Dewi terbengong dengan penjelasan Aletha. Seketika wajahnya memerah dan ketakutan.
Duh, bagaimana ini? Bagaimana kalau dia tau kalau aku selingkuh dengan suaminya. Mati aku. Mau ditaruh di mana muka ku ini jika sampai ibunya tau.Gawat. Aduh, gimana ini. gerutu Dewi dalam hatinya.
"Tante. Tante." panggil Aletha. Tapi yang dipanggil tak menyahut. Iq masih sibuk dengan pikirannya yang kacau.
"Tante Dewi." panggil Aletha lagi sambil mendekati Dewi dan memegang pundaknya lembut.
"I-iya, Bil." ucap Dewi gugup.
"Kok Bil tante. Saya Letha tante bukan Bil." ucap Letha lagi.
"Tante kenapa?" Sakit?
Dewi hanya menggeleng.
"Lalu tante kenapa bisa ada di rumah saya? tante kenal dengan suami saya? Maaf tante waktu saya nikah tante tidak diundang karena tente maaih di luar negeri." kata Aletha dengan polosnya.
Sementara Dewi hanya bisa terpaku dan diam seolah-olah tak bisa bergerak.
Bilson yang mendengar ocehan Aletha dari luar segera masuk bermaksud menyelamatkan dewi dari pertanyaan-pertanyaan yang memojokkan Dewi.
Belum sempat Bilson bicara, Aletha langsung menghujani Bilson pertanyaan.
"Mas, kok tante Dewi bisa ada di sini? Dari mana mas kenal sama dia? Tante Dewi ini adalah teman arisan mama, mas. Ada apa ini, mas?" tanya Aletha menarik tangan Bilson sebelah kiri.
"Saya rekan bisnis suami kamu. Kebetulan saya ke sini mau membicarakan kontrak bisnis kami, jadi saya hanya membantunya di dapur membuat kopi kebetulan saya lihat tidak ada asisten rumah tangga di sini. Jadi saya buatkan kopi." kata Dewi panjang lebar sambil manik matanya melirik ke arah kopi yang sudah terhidang di ataa meja.
"Iya, kan pak Bilson?" tanya Dewi berpura-pura sambil mengedipkan mata sebagai kode.
"I-iya. Kami rekan bisnis. Kebetulan hari ini saya tidak masuk kantor karena tidak enak badan. Jadi ibu Dewi ini datang untuk membawakan saya berkaa kontrak kerjasama dan memerlukan tanda tangan saya." kata
Bilson berbohong. Ia juga mengedipkan matanya ke arah Dewi sebagai kode.
Aletha hanya mengangguk polos mendengarkan penjelasan mereka berdua. Sedikit pun tak ada rasa curiga yang ditunjukkan Aletha. Ia sangat percaya dengan suaminya maupun tante Dewi itu.
"Oh ya tante, bagaimana kabar tante? Kenapa tante tidak pernah lagi datang ke rumah mama?" tanya Aletha lagi.
"I-itu, tante agak sibuk dalam beberapa tahun ini. Jadi belum sempat ke sana." tutur Dewi berdalih dan rasa gugup masih menghampirinya.
Semua hal yang diucapkan Dewi adalah kebohongan. Selama ini Dewi tidak sibuk atau tidak pergi kemana pun. Itu hanya alasannya saja agar Aletha tidak curiga. Kenyataannya Dewi tidak sibuk. Dewi memang sengaja menghindar dari mamanya Aletha maupun dari semua teman arisannya. Dewi takut jika ia sering-sering bertemu, maka perselingkuhannya dengan Bilson akan ketahuan oleh orang banyak terutama suaminya dan tentu saja seperti sekarang ini, Aletha. Istri Bilson juga tidak boleh sampai tau.
"Maaf, tante pulang dulu ya." kata Dewi mencoba memgalihkan.
Ia takut Aletha akan bertanya semakin dalam. Maka Dewi memutuskan untuk pulang. Kalau ia ingin bertemu Bilson lagi, kan masih bisa kapan-kapan. Yang penting hari ini Dewi ingin selamat dulu dari pertanyaan-pertanyaan Aletha.
"Lho, tante. Kenapa langsung pulang?" tanya Aletha. Ia melirik baby Eril yang tiba-tiba menangis.
"Tante masih ada urusan mendesak. Kamu urus bayi mu dengan baik ya. Saya pulang dulu. Permisi, pak." ucap Dewi kepada Bilson.
Dewi takut Aletha curiga, maka dia memanggil Bilson dengan sebutan "bapak".
"Baik, bu. Trimakasih atas kerja sama nya. Semoga kerja sama kita berjalan lancar dan binsis kita semakin jaya." ucap Bilson sambil menyalam tangan Dewi.
Kemudian Dewi melangkah ke sofa dan mengambil tas nya, lalu pergi dengan perasaan takut. Dewi berjalan perlahan untuk mencari taksi sambil menenangkan dirinya. Ia masih syok atas kejadian hari ini. Pertemuannya dengan Aletha, istri dari selingkuhannya sangat tak terduga. Tak lama Dewi berjalan, taksi pun datang. Dewi masuk. Taksi pun berlalh dengan cepat.
Di rumah Aletha.
Bayi mungil Eril menangis. Aletha sudah berusaha mendiamkannya tapi masih belum berhenti juga. Membuat Bilson yang sudah masuk kamar dari tadi uring-uringan. Sementara Aletha sudah ada di kamarnya sendiri dengan baby Eril. Bilson dan Aletha sudah pisah ranjang. Ini sudah lama berlalu. Karena permintaan Bilson. Ia malas untuk sekamar berdua dengan istrinya itu. Ia merasa tidak bebas dengan selingkuhan-selingkuhannya bila sekamar dengan Aletha.
"Bisa nggak sih kamu urus anak kamu itu?" tanya Bilson yang keluar dari kamarnya dan masuk ke kamar Aletha.
"Saya nggak tau, mas. Saya sudah coba mendiamkannya, tapi dia tetap menangis. Mungkin dia ingin digendong sama kaku, mas." kata Aletha. Ia berharap Bison mau menggendong baby Eril. Ia juga berharap baby Eril diam saat digendong papanya.
"Alasan kamu. Tidak. Saya tidak mau. Itu anak kamu sendiri. Bukan anak aku. Jadi kamu yang urus sendiri." kata Bilson tegas
Sedikit ia tak melirik baby Eril.b
"Mas, kamu kok gitu? Dia anak kamu juga, mas. Nggak bisa kah mas gendong dia sebentar saja?" tanya Aletha.
Ia menahan air matanya yang dari tari sudah ingin tumpah.
Sakit rasanya mendengar seorang ayah tak mau mengakui anaknya sebagai darah dagingnya. Ayah macam apa itu.
"Sudah, sudah. Saya malas berdebat sama kamu yang nggak akan pernah mengerti suaminya. Saya mau keluar. Saya muak di sini. Apalagi dengar suara bayi nangis." kata Bilson.
Ia keluar dari kamar Aletha dan meraih kunci mobil yang ada di atas meja ruang tamu.
Bilson menutup pintu rumah dengan kuat. Sontak membuat bayi Eril semakin menangis. Soelah dia tau bahwa ayahnya tidak menginginkannya.
"Cup, cup, cup. Sudah ya sayang mama. jangan nangis lagi ya. Mama sama papa mencintai kamu sayang." ucap Aletha menenangkan bayi nya.
"Papa itu bukan nggak sayang sama kamu. Mungkin papa lagi banyak kerjaan di kantor." ucap Aletha lagi.
Dengan berbagai cara akhirnya baby Eril diam dan terlelap setelah diberi ASI oleh Aletha.
Sebenarnya hatinya masih luka atas perlakuan Bilson kepadanya, tapi ia jauh lebih terluka karena Bilson tidak mau menerima baby Eril sebagai anaknya. Ibu mana yang hatinya tidak tercabik-cabik saat mendengar ayah kandung tidak menerima anaknya sebagai darah dagingnya.
Tak terasa air mata sudah menetes di pipi Aletha bak air sungai yang deras yang dari tadi sudah ditahannya dengan susah payah. Tapi sekarang, ia tak bisa lagi menahannya. Sesak rasa di dada. Jika dirinya sering disakiti Bilson ia sudah menerimanya. Ia hanya menganggap Bilson itu khilaf. Dan dengan mudahnya Aletha selalu memaafkannya. Tapi kali ini dia tidak terima Bilson tak mau menggendong baby Eril bahkan meliriknya pun tak mau. Tak sengaja air mata Aletha pun mengucur deras di pipinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
🍫Bad Mood 🍰
undangan kepada seluruh ibu ibu konpleks untuk hadir siang ini di rumah aletha dalam rangka nggebukin bilson rame rame.. 😆😆
2020-10-11
1
Kucing Manis
Aleta pulang aja nak kerumah mama minta bantuan hidup kamu lebih berharga... 😭
2020-09-29
0
chonurv
Dewi wanita nggak bener nih. orang nggak bener ketemunya sama orang nggak bener
2020-09-27
0