Pulang 1

Hari ini adalah hari terakhir Aletha di rumah sakit. Tidak terasa Aletha sudah sebulan di rumah sakit. Awalnya ia meminta pulang lebih cepat tetapi Dena menahannya.

"Sudah. Begini saja. Lebih baik kamu istirahat lebih lama di sini dari pada di rumah, Letha." ucap Dena saat Aletha kala itu merengek minta pulang.

"Tapi aku ngga betah di sini, Den. Aku nggak nyaman." bujuk Aletha dengan rengekan yang dibuat-buat.

"Yaelah, manjanya keluar. Lagian kalau di rumah siapa yang urus kamu?"

"Aku kan udah bisa jalan, Den. Aku yang akan mengerjakan semuanya."

Aletha tidak mau kalah dengan Dena.

Dari dulu memang Aletha tidak pernah menyukai rumah sakit. Dia benci mencium obat-obatan dan itu merupakan aroma rumah sakit yang mau tidak mau harus dia hirup setiap hari.

Ini pun terpaksa dia di sini karena sahabatnyalah yang menyelamatkannya dan bayinya dan membawanya ke tempat ini.

"Lagian apa kamu sanggup melakukannya sendiri? Suami nggak perduli dan asisten rumah tangga juga nggak ada." sindir Dena

"Percuma dong banyak uang." lirik Dena ke Aletha yang sedang sibuk bermain dengan baby Eril.

"Bukannya pelit, Den. Tapi mas Bilson nggak setuju." ucap Aletha membela diri.

Ada benarnya juga yang dikatakan Dena. Melihat kondisi Aletha yang seperti ini membuat Dena merasa kasihan dengan sahabatnya itu. Dena pun meminta ijin kepada pihak management rumah sakit untuk membiarkan Aletha menginap di rumah sakit sampai batas waktu yang diajukan Dena.

Untung saja pihak rumah sakit setuju. Tentunya bayarannya lebih tinggi dan Dena lah yang menanggung semua biaya tersebut.

Dan selama satu bulan Aletha dan baby Eril di rumah sakit, tak pernah sekalipun suaminya datang berkunjung atau sekedar say hallo. Ia hanya sekali datang. Itupun karena digeret oleh Rimba, tangan kanannya Dena.

Jika Dena tidak bertindak, kemungkinan Bilson tidak akan datang ke rumah sakit. Bukan mungkin lagi, tapi memang Bilson tidak ada inisiatif sedikit pun untuk melihat istri dan anaknya yang baru lahir.

Dia hanya fokus dengan wanita, wanita dan wanita. Dan betapa bodohnya para wanita itu, mau saja dijadikan selingkuhan oleh seseorang yang sudah beristri.

Wajar juga sih mereka menerima Bilson karena mereka tidak pernah tahu status Bilson. Karena Bilson sendiri tidak memberi tahu kepada selingkuhannya bahwa dia sudah menikah.

Tetapi para wanita itu malah nyaman jalan bareng Bilson dan tak menaruh curiga sama sekali. Ada juga sih beberapa dari mereka yang hanya menginginkan uang Bilson, tapi Bilson tidak mengetahuinya sama sekali.

Bilson adalah salah satu orang terkaya di negerinya. Orang terkaya sekaligus orang terpelit terhadap istrinya sendiri. Sementara terhadap wanita lain yang ia kencani sangat lembut, baik dan royal uang. Inilah yang membuat para wanita nempel terus di dekat Bilson.

Bahkan wanita yang sering dikencani Bilson bukan hanya satu, dua atau tiga. Namun banyak. Di mana-mana ada. Pokoknya disetiap gang rumah para penduduk setempat.

Sedikit pun ia tidak merasa kasihan kepada Aletha.

Entah apa tujuannya menikahi Aletha, hanya Bilsonlah yang tau.

Aletha istrinya sedang bertaruh nyawa di rumah sakit demi datangnya malaikat kecil mereka, suaminya sedang asyik dengan cewek-cewek yang juga memorotinya tanpa ia sadari.

Bilson tidak perduli dia diporoti atau dipermainkan. Karena tujuan dia pun hanya untuk kesenangan sesaat. Kalau mereka minta apa pun pasti dikasih olehnya.

Sementara semua kekayaan yang dia punya tak lepas dari tangan istri dan mertuanya.

Dasar memang lelaki tidak tau diuntung.

****

Dena meniggalkan Aletha dan baby Eril yang sudah terlelap. Lama juga tadi mereka mengobrol dan bermain dengan Baby Eril.

Dena berjalan menyusuri lorong rumah sakit menuju lift. Ia ingin pergi ke lantai dasar untuk menemui pihak administrasi. Ia ingin membayar tagihan rumah sakit Aletha.

Sepanjang jalan Dena melihat banyak orang berlalu lalang dii rumah sakit itu. Dari yang muda hingga yang tua. Ia juga melihat Dokter Ariel yang sedang sibuk memeriksa pasiennya di ruang rawat.

Sampailah Dena di lantai dasar. Ia langsung menghampiri petugas yang ada di sana.

"Mbak, saya orang yang selama ini menjaga pasien yang bernama Aleha.

"Ada yang bisa saya bantu?".

"Saya ingin membayar tagihannya sampai lunas." katanya to the point

"Baik, bu. Saya cek sebentar ya" ucap petugas itu lagi.

"Ini, bu. Silakan ibu lihat sendiri." kata petugas itu lagi.

Dena membaca map yang disodorkan oleh petugas itu. Kemudian ia menyodorkan kredit card.

"Ini, mbak. Pakai ini saja." ucapnya singkat.

Petugas itu mengambil kredit card yang diletakkan Dena di atas meja kasir.

Setelah selesai membayar tagihan pengobatan Aletha, ia duduk di lobby dan menelepon seseorang.

"Halo, Rim. Kamu lagi dimana?"

"Aku lagi di jalan, nona. Ada apa?"

"Kamu ke rumah sakit sekarang!" ucap Dena singkat.

"Baik, nona." jawab Rimba singkat pula.

Tuuut.

Dena langsung mematikan telponnya.

Ah, si nona. Kebiasaan begitu. Pada hal kan saya belum selesai bicara. batin Rimba.

Rimba pun langsung melajukan mobil dengan cepat. Ia menerobos jalanan yang penuh dengan keramaian, ya masih mengikuti aturan lalu lintaslah.

Sedangkan Dena berjalan menuju lift. Lagi-lagi ia bertemu dengan Dokter Ariel. Tapi kali ini dia sedang tidak sibuk dengan pasien. Ia juga sendirian seperti menunggu seseorang. Sorot matanyq mencari-cari sesuatu. Dan pandangannya tertuju pada Dena yang sedang berjalan hendak masuk ke dalam lift.

"Ibu Dena!" sapanya.

"Eh, dokter Ariel. ucap Dena tersenyum

"Saya mencari ibu dari tadi." kata dokter Ariel memandang lekat ke bola mata Dena.

"Ada apa dokter mencari saya?" tanya Dena mengangkat kepalanya agar bisa melihat mata dokter Ariel.

Tidak enak berbicara dengan seseorang tanpa melihat. Begitulah prinsip Dena. Karena dari mata kita bisa tau ada kebohongan atau kejujuran. Karena mata tak bisa dibohongi.

"Tidak apa-apa, bu. Saya hanya ingin mengobrol saja tentang ibu Aletha". kata dokter Ariel mencari alasan.

Jujur dalam hati sebenarnya dia ingin mengenal Dena lebih jauh. Ketika pertama kali ketemu, dokter Ariel merasakan sesuatu yang berbeda saat di dekat Dena.

"Ada apa dengan Aletha, dok?" tanya Dena penuh selidik.

Hatinya mulai cemas. Ia merasa sesuatu terjadi dengan Aletha dan ditutupi selama ini. Pikirannya berkecamuk ke mana-mana.

"Bu- bukan,bukan seperti yang ibu bayangkan." kata dokter Ariel gugup karena Dena menatapnya lekat-lekat.

"Lalu?" tanyanya lagi.

"Ma-maksud saya bagaimana keadaan ibu Aletha? Jadi hari ini pulang?" kata dokter Ariel lagi masih gugup karena melihat reaksi Dena yang mulai panik.

"Oh itu. Ah dokter. Buat panik saya saja. Saya kira apa tadi."

"Iya dok, hari ini rencananya Aletha akan pulang. Sudah lama juga kan Aletha nginap di rumah sakit ini." ucap Dena yang sudah mulai tenang.

Sementata dokter Ariel hanya mengangguk dan memberi senyuman terbaiknya.

"Oh iya, dok! Trimakasih ya atas bantuan dokter karena sudah menyelamatkan sahabat saya dan bayinya." kata Dena sambil menundukkan kepala tanda hormat.

"Ini sudah menjadi tugas kami, bu. Semoga ibu Aletha semakin membaik dan sehat selalu." kata dokter Ariel tulus.

"Trimakasih atas doanya ya, dokter Ariel." kata Dena memotong pembicaraan dokter Ariel.

Dokter Ariel kembali menatap mata Dena. Dan kedua manik mereka bertemu. Perasaan dokter Ariel tak karuan.

Dan....

"Dok, saya permisi ya. Kasihan Aletha menunggu". kata Dena memecahkan keheningan diantara mereka.

Dena bergegas masuk ke dalam lift.

Terpopuler

Comments

Nina

Nina

luar biasa imajinasi kakakk

2021-02-17

0

Gina

Gina

mampir..

2020-11-16

0

🍫Bad Mood 🍰

🍫Bad Mood 🍰

Hai bilson, dapet salam dari hantu laut..
ngeselin banget jd cowok.. 😅

2020-10-07

0

lihat semua
Episodes
1 Sebelum melahirkan
2 Kehadiranmu
3 Menunggu Papa
4 Dimana Hatimu
5 Kamu Harus Kuat
6 Pulang 1
7 Pulang 2
8 Tak Menyangka
9 Kamulah Alasanku Bertahan
10 Kamu Kenapa, Sayang?
11 Oh, Dia Begitu Mempesona
12 Dewi
13 Kamu kemana, Mas?
14 Santi
15 Sampai Kapan, Mas?
16 Siapa Dia, Mas?
17 Tertangkap Basah
18 Bertemu Dena
19 Siapa Mereka?
20 Teka Teki Mulai Terjawab
21 Dewi Kena PHP
22 Keraguan Santi
23 Aku Salah Apa, Mas?
24 Aku Mau Kita Cerai
25 Anak Bunda Ganteng Banget.
26 Maafin Mama
27 Antara Tito dan Bilson
28 Semoga Aku Berhasil
29 Ayo Ngaku Sekarang!
30 Bilson Kena Tipu
31 Senyummu Adalah Kekuatanku
32 Lepaskan Putraku!
33 Titip Anak Saya
34 Kamu Siapa?
35 Trimakasih Mas
36 Akuilah
37 Bye Luna
38 Kegeraman Bilson
39 Hilangnya Berkas
40 Kebahagiaan Sesaat
41 Sandra VS Aletha
42 Aletha VS Santi
43 Rencana Santi
44 Bertemu Pengacara
45 Periksa di Rumah Sakit
46 Keberanian Aletha
47 Masa Lalu
48 Masa Lalu 2
49 Masa Lalu 3
50 Seperti Mimpi Buruk Bagiku
51 Meninggalkan Hutang
52 Penagih Hutang, Lagikah?
53 Datangnya Bilson
54 Kebahagiaan Telah Datang
55 Kejang
56 Anak Bunda Pasti Kuat
57 Pengantin Baru
58 Tito Dan Santi
59 Mulai ke Butik
60 Menguntit
61 Revan Kabur
62 Salah Tangkap
63 Ketemu
64 Tertangkap Lagi
65 Dokter Juga Manusia
66 pengumuman
67 Mak Comblang
68 Aku Belum Siap
69 Aku Mau Papa
70 Sakit Lagi
71 Diagnosa Sementara
72 Bimbang
73 Di ICU
74 Adanya Keabnormalan
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Sebelum melahirkan
2
Kehadiranmu
3
Menunggu Papa
4
Dimana Hatimu
5
Kamu Harus Kuat
6
Pulang 1
7
Pulang 2
8
Tak Menyangka
9
Kamulah Alasanku Bertahan
10
Kamu Kenapa, Sayang?
11
Oh, Dia Begitu Mempesona
12
Dewi
13
Kamu kemana, Mas?
14
Santi
15
Sampai Kapan, Mas?
16
Siapa Dia, Mas?
17
Tertangkap Basah
18
Bertemu Dena
19
Siapa Mereka?
20
Teka Teki Mulai Terjawab
21
Dewi Kena PHP
22
Keraguan Santi
23
Aku Salah Apa, Mas?
24
Aku Mau Kita Cerai
25
Anak Bunda Ganteng Banget.
26
Maafin Mama
27
Antara Tito dan Bilson
28
Semoga Aku Berhasil
29
Ayo Ngaku Sekarang!
30
Bilson Kena Tipu
31
Senyummu Adalah Kekuatanku
32
Lepaskan Putraku!
33
Titip Anak Saya
34
Kamu Siapa?
35
Trimakasih Mas
36
Akuilah
37
Bye Luna
38
Kegeraman Bilson
39
Hilangnya Berkas
40
Kebahagiaan Sesaat
41
Sandra VS Aletha
42
Aletha VS Santi
43
Rencana Santi
44
Bertemu Pengacara
45
Periksa di Rumah Sakit
46
Keberanian Aletha
47
Masa Lalu
48
Masa Lalu 2
49
Masa Lalu 3
50
Seperti Mimpi Buruk Bagiku
51
Meninggalkan Hutang
52
Penagih Hutang, Lagikah?
53
Datangnya Bilson
54
Kebahagiaan Telah Datang
55
Kejang
56
Anak Bunda Pasti Kuat
57
Pengantin Baru
58
Tito Dan Santi
59
Mulai ke Butik
60
Menguntit
61
Revan Kabur
62
Salah Tangkap
63
Ketemu
64
Tertangkap Lagi
65
Dokter Juga Manusia
66
pengumuman
67
Mak Comblang
68
Aku Belum Siap
69
Aku Mau Papa
70
Sakit Lagi
71
Diagnosa Sementara
72
Bimbang
73
Di ICU
74
Adanya Keabnormalan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!