Kematian Chloe

Brooklyn, New York.

Di salah satu club terkenal di daerah Brooklyn, salah seorang wanita tengah berpesta dengan beberapa teman-temannya. Malam itu Chloe mengendarai mobilnya menuju kota Brooklyn dan menghabiskan waktunya bersama dengan teman-teman semasa sekolahnya. Dulu ia memang pernah tinggal dengan adik dari Ibunya dan menghabiskan masa sekolahnya disana.

Sebenarnya Chloe terlambat dari waktu yang telah dijanjikan. Ia hanya bergabung sebentar sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul 3 pagi dan mereka memutuskan untuk menyudahi malam itu.

Pesta tersebut memang murni ide dari rencana Chloe dengan beranggapan jika hari itu ia telah sukses membunuh Javier. Sayang, kenyataan pahit membuatnya gagal dan ia tidak ingin merasa frustasi seorang diri. Ia tetap membutuhkan party itu. Mereka ada 5 orang, 2 di antaranya adalah laki-laki. Mereka berpasangan kecuali Chloe.

Chloe tahu pasangannya telah mati beberapa tahun silam. Jika masih hidup, ia yakin malam ini ia tidak akan sendiri. Chloe hanya menertawakan dirinya yang begitu menyedihkan. Saat ini mereka tengah berjalan menuju parkiran mobil sampai seseorang berseru.

"Astaga Chloe, siapa dia? Sepertinya dia dari tadi memperhatikanmu."

Salah seorang wanita dari teman Chloe menunjuk pada sosok seorang pria yang tengah bersandar pada mobilnya. Benar katanya, pria tersebut tengah memperhatikan Chloe dengan sorot matanya yang tajam tertimpa sinar jalan. Baiklah, bukan memperhatikan, lebih tepatnya mengawasi.

Namun Chloe masih belum menyadari siapa gerangan orang tersebut, walau penerangan jalan telah membantu penglihatannya. Hingga akhirnya pria tersebut melangkahkan kakinya dan menghampiri Chloe. Ia tersenyum basa basi kepada beberapa teman mereka, sontak sang wanita langsung terpukau dan menarik Chloe dengan cepat.

“Damn you! Kau tidak bilang kalau sudah punya pacar!

"Dia sungguh tampan, Chloe!"

Pacar? Oh ayolah, dia adalah Leonard dan bukan pacarnya. Tunggu-bagaimana bisa seorang Leonard berada disini? Apakah itu suatu kebetulan?

Tanpa menghiraukan celoteh dari kedua temannya, Chloe menghampiri Leonard dan mencoba menggodanya dengan memperpendek jarak mereka. Alkohol telah menguasai dirinya dan membuat sosok Leonard kala itu terlihat lebih mempesona dari terakhir kali ia bertemu. Ia sangat tampan, dan wanita mana yang bisa menolak pesonanya? Sayangnya ia harus bermain dengan baik, ia tidak bisa menyentuh Leonard walau hatinya sangat ingin. Jika tidak, permainan dengan Javier menjadi berantakan.

"Leo! Apa ini suatu kebetulan kau berada disini?"

Chloe memanggilnya dengan sebutan Leo sebagaimana Javier menyebutnya. Suaranya sedikit serak dan manja, ia menggigit bibir bawahnya agar terlihat lebih sensual di mata pria tersebut. Jemarinya mulai nakal membelai rahang Leonard yang sudah sangat lama ingin ia sentuh.

"Apa kau sudah lama menungguku?"

Leonard berakting santai. Seolah ia memang adalah orang yang ditunggu oleh Chloe. Pernyataan tadi berhasil membuat teman teman Chloe menjerit histeris karena itu terdengar seksi di mata mereka.

Tatapan Leo masih menatap teman-teman Chloe, sementara badannya masih bergeming walau sekeras apapun Chloe menggodanya. Tampaknya ia mulai paham bagaimana seorang Javier terperdaya oleh Chloe.

"Chloe, bersenang-senanglah."

"Ya, bersenang-senanglah! Daahh!"

Mereka melambaikan tangan dan berjalan ke mobil mereka dengan langkah yang gontai karena mabuk.

Sepeninggal mereka, Leonard menangkap tangan Chloe dan dalam satu gerakan, Leonard memutar tubuh wanita itu dan memenjarakan tangannya di belakang.

"Apa kau pikir kau bisa kabur, Ms. Chloe yang terhormat?"

Kini suara Leon yang berat dan terkesan mengintimidasi tersebut terdengar tepat di telinga kanan Chloe. Wanita itu berusaha melepaskan diri, tampaknya ia mulai paham keberadaan Leonard di Brooklyn untuk alasan apa.

"Apa maksudmu kabur? Lepaskan aku, bastard!"

Chloe memekik marah. Namun Leo semakin mencengkeram tangan Chloe dengan erat.

" Sakittt! Lepaskan aku!"

"Kau wanita paling bodoh yang telah menyia-nyiakan Javier! Dia mencintaimu! Shit, harusnya aku membunuhmu dari awal!"

Leonard begitu emosi. Ia membanting tubuh wanita itu hingga Chloe membentur badan mobil yang ada di depannya. Tepat saat Chloe mencoba lari, tangan Leo dengan sigap langsung menahannya. Ia menggiring tubuh Chloe yang setengah mabuk itu ke mobilnya.

"Kau tidak tahu apa-apa, Leo! Tolong lepaskan aku..!"

Kali ini suara Chloe berubah sendu. Ia mencoba merintih meminta belas kasihan pada lelaki yang sudah hilang kendali ini.

Leonard membawa Chloe ke dalam W Motors Lykan Hypersport-nya. Sebuah mobil mewah berwarna hitam yang memiliki kecepatan maksimal 394 kmH. Sepanjang perjalanan Chloe terlihat panik, ia tidak tahu kemana Leonard akan membawanya. Ia juga merasa pening dan ingin sekali tidur karena begitu lelah. Menyadari bahwa mobil yang membawa keduanya melintasi area yang sepi dan Chloe tidak tahu dimana itu, alam bawah sadarnya dipaksa terjaga.

"Keluar!"

Leonard telah mengenakan sarung tangan hitamnya dan menyeret Chloe dengan menarik rambut pendek sebahunya. Mereka kini berada di sebuah gedung tua setelah melalui jalanan gang yang sempit dan sepi.

Tidak lama setelah itu, beberapa anak buahnya datang dari arah belakang Leonard. Mereka sekitar sepuluh orang dengan memakai jas hitam dengan tubuh yang sangat besar. Kecemasan Chloe makin bertambah, ia tidak ingin hidupnya berakhir dengan tragis oleh kesepuluh orang yang dilihatnya sekarang.

"Perhitunganmu salah dengan mencoba bermain api di perusahaanku dan memainkan perasaan Javier."

Mata Leonard berkilat tajam di wajahnya yang datar. Hal itulah yang membuat Chloe makin tidak berdaya.

"Kau menawarkan jadi budak seks untuk Javier, sekarang giliran mereka yang memanjakan mu."

"Kau gila! Tidak! Tidak Leo! Aku akan menjelaskan padamu, tapi tolong lepaskan aku!"

Chloe bersimpuh di kedua kaki Leonard. Tampaknya lelaki itu memang tidak ingin lagi disentuh oleh Chloe, sehingga ia menghempaskan tubuh Chloe dengan satu gerakan kakinya. Tubuh wanita itu membentur dinding. Selanjutnya, ia merangkak dengan payah dan kembali bersimpuh di kedua kaki Leonard.

"Javier telah membunuh kekasihku, dia membunuh pula kedua orangtuaku, Leo! Aku hanya ingin balas dendam padanya!"

"Maksudmu Alvin? Cih, kau tidak tahu apa-apa siapa kekasih yang kau puja itu! Dan satu hal lagi, kau telah salah berurusan dengan organisasi Dragon Blood."

“Dragon Blood?"

Chloe mengulang nama itu. Itu adalah nama organisasi hitam yang memang tidak asing di telinga Chloe. Organisasi itu sangat terkenal dan termasuk jajaran organisasi hitam yang paling ditakuti di dunia. Mereka terkenal sadis, namun keberadaan mereka nyaris tidak dapat dilacak karena terorganisir dengan baik. Bahkan selama ini sosok ketua dibalik Dragon Blood begitu misterius. Orang awam tentu tidak tahu.

"Javier adalah sosok di balik organisasi itu."

Chloe tidak dapat menutupi rasa terkejutnya. Rasa paniknya mulai muncul. Oh, betapa bodohnya Chloe selama ini. Bagaimana mungkin ia tidak bisa melacak kebenaran siapa sebenarnya lawan yang ia hadapi.

Jadi bagaimana Leonard mampu melacaknya walaupun ia telah pergi ke Brooklyn? Jawabannya sangat mudah. Dragon Blood sangat terorganisir, jaringannya menyebar di seluruh dunia. Jadi menemukan seorang Chloe sangat mudah bagi mereka.

Chloe ingin sekali melarikan diri dan meminta tolong, namun sepertinya percuma. Ia berada di dalam sebuah gudang yang ia sendiri tidak tahu di sebelah mana. Tidak ada siapapun, sampai akhirnya ia menyadari Leonard tengah berbicara dengan salah satu anak buahnya, sementara Chloe mencoba menghubungi Daniel di balik tasnya. Chloe tidak sanggup jika harus bermain dengan mereka semua.

"Leo, aku mohon lepaskan aku! Atau lebih baik kau langsung bunuh aku!"

"Usahamu percuma Ms. Chloe, kau akan mati seperti yang telah kau rencakan pada Javier."

Leonard tersenyum dalam raut wajahnya yang datar. Siapapun yang melihatnya akan tahu bahwa itu adalah senyuman iblis.

"Aku sudah menyiapkan sebuah pistol dengan jenis yang sama untukmu setelah mereka merasa puas bermain denganmu."

Leonard duduk di sebuah kursi sambil memainkan sebuah pistol di tangannya. Pistol dengan jenis sama seperti yang akan digunakan oleh Chloe untuk membunuh Javier. Maka dengan cara itulah Leonard akan memastikan bahwa Chloe mati seperti yang diinginkan oleh Javier.

"Tidak! Sial, si brengsek itu sendiri yang bilang tidak akan membunuhku!!"

Leonard terkekeh. Sepuluh anak buah yang berdiri di belakangnya sukses memberikan efek ngeri pada Chloe. Nyalinya makin ciut.

"Bereskan dia."

Leonard sudah selesai dengan basa-basinya. Wajahnya kembali datar dan memberikan perintah kepada anak buahnya. Kesepuluh pria bertubuh besar tersebut segera mendekat pada sosok

Chloe yang tengah terduduk di lantai. Tubuhnya beringsut mundur namun usahanya percuma, mereka menangkapnya dalam hitungan detik.

Leonard tidak tertarik untuk melihat permainan memuakkan mereka, ia beranjak dari tempatnya dan berjalan keluar gedung, menyalakan cerutunya. Willy, asistennya masih berdiri disampingnya.

“Urus sisanya dan pastikan dia mati."

Leonard memindahkan kuasa pistol tersebut kepada Willy. Wajahnya yang datar kembali menyiratkan sesuatu. Perintah Javier telah ia selesaikan.

Tapi siapa sangka, keterlibatannya atas pembunuhan Chloe akan berimbas pada kehidupannya di masa depan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!