Aku capek, aku malas debat sama kamu. Nggak ada habisnya." ucap Bilson lagi.
Ia mulai emosi dengan sikap penasaran Aletha.
"Aku nggak betah di rumah ini jadi lebih baik aku pergi ke pernikahan klien itu. Lagian bisa juga sebagai alasan agar perusahaan kita dengan perusahaan mereka semakin akrab. Supaya kerjasama terjalin semakin baik." jelas Bilson.
"Mas, yang menikah cewek atau cowok, mas?" selidik Aletha.
"Alahh, banyak nanya kamu." bentak Bilson.
"Kenapa emang mas? Apa aku nggak boleh nanya kemana suami aku pergi?" tanya Aletha lagi.
"Terserah kamu saja. Aku mau pergi titik!" ucap Bilson tegas.
Bilson berlalu dan membanting pintu dengan keras. Lalu ia melajukan mobilnya dengan cepat.
"Sampai kapan kamu begini, mas. Kapan kamu akan berubah, kenapa kamu yang sekarang semua jadi terbalik dengan kamu yang dulu mas. Ada apa dengan kamu? Apa salah aku padamu, mas?" gumam Aletha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
🐣ʙᴀʙʏ ᴍᴏᴄʜɪ🐣
kesel aku sama watak bilson pengen ku cubit ginjalnya, suatu saat nanti kau akan menyesal telah mengabaikan istri mu bilson😠😠😠😠
SEMANGAT KA ANA😘😘😘
2020-11-02
2
🍫Bad Mood 🍰
Othor paling pinter deh bikin tokoh antagonis, jadi pengen nimpuk si bilson kan.. 😩
2020-11-01
0
Pentol2 🤗
aowkwowkwwok awas klo diending si Bilson nyesel dan pingin balikan ama Aletha
2020-10-11
0