" kamu yakin dia ga suka sama kak Sally?". Tanya Mona , menatap tidak yakin ke arah Linda.
" Ya, gw yakin banget , lagian 1 kampus udah pada tau kok , meski pun di tolak beberapa kali, Sally tetep aja tuh ngejar - ngejar kak Gio ". Kekeh Linda seakan puas. " Kak Gio ganteng banget sih , mapan dan jadi cowok terpopuler di 1 universitas kita ".
" Menurut aku biasa aja ".
Linda menatap tak percaya ke arah Mona. " Biasa aja ? Coba deh lo liat , seganteng dia lo anggap biasa aja ?".
" Hm iya - iya , tapi kenapa kak Sally di tolak kan dia cantik ?". Lagi , Mona kembali bertanya masih dengan topik yang sama.
Linda membenarkan posisi duduk nya, sedikit mendekat ke kursi Mona . " Karena kak Gio itu definisi cowok yang ga bisa di gapai , kecuali pake imajinasi lebih tepat nya ngehalu ".
" Dia jual mahal ?".
" Mungkin iya , tapi lebih tepat nya karena dia terlalu ganteng , kaya raya dan punya pengaruh yang besar".
" Terus mereka semua berharap kak Gio suka sama mereka ?". Tanya Mona dengan tatapan terarah pada barisan mahasiswi yang setia menunggu pertandingan basket berakhir, tentu nya menunggu Gio yang pasti kehausan setelah bertanding menjadi kan itu sebuah kesempatan bagi mereka untuk memberikan perhatian nya pada Gio.
" Iya, saking berpengaruh nya Kak Gio , banyak yang suka sama dia tapi ga berani suka secara terang - terangan ".
" Kenapa? Kalo kaya gitu kan sama aja terang - terangan ?". Tanya Mona dengan tangan nya menunjuk pada sekumpulan mahasiswi yang memegangi botol juga handuk kecil di tangan mereka . Lalu kembali mengarahkan pandangan pada Linda.
" Kalo cuma kaya gitu kata nya sih Sally ngizinin, karena kata dia , mau kasih kesempatan ke mahasiswi yang lain , tapi kalo lebih dari itu , besok pasti di labrak sama Sally and the gank ".
Obrolan ke dua nya berhenti tatkala mendengar suara nyaring peluit yang menandakan pertandingan telah berakhir.
" Parah banget, banyak cewek yang nungguin lo Gio". Ucap Aiden menyugar rambut nya ke belakang, menyingkap baju nya setelah memperlihatkan otot - otot perut nya yang berbentuk kotak.
Namun berbeda dengan Gio, di saat ia melihat ada banyak perempuan yang berlarian menuju ke arah nya , juga saling berebutan memberikan minuman dan handuk mereka untuk nya . Gio justru terdiam tak merespon, ia terpaku di saat pandangan nya tak sengaja tertuju pada Mona yang duduk di tribun penonton di barisan ke dua .
Sedang kan di sisi lain, Sally bersama teman - teman nya yang juga duduk di tribun , namun agak jauh dari Mona merasa jika Gio tengah memandang nya .
Sontak hal tersebut membuat diri nya heboh bersama dengan teman - teman nya , bagaimana tidak , penantian nya selama ini akhir nya terwujud, Gio membalas rasa suka pada diri nya .
Sally pun bangkit berdiri melambai kan tangan nya ke arah Gio . Di dukung dengan teman - teman nya .
" Kak Gio ga mau ambil minuman atau handuk dari kita ?".
" Kita udah capek- capek nungguin kamu sampe selesai pertandingan loh".
" Iya kak ini minuman pasti haus ".
" Mau aku bukain ga ?".
Itu lah kira nya yang Gio dengar dari beberapa cewek yang berkumpul di depan nya , sedangkan sahabat nya — Aiden sibuk dengan beberapa permintaan mahasiswi yang ingin berfoto dengan nya .
Jangan salah Aiden juga tak kalah populer nya dari Gio, terlebih lagi banyak yang telah mengetahui jika Aiden sudah bekerja di usia nya yang masih muda , merintis bisnis nya.
Gio masih diam tak menjawab, ia beralih pergi begitu saja , membelah keramaian nya di depan nya .
Gio keluar dari lapangan, membuat Sally melompat merasa bahagia karena ia berfikir Gio yang akan menghampiri nya .
Namun ternyata dugaan nya salah ketika Gio lebih memilih naik ke atas tribun , barisan nomor 2 . Yaitu tepat menghampiri Mona yang ternyata kembali fokus dengan obrolan nya bersama Linda.
" Ehem...". Terdengar suara berat Gio mengalihkan perhatian Mona juga Linda.
" Eh.. hmm iya kak ada apa ?". Tanya Linda kikuk sekaligus takut , ketika ia melihat cowok terpopuler di universitas mereka berdiri tepat di hadapan nya juga Mona. .
Sekaligus merasa was - was karena ada banyak sorot mata yang memandang ke arah mereka , termasuk Sally yang menatap mereka penuh permusuhan.
" Lo punya air ?". Tanya Gio tanpa basa basi , tatapan nya mengarah pada Mona .
" Ada tapi tinggal setengah botol". Ucap Mona dengan tangan gemetaran, membuka tas nya .
" Ga apa - apa , gw haus banget ". Lagi suara Gio mampu menghipnotis Mona.
Gadis itu pun segera mengulur kan botol air nya , juga memberikan beberapa lembar tisu yang ia bawa . " Ini ".
Tanpa berfikir panjang, Gio meminum habis air milik Mona . Gadis itu dapat melihat jakun Gio yang naik turun ketika tengah menenggak air minum nya hingga tandas tanpa tersisa.
" Lo ga mau bantu ngusapin?". Tanya Gio tanpa merasa sungkan pada Mona yang mengulur kan beberapa lembar tisu pada nya .
" Udah usapin aja , ini kesempatan ga datang 2 kali Mona ". Bisik Linda lirih.
" Tapi aku ga mau Lin". Mona pun juga menjawab lirih teman nya itu, tak ingin Gio mendengar nya dan tersinggung.
Namun mereka salah , Gio tersenyum tipis mendengar apa yang tengah mereka bahas.
" Ya udah nih botol nya , gw balikin dan 1 hal lagi , sebagai tanda terima kasih lo tungguin gw di taman kampus". Pinta Gio mengembalikan botol milik Mona , dan mengambil tisu yang masih berada di tangan gadis itu .
" Gw harus kasih perhitungan sama tu cupu ". Sally melipat tangan nya di depan dada, menahan amarah nya yang jelas tengah meluap - luap di dalam diri nya.
Kate yang menyadari bahwa Sally tengah dalam keadaan suasana hati yang buruk itu pun mengajak sahabat nya untuk pergi.
Sedang kan di sisi lain , banyak mahasiswi yang mengatakan hal tidak baik mengenai Mona .
' masa iya sih kak Gio selera nya modelan kaya Mona ?'.
' Sumpah ga banget deh '.
' jangan - jangan Mona pake ilmu - ilmu pelet? '.
' mungkin aja sih , padahal tiap hari gw skincare an biar kak Gio suka sama gw '.
" Gw harap lo nungguin gw di sana , karena gw harus ada pertemuan dulu sama anak mapala yang lain ". Pinta Gio lagi . Terdengar memaksa membuat Mona tak ada pilihan lain.
Terlihat Mona pun mengangguk kan kepala nya setuju.
" Gio , ayo cepetan ". Panggil Aiden dari bawah tribun .
" Gw duluan dan thanks buat minum sama tisu nya ". Ucap Gio mengangkat tisu, tak ketinggalan dengan senyum manis nya yang jarang ia perlihatkan pada siapa pun . Sebelum akhir nya turun dan pergi bersama Aiden .
" Mona!!! ". Teriak Linda antusias. " Selamat ya lo cewek pertama yang di lirik Kak Gio ". Linda lantas memeluk Mona erat .
" Apa an sih kamu jangan lebay deh ". Ucap Mona seakan menetral kan diri nya yang tengah salah tingkah dan melepas kan pelukan Linda.
" Heh ! Cupu , lo pasti pake pelet kan buat dapetin Gio ". Bentak salah satu mahasiswi yang jengah dengan pemandangan yang baru saja ia lihat.
" Nggk aku ga pake apa pun yang nama nya pelet kak ". Balas Mona jujur menatap ke arah senior nya itu.
" Udah nanti juga bakal kena sama si Sally ". Ajak salah satu teman nya untuk menjauh .
" Gini ya kak , bukan aku mau ngelawan tapi kakak bisa lihat sendiri kan ? Kalo ga Gio yang datang kesini ". Ucap Linda berani . Bahkan gadis itu melangkah kan kaki nya maju . Membuat senior nya mundur satu langkah.
Perempuan itu pun mendorong pundak Linda ke belakang. " Lo masih baru di sini , Jangan sok - sok an ".
" Udah kita pergi aja , ini udah waktu nya pulang , ayok ". Ajak teman nya itu .
Sedangkan Mona menarik tangan Linda, di saat ia melihat Linda yang masih tak mau kalah . " Temenin aku nungguin Kak Gio di taman mau ? ". Tanya Mona mengalihkan perhatian Linda dari orang yang baru saja melabrak nya .
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments