Siapa Mereka?

'Jangan pernah mempertahankan apa atau siapa yang tak layak untuk dipertahankan, karena itu akan membuat hidup sia-sia. Hidup hanya sekali, lakukanlah hal-hal yang membuatmu bahagia dan dihargai.'

______________________________

"Tega kamu, mas. Aku selau percaya dengan mu selama ini, namun kamu malah menghianati aku. Salah ku apa, mas? Kurangku apa?"

Aletha menangis tertahan. Ia meratapi nasibnya. Sangat menyedihkan dan memprihatinkan penampilannya. Bahkan tak berselera untuk mengurus dirinya.

Beruntung Aletha berada di apartemen Dena. Ada Dena yang perduli dengan Eril. Ia membiarkan Aletha untuk menenangkan dirinya. Diberikannya ruang kepada sahabatnya itu.

"Tha, Bilson tau kamu di sini?" tanya Dena.

Ia menghampiri Aletha yang masih rebahan di tempat tidur. Mata Aletha masih sembab karena kebanyakan menangis.

Dia hanya menggeleng menjawab pertanyaan sahabatnya itu.

"Kamu nggak bilang kamu kemana?" tanya Dena lagi.

Ia meletakkan baby Eril di kasur karena sudah terlelap.

"Nggak, Den. Aku dan Eril kabur dari sana saat mas Bilson pergi bersama wanita itu. Dia lebih memilih wanita itu dari pada aku dan Eril."

Air matanya mengucur kembali.

Dena bisa merasakan tubuh Aletha bergetar karena tangisnya yang sesenggukan itu.

Semakin erat Dena memeluk tubuh Aletha. Berharap ia mampu mengalirkan kekuatannya agar Aletha tidak terlalu larut dalam kepiluannya.

"Kamu harus kuat, Tha. Ingat ada baby Eril yang akan kamu perjuangkan. Aku akan berusaha membantumu sebisa mungkin."

Bukannya Aletha menghentikan tangisannya, namun isak tangisnya semakin menjadi-jadi. Bahkan air matanya semakin deras saja terurai sampai membasahi bajunya. Keringat pun ikut menghampirinya.

"Mas Bilson, Den. Mas Bilson."

Uhuk uhuk

"Kamu minum dulu biar jauh lebih tenang."

Diberikannya air minum kepada Aletha. Aletha hanya meneguk sedikit.

"Yang banyak minumnya, Tha. Kamu sudah terlalu banyak membuang air mata kamu!" tukas Dena.

Aletha tak ada penolakan sedikitpun. Perlahan ia meminum air yang disodorkan Dena kepadanya.

"Aku mau beri saran sama kamu. Tapi maaf sebelumnya, karena aku belum berpengalaman berumah tangga."

Dena diam sejenak.

"Mendingan kamu tinggalin tuh si Bilson gila itu! Dari pada kamu perjuangkan dia terus tapi dia malah lebih memilih wanita lain." ujarnya lagi.

Apa jangan-jangan tuh perempuan yang pernah aku lihat saat itu? Batin Dena.

"Oya, gimana ciri-ciri perempuan yang datang bersama Bilson kemarin?

Aletha menceritakan secara rinci.

Tapi kok ciri-cirinya nggak sama. Jangan-jangan itu wanita baru lagi. Dasar Bilson, PK. Gerutu Dena dalam hati.

"Kenapa kamu nanya ciri-ciri wanita itu?" tanya Aletha penasaran.

"Nggak, nggak apa-apa." tukas Dena.

Lebih baik aku kasitau Letha yang sebenarnya, biar mata dan pemikirannya lebih terbuka lagi. Aku nggak tega melihat dia dihancurkan oleh suaminya sendiri. Batin Dena.

"Sekarang kamu mandi gih!" Supaya kamu lebih fresh."

Aletha diam tak bergeming.

"Aku akan menunjukkan sesuatu kepadamu. Aku harap setelah kamu melihatnya nanti, kamu akan sanggup membuat keputusan."

"Apa?" tanya Aletha penasaran.

Ia membuka lebar matanya yang sudah mulai cipit akibat kelamaan menangis.

"Mandi dulu sana. Nggak mungkin kan kamu aku ajak keluar dengan wajah lusuh begitu." tukas Dena.

Dengan rasa penasarannya, Aletha melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Ia sudah tak menangis lagi. Sedikit demi sedikit tenaganya telah pulih kembali.

Memang benar kata orang-orang bahwa wanita akan merasa lega jika ia telah mengeluarkan emosinya lewat tangisannya. Mungkin itulah yang dialami Aletha saat i

"Uda? Yuk kita pergi sekarang?" ajak Dena saat Aletha sudah rapi.

"Lha, kemana? Bukannya tadi mau nunjukin sesuatu?" tanya Aletha bingung.

"Iya, tapi bukan di sini." ujar Dena.

Mereka pun pergi meninggalkan apartemen itu dengan membawa baby Eril ikut serta.

"Bukannya ini kantor mas Bilson?" tanya Aletha saat Dena menghentikan mobilnya agak jauh dari kantor Bilson.

Namun Aletha bisa melihat dengan jelas kantor tersebut. Dan ia sudah hapal banget dengan kantor itu.

"Iya, benar. Lebih tepatnya kantor kamu. Kamu perhatikan saja baik-baik!" tukas Dena.

Aku rindu kembali ke sini. Sekian lama aku meninggalkan kantor ini, tak sedikit pun aku melupakan kenangan yang ada di sini.

Ma, pa, aku rindu kalian. Alu membawa cucu mama dan papa di sini. Dimanakah kalian sekarang berada? Kenapa nggak pernah mau menjenguk Aletha, ma, pa? Batin Aletha.

"Itu mas Bilson, Den." ujar Aletha.

"Hmmm." gumam Dena.

"Eh, itu perempuan siapa, Den? Kok bisa masuk ke dalam mobil mas Bilson. Pake cium-cium segala lagi!" ujar Aletha.

ia membuka pintu mobil dan hendak menghampiri Bilson dan wanita itu.

"Tahan, Letha!" pinta Dena.

"Lho, Den? Aku mau kasih pelajaran sama tuh perempuan. Aku mau bilang kalau aku istrinya dan ini anaknya." ucap Aletha geram.

"Memangnya dengan kamu bilang begitu semua masalah akan beres?" tanya Dena.

Aletha terdiam atas penuturan Dena.

"Kita ikuti mobilnya sekarang!" tukas Dena.

Dengan lihai memainkan setirnya, Dena mengikuti kemana lajunya mobil Bilson.

Sementara Aletha tak bergeming. Pikirannya penuh dengan pertanyaan-pertanyaan yang ia harapkan akan terjawab saat ini juga.

Dengan sabar ia tetap mengikuti saran Dena.

Sementara baby Eril masih tertidur pulas di pangkuannya.

"Ini bukannya hotel?"

"Iya, sebaiknya kita ikuti mereka ke dalam. Tapi kita harus hati-hati agar tidak ketahuan. Kita harus membuat teknik yang baik." ucap Dena.

Aletha mengangguk saja dengan penuturan Dena.

Patut diacungi jempol kecerdikan Dena dalam mengelabui semua orang. Bahkan saat ini mereka sudah masuk ke dalam hotel tanpa ada masalah.

Kunci duplikat kamar yang dipesan oleh Bilson juga sudah ada di tangan mereka saat ini. Waktu memang berpihak kepada mereka. Dan untung saja baby Eril yang saat ini berada dalam gendongan Aletha tidak cengeng.

Mereka memesan satu kamar hotel untuk mereka tempati sembari mengintai apa yang Bilson lakukan denga perempuan tadi.

Jadi mereka bisa leluasa mencari-cari informaai tentang Bilson dari kamar itu. 306, itulah nomor kamar yang dipesan oleh Bilson. Sementara Aletha dan Dena memesan kamar nomor 307.

"Jadi bagaimana? Sudahkah kau melakukan apa yang aku minta?"

"Beres, pak. Aku sudah melakukannya. Kita tinggal menunggu tanda tangan dari ibu Aletha."

"Bagus. Kalau itu gampang. Aku bisa saja membekapnya dan mengancamnya agar ia mau menandatangani surat ini."

Hah? Siapa orang itu? Kenapa dia bekerja sama dengan Bilson dan menyebut namaku. Apakah aku mengenalnya? Tanya Aletha dalam hati.

Saat ini ia sedang mengintip dari luar. Entah karena mereka lupa mengunci pintu, jadi Aletha tak perlu tenaga ekstra hati-hatinya untuk memasukkan kunci duplikat di tangannya untuk membuka pintu itu.

Baby Eril dia tinggalkan di kamar sebelah bersama Dena. Ia ingin leluasa melihat apa yang sebenarnya mereka rencanakan.

Tapi kenapa semua perempuan? Hanya mas Bilson laki-laki. Apa jangan-jangan itu semua pacar mas Bilson? Ah, nggak mungkin. Tukas Aletha dalam hati.

Aletha tidak bisa melihat mereka dengan jelaa karena semuanya memunggungi pintu. Sementara Bilson menghadap ke samping. Jadi Aletha melihat Bilson dari arah samping.

Krekk

"Siapa itu?" tanya Bilson.

Ia mendengar suara pintu dibuka.

Bilson mendekat ke pintu itu.

"Kok pintunya terbuka?" gumam Bilson.

Ya, Aletha nggak sengaja membuka pintu sedikit agar ia tau siapa yang berada di dalam.

Terpopuler

Comments

αƳƳ℧࿐

αƳƳ℧࿐

semngt kak

2020-10-24

0

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

🐾🐾🐾🐾👍

2020-10-12

0

R Ni

R Ni

Lanjut thor😊

Jangan lupa feedback ke karya ku "WANITA TARUHAN ELVAN"

terimakasih😁

2020-10-03

0

lihat semua
Episodes
1 Sebelum melahirkan
2 Kehadiranmu
3 Menunggu Papa
4 Dimana Hatimu
5 Kamu Harus Kuat
6 Pulang 1
7 Pulang 2
8 Tak Menyangka
9 Kamulah Alasanku Bertahan
10 Kamu Kenapa, Sayang?
11 Oh, Dia Begitu Mempesona
12 Dewi
13 Kamu kemana, Mas?
14 Santi
15 Sampai Kapan, Mas?
16 Siapa Dia, Mas?
17 Tertangkap Basah
18 Bertemu Dena
19 Siapa Mereka?
20 Teka Teki Mulai Terjawab
21 Dewi Kena PHP
22 Keraguan Santi
23 Aku Salah Apa, Mas?
24 Aku Mau Kita Cerai
25 Anak Bunda Ganteng Banget.
26 Maafin Mama
27 Antara Tito dan Bilson
28 Semoga Aku Berhasil
29 Ayo Ngaku Sekarang!
30 Bilson Kena Tipu
31 Senyummu Adalah Kekuatanku
32 Lepaskan Putraku!
33 Titip Anak Saya
34 Kamu Siapa?
35 Trimakasih Mas
36 Akuilah
37 Bye Luna
38 Kegeraman Bilson
39 Hilangnya Berkas
40 Kebahagiaan Sesaat
41 Sandra VS Aletha
42 Aletha VS Santi
43 Rencana Santi
44 Bertemu Pengacara
45 Periksa di Rumah Sakit
46 Keberanian Aletha
47 Masa Lalu
48 Masa Lalu 2
49 Masa Lalu 3
50 Seperti Mimpi Buruk Bagiku
51 Meninggalkan Hutang
52 Penagih Hutang, Lagikah?
53 Datangnya Bilson
54 Kebahagiaan Telah Datang
55 Kejang
56 Anak Bunda Pasti Kuat
57 Pengantin Baru
58 Tito Dan Santi
59 Mulai ke Butik
60 Menguntit
61 Revan Kabur
62 Salah Tangkap
63 Ketemu
64 Tertangkap Lagi
65 Dokter Juga Manusia
66 pengumuman
67 Mak Comblang
68 Aku Belum Siap
69 Aku Mau Papa
70 Sakit Lagi
71 Diagnosa Sementara
72 Bimbang
73 Di ICU
74 Adanya Keabnormalan
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Sebelum melahirkan
2
Kehadiranmu
3
Menunggu Papa
4
Dimana Hatimu
5
Kamu Harus Kuat
6
Pulang 1
7
Pulang 2
8
Tak Menyangka
9
Kamulah Alasanku Bertahan
10
Kamu Kenapa, Sayang?
11
Oh, Dia Begitu Mempesona
12
Dewi
13
Kamu kemana, Mas?
14
Santi
15
Sampai Kapan, Mas?
16
Siapa Dia, Mas?
17
Tertangkap Basah
18
Bertemu Dena
19
Siapa Mereka?
20
Teka Teki Mulai Terjawab
21
Dewi Kena PHP
22
Keraguan Santi
23
Aku Salah Apa, Mas?
24
Aku Mau Kita Cerai
25
Anak Bunda Ganteng Banget.
26
Maafin Mama
27
Antara Tito dan Bilson
28
Semoga Aku Berhasil
29
Ayo Ngaku Sekarang!
30
Bilson Kena Tipu
31
Senyummu Adalah Kekuatanku
32
Lepaskan Putraku!
33
Titip Anak Saya
34
Kamu Siapa?
35
Trimakasih Mas
36
Akuilah
37
Bye Luna
38
Kegeraman Bilson
39
Hilangnya Berkas
40
Kebahagiaan Sesaat
41
Sandra VS Aletha
42
Aletha VS Santi
43
Rencana Santi
44
Bertemu Pengacara
45
Periksa di Rumah Sakit
46
Keberanian Aletha
47
Masa Lalu
48
Masa Lalu 2
49
Masa Lalu 3
50
Seperti Mimpi Buruk Bagiku
51
Meninggalkan Hutang
52
Penagih Hutang, Lagikah?
53
Datangnya Bilson
54
Kebahagiaan Telah Datang
55
Kejang
56
Anak Bunda Pasti Kuat
57
Pengantin Baru
58
Tito Dan Santi
59
Mulai ke Butik
60
Menguntit
61
Revan Kabur
62
Salah Tangkap
63
Ketemu
64
Tertangkap Lagi
65
Dokter Juga Manusia
66
pengumuman
67
Mak Comblang
68
Aku Belum Siap
69
Aku Mau Papa
70
Sakit Lagi
71
Diagnosa Sementara
72
Bimbang
73
Di ICU
74
Adanya Keabnormalan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!