Gio mengangguk mengerti. " Jangan sampe adek gw tau , kalo sampe tau Amora pasti khawatir". .
" Baik tuan , ada lagi yang bisa saya bantu ?". Tanya Brian memastikan, sebelum diri nya berpamitan.
" Ga ada lo boleh pergi ". Ucap Gio lantas berlalu pergi meninggalkan Brian.
Di dalam sebuah kamar tamu.
" Nona kekasih nya Tuan muda ya ?". Tanya Yuna sembari membantu Mona menata rambut. Setelah selesai berganti pakaian tentu nya.
Mona menatap pantulan Yuna dari cermin di hadapan nya . " Aku bukan siapa - siapa nya kak Gio kok bik ". Balas nya jujur .
Yuna sontak menghentikan aktivitas nya, masih dengan sisir yang berada di tangan nya. " Tuan muda sama sekali tidak pernah mengajak perempuan lain datang kesini selain nona , jika nona bukan kekasih, mengapa tuan muda mengajak Nona datang kemari ?". Tanya Yuna sama sekali tidak mengerti.
Mona berdecak sebal . " Aku bahkan kemari karena di paksa bik ".
" Maaf nona saya masih belum mengerti apa maksud nona? ".
" Cerita nya panjang ".
" Udah selesai?". Tanya Gio yang langsung masuk tanpa mengetuk pintu.
Kenapa ? Lagi pula ini rumah nya , terserah diri nya bukan jika ingin bertindak semaunya. Toh pintu kamar memang sengaja tidak di biarkan terbuka, mengingat Mona yang memang sudah selesai dengan urusan nya , tentu saja dengan bantuan Yuna .
Yuna merupakan kepala pelayan di mansion Gio , Gio mempercayakan semua urusan mansion pada Yuna , karena wanita setengah paruh baya itu sudah lama bekerja dengan keluarga nya. sebut saja orang tua Yuna sebelum nya memang sudah pernah bekerja pada keluarga Gio hingga Yuna pun kini memilih jalan yang sama seperti orang tua nya , lagi pula ia merasa nyaman karena keluarga Gio adalah majikan yang terbaik menurut nya, meski terlihat cuek juga tegas namun itu justru malah membuat nya nyaman dari pada memiliki seorang majikan yang berwatak seperti nenek lampir.
" Sudah tuan , jika tidak ada yang perlu saya lakukan lagi maka saya akan permisi ". Pamit Yuna lantas pergi meninggalkan ruangan yang hanya terisi oleh Mona bersama dengan Gio . Tentu saja setelah menerima persetujuan dari Gio , Yuna pergi.
" Terima kasih atas kebaikan mu tapi aku harus segera pulang ". Ucap Mona sedikit menunduk kan kepala nya , tak berani hanya untuk menatap wajah tegas nan dingin yang terpancar dari wajah Gio.
" Ada yang harus kita bicarakan ". Balas Gio singkat, memasukkan tangan nya ke dalam saku celana nya.
Tok!
" Gw boleh masuk ?". Sapa Aiden masuk setelah mengetuk pintu dan di angguki oleh Gio, lelaki itu masuk dengan membawa sebuah map di tangan kanan nya .
Menyerahkan map tersebut pada Gio. " Itu yang lo minta bro ". Ucap nya .
Gio bergumam sebagai jawaban, mengalihkan map yang ada di tangan nya pada Mona . " Lo pelajari dulu , setelah itu kalo lo setuju gw tunggu di ruang tengah buat tanda tangan". Ucap Gio setelah menyerahkan map tersebut.
Mona menatap bingung, namun belum sempat diri nya bertanya, Gio telah berlalu pergi meninggalkan diri nya hanya bersama dengan Aiden .
Aiden terkekeh pelan. Maju selangkah lebih dekat dengan Mona, tentu masih menyisakan jarak di antara mereka berdua. " Sorry ya lo pasti ga nyaman dengan sikap Gio ".
Mona menatap Aiden dengan tatapan penuh tanya. " Ini maksud nya apa ?".
" Jadi gini , Gio mau lo jadi guru bimbel buat adik nya yang bentar lagi ada perlombaan antar sekolah, selebihnya lo bisa baca dan kalo lo udah punya keputusan lo tinggal temuin kita di ruang tengah ". Ucap Aiden menjelaskan, tak lupa ia mengakhiri nya dengan senyuman ramah nya pada Mona .
" Seperti apa kata Gio lo bisa pelajari semua termasuk keuntungan yang bisa lo dapat, gw tinggal dulu ". Lagi , Aiden kembali berucap sebelum Mona sempat berkomentar tentang penjelasan yang Aiden lontar kan .
Mona terdiam menatap punggung Aiden yang menjauh berjalan keluar dari ruangan dengan tak lupa menutup pintu ruangan tersebut.
Mona kembali mengangkat map tersebut. " Seperti nya semua orang di sini ingin aku merasa penasaran dan segera membuka mu ". Ucap nya bermonolog.
Tak menunggu lama Mona pun duduk kembali di kursi depan meja rias , membuka map dan membaca satu persatu demi halaman yang tercantum.
**
" Sayang , maaf kan aku tapi seperti nya aku benar benar tidak bisa ikut pulang bersama mu ke Indonesia". Ucap Kafeel masih dengan memeluk istri tercinta nya — Alzena.
Alzena pun kini mempererat pelukan nya. " Apa kau tidak merindukan anak kita , sayang ?". Tanya nya lirih, mencari posisi ternyaman dalam pelukan sang suami.
Kafeel menunduk, mengecup sedikit lebih lama puncak kepala wanita nya itu. " Sungguh aku sangat merindukan Sally anak kita , sayang . Tapi kau tau sendiri hidup ku masih dalam bahaya dan aku tidak ingin nyawa kalian pun ikut terancam karena diri ku".
Alzena mendongak menatap suami nya . " Aku harap aku bisa membantu ". Ucap nya dengan tatapan penuh harap.
Mata teduh Kafeel terpancar jelas di penglihatan Alzena . " Aku mohon jaga anak kita sayang , dia pasti sangat merindukan mu ".
""Good evening. Boarding for ABC Airlines flight number 56K76 to Indonesian will commence immediately. Would all passengers please to proceed to gate C2 and have your boarding pass and ID ready. Thank you". Terdengar sebuah pengumuman yang membuat ke dua nya semakin tak ingin untuk berpisah.
" Kau harus berjanji pada ku untuk tidak menunda waktu makan mu , juga selalu mengabari ku di setiap waktu kosong mu ". Pinta Alzena dengan tatapan yang sulit di artikan.
Kafeel terkekeh pelan, melepas kan pelukan nya . " Kita sudah hampir tua juga selalu bepergian dengan tanpa atau ada nya satu sama lain , tapi sekarang kau justru malah menangis ?". Tanya nya dengan ibu jari nya mengusap air mata sang istri yang telah menetas.
Alzena tersenyum. " Aku hanya bisa bersama mu selama 3 hari di sini , kau rela melepaskan ku ?". Tanya nya dengan isakan kecil yang terdengar.
Tangan Kafeel menggenggam ke dua pundak sang istri, mengecup kening nya singkat. " Tentu aku tidak rela tapi keadaan sekarang tidak mendukung sayang , kau baik - baik di sana jangan lupa mengingat kan Mona untuk selalu bekerja , dia masih punya banyak hutang pada kita ".
Mendengar perkataan sang suami, Alzena mengangguk kan kepala nya, setuju . " Aku telah mengunjungi mu selama 3 hari di negara ini , pasti anak sial*n itu sudah membuat ulah hingga Sally meminta ku untuk cepat pulang ". Balas Alzena mengerucut kan bibir nya sebal .
" Tenang lah sayang , selama penerbangan kau lebih baik tidur agar ketika sampai kau bisa memarahi anak tidak tau diri itu sesuka hati mu, dan jangan buat diri mu kelelahan ".
" Baik lah , kau akan segera pulang menyusul ku kan ?". Tanya Alzena sebelum diri nya benar - benar berada di dalam penerbangan.
" Aku akan pulang setelah semua urusan ku di sini selesai sayang , Semoga tidak akan lama karena aku sendiri belum pasti bisa memastikan nya ".
"Attention, please. This is the final boarding call for passengers Alzena Williamson booked on flight 56K76 to Indonesian. Please pass on to gate A-3 immediately. The final checks are to be completed soon and the aircraft doors are to be closed in approximately five minutes time. I repeat. This is the final boarding call for Alzena Williamson . Thank you. ". Lagi dan lagi terdengar pengumuman yang menyebutkan nama Alzena yang mengatakan jika 5 menit lagi pesawat yang ia naiki akan segera lepas landas.
CUP
Di kecup nya kening Alzena sedikit lebih lama oleh Kafeel, sebelum akhir nya istri nya itu benar - benar memasuki pintu keberangkatan, Alzena melambai kan tangan nya sebelum akhir nya benar - benar masuk ke dalam pesawat yang pintu nya sudah akan di tutup .
**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments