Merenung.

Di sebuah kursi taman yang menghadap tepat ke arah danau dengan penerangan lampu taman yang berjejer rapi . Seorang gadis duduk termenung dengan lelah yang di rasa nya .  Hari telah menjelang malam namun ia masih belum mendapatkan pekerjaan yang cocok dengan keahlian nya.

Meski Mona tau kedua orang tua nya tak akan pulang untuk malam ini , namun nyata nya Mona tak berani untuk pulang . Gadis itu berniat untuk mencari pekerjaan lagi hingga diri nya benar - benar lelah .

Persetan dengan luka - luka juga rasa ngilu yang tengah diri nya rasa kan . Mona merasa tak boleh menyerah karena diri nya tak mau kehilangan keluarga angkat nya . Lagi pula diri nya bekerja juga untuk membalas budi baik keluarga nya .Terdengar polos tapi memang itu adalah diri nya .

Tak ada waktu bagi nya untuk bermalas - malasan. Beruntung nya tak ada kuliah yang harus di kerjakan sekarang ini, membuat nya ingin berlama - lama dengan mengistirahatkan pikiran nya di tepi danau seperti yang telah menjadi kebiasaan nya sebelum nya , terlepas hari ini begitu banyak ujian yang ia hadapi sendiri an.

Sedangkan di sisi lain . Sebuah mobil BMW hitam  terparkir tak jauh dari tempat Mona berada . Terdapat 2 orang lelaki yang baru saja  mengamati Mona dari dalam mobil.

" Kaya nya kita udah keduluan sama orang lain deh ". Ucap nya di dalam mobil pada sahabat nya yang duduk di kursi penumpang.

" Gw pengen lo cari tau tentang gadis itu ". Balas lelaki yang duduk di kursi penumpang.

Nathaniel Gionino Putra — lelaki berjaket hitam itu turun dari dalam mobil. Dapat di lihat jika wajah nya yang tampan seakan bersinar di antara gelap nya langit . Hidung mancung , garis rahang yang tegas , tatapan tajam juga postur tubuh tinggi nan tegap . Jangan lupakan pula pembawaan nya yang penuh wibawa, berkharisma dan juga tegas, sedang kan Sorot mata nya tetap dingin nan tajam ketika memperhatikan Mona dari arah belakang gadis itu .

Melihat sahabat nya turun , lelaki yang duduk di kursi kemudi itu pun ikut turun. " Tapi Gio , gw pikir gadis itu lagi  bersedih". Balas Aiden—sahabat nya  . Gio begitu mempercayai Aiden hingga kemana Gio pergi maka tentu nya Aiden akan pergi ikut bersama nya.

Ada jeda beberapa saat , tampak nya Gio tengah mempertimbangkan sesuatu.

" Gw penasaran dengan gadis itu ". Balas Gio pada akhir nya . " Lo hampiri dia terus bawa kamera tersembunyi ".

" Lo  yakin ? Gw  pikir hal ini ga  akan terjadi ". Tanya Aiden dengan berani nya diiringi sebuah tawaan kecil.

Gio menarik ujung bibir nya membentuk senyuman yang menakutkan bagi Aiden. " Lo pikir gw guy ? Bego!".

" Sorry bro , kalo gitu gw  akan menghampiri  gadis itu sekarang ". Ucap Aiden , kembali membuka pintu mobil, meraih sesuatu dari dalam dasboard,  mengambil kamera tersembunyi yang langsung tersambung pada iPad milik Gio .

" Jangan terlalu dekat dengan nya ". Perintah Gio tiba - tiba .

" Oke , lo tenang aja ".  Dapat Gio lihat , Aiden yang telah menyelip sebuah kamera kecil di saku kemeja nya , dan berjalan menuju kursi tempat Mona berada .Sesuai perintah dari bos sekaligus sahabat nya itu .

Aiden yang memang bersahabat dengan Gio dari mereka masih duduk di bangku SMP itu memilih bekerja di perusahaan milik Gio yang saat ini sama - sama  berstatus sebagai mahasiswa akhir semester tahun ini.

Alvaro Negredo —Ayah Gio yang notabene adalah seorang  pebisnis yang terkenal akan kehebatan nya dalam mengembangkan ide - ide baru dalam dunia bisnis itu mengajarkan kepada anak pertama nya itu  untuk bisa mengelola perusahaan sejak masih duduk di bangku SMA . Sedang kan adik nya meski tengah duduk di bangku SMA untuk tahun ini , namun Alvaro masih belum terlalu mewajibkan .

Hingga tak heran jika Gio banyak di puji karena ketampanan nya juga kepandaian nya  dalam urusan dunia bisnis sama hal nya seperti ayah nya .

Sedang kan ibu nya telah lama meninggal dunia di saat melahirkan adik perempuan nya . Itu sebab nya Gio menutup hati bagi setiap gadis yang mendekati nya . Bukan karena apa , namun ia masih tak menemukan seseorang yang bisa mengganti kan kelembutan dari sosok ibu nya .

Adik nya bernama Amora Albertina memiliki sifat yang sangat lembut, jika kebiasaan nya Anak orang kaya atau orang  terpandang akan bersikap sombong, namun beda dengan diri nya . Amora bahkan pernah berpura pura menjadi seorang yang miskin hanya untuk mendapatkan teman yang tidak memandang nya karena harta yang di milikinya, namun murni karena ingin berteman baik dengan tulus.

Alvora— sang ayah terlahir dari Australia sedang kan ibu mereka — Bunga Atmaja terlahir di Indonesia, dan saat ini Alvaro tengah berada di Australia karena memang perusahaan utama mereka yang berada di sana . Sedang kan Gio di beri kepercayaan untuk mengurus perusahaan mereka di dalam negeri, sekaligus menyelesaikan studi nya yang tinggal beberapa bulan lagi juga menemani adik nya—Amora yang juga tengah bersekolah di Indonesia.

" Permisi, boleh gw gabung duduk di sini ga?".Tanya Aiden dari samping , membuat Mona sontak menoleh. " Maaf lo kaget ya , gw ga ada maksud buat ngagetin". Lagi , Aiden kembali membuka suara nya merasa tak enak telah menggangu gadis yang belum ia ketahui nama nya itu .

" Ah iya ga apa - apa ". Ucap Mona sedikit gugup, sekaligus menggeser tubuh nya memberikan tempat untuk lelaki asing itu duduk .

Mona meletakkan ke dua tangan nya di atas lutut nya , meremas nya pelan menghilangkan perasaan gugup nya , baru pertama kali bagi nya duduk 1 kursi dengan seorang lelaki karena sebelum nya tak ada yang pernah mau duduk bersama karena status nya yang sekolah karena bea siswa di sekolahan elite.

" Lo takut ya ? Gw ada di sini ?". Tanya Aiden hati - hati setelah memperhatikan kegugupan Mona , tak ingin apa yang di katakan nya justru malah menyinggung .

Mona terkekeh pelan ." Nggk kok , aku ga takut , cuma ga terbiasa aja ".

Dari dalam mobil , dengan tatapan yang tertuju pada layar iPad nya dan yang tengah menunjukkan wajah cantik dari seorang gadis yang seperti nya pernah ia temui sebelum nya, Gio terpesona akan kecantikan natural yang terpancar dari gadis itu , namun sial nya untuk saat ini Gio masih belum terlalu mengingat di mana tepat nya mereka pernah bertemu.

Ya—kamera tersembunyi yang Aiden bawa memang di pasang sengaja menghadap wajah Mona .

Aiden menghela napas panjang nya. " Gini deh biar lo jadi terbiasa, gimana kalo kita kenalan ?". Tanya Aiden sembari mengulurkan tangan nya . " Panggil gw Aiden ".

Sempat ragu untuk menerima uluran tangan dari Aiden , namun akhir nya Mona menerima nya , tak ingin membuat orang yang ingin mengenal nya kecewa . " Aku Mona mirabele , panggil aja Mona ".

Aiden mengangguk, mengerti. " Nama lo bagus kaya orang nya cantik". Puji Aiden .

Dan dapat di dilihat jika mona tersipu malu mendengar nya .

Beda hal nya dengan Gio yang berada di dalam mobil, lelaki itu merasa geram dengan sahabat nya yang selalu seperti itu dengan banyak perempuan yang di temui nya.

" Awas aja lo ya , pulang ke sini gw tonjok lu ". Gumam Gio.

**

" Mau di ikutin ?" . Tanya Aiden yang baru saja masuk ke dalam mobil .

" Boleh ". Balas Gio singkat, kembali menyimpan iPad milik nya ke dalam dasbor mobil.

Aiden tak menjawab, lelaki itu sibuk mengenakan sabuk pengaman nya sebelum akhir nya menyalakan mesin mobil dan mengikuti taksi online yang sebelum nya ia pesan kan untuk mengantar Mona pulang.

" Lo ngerasa kasian ga sih , liat Mona tadi ? Ya sekali pun dia ga cerita banyak sih ". Tanya Aiden tiba - tiba, menoleh pada Gio yang masih sibuk dengan ponsel milik nya .

" Gw suruh Amora buat jadi teman dia ".

" What ? Lo yang bener aja bro , kita baru kenal ini , Amora mana kenal sama dia ?". Tanya Aiden kembali menoleh pada Gio setelah sebelum nya memfokuskan diri nya pada jalanan.

Gio menoleh dengan tatapan dingin nya . " Lo kaya ga tau Amora aja ". Balas nya sinis ".

Aiden menghela napas berat nya, tak ingin bertanya atau mengatakan apa pun karena ia tahu jika Gio saat ini tak bisa di tanya - tanya .

" Tunggu dulu ! sebelum gw diam nih , kita ngikutin doang atau mau mampir?". Tanya Aiden memastikan.

" Ikutin aja ". Balas Gio singkat.

Ya—Gio memang pelit suara , dia akan mengatakan hal seperlunya saja . Entah lah dari dulu semenjak ibu nya tiada , Gio menjadi seperti ini  dan itu adalah pendapat Aiden selaku sahabat nya sejak dulu .

Tak lama kemudian, taksi online yang di tumpangi oleh Mona berhenti di sebuah rumah dengan bangunan yang berdiri kokoh nan megah .  Pagar - pagar berdiri mengelilingi rumah itu .

" Maaf nona , taksi nya sudah di bayar via transfer ". Ucap sang sopir, kala Mona memberikan uang pada nya .

Mona mengernyit heran , sejak kapan diri nya membayar ? ." Tapi pak , kan saya belum bayar sama sekali ".

Sopir tersebut pun sedikit membalik tubuh nya ke belakang. " Akun yang memesan jasa taksi saya telah membayar nya Nona, jadi nona tidak perlu membayar lagi ".  Balas nya lagi menjelas kan .

Gadis itu mengangguk kan kepala nya. " Kalo gitu saya turun sekarang, terima kasih ya pak ". Ucap Mona yang kemudian turun , dengan kembali menaut kan tas nya di pundak.

Masuk ke dalam , gerbang terbuka dengan sendiri nya karena sistem sensor yang melengkapi kecanggihan nya .

Dari tempat yang tidak terlalu jauh , Aiden merasa heran. Bukan kah Mona tadi mengatakan jika gadis itu tengah mencari pekerjaan? .

" Wah parah sih ini , lo liat sendiri kan ? Tuh cewek bohong man ". Celetuk Aiden menepuk pundak Gio.

" Gw rasa dia ga bohong ".

Aiden menatap tak percaya ke arah Gio. " Lo ga percaya ? , cewek itu tadi keliatan miskin dan ternyata dia punya rumah segede ini ".

Gio lantas menoleh ke arah Aiden , menatap tak suka dengan ucapan sang sahabat. " Lo lupa dengan luka memar di wajah nya ? Di tangan nya ? ". Ucap Gio balik bertanya.

Aiden terdiam, benar apa yang di katakan Gio , luka yang terdapat pada wajah , leher juga tangan Mona terlihat luka nyata dan bukan luka polesan dari make up. Tapi diri nya masih terheran dengan Mona yang terlihat menyedihkan namun tinggal di rumah yang megah .

" Apa jangan - jangan dia punya mak tiri ya ? Yang kayak di film - film , Mak tiri nya jahat ke anak nya gitu ". Ucap Aiden menduga - duga .

Gio menatap jengah sahabat nya . " Lo lama - lama makin ngelantur, kita pulang sekarang ". Perintah nya dan langsung di setujui oleh Aiden meski diri nya masih penasaran dengan Mona .

Episodes
1 Prolog
2 Benci ?.
3 Penculikan.
4 Derita.
5 Terluka.
6 Di pecat.
7 Merenung.
8 Tumbuh Rasa Penasaran??.
9 Basket.
10 Tentang dia .
11 Tercebur ke dalam kolam.
12 Mengetahui kenyataan yang tak terduga.
13 Bandar udara internasional John F. Kennedy.
14 Tanda tangan kontrak.
15 Cerita masa lalu?.
16 Kalung berbentuk bulan sabit.
17 Mata - mata .
18 Berondong nya nyonya.
19 “Aku harus gimana Gio ?”
20 Harga diri.
21 Rahasia?
22 BAB 22 Rem*s*n.
23 Jangan di baca ya:)
24 Perpustakaan.
25 Bersikap egois demi mendapatkan cinta?!.
26 Mansion
27 Makan siang
28 MENGINAP?!
29 Bimbang
30 " Ga romantis ".
31 Kisah sedih
32 RESMI PACARAN??.
33 Perlakukan Kasar.
34 Tamparan keras.
35 Janji pertemuan Alessandro dengan Alvaro.
36 KABUR DARI RUMAH ??.
37 Kecupan singkat.
38 Kubu yang kuat.
39 Pertama kali ciuman?!
40 Untuk jadi selamanya.
41 Damn morning!!
42 GUDANG PENGAP.
43 Sweety ??
44 Keluarga palsu .
45 BLACK CARD
46 Lembut tapi menuntut?!
47 Bocah baru kemarin sore ?!.
48 Singa?!
49 Hampir saja.
50 Kecupan singkat.
51 ROKOK...
52 KUE CANTIK..
53 PESAWAT PRIBADI.
54 Secara paksa??!
55 Rencana ?.
56 DADA SESAK.
57 RUMAH SAKIT.
58 " Ga secantik kamu ".
59 BIMBANG?!.
60 Informasi
61 KADO BESAR?!
62 Cerita?
63 Mengulang
64 Tangguh bukan berarti tidak rapuh.
65 MAINAN
66 Pengejaran.
67 Kantor polisi
68 Hukuman
69 Kamar?!
70 Edwin
71 Sally
72 Satu bulan kemudian.
73 Merias wajah nya
74 Di temui pria asing di club?
75 Makan malam ?!
76 Di bawa secara paksa.
77 Perasaan Jacob?!.
78 Rasa kesal Gio.
79 Melayani Gairah Jacob?!.
80 Sebuah Villa.
81 Acara ?!
82 Lamaran
83 Model dadakan
84 Tanda tanya
85 Menginap di Villa
86 Makan malam
87 Mona pergi ke pasar.
88 Izin keluar.
89 Ciuman
90 Tanggung jawab?!
91 Beruntung tak terfikir untuk mencelakai gadis itu.
92 Makan malam
93 Ditinggal pergi
94 Permainan di atas tempat tidur
95 Wanita
96 Pertemuan
97 Kesal
98 Bermain
99 Kekhawatiran
100 Masih menunggu untuk bertanya
101 Makan siang.
102 Dia lagi ?.
103 Khawatir
104 Penjelasan
105 Rencana
106 Rencana 2
107 Kediaman Mona
108 Foto berduaan
109 Tiba - tiba datang?!
110 Kalut
111 BERITA TV
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Prolog
2
Benci ?.
3
Penculikan.
4
Derita.
5
Terluka.
6
Di pecat.
7
Merenung.
8
Tumbuh Rasa Penasaran??.
9
Basket.
10
Tentang dia .
11
Tercebur ke dalam kolam.
12
Mengetahui kenyataan yang tak terduga.
13
Bandar udara internasional John F. Kennedy.
14
Tanda tangan kontrak.
15
Cerita masa lalu?.
16
Kalung berbentuk bulan sabit.
17
Mata - mata .
18
Berondong nya nyonya.
19
“Aku harus gimana Gio ?”
20
Harga diri.
21
Rahasia?
22
BAB 22 Rem*s*n.
23
Jangan di baca ya:)
24
Perpustakaan.
25
Bersikap egois demi mendapatkan cinta?!.
26
Mansion
27
Makan siang
28
MENGINAP?!
29
Bimbang
30
" Ga romantis ".
31
Kisah sedih
32
RESMI PACARAN??.
33
Perlakukan Kasar.
34
Tamparan keras.
35
Janji pertemuan Alessandro dengan Alvaro.
36
KABUR DARI RUMAH ??.
37
Kecupan singkat.
38
Kubu yang kuat.
39
Pertama kali ciuman?!
40
Untuk jadi selamanya.
41
Damn morning!!
42
GUDANG PENGAP.
43
Sweety ??
44
Keluarga palsu .
45
BLACK CARD
46
Lembut tapi menuntut?!
47
Bocah baru kemarin sore ?!.
48
Singa?!
49
Hampir saja.
50
Kecupan singkat.
51
ROKOK...
52
KUE CANTIK..
53
PESAWAT PRIBADI.
54
Secara paksa??!
55
Rencana ?.
56
DADA SESAK.
57
RUMAH SAKIT.
58
" Ga secantik kamu ".
59
BIMBANG?!.
60
Informasi
61
KADO BESAR?!
62
Cerita?
63
Mengulang
64
Tangguh bukan berarti tidak rapuh.
65
MAINAN
66
Pengejaran.
67
Kantor polisi
68
Hukuman
69
Kamar?!
70
Edwin
71
Sally
72
Satu bulan kemudian.
73
Merias wajah nya
74
Di temui pria asing di club?
75
Makan malam ?!
76
Di bawa secara paksa.
77
Perasaan Jacob?!.
78
Rasa kesal Gio.
79
Melayani Gairah Jacob?!.
80
Sebuah Villa.
81
Acara ?!
82
Lamaran
83
Model dadakan
84
Tanda tanya
85
Menginap di Villa
86
Makan malam
87
Mona pergi ke pasar.
88
Izin keluar.
89
Ciuman
90
Tanggung jawab?!
91
Beruntung tak terfikir untuk mencelakai gadis itu.
92
Makan malam
93
Ditinggal pergi
94
Permainan di atas tempat tidur
95
Wanita
96
Pertemuan
97
Kesal
98
Bermain
99
Kekhawatiran
100
Masih menunggu untuk bertanya
101
Makan siang.
102
Dia lagi ?.
103
Khawatir
104
Penjelasan
105
Rencana
106
Rencana 2
107
Kediaman Mona
108
Foto berduaan
109
Tiba - tiba datang?!
110
Kalut
111
BERITA TV

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!